Anda di halaman 1dari 17

IMPLEMENTASI APLIKASI E-TILANG PADA

KEJAKSAAN AGUNG DAN KEJAKSAAN RI

KELOMPOK 2

 SYERLI NOVITA 5520220006


 RUSLIANTO MARTAM 5520220005
 PRABAWA KHUSNA MANZONI 5520220004

DOSEN PENGAMPU : Dr. SUYANTO, S.E., MM., M.Ak.,Ak.,CA


Sistem Informasi Akuntansi
LATAR BELAKANG
 Aplikasi E-Tilang merupakan aplikasi yang telah dikembangkan sejak
2017, dan dirancang agar dapat saling terintegrasi dengan instansi
penegak hukum lain, dalam hal ini Kepolisan, Pengadilan dan Kejaksaan,
serta didukung oleh bank sebagai penyedia layanan perbankan.
 Dalam implementasinya, aplikasi tersebut mengalami beberapa kendala
teknis karena proses pertukaran data antar instansi belum berjalan
dengan optimal. Hal ini mengakibatkan, Kejaksaan kesulitan dalam
melakukan eksekusi dan pelaporan perkara pelanggaran tilang. Setelah
melakukan Analisa dan Evaluasi terhadap aplikasi Tilang versi
sebelumnya (v.1.7), maka dilakukan pengembangan dan perubahan pada
bisnis proses penanganan perkara tilang, sehingga lebih mudah,
sederhana, dan user-friendly, sehingga dapat meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat.
  Sebelum (v.1.7) Sesudah (v.2.0)

Deploymen (penyalura) Melalui CD dan diinstal mandiri oleh satker Langsung diakses secara online:
aplikasi tilang.kejaksaan.go.id

Rekening Ada 3 rekening Tilang Nasional Cukup 1 rekening


1. Rekening TN 1 1. Rekening TN 1 (untuk menampung Uang Titipan)
2. Rekening TN 2 *) Pembayaran setelah sidang, langsung masuk ke kas
3. Rekening TN 3 negara melalui kode Billing Simponi
+ Rekening Penerimaan Satker *)

BRIVA Briva Biru dan Briva Merah digenerate oleh Briva Biru tetap digenerate oleh Kepolisian.
Kepolisian
Briva Merah : 22768-xxxxxxxxxx
DASAR HUKUM
1. Undang-undang No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
2. Undang-undang N0.9 tahun 2018 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak
3. Peraturan Pemerintah No.39 tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis PNBP Yang Berlaku Pada
Kejaksaan R.I.
4. Peraturan Presiden No.87 tahun 2016 tentang Satgas Saber Pungli
5. Peraturan Mahkamah Agung R.I. No.12 tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran
Lalu Lintas.
6. MoU antara POLRI, Kejaksaan RI dan Mahkamah Agung RI tanggal 14 Maret 2019 tentang Penyelesaian
Perkara Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
7. Surat JA no. B-40/A/Cu.2/03/2013 tanggal 6 Maret 2013, tenang Pedoman Penyeesaian dan Kebijakan
Akuntasi atas Piutang Negara Denda dan Biaya perkara pelanggaran Lalu Linta.
8. Surat JAM Pembinaan no.B-62/Cu/Cu.3/02/2017 tanggal 17 Pebruari 2017, tentang Penyelesaian Denda
dan Biaya Perkara pelanggaran Lalu Lintas .
9. Surat JAM PIDUM no. B-1997/E.4/Euh.3/06/2017 tanggal 13 Jun 2017, tentang Penyelesaian Denda dan
Biaya perkara Pelanggaran Lalu Lintas/Tilang.
10. Dan Aturan Lain yang terkait.
MOU ANTARA POLRI, KEJAKSAAN R.I. DAN MAHKAMAH
AGUNG R.I. TANGGAL 14 MARET 2019
MOU ANTARA POLRI, KEJAKSAAN RI DAN MAHKAMAH AGUNG RI TENTANG
PENYELESAIAN PERKARA PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

 Pasal 5 ayat 1 :
Para pihak melakukan tukar menukar data dan/atau informasi dalam rangka melaksanakan penegakan hukum
perkara pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan secara elektronik sesuai permintaan dari para pihak.
 Pasal 6 :
Para pihak menyelenggarakan pengembangan sistem elektronik mulai dari penindakan, persidangan dan eksekusi
untuk meningkatkan pelayanan hukum kepada masyarakat guna mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban
dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.
 Pasal 7 :
Para pihak menyelenggarakan pembinaan kerjasama sistem tilang elektronik dengan membentuk kelompok kerja
tilang di tingkat pusat maupun daerah untuk merumuskan program kerja dan kegiatan terpadu.
 Pasal 8 :
Dilaksanakan Sosialisasi MoU secara bersama-sama guna diketahui dipahami dan dilaksanakan di tingkat pusat dan
daerah.
ARSITEKTUR APLIKASI
E-TILANG
ALUR DATA E-TILANG
  Kode Kode Kode Kas Negara
bayar bayar bayar (melalui Bank
Penampung
biru biru biru pengalihan dari
RekTN 1.
Kembali ke Kas Negara
E-TILANG SIPP E-TILANG pelanggar ( jangka 1 tahun tidak
diambil oleh Pelanggar,
POLRI Kejaksaan (sisa titipan, disetor ke kas negara
(Putusan diRekTN3) melalui Bank
Penampung )
(Pelimpah Pengadilan
anPerkara) ) (Eksekusi)

Kas Negara
(melalui Bank Penampung,
26 kolom 26 kolom 26 kolom debet dari Rek TN 2)
Kode Kode Kode
bayar bayar bayar
merah merah merah
ALUR PROSES E-TILANG
SOP E-Tilang
BIRO KEUANGAN
Bagian Pendapatan dan Piutang Negara menyelenggarakan fungsi:
 a. menyusun target dan realisasi pendapatan;
 b. penatausahaan pendapatan dan piutang negara;
 c. pengelolaan pendapatan;
 d. monitoring dan evaluasi pendapatan dan piutang negara;
 e. penyusunan dan pembinaan teknis penyelesaian kerugian negara;
 f. pengelolaan rekening penerimaan dan rekening lainnya;
 g. penyiapan bahan pertimbangan atas tuntutan ganti rugi, penagihan terhadap
ganti kerugian negara; dan
 h. penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan teknis, kebijakan di bidang
pendapatan dan piutang negara.
KELEBIHAN APLIKASI E-TILANG

• Mudah dioperasionalkan, praktis dan modern


1

• Mempunyai fungsi penatausahaan (pencatatan,


2 rekapitulasi dan rekonsiliasi) dilakukan melalui sistem
• Report/output telah disesuaikan dengan kebutuhan
3 pelaporan secara online
• Dashboard monitoring dan/atau pemantauan oleh
4 bidang terkait pada setiap satuan kerja

• Peningkatan pelayanan kepada masyarakat


5
Kelebihan dalam melakukan penatausahaan denda dan biaya perkara tilang
yang lebih efektif, efisien, akuntabel dan transparan, yaitu:

1. Pembayaran tilang dapat dilakukan secara online melalui semua jasa perbankan, termasuk
chanel pembayaran seperti OVO, Gopay, Tokopedia, Bukalapak, dll.);
2. Menu Pembayaran yang terintegrasi dengan aplikasi SIMPONI Kementerian Keuangan;
3. Menu Pelaporan yang sudah disesuaikan dengan penyajian laporan pada tingkat satuan kerja di
Bidang Pembinaan dan PIDUM (Kejari/Cabjari, Kejati, dan Kejagung), yang diintegrasikan
dengan Aplikasi E-Piutang;
4. Modul Penghapusan (P-49) diterbitkan secara otomatis ;
5. Dashboard Monitoring/Pemantauan oleh Bidang Pembinaan dan PIDUM pada level Kejaksaan
Tinggi dan Kejaksaan Agung;
6. Telah diintegrasikan dengan Aplikasi E-PNBP (untuk pembayaran denda dan biaya perkara yang
telah disetor ke kas negara) sehingga dapat disajikan pelaporannya setiap waktu (real time)
tanpa melakukan input/entri data.
PERMASALAHAN E-TILANG
KARENA TIDAK DIJALANKAN SECARA SISTEM
Sistem E-Tilang tidak dilaksanakan secara optimal karena pertukaran data antar instansi terkait dengan format 26 kolom tidak berjalan dengan baik.
Data perkara tilang saat pelimpahan perkara, putusan dan eksekusi sebagian besar tidak dilakukan secara sistem (manual) sehingga menimbulkan
permasalahan, antara lain :
1. Terjadinya Pengendapan Saldo di Rekening Tilang Nasional (TN), antara lain Pelanggat datang di Kejaksaan tidak menggunakan kode bayar
sehingga Kejaksaan terpaksa menerima pembayaran secara tunai, Kejaksaan menyetor ke kas negara secara global tidak mengunakan sistem
sehingga Bank penampung kesulitan untuk menguraikan data per pelanggar atas denda yg telah disetor ke kas negara, sebagian Kejari tidak
segera melakukan eksekusi setelah terima putusan pengadilan atas titipan denda tilang yg dibayar sebelum sidang (biru) ataupun yg dbayar
setelah adanya putusan pengadilan (merah), sebagian Kejari menerbitkan surat keterangan yg diberikan kepada pelanggar unt pengambilan sisa
tiipan pada rek TN 3 namun belum melakukan pengalihan dari rek TN 1 ke rek TN 2 dan ke rek TN3 (sisa titipan).
2. Data tilang antara yang dilimpahkan ke Pengadilan, yang diputus oleh Pengadilan, dan yang dieksekusi oleh Kejaksaan tidak sinkron dengan
data pada aplikasi e-tilang (tilang online), karena sebagian besat pelimpahan perkara oleh Polri ke pengadilan menggunakan data manual/yg
dibuat atau diketik diluar aplikasi e-Tilang , sehingga pengadilan tidak bisa melanjutkan input data sesuai 26 kolom . Disamping itu ada data yg
dilimpahkan ke pengadilan sudah menggunakan format 26 kolom namun pada saat H-4 tidak dilakukan update data sehingga data yang
dilimpahkan ke pengadilan (nomor dan nama pelanggar serta jumlahnya ) tidak sama persis dengan data yg ada pada aplikasi etilang Polri.
3. Terdapat uang titipan denda tilang yg dibayar sebelum sidang (biru) yg ada di Rek TN 1, namun perkaranya tidak dilimpahkan ke pengadilan
sehingga Kejaksaan tidak bisa mengeksekusi . Alasan penolakan Pengadilan karena Pori menggunakan tabel minimum , yg seolah olah sudah
ditentukan jumlah dendanya sebelum Hakim memutus perkara .
4. Penyetoran ke kas negara dilakukan secara tunai atau non-tunai namun menggunakan rekening di luar Rekening Tilang Nasional yang sudah
ada ijin penggunaannya dari Menteri Keuangan khusus untuk menampung denda/biaya perkara tilang.
5. Pelanggar merasa tidak dilayani dengan baik saat melakukan pembayaran denda dan pengambilan barang bukti.
6. Potensi temuan BPK
7. Dsb
SOLUSI PENYELESAIAN

1. Melakukan koordinasi dan konsolidasi antar instansi terkait (Korlantas Polri, Kejaksaan, MA) dan bank penampung untuk memastikan
penggunaan data tilang sesuai format 26 kolom (aplikasi e-tilang/tilang online) mulai dari pelimpahan perkara, putusan pengadilan, dan
eksekusi yang input datanya sesuai dengan tugas masing-masing.
2. Melakukan sosialisasi/bimtek bersama secara terpadu antara instansi terkait dan bank penampung guna penyamaan perseps dalam penerapan
e-tilang
3. Masing-masing instansi terkait melakukan bimtek pada petugas tilang supaya dapat melakukan pengelolaan data yang disesuaikan
pengembangan aplikasi e-tilang pada masing-masing instansi namun tetap mengacu pada format e-tilang (26 kolom) yang sudah ditentukan
bersama
4. Menyelesaikan dengan segera pengembangan aplikasi e-tilang Kejaksaan dengan menyempurnaan kode bayar yang bisa mengidentifikasi
pengadilan yang memutus perkara dan kejaksaan yang melakukan eksekusi. , menyempurnakan system pengembalian sisa titipan denda,
sehingga pelanggar lebih dipermudah dalam pengambilan sisa titipan denda, format kolom dibuat lebih fleksibel dalam impor data ke dalam
aplikasi e-Tilang Kejaksaan guna antisiasi data dari pengadilan yg tidak sesuai format 26 kolom
5. Memperluas chanel pembayaran denda tilang selain bank (antara lain kantor pos, indomaret, tokopedia, dsb)
6. Menyiapkan kode bayar perkara pelanggaran lalu lintas/tilang yang ditindak oleh DLLAJR.
7. Melakukan validasi data tilang secara berkala dan terus menerus antar instansi terkait ditungkat pusat (polri,kejaksaan,MA) dan pihak bank
penampung titipan denda tilang, maupun di tingkat wilayah dan daerah .
8. Mengaktifkan Tim Pokja Tilang Kejaksaan RI (yg anggotanya terdiri dari bidang Tindak Pidana Umum dan Pembinaan (biro keuangan dan
Pusat Daskrimti) dan mendorong Tim Pokja Tilang Polri, Kejaksaan, MA untuk segera menyelesaikan PKS sebagai tindak lanjut dari MoU
antara Polri, Kejaksaan dan MA tanggal 14 Maret 2019 tentang penyelesaian perkara pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan
9. Dan lain-lain.
ATAS
PARTISIPASINY
A
DIUCAPKAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai