E- tilang adalah inovasi pihak kepolisian untuk menegakkan hukum dalam hal ini
pembayaran tilang secara online atau melalui sebuah aplikas. Tujuan dari E-Tilang adalah untuk
menghindari tindakan pungli, dan mempercepat proses hukum, memberikan transparansi kepada
masyarakat. dan membayar denda tanpa memalui tahap sidang. Sistem tilang online ini baru
diluncurkan di regional Polda Metro Jaya di Jakarta dan Yogyakarta pada 16 Desember 2016
dan kedepannya akan berlaku untuk seluruh wilayah kepolisian daerah di Indonesia.Aplikasi E-
Tilang telah terhubung ke Pengadilan, Kejaksaan, dan sistem kepolisian.
1. Fungsi
Fungsi dari E- Tilang antara lain :
a. Untuk pencatatan pelanggaran lalu lintas oleh petugas (polisi),
b. Mempercepat proses hukum,
c. Memberikan transparansi kepada masyarakat,
d. Untuk mempersempit ruang gerak oknum petugas yang sering melakukan pungli
kepada pelanggar lalulintas
e. Menghemat waktu, karena pelanggar tidak perlu meluangkan waktu untuk datang ke
pengadilan
2. Provider
Penyedia dari layanan e-Tilang ini adalah pemerintahan (Korps Lalu Lintas Kepolisian
Republik Indonesia)
3. Sistem Kerja
Aplikasi E- Tilang tidak disediakan untuk masyarakat untuk diunduh melalui ponsel
pintar, tetapi hanya untuk anggota kepolisian, jadi semacam pengganti slip tilang yang
biasa dibawa oleh pihak yang berwajib. Masyarakat hanya diberikan nomor akunnya dan
jumlah denda yang harus dibayarkan. Aplikasi E-Tilang, tidak terlalu merujuk kepada
bermacam-macam fitur tetapi, E-Tilang hanya akan menunjukan apa dan berapa
kewajiban denda yang harus dibayar pelanggar untuk menebus barang bukti yang
diamankan, semisal STNK atau SIM.
Sistem kerja E- Tilang adalah sebagai berikut :
1) Polisi melakukan tilang, dan menulis tilang yang telah dibuat oleh pelanggar
kemudian dikonfirmasi
2) Polisi akan memasukkan data tilang ke dalam aplikasi ( nomor resi tilang, nama
pelanggar, nomor polisi kendaraan, lokasi tilang, alamat pelanggar) agar nantinya
dapat diproses
3) Pelanggar akan menerima notifikasi lewat SMS yang berisi jumlah denda
maksimal yang harus dibayarkan dan kode pembayaran
4) Pelanggar membayar denda maksimal melalui M-Bangking, e-banking, ATM,
atau datang sendiri ke teller bank BRI dan BNI. JJika polisi membawa alat EDC
maka pelanggar dapat membayar langsung di tempat.
4. Tanggapan
Tanggapan saya mengenai aplikasi E-Tilang ini, sudah cukup membantu petugas,
pemerintahan dan masyarakat dalam mempercepat proses hukum terutama pelanggaran
lalulintas, dan barang yang disita oleh petugas(SIM, STNK, kendaraan) dapat diambil
secepat mungkin tentunya setelah membayar denda melalui layanan pebayaran yang
dimiliki oleh masyarakat (e-banking, ATM, Bank), kemudian menyerahkan bukti
pembayaran denda kepada petugas.
Tetapi, sistem tilang online ini kurang disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga
masyarakat masih bingung dengan sistem yang baru dirilis oleh pemerintah pada 16
Desember 2016 ini. Dari berbagai kasus di Jakarta, banyak masyarakat yang tidak
mengetahui bagaimana sistem pembayaran denda pelanggaran, dan seberapa jumlah yang
sehaharusnya ditanggung oleh pelanggar, akibatnya pelanggar harus membayar nominal
denda maksimal. Dan tidak semua pelanggar memiliki cukup uang untuk membayar
nominal denda maksimal pada saat itu juga, sehingga kasihan apabila harus memberikan
nominal denda maksimal. Dan juga tidak semua orang memiliki nomor rekening
BRI/BNI, sehingga alangkah baiknya jika pembayaran dapat dibayarkan ke berbagai
bank resmi di Indonesia.
Selain melalui aplikasi E-Tilang yang disediakan oleh kepolisian, pelanggar juga dapat
membayar tilang secara online melalui web yang telah disediakan oleh Kejaksaan Tinggi DKI
Jakarta (Kejati DKI) dan Kejaksaan Negeri (Kejari) DKI Jakarta. Langkah ini memungkinkan
pengendara yang terkena tilang bisa membayar denda dengan cara mengisi formulir secara
online, transfer melalui rekening bank, tanpa harus mengikuti sidang. Tetapi, layanan tilang
online ini belum member layanan satu pintu. Pelanggar harus mengakss situs web kejaksaan
negeri, tema pelanggar ditilang oleh petugas polisi. Jika ditilang di Jakarta Utara, maka
pelanggar harus mengakses situs milik Kejaksaan Negeri Jakarta Utara. Begitu juga dengan
wilayah DKI Jakarta yang lain.
Saat ini Saat ini sudah ada lima situs web Kejaksaan Negeri berdasarkan pembagian wilayah
DKI Jakarta, yaitu:
- Jakarta Selatan: http://www.kejari-jaksel.go.id/tilang
- Jakarta Utara: http://www.kejari-jakut.go.id/sarana/tilang
- Jakarta Pusat: http://www.kejari-jakpus.go.id/
- Jakarta Barat: http://www.kejari-jakbar.go.id/index.php/sarana/pendaftaran-pembayaran-daftar-
online
- Jakarta Timur: http://www.kejari-jaktim.go.id/
- Selain Jakarta, layanan tilang online juga telah hadir di Sleman, Yogyakarta: http://tilang.info/#
Melalui web itu pelanggar dapat mengetahui informasi antara lain, jumlah denda yang harus
dibayar, pada menu Tilang Online. Pada situs tersebut menu dan layanannya relative sama,
tetapi tapilannya berbeda satu sama lain, karena dikelola oleh kejaksaan masing-masing wilayah.
4. Tanggapan
Menurut saya sistem pembayaran tilang online ini cukup bagus, dan lebih meringankan
masyarakat, petugas, jaksa dalam pembayaran denda pelanggaran lalulntas. Tetapi dari
dua sisi tersebut saya lebih menyukai E-Tilang yang menggunakan aplikasi E-Tilang
telepon pintar yang dipakai oleh petugas. Karena lebih sederhana dan tidak banyak fitur.
Sedangkan, pada wesite ini masih menyatu dengan website kejaksaan yang masih
memiliki banyak menu (Beranda, Sarana, Peraturan, Organisasi, Galeri, Arsip, Layanan
Hukum) sehingga masyarakat yang kurang akrap dengan teknologi sulit untuk memahami
penggunaan sistem ini.