Anda di halaman 1dari 40

Pertemuan 10

INDIKATOR STATUS GIZI


INDIKATOR STATUS GIZI
Indikator status gizi:
1. tanda-tanda yang memberikan indikasi ttg keseimbangan antara
intake dan kebutuhan zat gizi (nutriture).
2. Didasarkan pada dampak dari nutriture (pertumbuhan fisik,
perkembangan mental, motorik dan prilaku serta proses
biologis).
3. Dapat diukur secara kuantitatif maupun kualitatif dgn metode
pengukuran/observasi yang baku dan tersedia rujukannya.
4. Metode pengukuran yang digunakan ada yang mudah, murah dan
secara luas, ada pula yang memerlukan keahlian khusus dan
mahal biayanya.

Beberapa contoh indikator status gizi:


1. Gambaran pertumbuhan fisik 4. Kadar vitamin A darah
2. Kadar haemoglobin 5. Gambaran motorik
3. Pembesaran kelenjar gondok 6. Perkembangan mental dan
prilaku.
Antropometri

Antropos : tubuh
Metros : ukuran

Jelliffe (1966)

Nutritional anthropometry is measurement of the


variation of the physical dimentions and the gross
compotition of the human body of different age
levels and degree of nutrition.
Contoh jenis antropometri yang digunakan untuk
indikator status gizi:
1. Tinggi/panjang badan
2. Berat badan
3. Lingkar lengan atas
4. lapisan lemak bawah kulit (biceps, tricep,
subscapula, suprailiac)
5. Lingkar kepala

Sebagai indikator status gizi ukuran di atas biasanya


dirujukkan terhadap umur atau terhadap ukuran tubuh
lainnya.
Ukuran tubuh Indikator status gizi

1. Berat badan (BB) -Berat badan menurut umur (BB/U)


-Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
-Indeks massa tubuh (BB/TB2)
(BB dalam kg dan TB dalam meter)

2. Tinggi badan (TB) -Tinggi badan menurut umur (TB/U)


3. Lingkar lengan atas - Lingkar lengan atas menurut umur
(LLA/U)
4. Lingkar kepala (LK) -Lingkar kepala menurut umur (LK/U)

Diantara antropometri diatas, yang paling sering digunakan untuk


indikator status gizi secara luas ialah:
1. Berat badan, dan
2. Tinggi badan
GAMBARAN STATUS GIZI YANG DIBERIKAN OLEH
UKURAN BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN

Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) sebagai indikator status gizi
memberikan gambaran status gizi yang berkaitan dengan masalah
Kurang Energy Protein (KEP).

Kurang Energy Protein (KEP) merupakan salah satu masalah gizi utama
yang sebenarnya sangat luas dan biasanya di sertai dengan munculnya
gangguan-gangguan gizi lainnya.

BB dan TB sebagai indikator suatu gizi dapat dikumpulkan dengan


mudah, oleh siapa saja (tidak perlu ahli) yang dilatih secara
sederhana, tidak mahal dan dapat dilakukan secara luas dilapangan.
INTERPRETASI STATUS GIZI K.E.P BERDASARKAN
INDIKATOR BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN

Indikator Istilah asing Gambaran status gizi


BB/U Underweight Saat Kini (akut)

TB/U Stunting Saat lampau (kronis)

BB/TB Wasting Saat kini (akut-kronis)

Bagaimana kita dapat menginterpretasikan status gizi anak?

Bandingkan angka berat badan atau tinggi badan dengan


angka rujukan yang disediakan oleh WHO-NCHS apakah BB
atau TB anak bersangkutan berada dalam batas-batas
normal, kurang atau lebih
Berat Badan
Indeks BB/U (Berat Badan menurut umur)

----> memberikan gambaran massa tubuh,


----> labil
----> menggambarkan status gizi saat ini
(current nutritional status)

Kelebihan:

 Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti masyarakat,


Sensitif untuk perubahan status gizi jangka pendek,
Dapat mendeteksi kegemukan.
Kelebihan TB/U
 Tinggi Badan tidak cepat naik dan tidak mungkin turun,
 Pengukuran relatif sulit,
 Ketepatan umur sulit diperoleh.

Indeks BB/TB
Kelebihan indeks BB/TB:

 Berat badan dan tinggi badan berhubungan linier,


 Tidak memerlukan data umur,
 Dapat membedalkan proporsi berat badan (gemuk, normal,

kurus)
Kekurangan BB/TB
 Perlu dua macam alt ukur,
 Pengukuran lebih lama,
 Membutuhkan 2 orang untuk melakukannya,

Indeks LLA/Umur:
Kelebihan:
 Indikator KEP berat,
 Murah dan dapat dibuat sendiri,
 Alat dapat diberi warna untuk tingkat keadaan gizi,
Kekurangan:
 Hanya dapat mengidentifikasi anak yang KEP berat,
Kurang Energi dan Protein
.
Kekurangan Energi dan Protein
 Suatu keadaan kekurangan gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi
energi dan protein dalam makanan sehari-
hari.
 Konsumsi energi dan zat gizi tidak
memenuhi Anjuran Kecukupan Gizi sehari.

 Click for Procedures


Document
Penyebab KEP
 Langsung
 Asupan makanan yang tidak cukup

 Sekunder
 Penyakit infeksi
 Malabsorpsi
 Gangguan utilisasi
 Kebutuhan yang meningkat
Dampak Kurang Gizi

Penyebab lsg Mak. Tdk seimbang Penyakit infeksi

Penyebab tdk Tdk persediaan Pola Asus tdk Sanitasi dan


langsung memadai airbersih/Pelay.Kes.
pangan
Dsr tdk memadai

Kurang Pendidikan,Pengetahuan dan ketrampilan

Pokok masalah di Kurang pemberdayaan


Wanita dan keluarga,kurang pemanfaatan
masyarakat
Sumberdaya masyarakat

Pengangguran,inflasi,kurang pangan dan kemiskinan

Akar Masalah Krisis Ekonomi,


( Nasional) Politik dan sosial

Sumber: Unicef
Penyebab (lanjutan)

 Host (anak)
 Kemampuan anak belum sesuai
 Kebutuhan gizi/kg BB meningkat
 Penularan penyakit
 Sosial budaya
 Agent
 Infeksi
 Campak
 Diare, dll
 Environment
 Keadaan sosial ekonomi rendah
 Faktor biologis ibu sewaktu hamil
Cara Penentuan KEP

 Klasifikasi Gomez
 Klasifikasi McLaren
 Klasifikasi Wellcome
 Klasifikasi WHO

Back
Klasifikasi Gomez

Klasifikasi % BB/U

Normal 91-110
Mildly underweight 76-90
Moderately underweight 61-75
Severely underweight <60
Klasifikasi McLaren

Klasifikasi % BB/U

Overweight  109
Normal 90-109
Underweight, mild 85-89
Undernourished, moderate 75-84
Undernourished, severe <75
Back
Klasifikasi Wellcome

% TB/U  % BB/TB
 85 < 85

 90 Normal Wasted

< 90 Stunted Stunted


and Wasted

Back
Klasifikasi WHO

Klasifikasi (BB/U) Z score

Lebih > 2 SD
Normal -2 SD s.d. 2 SD
Kurang -3 SD s.d. - 2 SD
Buruk < - 3 SD

Back
Marasmus
 Dominan kekurangan energi
 Aktifitas fisik menurun
 Pertukaran sel melambat
 Kekebalan tubuh menurun
 Breast starvation
 Timbul pada semua umur
 Pertumbuhan terhambat
 Sangat kurus
 Little old man, monkey face
Marasmik-Kwashiorkor

 Gambaran klinik merupakan campuran


dari beberapa gejala klinik kwasiorkor dan
marasmus, dengan BB/U < 60 % baku
median WHO_NCHS disertai oedema
yang tidak mencolok
Kwashiorkor
 Dominan kekurangan protein
 Ketidakseimbangan elektrolit akibat melemahnya
pompa Na/K
 Na di dalam sel meningkat
 K dalam sel keluar masuk ke dalam aliran darah dan di
ekskresikan
 Oedema
 Timbul pada usia 1-3 tahun
 Pertumbuhan terhambat
 Moon face, apatis
Ketidakseimbangan Elektrolit

Intracellular In blood stream

Na
K
K
Na
Prevalensi KEP Balita (2002)

(Berdasarkan indeks BB/U)

 Gizi Lebih 2.2%


 Gizi Baik (normal) 70.5%
 Gizi Kurang 19.3%
 Gizi Buruk 8.0%
Prevalensi Sangat Pendek
pada Balita (1999)

(Berdasarkan indeks TB/U)

 Normal 27.0%
 Pendek (-3 SD s.d. - 2 SD) 49.3%
 Sangat pendek (<-3SD) 23.7%
Prevalensi Kurang Energi
Kronis
 Wanita usia subur (WUS)
 1999 24.9%
 2000 21.5%
 2001 19.1%
 2002 17.6%

 WUS yang menderita KEK, cenderung


melahirkan BBLR
Prevalensi gizi buruk (2002)
 Terrendah 4.3%
 Banten
 Bangka Belitung

 Tertinggi 16.6%
 Gorontalo

Back
1960 1980

Wasting
(Shape)
“Malnutrition”
Stunting
(Growth)
+
________________
Underweight
Stunting
 “Kelihatannnya menggambarkan
keseluruhan indikator sosial ekonomi”
(WHO 1986)
 Treatment?
 Food? No!
 Dollar? Yes!
Dampak KEP

 Daya tahan tubuh menurun


 Perkembangan mental terhambat
 66% berat otak < 1 tahun
 90% berat otak < 4 tahun
 Irriversible impairment
 Prilaku abnormal
 Cengeng, apatis, tak ada perhatian
 Beban sosial ekonomi tinggi
 Produktifitas rendah, morbiditas dan mortalitas
tinggi, usia kerja rendah
 Kehilangan IQ 5-10 point (Prawiranegara, 1998)
Dampak Gizi dan kesehatan terhadap
kualitas manusia

Gizi kurang & infeksi


Gizi cukup & sehat

“tumbuh kembang otak”


Anak cerdas
tidak optimal”
bersifat permanen dan produktif
Tak terpulihkan

MUTU SDM RENDAH MUTU SDM TINGGI

BEBAN ASET
Sumber : FKM UI & Unicef, 2002
Sebagai INDIKATOR STATUS GIZI

ANTROPOMETRI YANG UMUM


DIPAKAI

UNTUK ASSESMENT UNTUK PENELITIAN

BB,PB atau TB,LILA BB,PB atau TB,LILA,LK,LD

Yg sering dipakai : BB,PB atau TB,DAN LILA


Back
 POSYANDU
 DI MASYARAKAT
 PUSKESMAS
 RUMAH SAKIT
MEKANISME PELAYANAN GIZI
BALITA KEP BERAT
RUMAH TANGGA
 Ibu bawa anak ke posyandu
 Ibu hanya memberi ASI kepada bayi umur 0-4
bulan
 Ibu tetap memberi ASI samapai anak berumur 2 th
 Ibu memberi MP ASI sesuai dg anjuran pemberian
makanan
 Ibu memberikan makanan BERANEKA RAGAM
 Ibu membritahukan petugas kesehatan/kader bila
anak mengalami GANGGUAN PERTUMBUHAN
 Ibu menerapkan nasehat yang di anjurkan.
2.Di Posyandu

1. Kader melakukan penimbangan dan mencatat


hasipenimbangan dalam KMS
2. Kader memberikan penyuluhan tentang ASI Ekslusive
3. Penganeka ragaman makanan
4. Gizi seimbang
5. Memberikan PMT Pemulihan bagi balita BGM dan 3 kali
tdk naik timbangannya
6. Merujuk balita BGM ke Puskesmas
7. Melakukan kunjungan rumah
Intervensi
1. PENYULUHAN
2. PMT- PENYULUHAN
3. PMT PEMULIHAN
4. PELACAKAN KASUS
5. PENGOBATAN
6. RUJUKAN
DEPNAKER,
LAPANGAN
KOPERASI KERJA

PKK/BKKBN,
DEP AGAMA PENYULUHAN
TUGAS
 Carilah data terbaru untuk masing-masing
indikator Status Gizi!

Anda mungkin juga menyukai