Anda di halaman 1dari 2

Buah klimaterik adalah buah yang memiliki kenaikan laju respirasi ke tingkat yang
paling tinggi sebelum pemasakan, sehingga buah cepat mengalami kerusakan atau
pembusukan. Selain buah klimaterik, berdasarkan pola respirasinya terdapat juga buah
non klimaterik.

Seperti dikutip dari Modul Penanganan Pascapanen Prodi Rekayasa Pertanian,


Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB, buah non klimaterik adalah buah yang tidak
mengalami kenaikan atau perubahan laju respirasi.

Buah klimaterik akan mengalami proses pematangan setelah panen sehingga buah
menjadi lebih manis dan tekstur menjadi lebih lunak. Sementara, proses pematangan
buah non klimaterik terjadi saat buah masih berada pada pohonnya.

Contoh buah klimaterik antara lain sawo, mangga, pisang, pepaya, jambu, nangka,
durian, sirsak, melon, dan manggis. Buah tersebut manis dan banyak gizinya.

Buah klimaterik seperti buah pepaya dipanen setelah ada warna merah pada ujung
buah membentuk bintang. Semakin lebar warna merah yang terbentuk semakin tua
umurnya.

Buah mangga dipanen setelah bentuk buahnya penuh dan berubah warna kulit buah
menjadi agak terang.

Buah nangka dan sirsak dapat dipanen setelah jarak durinya melebar.

Sedangkan buah non klimaterik adalah buah yang dipanen ketika sudah tua optimal.
Buah tidak dapat matang walaupun dilakukan pengeraman.

Contoh buah non klimaterik antara lain duku, belimbing, rambutan, nanas, salak,
stroberi, apel, dan jeruk. Buah-buahan tersebut juga banyak gizinya.

Buah rambutan dipanen setelah warna kulit dan rambut merah. Belimbing dipanen
setelah warna buah kuning kemerahan.

Salak dipanen setelah warna kulit berubah menjadi cokelat dan jarak matanya melebar
serta tidak ada duri pada permukaan kulit buah.

Jeruk dipanen setelah warna kulit buah hijau kuning dan teksturnya agak lunak. Nanas
dipanen setelah 3-4 matanya berwarna kuning. Stroberi dipanen setelah buah berwarna
merah oranye.
Tingkat kematangan buah dari setiap pohon tidak selalu sama. Dalam buku 'Panduan
mengolah 20 jenis buah' oleh Suyanti, untuk menyeragamkannya dibutuhkan teknik
pemeraman agar diperoleh buah dalam jumlah banyak dengan tingkat kematangan
yang normal.

Pemeraman dapat dilakukan menggunakan karbit, diasap, atau menggunakan gas


etilen atau asetilen. Pemeraman menggunakan karbit adalah cara yang paling mudah,
murah, dan familiar di kalangan pedagang maupun masyarakat umum.

Anda mungkin juga menyukai