Anggota kelompok
1. Rere Jessica 1911311046
2. Ilna Armenia Putri 1911312001
3. Attiva Zarifatul Zahra 1911313024
4. Suci Rahmadani 1911313042
Pengertian Fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah ganguan dari kontinuitas yang normal dari suatu tulang, Fraktur atau
patah tulang adalah kondisi dimana kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan terputus secara
sempurna atau sebagian yang disebabkan oleh rudapaksa atau osteoporosis (l Fraktur adalah hilangny
a kontinuitas tulang rawan baik bersifat total maupun sebagian, penyebab utama dapat disebabkan ole
h trauma atau tenaga fisik tulang itu sendiri dan jaringan lunak disekitarnya
Fraktur dapat terjadi di bagian ekstremitas atau anggota gerak tubuh yang disebut dengan fraktur ekst
remitas. Fraktur ekstremitas merupakan fraktur yang terjadi pada tulang yang membentuk lokasi ekstre
mitas atas (tangan, lengan, siku, bahu, pergelangan tangan, dan bawah (pinggul, paha, kaki bagian ba
wah, pergelangan kaki). Fraktur dapat meimbulkan pembengkakan, hilangnya fungsi normal, deformita
s, kemerahan, krepitasi, dan rasa nyeri
•
Klasifikasi fraktur
Menurut Wiarto (2017) fraktur dapat dibagi kedalam tiga jenis antara lain:
1 a. Fraktur tertutup
Fraktur terutup adalah jenis fraktur yang tidak disertai dengan luka pada bagian luar
permukaan kulit sehingga bagian tulang yang patah tidak berhubungan dengan bagian
luar.
2 b. Fraktur terbuka
Fraktur terbuka adalah suatu jenis kondisi patah tulang dengan adanya luka pada
daerah yang patah sehingga bagian tulang berhubungan dengan udara luar,
biasanya juga disertai adanya pendarahan yang banyak.
3 c. Fraktur kompleksitas
Fraktur jenis ini terjadi pada dua keadaan yaitu pada bagian
ekstermitas terjadi patah tulang sedangkan pada sendinya
terjadi dislokasi.
Etiologi
Jejas yang ditimbulkan karena adanya fraktur menyebabkan rupturnya pembuluh dar
ah sekitar, yang akan menyebabkan perdarahan. usakan
Ketika tulang rusak, periosteum dan pembuluh darah di korteks, sumsum, dan jarin
gan lunak sekitarnya terganggu. Pendarahan terj adi dari ujung tulang yang rusak dan da
ri jaringan lunak sekitarnya. Bekuan (hematoma) terbentuk di dalam saluran meduler, di
antara ujung tulang yang retak, dan di bawah periosteum.uluh
Manifestasi Klinisfraktur
1 Deformitas
Pembengkaan dari perdarahan lokal dapat menyebabkan deformitas pada lokasi fraktur.
Pembengkakan
2
Edema dapat muncul segera, sebagai akibat dari akumulasi cairan serosa pada lokasi
fraktur serta ekstravasasi darah ke jaringan sekitar.
3 Memar
Memar terjadi karena perdarahan subkutan pada lokasi fraktur.
Spasme otot
4
Spasme otot involuntar berfungsi sebagai bidai alami untuk mengurangi gerakan lebih
lanjut dari fragmen fraktur.
Nyeri
5 Jika klien secara neurologis masih baik, nyeri akan selalu mengiringi fraktur, intensitas dan
keparahan dari nyeri akan berbeda pada masing-masing klien.
Lanjutan…
Ketegangan
Ketegangan diatas lokasi fraktur disebabkan oleh cedera yang terjadi.
Kehilangan fungsi
Hilangnya fungsi terjadi karena nyeri yang disebabkan fraktur atau karena
hilangnya fungsi pengungkit lengan pada tungkai yang terkena.
Perubahan neurovaskular
Cedera neurovaskuler terjadi akibat kerusakan saraf perifer atau struktur vaskular yang
terkait.
Syok
Fragmen tulang dapat merobek pembuluh darah. Perdarahan besar atau tersembunyi dapat
menyebabkan syok
Komplikasi fraktur
Cedera saraf
1 Fragmen tulang dan edema jaringan yang berkaitan dengan cedera dapat
menyebabkan cedera saraf
Sindroma kompartemen
2 Kompartemen otot pada tungkai atas dan tungkai bawah dilapisi oleh jaringan
fasia yang keras dan tidak elastis yang tidak akan membesar jika otot
mengalami pembengkakan.
3
Kontraktur Volkman
Kontraktur Volkman adalah suatu deformitas tungkai akibat sindroma
kompartemen yang tak tertangani.
Scan tulang, temogram, atau scan CT/MRIB untuk memperlihatkan fraktur lebih jelas,
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
2 Reduksi
Tujuan dari reduksi untuk mengembalikan panjang dan kesejajaran garis
tulang yang dapat dicapai dengan reduksi terutup atau reduksi terbuka.
Retensi
3 Imobilisasi fraktur bertujuan untuk mencegah pergeseran fragmen dan
mencegah pergerakan yang dapat mengancam penyatuan.
Rehabilitasi
4 Mengembalikan aktivitas fungsional seoptimal mungkin.
Fase Penyembuhan Fraktur
Inflamasi
Fase ini merupakan neovaskularisasi dan awal pengaturan bekuan darah. Tahap ini berlangsung hari kesatu
sampai hari ketujuh dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri.
Proliferasi Sel
Dalam sekitar lima hari, hematoma akan megalami organisasi. Terbentuk benang-benang fibrin pada darah
dan membentuk jaringan untuk revaskularisasi, serta ivasi fibroblast dan osteoblast.
Pembentukan Kalus
Kalus berfungsi menstabilkan fragmen secepat mungkin –suatu pra syarat yang diperlukan untuk proses
pembentukan jembatan tulang (Apley, 1995).
Remodelling
Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke
susunan structural sebelumnya.
P e r a w a t a n P o s t O p e r a s i O R I F ( O p e n R e du c t io n I n t e r na l F ix a t i o n)
Dilakukan utnuk meningkatkan kembali fungsi dan kekuatan pada bagian yang sakit. Dapat dilakukan
dengan cara:
Mempertahankan reduksi dan imobilisasi.
Meninggikan bagian yang sakit untuk meminimalkan pembengkak.
Mengontrol kecemasan dan nyeri (biasanya orang yang tingkat kecemasannya tinggi, akan merespon
nyeri dengan berlebihan)
Latihan otot, pergerakan harus tetap dilakukan selama masa imobilisasi tulang, tujuannya agar otot tidak
kaku dan terhindar dari pengecilan massa otot akibat latihan yang kurang.
Memotivasi klien untuk melakukan aktivitas secara bertahap dan menyarankan keluarga untuk selalu
memberikan dukungan kepada klien.
A S U H A N K EP ER AWATA N PA D A F R A K TU R
KASUS FRAKTUR
Ny. H (41 tahun) dibawa ke IGD RSUP. Dr. M.Djamil Padang setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien seorang pengendara sepeda
motor mengalami kecelakaan lalu lintas, tertabrak sepeda motor lain dari arah samping kiri kemudian pasien jatuh ke kanan dan menabrak
pembatas jalan. saat kejadian penderita dalam kondisi sadar, tanpa disertai tanda cidera kepala.
Hasil pemeriksaan TTV didapatkan : TD :120/70 mmHg, Pernapasan :20x/I, Nadi :82 x/i Suhu :36,8 oC . Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
inspeksi humerus kanan didapatkan deformitas dan jejas, tanpa adanya vulnus apertum. Pada palpasi terdapat krepitasi disertai nyeri tekan.
Pergerakan range of motion (ROM) terbatas. Pada status lokalis cruris kanan, inspeksi terdapat swelling dan deformitas tetapi tidak tampak
jejas maupun vulnus apertum. Pada palpasi terdapat nyeri tekan dan krepitasi. Pasien tidak mampu melakukan knee fleksi, dan ROM terbatas.
Pemeriksaan x-ray humerus kanan ditemukan fraktur tertutup humerus 1/3 tengah. Pemeriksaan x- ray dan CT Scan genu kanan ditemukan
tampak gambaran fraktur kominutif bicondylar dari tibial plateau posterior.X-ray Genu AP/Lateral CT Scan Genu Kanan 3 hari setelah masuk
rumah sakit (MRS) pasien menjalani operasi open reduction Internal fixation (ORIF) humerus dan tibial. Hasil pengkajian post-op didapatkan
Pasien mengatakan nyeri menusuk dan panas di bagian kaki yang siap operasi dan lamanya nyeri ±5 menit. Kaki klien tampak dibalut dengan
tensocrepe dan ferbam di sebelah kanan. Dari observasi pasien tanpak meringis dan menahan nyeri, pasien tanpak merasakan nyeri di bagian
kaki sebelah kanan yang siap operasi dengan skala nyeri 6, lmanya nyeri ±5 menit, luka tertutup perban, keadaaan perban tanpak berdarah dan
luka klien terdapat luka lembab, dengan panjang luka ± 9 cm, kulit klien tanpak memerah di bagisn luka yang siap operasi dan terasa panas.
Klien beraktifitas dibantu keluarga. Klien tampak terpasang infus RL dengan 20 tetes/menit. Kulit terasa panas di sekitar luka bekas operasi.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
b. Identitaspenanggungjawab
1.Identitas •Nama : Tn. I
• Jeniskelamin : perempuan
•Alamat : jl.Limau manis no.13
• Status : menikah
• Pendidikan : S LTA
• Sukubangsa : minang
• Ta n g g a l m as u k : 12 september 2021
• Ta n g g a l p e n g k a j i a n : 1 5 s e p t e m b e r 2 0 2 1
• No register : 423567843
2. Status kesehatan
a. Status kesehatansaatini
• Keluhan utama
Nyeri pascaoperasi
Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas, tertabrak sepeda motor lain dari arah samping kiri, kemudian p
asien jatuh kekanan dan menabrak pembatas jalan. Saat kejadian pasien masih dalam kondisi sadar tan
pa disertai tanda cidera kepala
Klientidakmemilikiriwayatpenyakitterdahulu
c. Riwayatpenyakitkeluarga
b) x - r a y d a n CT S c a n g e n u k a n a n d i t e m u k a n t a m p a k g a m b a r a n f r a k t u r k o m i n u t i f b i c o n d y l a r d a r i t i b i a l p l a t e a u p o s t e r i o
r.
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
DO :
1. - klien tampak meringis
Agen pencedera Fisik Nyeri akut
- klien menahan nyeri
DS :
- klien mengeluh nyeri menusuk dan panas pada bagian kaki yang siap
operasi dengan lama nyeri ± 5 menit
- pasien tampak merasakan nyeri pada kaki bagian kanan yang siap
operasi dengan skala nyeri 6, dan lamanya ± 5 menit
2. DO : Kerusakan integritas struktur Gangguan mobilitas
- Pergerakan Rage Of Motion (ROM) klien menurun tulang fisik
- gerakan klien terbatas
- klien beraktifitas dibantu keluarga
DS :
- nyeri saat bergerak
DO :
3. - adanya kerusan kuli/jaringan sepanjang 9 cm
Perubahan sirkulasi dan Gangguan integritas
kelembaban kulit/jaringan
- kulit klien tampak memerah di bagian luka yang siap operasi dan panas
DS:
- pasien tampak merasakan nyeri pada kaki bagian kanan yang siap
operasi dengan skala nyeri 6, dan lamanya ± 5 menit
4. - klien terpasang infus RL dengan 20 tetes/menit Efek prosedur invasif Resiko infeksi
- adanya kerusan kuli/jaringan sepanjang 9 cm
D I A G N O S A K E P E R A W ATA N