Anda di halaman 1dari 61

ADMINISTRASI P2TL DAN

TINDAKAN PASCA P2TL

Aji Setiyadi
9014688ZY
Tugas utama yang harus dilakukan oleh Petugas Administrasi P2TL
pada tahap Pasca P2TL, adalah :
1. menerima dokumen dan barang bukti hasil pemeriksaan lapangan
P2TL;
2. menerima pemakai tenaga listrik dan/atau membuat surat panggilan kepada
Pemakai Tenaga Listrik atau yang mewakili dalam rangka tindak lanjut hasil
temuan P2TL;
3. melakukan pemeriksaan administrasi dan laboratorium hasil
temuan P2TL;
4. membuat analisa dan dan evaluasi golongan pelanggaran perhitungan serta
usulan penyelesaian tindak lanjut hasil temuan P2TL;
5. melaksanakan penetapan tindak lanjut hasil temuan P2TL sesuai
penetapan Pemberi Tugas atau Penanggung Jawab P2TL;

www.pln.co.id |
Tugas utama yang harus dilakukan oleh Petugas Administrasi P2TL
pada tahap Pasca P2TL, adalah : (1)

6. menyiapkan administrasi proses tindak lanjut hasil temuan P2TL;


7. membuat laporan penyelesaian kasus P2TL;
8. memproses tindak lanjut hasil keputusan General Manager
Distribusi/Wilayah atau Manajer APJ/Area/Cabang atas keberatan
P2TL yang diusulkan oleh Tim Keberatan P2TL.

www.pln.co.id |
Serah terima dokumen dan barang bukti P2TL sebagaimana dimaksud pada butir
a. dilakukan oleh Petugas Pelaksana Lapangan P2TL kepada Petugas
Administrasi P2TL untuk diproses lebih lanjut, dengan ketentuan sebagai berikut
:
1) dokumen yang diserahkan harus secara lengkap meliputi semua Berita Acara
hasil pemeriksaan P2TL serta formulir-formulir P2TL yang lain;
2) barang bukti yang diserahkan termasuk titipan dan pinjaman dari Penyidik
masih dalam kondisi tersegel;
3) penyerahan dokumen dan barang bukti dituangkan dalam Berita Acara serah
terima dokumen dan Barang Bukti P2TL sebagaimana dimaksud pada
Lampiran I – 6. Peraturan Direksi PLN Nomor: 088-Z.P/DIR/2016

www.pln.co.id |
Pemanggilan kepada Pemakai Tenaga Listrik untuk temuan P2TL

1) berdasarkan panggilan yang tertera pada Berita Acara ( berfungsi sebagai Panggilan I ) hasil
pemeriksaan P2TL, Petugas administrasi P2TL bertugas menerima /menghubungi/
memanggil Pemakai Tenaga Listrik atau yang mewakili;
2) apabila Pemakai Tenaga Listrik atau yang mewakili tidak datang memenuhi panggilan I
tersebut, Petugas Administrasi P2TL mengirimkan surat panggilan ke II dan surat panggilan
ke III. Jarak antara surat panggilan I, ke II dan ke III masing-masing 3 (tiga) hari kerja;
3) apabila sampai dengan surat panggilan ke III Pemakai Tenaga Listrik atau yang mewakili
tidak datang memenuhi panggilan PLN maka petugas Administrasi P2TL mengirimkan surat
peringatan I yang berisi penetapan Tagihan Susulan Masa peringatan I adalah 5 (lima) hari
kerja

www.pln.co.id |
Pemanggilan kepada Pemakai Tenaga Listrik sebagaimana
dimaksud pada angka 2. Di atas adalah sebagai berikut :

4) apabila sampai berakhirnya masa peringatan I, Pemakai Tenaga Listrik atau


yang mewakili belum datang memenuhi panggilan PLN, Petugas
Administrasi P2TL mengirimkan surat peringatan II, dan PLN mengirimkan
petugas untuk melakukan pemutusan sambungan listrik ke pelanggan
tersebut. Masa peringatan II adalah selama 6 (enam) harikerja;
5) apabila Pemakai Tenaga Listrik atau yang mewakili tidak datang memenuhi
panggilan PLN pada masa peringatan II, maka PLN akan mengirim kan
petugas untuk melaksanakan Pembongkaran Rampung.

www.pln.co.id |
Pelaksanaan pemeriksaan administrasi dan laboratorium
pada temuan P2TL :

1) dilakukan dalam rangka pembuktian/pengakuan terjadinya penyimpangan


pemakaian tenaga listrik;
2) dilakukan bersama Pemakai Tenaga Listrik atau yang mewakili serta Petugas
Pelaksana P2TL dan Penyidik bila diperlukan;
3) pembukaan barang bukti dilakukan dihadapan para pihak;
4) pemeriksaan administrasi dilengkapi dengan data PLN lainnya, diantaranya
data dari DIL, DIS, SOREK, AIL, pemakaian tenaga listrik minimum selama
3 (tiga) bulanterakhir dan saldo kWh/token serta data frekwensi pembelian
kWh/token untukpelanggan prabayar;
5) pemeriksaan barang bukti dilakukan di laboratorium independen yang
mempunyai akreditasi atau laboratorium PLN.
www.pln.co.id |
Pembuatan perhitungan Tagihan Susulan serta usulan penyelesaian P2TL
sebagaimana dimaksud pada angka 4. Di atas dilakukan berdasarkan pada hasil
pemeriksaan administrasi dan/atau laboratorium dan kemudian Petugas
Administrasi P2TL melakukan proses sebagai berikut :
1) Membuat laporan hasil pemeriksaan administrasi dan/atau laboratorium.
2) menghitung Tagihan Susulan dan Biaya P2TL Lainnya sesuai golongan
pelanggaran yang ditetapkan penanggung jawab P2TL.;
3) menyiapkan konsep SPH bagi Pemakai Tenaga Listrik yang meminta
keringanan pembayaran secara angsuran;
4) mengusulkan penyelesaian dan tindak lanjut hasil temuan P2TL kepada
Pemberi Tugas atau Penanggung Jawab P2TL meliputi golongan pelanggaran,
besarnya Tagihan Susulan dan Biaya P2TL Lainnya serta cara
pembayarannya;

www.pln.co.id |
Pembuatan perhitungan Tagihan Susulan serta usulan penyelesaian P2TL
sebagaimana dimaksud pada angka 4. Di atas dilakukan berdasarkan pada hasil
pemeriksaan administrasi dan/atau laboratorium dan kemudian Petugas
Administrasi P2TL melakukan proses sebagai berikut :
5) usulan sebagaimana dimaksud di atas ( angka 4) ) harus sudah disampaikan
kepada Pemberi Tugas atau Penanggung Jawab P2TL selambat-lambatnya
pada (tiga) hari kerja sejak Pemakai Tenaga Listrik atau yang mewakili
datang memenuhi panggilan PLN;
6) penyelesaian perkara P2TL harus sudah ditetapkan oleh Pemberi Tugas atau
Penanggung Jawab P2TL secara tertulis selambat-lambatnya 3 (tiga)hari
kerja sejak diusulkan oleh Petugas Administrasi P2TL

www.pln.co.id |
Pada prakteknya, setelah menentukan golongan pelanggaran P2TL maka

perhitungan TS dan tindak lanjut penyelesaiannya diselesaikan dengan

menggunakan aplikasi yang telah tersedia pada sistem AP2T sebagai pada

slide berikut :

www.pln.co.id |
PENGGUNAAN APLIKASI AP2T
(Pengisian Penetapan P2TL untuk Pelanggan)

1. Buka Aplikasi AP2T pada browser internet


dengan alamat https://ap2t.pln.co.id/ap2t/Login.aspx
atau https://10.72.35.8/ap2t//
2. Login dengan User dan Password masing –
masing user. Kemudian klik “Login”.

Contoh sbb :

www.pln.co.id |
www.pln.co.id |
3. Setelah Login maka akan muncul jendela seperti dibawah
ini :

www.pln.co.id |
4.Kemudian pada menu Pelayanan Pelanggan klik tanda (+) Non Rekening,
selanjutnya klik tanda (+) P2TL dan klik Penetapan P2TL.

www.pln.co.id |
5. Selanjutnya akan muncul jendela seperti berikut :

www.pln.co.id |
6. Isi Identitas Rekening dengan ID Pelanggan kemudian ”enter” (jika ID Pelanggan benar,
maka secara otomatis system akan melengkapi data – data pelanggan). Selanjutnya pilih jenis
P2TL, isi Nomor BA dan Tanggal P2TL, isi Rp. Ganti Segel (jika ada), input material (jika
ada), kemudian klik tombol “Hitung”, maka secara otomatis aplikasi akan menghitung
pemakaian kwh,biaya pemakaian, biaya beban, biaya PPJ, biaya PPN (jika ada), Rp. Materai
danjumlah seluruh tagihan serta system AP2T mengeluarkan No. Agenda dan No.Register
untuk pembayaran dan proses selanjutnya (panah hijau) seperti gambar berikut :

www.pln.co.id |
www.pln.co.id |
7.Selanjutnya pilih Jenis Bayar (apakah pelangggan akan membayar
dengan Tunai atau Angsuran

8. Apabila pembayaran dilakukan secara Tunai, (secara default Jenis Bayar


menunjukkan Tunai) klik tombol “Simpan”, maka Penetapan P2TL untuk
pelanggan telah selesai dilakukan dan data telah tersimpan didalam
database system.

www.pln.co.id |
9.Jika pembayaran dilakukan secara Angsuran, maka diinput berapa Uang Muka / DP,
Lama Angsur (berapa bulan), Bulan Mulai (pilih awal bulan angsuran), kemudian “enter”

www.pln.co.id |
10.Selanjutnya klik tombol “Simpan”, maka Penetapan P2TL untuk pelanggan telah
selesai dilakukan dan data telah tersimpan didalam database system.

11.Untuk mencetak hasil Penetapan P2TL klik tombol “Cetak Tagsus”


sebagai berikut :

www.pln.co.id |
12. Maka akan muncul jendela sebagai berikut :

www.pln.co.id |
13.Apabila pembayaran dilakukan secara Angsuran, maka untuk
mencetak SPH (Surat Pengakuan Hutang) klik tombol “Cetak SPH”
sebagai berikut :

www.pln.co.id |
Penerapan Etika dan Teknik Komunikasi

Selain Petugas Pelaksana Lapangan P2TL , Petugas Administrasi P2TL juga akan bertemu atau
menerima pelanggan /pemakai tenaga listrik atau yang mewakili yang dipanggil akibat adanya
pelanggaran pemakaian tenaga listrik atau disinyalir adanya pelanggaran pemakaian tenaga listrik
pada saat pemeriksaan lapangan P2TL. Dalam hal ini Petugas Administrasi P2TL harus menerima
pemakai tenaga listrik atau yang mewakili dan memberikan penjelasan dengan baik apapun hasil
tindak lanjut P2TL yang akan disampaikan.

11/30/2023 www.pln.co.id |
Etika Petugas Administrasi P2TL dalam menerima pemakai
tenaga listrik yang datang sesuai surat panggilan adalah :

1) Dalam menerima pemakai tenaga listrik atau yang mewakili sesuai surat
panggilan, petugas administrasi P2TL mengguna kan pakaian seragam dan
tanda pengenal.
2) Menerima pelanggan atau yang mewakili dan menanyakan maksud
kedatangan dengan sopan.
3) Menjelaskan kasus pelanggaran sesuai berita acara pemeriksaan lapangan
dengan sopan dan jelas serta sanksi terhadap pelanggarantersebut sampai
yang bersangkutan paham.
4) Apabila memerlukan bantuan untuk menjelaskan secara teknis, petugas
administrasi bisa dibantu oleh petugas lapangan atau petugas teknik lainnya.

11/30/2023 www.pln.co.id |
Etika Petugas Administrasi P2TL dalam menerima pemakai tenaga
listrik yang datang sesuai surat panggilan adalah :

5. Apabila membutuhkan pemeriksaan laboratorium, petugas menjelaskan dengansopan dan


meminta yang bersangkutan untuk menyaksikan pembukaan barang bukti dan
mempersilahkan menandatangani Berita Acara Pembukaan Barang Bukti dengansopan.

6. Apabila pelanggan keberatan maka dengan sopan petugas mempersilahkan mengajukan


keberatan sesuai ketentuan yang berlaku.

7. Pada saat pemakai tenaga listrik akan meninggalkan petugas administrasi, tetap
menyampaikan terimakasih atas kehadirannya dengan sopan.

11/30/2023 www.pln.co.id |
III. Instruksi Praktek Administrasi P2TL
1. Buatkan BA Serah Terima dokumen dan Barang Bukti dari PetugasPelaksana Lapangan
P2TL kepada Petugas Administrasi P2TL ( Lamp 1-6)
2. Peragakan cara menerima pemakai tenaga listrik yang datang sesuaisurat panggilan
3. Peragakan cara membuat surat panggilan kepada Pemakai Tenaga Listrik atau yang
mewakili dalam rangka tindak lanjut hasil temuan P2TL;
4. Peragakan cara melakukan pemeriksaan administrasi dan laborato rium hasil temuan P2TL
( cara pembukaan barang bukti bersama pemakai tenaga listrik atau yang mewakili dengan
membuat BA pembukaan barang bukti ), Batas pemeriksaan Barang Bukti 7 HK ( Lamp 1-
5.2d)
5. Peragakan cara melakukan Analisa dan Evaluasi berkas P2TL untuk menentukan golongan
pelanggaran.

11/30/2023 www.pln.co.id |
TAHAP PASCA P2TL
Dokumen lengkap beserta barang bukti yang masih dalam kondisi tersegel diserahkan oleh
petugas Operasi kepada petugas Adm. Dengan menggunakan BA serah terima
Berdasarkan dokumen dan barang bukti hasil pemeriksaan tersebut maka petugas Adm membuat
surat panggilan kepada konsumen terkena P2TL (bila pelanggan tidak datang) atau melayani
konsumen yang datang berdasarkan B A hasil pemeriksaan
Menganalisa & evaluasi berkas dan barang bukti (bila diperlukan dapat dilakukan uji
laboratorium) untuk menentukan golongan pelanggaran dan selanjutnya menghitung besarnya TS
dan menyampaikan hasilnya kepada konsumen terkena P2TL serta tata cara penyelesaiannya.
Bila konsumen tersebut mengajukan keberatan, petugas Adm menindaklanjuti keputusan dari
Manajer Area/ GM berdasarkan usulan dari Tim keberatan.

Flow
chart

www.pln.co.id |
JANGKA WAKTU TINDAK LANJUT TEMUAN P2TL
BAGI PELANGGAN YANG TIDAK MEMENUHI PANGGILAN

Lampiran I – 9.1
Keputusan Direksi PLN No. 1486.K/DIR/2012
Tanggal 27 Desember 2011
PR
SEKETIKA
TS I
PS I DISEPAKATI
TS II
SEPIHAK PS II PR I
SEKETIKA

PELANG TS DITERBITKAN
GARAN BERDASARKAN KLARIFIKASI MASA MASA
PERINGATAN I PERINGATAN II

MASA MASA MASA


PANGGILAN I PANGGILAN II PANGGILAN III
JANGKA
WAKTU
PROSES 3 3 3 5 6 HK
PELANG HK HK HK HK Maks
GARAN Maks Maks Maks Maks
BA P2TL SURAT SURAT SURAT SURAT
PANGGILA PANGGILAN PANGGILAN PERINGATAN PERINGATAN HK = HARI KERJA
NI II III I II
54
www.pln.co.id |
JANGKA WAKTU TINDAK LANJUT TEMUAN P2TL
BAGI PELANGGAN YANG MEMENUHI PANGGILAN
Lampiran I – 9.2
Keputusan Direksi PLN No.
PR 1486.K/DIR/2012
SEKETIKA Tanggal 27 Desember 2011
TS II PELANGGA TS III
SEPIHAK N DATANG DISEPAKA PS III PR II
PS I TI
PELAN SEKETIKA
G
GARAN
3 X 3 HK 5HK 15 HK 60 HK
X HK
Maks Maks Maks Maks

MASA
KLARIFIKASI
TAMBAHAN

MASA
JANGKA MASA MASA PEMERIKSAAN /
WAKTU PANGGILAN PERINGATAN KLARIFIKASI MASA ANGSURAN TS
PROSES
2 x 14 7 HK 8 HK 12 BULAN
Maks

BA P2TL PENETAPA
PEMERIKSA USULAN
PANGGILA N PEMBERI PENETAPA
NI AN/
TUGAS N
KLARIFIKASI

55
www.pln.co.id |
Lampiran I – 9.3

KETERANGAN Keputusan Direksi PLN No.


1486.K/DIR/2012
Tanggal 27 Desember 2011

 TS :TAGIHAN SUSULAN.
 TS I : Dilakukan berdasarkan kesepakatan setelah dilakukan pemeriksaan dan klarifikasi
Pelanggaran
 TS II : Dilakukan secara sepihak oleh PLN karena Pelanggan tidak datang memenuhi
panggilan PLN sampai dengan berakhirnya Masa Panggilan III.
 TS Iii : Dilakukan berdasarkan kesepakatan setelah Pelanggan datang serta dilakukan
pemeriksaan dan klarifikasi Pelanggaran atau Kelainan.

 PS :PEMUTUSAN SEMENTARA.
 PS I : Dilakukan pada Tahap Pelaksanaan P2TL setelah pemeriksaan dan dibuat BA P2TL,
karena terdapat cukup bukti / diyakini terjadi Pelanggaran.
 PS II : Dilakukan pada Tahap Pasca P2TL, karena terdapat indikasi Pelanggaran dan
Pelanggan tidak memenuhi panggilan PLN sampai dengan berakhirnya Masa
Peringatan I.
 PS III : Dilakukan pada Tahap Pasca P2TL, karena terdapat indikasi Pelanggaran dan
Pelanggan datang memenuhi panggilan PLN tetapi karena permasalahan pada Pelanggan
penyelesaian P2TL menjadi berlarut-larut.

56
www.pln.co.id |
Lampiran I – 9.3
Keputusan Direksi PLN No.
KETERANGAN 1486.K/DIR/2012
Tanggal 27 Desember 2011

PR :PEMUTUSAN RAMPUNG NON PELANGGAN.


Dilakukan pada Tahap Pelaksanaan P2TL pada sambungan langsung Non
Pelanggan, atau pada sadapan oleh Pelanggan.
PR : PEMBONGKARAN RAMPUNG PELANGGAN
 PR I :Dilakukan pada Tahap Pasca P2TL, karena terdapat indikasi
Pelanggaran dan Pelanggan tidak memenuhi panggilan PLN
sampai dengan berakhirnya Masa Peringatan II.
 PR II :Dilakukan pada Tahap Pasca P2TL, karena setelah 60 HK sejak
PS Pelanggan tidak menyelesaikan TS .
PS-PR : PEMUTUSAN SEMENTARA–PEMUTUSAN RAMPUNG.
PS yang dilakukan karena Pelanggan tidak melaksanakan pembayaran
angsuran TS sesuai SPPTS/ SPH yang akan dtindak lanjuti dengan PR
setelah 60 HK sejak PS Pelanggan belum melaksanakan pembayaran angsuran
TS.
56
www.pln.co.id |
PERMASALAHAN YANG TIMBUL

• TS tidak dibayar , s/d peringatan terakhir tidak dilakukan bongkar rampung


• TS tidak dibayar, sdh bongkar rampung ttp masih / terlambat mutasi N
• TS tidak dibayar , sdh dibongkar sudah mutasi N konsumen PB tanpa
dikenakan TS
• Angsuran TS terlambat tidak diputus (tidak dicantumkan besarnya biaya
keterlambatan atas pembayaran TS)

www.pln.co.id |
PERMASALAHAN YANG TIMBUL
• Angsuran TS menunggak tidak dikenakan sanksi peringatan / pemutusan
• TS pada kasus pelanggaran P4 tidak dibayar tidak ada upaya menagih / upaya
hukum
• TS pada kasus pelanggaran P4 tidak dibayar konsumen PB tanpa dikenakan
TS
• Angsuran TS tidak dimonitor dengan baik

www.pln.co.id |
SOLUSI ???
• Ditunjuk penanggung jawab khusus yang mengelola Pasca P2TL
• Tertib dalam memberikan angsuran (sesuai dengan aturan yang berlaku) bila
perlu diminta jaminan atas hutang angsuran tersebut.
• Tertib administrasi P2TL

www.pln.co.id |
KEBERATAN PEMAKAI
TENAGA LISTRIK
SETELAH MENDAPAT
SANKSI P2TL
MAKSUD DAN TUJUAN DIBENTUK TIM
KEBERATAN P2TL :

1. Tim Keberatan dibentuk pertama kali dan dituangkan ke dalam Keputusan


Direksi No. 1486.K/DIR/2011. Setelah direvisi menjadi Peraturan Direksi
No. 088-Z.P/DIR/2016 Tim Keberatan dimasukkan ke dalam Pasal 23.
2. Pembentukan Tim Keberatan bertujuan untuk meningkatan pemahaman
Pelanggan tentang sikap PLN yang “terbuka”, “tidak diskriminatif”, “adil”,
serta menyadari “Hak & Kewajiban” Pelanggan dan PLN sebagai Perusahaan
Utilitas.
3. Pelaksanaan Undang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.

www.pln.co.id |
Undang Undang No. 8 Tahun 1999Pasal 4 HAK KONSUMEN.
1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan.
2. Hak untuk memilih, serta mendapatkan barang atau jasa yang sesuai nilai tukar dan
kondisi serta jaminan yang telah dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan.
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut.
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
7. Hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya.
9. Hak­hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang­undangan lainnya.

www.pln.co.id |
Undang Undang No. 8 Tahun 1999Pasal 5 KEWAJIBAN KONSUMEN

1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau


pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
secara patut.

www.pln.co.id |
Undang Undang No. 8 Tahun 1999Pasal 7 HAK PELAKU USAHA
1. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai
kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang
beritikad tidak baik;
3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian
hukum sengketa konsumen;
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan;
5. Hak-­hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang­undangan lainnya.

www.pln.co.id |
Undang Undang No. 8 Tahun 1999 Pasal 7 KEWAJIBAN PELAKU USAHA
1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminanbarang
dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan
ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau
jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau
diperdagangkan;
6. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan,
pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
7. Memberi kompensasi , ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang
diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

www.pln.co.id |
PROSEDUR PENGAJUAN KEBERATAN BAGI PELANGGAN
YANG DAPAT SANKSI P2TL

Mulai

Pelanggan Menerima
Perhtungan TS
Stop

Pelanggan Keberatan
dengan TS ditungkan Petugas Administrasi 30 hari
dalam Surat ke PLN Pemberitahuan Tertulis
Melakukan Perhitungan
kepada Pelanggan
Ulang TS

Surat Keberatan dilengkapi


Bukti Pendukung diterima Tim 14 hari
Keberatan BA Tim Keberatan
Cat. : selama 14 hari kerja
Ya TS Tetap

Rapat Analisa & Evaluasi Tim Ada Tidak


Keberatan Pengaduan perubahan BA Tim Keberatan
Pelanggan kena P2TL TS?

www.pln.co.id |
Pengajuan Keberatan Pasal 23
1) Dalam hal Pelanggan keberatan atas penetapan pengenaan sanksi P2TL, maka Pelanggan
dapat mengajukan keberatan kepada General Manager Distribusi/Wilayah atau Manajer
APJ/Area/Cabang unit PLN yang menerbitkan sanksi dimaksud dengan disertai alasan-alasan
dan bukti-bukti.
2) Pelanggan dapat mengajukan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan jangka
waktu keberatan diajukan paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah kejadian P2TL.
3) Keberatan yang diajukan oleh pelanggan dianalisa dan evaluasi oleh Tim Keberatan yang
dibentuk oleh General Manager Distribusi/Wilayah untuk tingkat Distribusi/Wilayah dan oleh
Manajer APJ/Area/Cabang untuk tingkat Cabang/APJ/Area.
4) Keanggotaan Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diketuai oleh General Manager untuk
Wilayah/Distribusi dan Manajer untuk Cabang/APJ/Area serta berjumlah minimal 5 (lima)
orang atau ganjil yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :
a. Teknik;
b. Niaga/Pelayanan Pelanggan;
c. Administrasi dan Kepegawaian;
d. Wakil Pemerintah di Bidang Ketenagalistrikan

www.pln.co.id |
Pengajuan Keberatan Pasal 23 (1)
5) Dalam hal keberatan yang diajukan oleh Pelanggan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tidak terpenuhi baik secara keseluruhan maupun sebahagian,
maka unit yang mengenakan sanksi P2TL harus menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari
kerja sejak keberatan diterima.
6) Dalam hal keberatan yang diajukan oleh Pelanggan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) terpenuhi untuk diproses lebih lanjut, maka Unit yang menerima
keberatan harus menyampaikan keputusan atas keberatan tersebut kepada
Pelanggan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
diterimanya keberatan dari Pelanggan.
7) Proses pemeriksaan keberatan tidak menunda pelaksanaan pengenaan sanksi
P2TL yang telah ditetapkan.
8) Tim Keberatan Cabang/APJ/Area melalui Manajer Cabang/APJ/Area dan Tim
Keberatan Wilayah/Distribusi bertanggungjawab kepada General Manager.
www.pln.co.id |
Pengajuan Keberatan Pasal 23 (2)

5) Dalam mengambil keputusan, Tim Keberatan P2TL harus memenuhi syarat


kuorum melebihi dari 50 %.
6) Dalam hal pelanggan yang terkena Pemutusan Sementara dan dinyatakan
terbukti tidak bersalah dan apabila kesalahan yang mengakibatkan dilakukan
Pemutusan Sementara tersebut terbukti akibat kelalaian yang dilakukan oleh
Pihak PLN, Manajemen PLN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja harus menyampaikan permohonan maaf secara tertulis kepada
Pelanggan tersebut.

www.pln.co.id |
TATA USAHA LANGGANAN
(TUL) TERKAIT P2TL

50
TUL Terkait P2TL
1. TUL I-10 : Berita Acara Penyambungan
2. TUL I-11 : Perubahan Data Langganan
3. TUL I-13 : Amplop arsip Pelanggan
4. TUL I-18 : Berita Acara pemeriksaan peruntukan tenaga listrik
5. Tul I-19 : Berita Acara penetapan Tagihan Susulan
6. Tul I-20 : Daftar pembayaran Tagihan Susulan

www.pln.co.id |
STANDARISASI DAYA TERSAMBUNG DENGAN
PEMBATAS
SISTEM 220/380 VOLT

380 VOLT TIGA FASE


DAYA PEMBATASAN PENGUKURAN DAYA PEMBATASAN PENGUKURAN
TERSAMBUNG (AMPERE) TERSAMBUNG (AMPERE)
(VA) (VA)

41500 3 x 63
220 1X1
1X2 53000 3 x 80 meter kWh tiga fase
450 meter kWh satu fase
900 1X4 220 Volt dua kawat 380 Volt empat kawat.
1300 1X6 Pengukuran tidak langsung
2200 1 X 10 66000
3 x 100
menggunakan CT TR
3500 1 X 16
4400 1 X 20 82500 3 x 125
5500 1 X 25 105000 3 x 160
7700 1 X 35 131000 3 x 200
11000 1 X 50 147000 3 x 225
164000 3 x 250
13900 1 X 63 meter kWh satu fase 197000 3 x 300
17600 1 X 80 220 Volt dua kawat.

3900 3X6 233000 *) PMT dilengkapi meter kWh tiga fase


6600 3 X 10 279000 *) dengan trafo
380 Volt empat kawat.
10600 3 X 16 meter kWh tiga fase 329000 *) Arus dan
13200 3 X 20 414000 *) Rell Pembatas Pengukuran tidak langsung
380 Volt empat kawat.
16500 3 X 25 526000 *) termis
23000 3 X 35 Pengukuran langsung 630000 *) Overload menggunakan CT /PT TM
33000 3 X 50 dengan setelan
disesuaikan
daya kontrak
www.pln.co.id |
Standarisasi Daya (TM)
Daya yang disarankan untuk Pelanggan TM 20 KV
(Pengukuran pada sisi TM dengan relai sekunder)
Pelanggan TM yang dibatasi dengan pelebur TM

Arus Nominal TM Daya Tersambung


(Ampere) (kVA)
6,3 240
10 345
16 555
20 690
25 865
32 1110
40 1385
50 1730
63 2180
80 2770
100 3465
125 4330
160 5540
200 6930
250 8660

www.pln.co.id |
Pelayanan penyelesaian TS P2TL

Kegiatan penertiban pemakaian tenaga listrik pada dasarnya merupakan kegiatan untuk
meningkatkan disiplin dan tertib pemakaian aliran listrik serta mengurangi kehilangan energi
( kwh) akibat pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat.
Prosedur pelayanan.
Berdasarkan BA P2TL dan penetapan kategori pelanggaran dari Fungsi Teknik, prosedur
pelayanan sbb :
1. Pemantauan berita acara dan saldo TS P2TL dan dicatat dalam daftar pemantauan TS P2TL.
2. Penetapan jenis pelanggaran dan perhitungan besarnya TS P2TL menggunakan TUL I-19
yang ditanda tangani oleh manajer atau pejabat yang ditunjuk.
3. Pembuatan surat pemberitahuan kepada pelanggan yang dikenakan TS P2TL jumlah yang
harus dibayar oleh pelanggan tersebut.
4. Proses pembayaran atas TS P2TL yang disetujui dilakukan secara tunai (TUL I-06).

www.pln.co.id |
Pelayanan penyelesaian TS P2TL (1)

5. Dalam hal pelanggan mengangsur maka dibuat SPH dan menanda tangani
perjanjian yang disepakati kedua belah pihak, pembayaran dapat dengan TUL
I-06 atau digabung kedalam rekening listrik setiap bulan
6. Pembuatan TUL I-09 dan TUL I-10 untuk pelanggan yang diputus
7. Pembuatan TUL I-11 bilamana ada perubahan data pelanggan
8. Pembuatan daftar pembayaran tagihan susulan ( TUL I-20 ).

www.pln.co.id |
TS P2TL yang tidak dilunasi.
Ts P2TL yang sudah jatuh tempo tidak dilunasi diselesaikan sbb :
1. Fungsi Pelayanan pelanggan membuat daftar untuk diteruskan ke fungsi
pengawasan kredit untuk dilakukan pemutusan bagi angsuran TS yang melalui
rekening listrik, untuk angsuran melalui SPH TUL 1-06 dikirim ke fungsi
teknik untuk pemutusan sambungan listriknya.
2. Jumlah TS yang jatuh tempo belum dilunasi dipantau pada daftar pemantauan
berita acara dan saldo TS P2TL.
3. Dalam hal pelanggan atau yang mewakili tidak memenuhi panggilan
sebagaimana tercantum dalam BA P2TL segera dibuat pemberitahuan untuk
dilakukan pemutusan sambungan listrik yang dilaksanakan oleh fungsi teknik

www.pln.co.id |
Pelayanan Permintaan Angsuran
Permintaan angsuran dari pelanggan/yang mewakili yang terjaring P2TL dapat dipenuhi atas persetujuan
Manajer.
Prosedur Pelaksanaan Angsuran adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan persetujuan Manajer, fungsi pelayanan pelanggan menyiapkan surat Pengakuan Hutang
(SPH) yang ditanda tangani oleh pelanggan/yang mewakili dan Manajer atau pejabat yang ditunjuk.
2. SPH berisi : Nama pelanggan, nomor pelanggan, jumlah rupiah, jumlah kWh ( TS P2TL), lama bulan
angsuran, jumlah rupiah tiap angsuran
3. Cara pembayaran angsuran dengan melalui rekening bulanan atau melalui kuitansi (TUL I-06)
4. Tanggal jatuh tempo tiap angsuran maksimal 2 kali dalam satu bulan, apabila melalui kuitansi TUL I-06
5. SPH dibuat dalam 4 rangkap : asli untuk fungsi pelayanan pelanggan, tembusan 1 untuk pelanggan/yang
mewakili, tembusan 2 untuk bidang penagihan dan tembusan 3 untuk keuangan

www.pln.co.id |
Pembayaran Angsuran melalui Rekening Listrik
1. Pembayaran angsuran pertama tetap dilakukan melalui kuitansi (TUL I-06), terdiri biaya
material (tidak boleh diangsur), rupiah penjualan tenaga listrik angsuran pertama dan jumlah
kWh seluruhnya
2. Jumlah rupiah angsuran pertama diatur sedemikian rupa sehingga sisanya mudah dibagi dalam
jumlah yang sama pada angsuran berikutnya
3. Jumlah angsuran pertama dicatat dalam daftar pembayaran TS P2TL dan berdasarkan TUL I-
06 data pelunasannya diteruskan ke fungsi pembukuan piutang pelanggan untuk diposting
pada Penjualan Tenaga Listrik ( TUL III-09) dengan jumlah kWh seluruhnya dengan nilai
rupiah sesuai kesepakatan dengan pelanggan tidak termasuk biaya material.
4. Jumlah angsuran kedua dan seterusnya dilakukan melalui rekening listrik bulanan dengan
membuat PDL khusus untuk mengakomodir jumlah dan lama angsuran

www.pln.co.id |
Pembayaran Angsuran melalui Rekening Listrik (1)
4. Pada TUL III-09 untuk pembayaran angsuran kedua dan seterusnya
ditambahkan ke tagihan rekening listrik agar diposting di lampiran 1 baris
EDP dan diposting juga pada lampiran IV baris restitusi pembatalan. Pada
TUL IV-04 (Lap Piutang Langganan)untuk pembayaran angsuran ke2 dan
seterusnya diposting pada baris penambahan pencetakan rekening bruto/EDP
dan diposting juga pada baris pembatalan kuitansi rupa-rupa TS P2TL.
Berdasarkan TUL V-04 (Daftar Rek lunas )fungsi pembukuan piutang
membuat memorial pelunasan dan diposting dalam TUL IV-04 pelunasan
kuitansi rupa-rupa.
5. Koreksi rekening yang terdapat angsuran tidak boleh mengurangi angsuran
tersebut.

www.pln.co.id |
Pembayaran angsuran TS P2TL melalui kuitansi TUL I-06.

1. Berdasarkan SPH yang ditandatangani pelanggan dicatat pada buku pemantauan angsuran dan
dimasukan dalam TUL III-09 dan TUL IV-04 baik rupiah maupun kWh-nya
2. Pembayaran angsuran pertama dilayani diloket pelayanan pelanggan dengan TUL I-06 terdiri dari :
rupiah biaya material, rupiah penjualan tenaga listrik, jumlah kWh seluruhnya
3. Besarnya angsuran pertama diatur sedemikian rupa sehingga sisanya mudah dibagi kedalam banyaknya
angsuran dengan jumlah yang sama pada angsuran berikutnya. Pelunasan angsuran pertama dicatat pada
daftar pembayaran TS P2TL dan diposting pada TUL IV-04 pada baris pelunasan kuitansi rupa-rupa
4. Pembayaran angsuran ke 2 dan seterusnya melalui kuitansi TUL I-06 dilayani di loket bidang pelayanan
pelanggan dan dicatat dalam daftar pembayaran TS P2TL
5. Pembayaran angsuran ke 2 dan seterusnya diposting pada TUL IV-04 pada baris pelunasan kuitansi rupa-
rupa
6. Angsuran TS P2TL yang tidak dilunasi pada jatuh tempo dilakukan pemutusan aliran listrik sesuai
ketentuan yang berlaku

www.pln.co.id |
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai