Anda di halaman 1dari 85

i

SKRIPSI

FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING UNTUK


MENENTUKAN PEMBELIAN MESIN TEMPEL DENGAN METODE
SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING ( SAW )

FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DESICION MAKING FOR DETERMAINING


PURCHASING OUTBOARD ENGINNE WITH
SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) METHOD

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


memperoleh gelar Sarjana Teknik Informatika

Disusun Oleh :

Nama : Misael Boanerges Sesa


Nim : A11.2013.07766
Program Studi : Teknik Informatika – S1

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2018

i
PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Pelaksana : Misael Boanerges Sesa


NIM : A11.2013.07766
Program Studi : Teknik Informatika – S1
Fakultas : Ilmu Komputer
Judul Tugas akhir : FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DESICION MAKING
UNTUK MENENTUKAN PEMBELIAN MESIN TEMPEL
DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
( SAW ).

Tugas akhir ini telah diperiksa dan disetujui,

Semarang, 16 Maret 2018

Menyetujui Mengetahui:

Pembimbing Dekan Fakultas Ilmu Komputer

Erna.Zuni.Astuti, M.Kom Dr. Drs. Abdul Syukur, M.M

ii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Nama : Misael Boanerges Sesa


NIM : A11.2013.07766
Program Studi : Teknik Informatika – S1
Fakultas : Ilmu Komputer
Judul Tugas akhir : FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DESICION MAKING
UNTUK MENENTUKAN PEMBELIAN MESIN TEMPEL
DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
( SAW )

Tugas akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang
Tugas Akhir tanggal 16 Maret 2018. Menurut pandangan kami, tugas akhir ini memadai
dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugrahan gelar Sarjana Komputer
(S.Kom)

Semarang, 16 Maret 2018

Dewan Penguji :

Eko.Hari.Rachmawanto, M.Kom Setia.Astuti, S.Si, M.Kom


Penguji I Penguji II

Purwanto, S.Si, M.Kom, Ph.D


Ketua Penguji

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini,
saya :
Nama Pelaksana : Misael Boanerges Sesa
NIM : A11.2013.07766
Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul :
“ FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DESICION MAKING UNTUK MENENTUKAN
PEMBELIAN MESIN TEMPEL DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE
WEIGHTING ( SAW ) ”

Merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah
saya jelaskan sumbernya). Apabila dikemudian hari, karya saya disinyalir bukan
merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya
bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar
tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,

Dibuat di : Semarang

Pada Tanggal : 16 Maret 2018

Yang menyatakan

( Misael Boanerges Sesa )

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini,
saya :
Nama Pelaksana : Misael Boanerges Sesa
NIM : A11.2013.07766
Demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DESICION MAKING UNTUK MENENTUKAN
PEMBELIAN MESIN TEMPEL DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE
WEIGHTING ( SAW ) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak
Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan,
mengkopi ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/ mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas
Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak Cipta
dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di : Semarang
Pada Tanggal : Maret 2018

Yang menyatakan

(Misael Boanerges Sesa)

v
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan proposal ini dengan judul “Fuzzy Multiple Attribute Decision
Making untuk Menentukan Pembelian Mesin Tempel dengan Metode Simple
Additive Weighting (SAW)”.

Laporan Tugas Akhir ini merupakan suatu kewajiban guna melengkapi


syarat untuk menempuh ujian akhir di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Adapun penulis dalam membuat Laporan Tugas Akhir ini tidak luput dari
kesulitan dan kesalahan, namun berkat bimbingan dan bantuan dari dosen
pembimbing serta berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan disini maka
laporan ini dapat penulis selesaikan. Dengan bekal pengetahuan yang penulis
terima dengan segenap kemampuan terbaik yang bisa penulis lakukan.

Atas terselesainya Skripsi ini penulis menyampaikan penghargaan dan


ucapan terima kasih yang sangat mendalam kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian
Nuswantoro Semarang.
2. Bapak Dr. Abdul Syukur, MM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
3. Bapak Dr.Heru Agus Santoso,Ph.D , selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika-S1 Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
4. Ibu Erna.Zuni.Astuti, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing yang telah
membantu dan memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini.
5. Bapak,Ibu dan adik Hilel Gloria Sesa selaku orangtua dan saudara yang telah
membantu secara moril maupun meteril dalam penyelesaian Laporan Tugas
Akhir ini, juga untuk doa dan kasih sayang yang tanpa henti.

vi
6. Saudari Vita Paramita Teken,S.Ked yang selalu memberi semangat tanpa henti
meskipun kesibukan dalam coas.
7. Bung Cley Matatula dan Bung Dedy Suryoto yang selalu menjadi sahabat
penyemangat.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran serta kritik
yang membangun dalam kesempurnaan Skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi


semua pihak yang berkepentingan.

Semarang,16 Maret 2018

Penulis

(Misael Boanerges Sesa)

vii
ABSTRAK

Proses pembelian mesin tempel berperan penting dalam kelangsungan dan


keberhasilan nelayan. Dalam kaitannya dengan pembelian mesin tempel, harus
diperhatikan beberapa variabel yang menjadi kriteria pemilihan mesin tempel yang sesuai
dengan kebutuhan dan standar nelayan, antara lain: 1) harga, 2) merek, 3) fungsi, 4)
jaminan limbah lingkungan, 5) kualitas mesin serta 6) ketersediaan service center.
Variabel-variabel tersebut harus benar-benar dipertimbangkan dengan baik sehingga
pembelian barang dapat dilakukan dengan lebih optimal. Dalam proses pembelian mesin
tempel seringkali terjadi kesalahan pemilihan mesin karena beberapa faktor. Hal tersebut
menjadikan adanya beberapa mesin yang tidak dapat difungsikan dengan sebagai mana
mestinya, sehingga dapat merugikan nelayan.

Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan salah satu metode yang
dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan semi terstruktur. Dalam metode
tersebut beberapa variabel dapat didefinisikan lagi ke dalam sub variabel sehingga hasil
informasi lebih akurat. Metode SAW tersebut juga memberikan penilaian secara rinci dan
dapat menyajikan nilai masing-masing mesin berdasarkan rangking pada penilaian.
Dengan demikian, dalam memberikan alternatif, metode SAW tidak membatasi
keputusan manajemen untuk melakukan pilihan mesin mana yang akan dibeli melainkan
memberikan pandangan mesin terbaik menurut penilaian dan kesesuaian penilaian
pengguna.

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain, observasi,
wawancara serta studi pustaka untuk mendapatkan data-data terkait dengan pembelian
mesin tempel. Pengembangan sistem dilakukan dengan metode waterfall dan kemudian
menghasilkan aplikasi pembelian mesin tempel menggunakan metode SAW yang dapat
menghasilkan informasi nilai beberapa mesin berdasarkan variabel-variabel yang telah
ditentukan.

Analisis dan implementasi sistem pemilihan mesin tempel menghasilkan


kesimpulan bahwa aplikasi dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi pembelian
mesin tempel di kelompok nelayan kabupaten Seram Bagian Barat , sehingga kesalahan
dalam kriteria pembelian mesin dapat dikurangi. Dengan ketepatan pembelian mesin
tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan kinerja nelayan serta berpengaruh positif
pada hasil tangkap nelayan.

Kata kunci : Pembelian, mesin tempel, Simple Additive Weighting (SAW)

viii
DAFTAR ISI

Cover..........................................................................................................................
i
Persetujuan Laporan Tugas Akhir..............................................................................
ii
Pengesahan Dewan Penguji.......................................................................................
iii
Pernyataan Keaslian...................................................................................................
iv
Pernyataan Persetujuan Publikasi..............................................................................
v
Kata Pengantar...........................................................................................................
vi
Abstrak.......................................................................................................................
viii
Daftar Isi ....................................................................................................................
ix
Daftar Gambar ...........................................................................................................
xi
Daftar Tabel................................................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................
1
1.2 Perumusan Masalah
............................................................................................................
3
1.3 Pembatasan Masalah
............................................................................................................
3

ix
1.4 Tujuan Penelitian
............................................................................................................
3
1.5 Manfaat Penelitian
............................................................................................................
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................
5
2.1 Tinjauan Studi
............................................................................................................
5
2.2 Sistem Pendukung Keputusan/Decission Support System
............................................................................................................
6
2.2.1 Pengertian dan karakter sistem
................................................................................................
6
2.2.2 Pengertian Keputusan
................................................................................................
8
2.2.3 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
................................................................................................
8
2.2.4 Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan
................................................................................................
9
2.2.5 Karakteristik SPK
................................................................................................
9
2.2.6 Komponen-komponen SPK
................................................................................................
11
2.2.7 Fase-fase Proses Pengambilan Keputusan
................................................................................................
12

x
2.3 Mesin Tempel
............................................................................................................
13
2.4 Metode Simple Additive Weighting (SAW)
............................................................................................................
14
2.4.1 Pengertian metode SAW
................................................................................................
14
2.4.2 Langkah-langkah penyelesaian metode SAW
................................................................................................
14
2.5 Object Oriented Programming (OOP)
............................................................................................................
16
2.6 Unified Modeling Language (UML)
17
2.7 Software yang digunakan
............................................................................................................
20
2.8 Pemilihan Mesin Tempel menggunakan Metode SAW
............................................................................................................
22
2.9 Kerangka Pemikiran
............................................................................................................
27
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................
29
3.1 Metode Pengumpulan Data
............................................................................................................
29
3.2 Metode Pengembangan Sistem
............................................................................................................
30

xi
BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI..........................................
33
4.1 Analisis Sistem
33
4.1.1 Analisis Masalah
................................................................................................
33
4.1.2 Kebutuhan Data
................................................................................................
33
4.1.3 Analisis Sistem yang berjalan
................................................................................................
34
4.2 Perancangan Sistem
35
4.2.1 Use Case Diagram
................................................................................................
35
4.2.2 Activity Diagram
................................................................................................
39
4.2.3 Sequence Diagram
................................................................................................
44
4.2.4 Class Diagram
................................................................................................
49
4.2.5 Struktur Basis Data
................................................................................................
50
4.2.6 Desain Input Output
................................................................................................
51
4.3 Implementasi Sistem

xii
55
4.4 Pengujian Sistem
61
BAB V PENUTUP................................................................................................
68
5.1 Kesimpulan
............................................................................................................
68
5.2 Saran
............................................................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
70

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Karakteristik dan Kapabilitas SPK.....................................................


10
Gambar 2.2 : Komponen DSS..................................................................................
11
Gambar 2.3 : Fase-fase Pengambilan Keputusan/Proses Pemodelan......................
12
Gambar 2.4 : Bagian-bagian Mesin Tempel.............................................................
13
Gambar 2.5 : Kerangka Pemikiran...........................................................................
27
Gambar 3.1 : Diagram Waterfall..............................................................................
30

xiii
Gambar 4.1 : Use Case Diagram Pemilihan Mesin Tempel.....................................
35
Gambar 4.2 : Activity Diagram Login......................................................................
40
Gambar 4.3 : Activity Diagram Data Kriteria..........................................................
41
Gambar 4.4 : Activity Diagram Data Alternatif.......................................................
42
Gambar 4.5 : Activity Diagram Perhitungan SAW..................................................
43
Gambar 4.6 : Sequence diagram proses login..........................................................
44
Gambar 4.7 : Sequence diagram proses pendataan kriteria.....................................
45
Gambar 4.8 : Sequence diagram proses pendataan alternatif..................................
46
Gambar 4.9 : Sequence diagram proses pendataan nilai kriteria..............................
47
Gambar 4.10 : Sequence diagram proses perhitungan SAW....................................
48
Gambar 4.11 : Class Diagram Pemilhan Mesin Tempel...........................................
49
Gambar 4.12 : Desain form login..............................................................................
51
Gambar 4.13 : Desain menu utama...........................................................................
51
Gambar 4.14 : Desain form alternatif mesin.............................................................
52
Gambar 4.15 : Desain form kriteria..........................................................................
52

xiv
Gambar 4.16 : Desain Form Analisa SAW...............................................................
53
Gambar 4.17 : Form Matrik Pertama........................................................................
54
Gambar 4.18 : Form Matrik Kedua...........................................................................
54
Gambar 4.19 : Form Matrik Ketiga...........................................................................
55
Gambar 4.20 : Form Login........................................................................................
56
Gambar 4.21 : Form Menu Utama............................................................................
56
Gambar 4.22 : Form Mesin.......................................................................................
57
Gambar 4.23 : Form Kriteria.....................................................................................
57
Gambar 4.24 : Form Analisa Penilaian Kriteria........................................................
58
Gambar 4.25 : Analisa Matrik Pertama.....................................................................
59
Gambar 4.26 : Analisa Matrik Kedua.......................................................................
59
Gambar 4.27 : Analisa Matrik Ketiga.......................................................................
60
Gambar 4.28 : Hasil Analisa ....................................................................................
61
Gambar 4.29 : Pengujian form login.........................................................................
63
Gambar 4.30 : Pengujian pengisian dan penyimpanan data......................................
64

xv
Gambar 4.31 : Pengujian pencarian data...................................................................
65
Gambar 4.32 : Pengujian penghapusan data.............................................................
66

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Notasi Use Case.......................................................................................


18

xvi
Tabel 2.2 : Notasi Activity Diagram...........................................................................
18
Tabel 2.3 : Simbol Sequence Diagram.......................................................................
19
Tabel 2.4 : Simbol Class Diagram..............................................................................
20
Tabel 2.5 : Kriteria Nilai............................................................................................
23
Tabel 2.6 : Data nilai mesin........................................................................................
23
Tabel 4.1 : Kebutuhan Data........................................................................................
34
Tabel 4.2 : Tabel alternatif..........................................................................................
50
Tabel 4.3 : Tabel Kriteria............................................................................................
50
Tabel 4.4 : Tabel nilai.................................................................................................
50
Tabel 4.5 : Hasil pengujian sistem.............................................................................
62

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Mesin tempel merupakan mesin penggerak pada perahu atau kapal kecil
yang terdiri dari mesin penggerak, transmisi, propeler ataupun jet air. Cara kerja
mesin tempel yaitu mesin ditempelkan pada buritan perahu. Fungsi utama mesin
tempel adalah sebagai penggerak, namun demikian mesin tempel juga difungsikan
untuk sarana mengemudikan perahu/kapal [1]
Penggunaan mesin tempel tidak terbatas hanya untuk memancing dan
berjelajah melainkan juga merupakan sarana untuk menangkap ikan secara
komersial, transportasi air, kapal pesiar serta berbagai aplikasi lainnya. Dalam
pemilihan mesin tempel, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan terkait
dengan fungsi, keselamatan kerja serta undang-undang dan peraturan yang
berlaku untuk pembelian mesin tempel di masing-masing daerah.
Mesin tempel terdiri dari beberapa jenis, antara lain mesin 2 tak, mesin 4
tak dan juga mesin diesel. Selain itu dalam pemilihan mesin tempel terdapat
beberapa ketentuan yang harus dipertimbangkan, antara lain faktor keselamatan,
faktor limbah lingkungan, serta faktor fungsi penggunaan mesin. Pentingnya
pemilihan mesin tempel pada pengguna tersebut menuntut para pengambil
keputusan pengadaan mesin tempel untuk lebih selektif dalam pemilihan jenis
mesin yang akan dibeli.
Mesin tempel digunakan dan diperuntukan kepada masyarakat pesisir
kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Dimana pembagian dapat dilakukan
berdasarkan bantuan dari kementrian kelautan dan perikanan atau permohonan
bantuan dari desa setempat melalui kelompok nelayan yang di salurkan ke
pemerintahan kabupaten dan diteruskan ke permerintah provinsi hingga
pemerintah pusat untuk penyaluran dana bantuan yang akan digunakan oleh
pemerintah kabupaten untuk pembelian mesin tempel.

1
2

Kendala yang dialami kelompok nelayan di pesisir kabupaten Seram


Bagian Barat dalam memutuskan pembelian mesin tempel adalah penentuan
dalam memilih mesin tempel, dimana selama ini pembelian hanya berdasar pada
kedekatan suplier dengan jajaran organisasi kelompok nelayan. Bukan berdasar
pada bagus tidaknya suatu produk, kemudahan dalam perawatan dan ketersediaan
suku cadang atau tempat service mesin tempel di daerah. Hal ini sangat penting
mengingat daerah pesisir kabupaten Seram Bagian Barat terpencil dan jauh serta
penggunaan mesin tempel dalam waktu yang cukup lama.
Dalam proses pemilihan pembelian mesin tempel yang selama ini
dilakukan terdapat beberapa kendala terkait kesulitan dalam memutuskan mesin
yang sesuai dengan ketentuan serta kebutuhan dari pengguna mesin tempel
tersebut. Dengan demikian seringkali keputusan pembelian mesin tempel menjadi
kurang obyektif dan kurang tepat. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan
aplikasi yang dapat memberikan informasi mengenai data-data kriteria pembelian
mesin tempel sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pembelian mesin tempel
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan sebuah metode
penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan
terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut. Dalam
penerapan metode SAW pada pembelian mesin tempel akan diperoleh bobot nilai
pada masing-masing kriteria kemudian dijumlahkan. Semakin tinggi bobot nilai
mesin maka mesin tempel tersebut semakin mendekati kesesuaian. Dengan
penggunaan metode SAW tersebut maka akan memudahkan pengambil keputusan
dalam memutuskan mesin mana yang akan dibeli sesuai dengan ketentuan dan
kebutuhan pengguna.
Berlatar belakang pentingnya kebutuhan informasi yang akurat mengenai
faktor-faktor penentuan pembelian mesin tempel maka pada penelitian ini penulis
akan mengkaji lebih dalam mengenai penggunaan metode Simple Additive
Weighting (SAW) dalam menentukan pembelian mesin tempel bagi masyarakat
pesisir kabupaten Seram Bagian Barat.
3

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalah pada penelitian ini adalah
1. Bagaimana menentukan pembelian mesin tempel yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna dengan menggunakan metode Simple Additive
Weighting (SAW).
2. Bagaimana agar SPK yang dibangun dapat memberikan hasil yang
optimal terhadap pengambilan keputusan.

1.3 Pembatasan Masalah


Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah pembuatan SPK pembelian
mesin tempel bagi nelayan pesisir di kabupaten seram bagian barat, provinsi
Maluku.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian yaitu menghasilkan aplikasi pendukung keputusan
pembelian mesin tempel menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW),
sehingga dapat mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.

1.5 Manfaat Penelitian


Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Pengguna Mesin
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat
sehingga dapat dihasilkan keputusan pembelian mesin tempel yang sesuai
dengan kebutuhan pengguna, sehingga mesin dapat memberikan manfaat
dengan lebih optimal.
2. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi pembaca
terkait dengan penggunaan metode Simple Additive Weighting (SAW)
dalam sistem pengambilan keputusan.

3. Bagi Iptek
4

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai


penggunaan metode Simple Additive Weighting (SAW) pada sistem
pendukung keputusan pembelian barang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Studi


Beberapa penelitian sejenis yang sudah dilakukan sebelumnya sebagai
bahan pertimbangan dalam penelitian ini antara lain:
1. Rio Anggara Sukma, Sistem Pendukung Keputusan dalam Penentuan
Pembelian Notebook menggunakan Metode SAW (simple Additive
Weighting), Fakultas Teknik Universitas Nusantara Persatuan guru
Republik Indonesia UN PGRI Kediri 2016 [2]
Penelitian tersebut membahas mengenai penentuan pembelian
notebook yang dilatarbelakangi oleh banyaknya faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pembelian notebook, antara lain: 1) model, 2)
merk, 3) Spesifikasi notebook, 4) Kesesuaian harga. Dengan
penggunaan metode Simple Additive Weighting (SAW) maka
diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam
menentukan pembelian notebook yang sesuai dengan kriteria dan
kebutuhan pengguna.
2. Lisa Septian Putri, dkk, Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mitra
Jasa Pengiriman Barang menggunakan Metode Simple Additive
Weighting (SAW) – Technique for Other Reference by Similiarity to
Ideal Solution (TOPSIS) di Kota Malang, Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 2017 [3]
Penelitian tersebut dilatar belakangi oleh banyaknya masyarakat
kota Malang yang masih bingung dalam memilih mitra jasa pengiriman
barang. Hal tersebut dikarenakan banyak faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pengiriman barang, antara lain: barang mudah
pecah, ukurannya besar, serta berat barang yang berbeda-beda. Kondisi
tersebut memungkinkan kerugian bagi pemilik barang apabila salah
dalam menentukan jasa pengirimannya. Dengan demikian, penggunaan
metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam menentukan jasa
pengiriman barang akan memberikan kemudahan bagi pengguna jasa
pengiriman dalam pengambilan keputusan pengiriman barang.

5
6

3. Tomy Reza Adianto, dkk, Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan


Rumah Tinggal di Perumahan Menggunakan Metode Simple Additive
Weighting (SAW) (Studi Kasus: Kota Samarinda), Prosiding Seminar
Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi 2017 [4]
Penelitian tersebut dilaarbelakangi oleh tingginya permintaan
masyarakat mengenai rumah tinggal, khususnya di kota Samarinda.
Pentingnya mempertimbangkan kriteria pemilihan rumah bagi
konsumen membuat keputusan pembelian rumah menjadi lebih rumit.
Hal tersebut dikarenakan banyak faktor yang harus dipertimbangkan
sebelum memutuskan membeli sebuah rumah tinggal. Penggunaan
metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam pemilihan pembelian
rumah dimaksudkan untuk memberikan pertimbangan mengenai bobot
masing-masing rumah yang direkomendasikan pada konsumen
sehingga konsumen dapat mengetahui rumah yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi konsumen.

2.2 Sistem Pendukung Keputusan / Decision Suport System


2.2.1 Pengertian dan karaktersitik sistem
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan
yang bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga
menghasilkan keluaran (outout) [7]. Fungsi utama sistem adalah
menerima masukan, mengolah masukan, dan menghasilkan kelauran.
Agar dapat menjalankan fungsinya tersebut, sistem akan memiliki
komponen-komponen input, proses, output dan control untuk
menjamin bahwa semua fungsi dapat berjalan dengan baik [10].
Sebuah sistem juga memiliki karakteristik atau sifat-sifat
tertentu, karaktersitik yang dimaksud adalah sebagai berikut: [11]

1. Komponen sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, yang bekerja sama membentuk suatu kesatuan
2. Batasan sistem
7

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara


sistem dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan
luarnya. Hal ini memungkinkan sistem dipandang sebagai suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
3. Lingkungan luar sistem
Merupakan bentuk diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang
mempengaruhi operasi sistem tersebut
4. Penghubung sistem
Merupakan media yang menghubungkan sistem dengan subsistem
yang lain
5. Masukan sistem
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat
berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input)
6. Keluaran sistem
Hasil dan energi yang diolah dan di klasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna. Keluaran tersebut merupakan masukan bagi
subsistem yang lain
7. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah
masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran sistem
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat
deterministik. Suatu sistem dikatakan berhasil apabila mengenai
sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

2.2.2 Pengertian Keputusan


Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau
tindakan dalam pemecahan masalah tersebut. Tindakan memilih
strategi atau aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi
terbaik atas sesuatu itu disebut pengambilan keputusan. Tujuan dari
8

keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus
dilakukan [7].
2.2.3 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi
interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasi
data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan
dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur,
dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan
seharusnya dibuat [12].
Sistem pendukung keputusana memberikan dukungan langsung
pada permasalahan dengan menyediakan alternatif pilihan dan
menekankan pada efektifitas pengambilan keputusan dalam upaya
untuk menghasilkan keputusan yang lebih baik. Pada sistem ini, yang
memegang peranan penting adalah pengambil keputusan karena
sistem hanya menyediakan alternatif keputusan, sedangkan keputusan
akhir tetap diambil oleh pengambil keputusan. Sistem pendukung
keputusan dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau
untuk mengevaluasi suatu peluang. Sistem pendukung keputusan
seperti itu disebut aplikasi sistem pendukung keputusan [7].
9

2.2.4 Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan


1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah
semi terstuktur
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukan
dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih
dari perbaikan efisiensinya
4. Kecepatan komputasi komputer memungkinkan para pengambil
keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat
dengan biaya rendah
5. Dukungan kualitas komputer bisa meningkatkan keputusan yang
dibuat [7]
2.2.5 Karakteristik SPK
1. Dapat digunakan sebagai pendukung pengambilan keputusan,
terlebih lagi pada pengambilan keputusan dengan banyak kriteria.
2. Dapat digunakan oleh semua manajemen.
3. Dapat mendukung pengambilan keputusan baik individu maupun
kelompok.
4. Dapat mendukung keputusan yang berdiri sendiri (tunggal)
maupun bersama-sama.
5. Mendukung semua tahapan proses pengambilam keputusan, dari
perencanaan sampai dengan implementasi sistem aplikasi.
6. Mendukung semua bentuk pengambilan keputusan, baik terstruktur
maupun semi terstruktur.
7. Mampu beradaptasi dengan cepat, sehingga apabila ada
permasalahan baru maka sistem dapat dikondisikan sesuai dengan
perubahan permasalahan yang terjadi.
8. Aplikasi SPK mudah digunakan sekalipun oleh orang awam.
Sehingga pengguna dapat menggunakan aplikasi dengan
semaksimal mungkin.
10

9. Dapat mendukung efektivitas pengambilan keputusan, baik dari


segi waktu, kualitas maupun keakuratan pengambilan keputusan.
10. Manajemen yang melakukan pengambilan keputusan tetap
memiliki kewenangan penuh dalam pengambilan keputusan akhir.
11. SPK dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
12. Dapat digabungkan dengan penggunaan model pengambilan
keputusan menyesuaikan dengan situasi permasalahan yang
dihadapi oleh obyek penelitian.
13. Menyediakan akses penyimpanan database dengan berbagai format
sehingga dapat digunakan dalam berbagai bentuk aplikasi sistem.
14. Dapat digunakan sebagai aplikasi single user maupun multi user.

Gambar 2.1 : Karakteristik dan Kapabilitas SPK


Sumber : Efraim Turban, Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas, 2015
11

2.2.6 Komponen-Komponen SPK


DSS dibangun oleh beberapa komponen besar, yakni : [5]
1. Subsistem Manajemen Data (Data Subsistem)
Berisikan database yang dikelola oleh perangkat lunak sistem.
2. Subsistem Manajemen Model (Model Subsistem)
Adalah berisikan uraian software yang digunakan dalam
pengembangan SPK. Software yang digunakan disesuaikan dengan
kebutuhan manajemen serta permasalahan yang dihadapi.
3. Subsistem antar muka pengguna
Adalah spesifikasi pengguna sistem setelah diimplementasikan.
Agar aplikasi sistem dapat berjalan dengan maksimal maka
diperlukan seorang pengguna yang memiliki kemampuan
dibidangnya.
4. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan
Adalah model yang menjelaskan mengenai pengetahuan dalam
pengambilan keputusan.

Sistem lainnya yang Internet,


berbasis komputer intranet,
ekstranet

Manajemen Manajemen Model Eksternal


Data Model

Subsistem
berbasis
pengetahuan

Antarmuka
pengguna

Basis pengetahuan Manajer


organisasional (Pengguna)

Gambar 2.2 : Komponen DSS


Sumber : Efraim Turban, Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas, 2015
12

2.2.7 Fase-Fase Proses Pengambilan Keputusan


Fase-fase proses pengambilan keputusan digambarkan
sebagai berikut :

Fase Inteligensi

Sasaran organisasional,
Prosedur pemindaian dan penelitian,
Realita Simplifikasi Pengumpulan data, Indentifikasi
s masalah, Kepemilikan masalah
Asumsi Klasifikasi masalah, Pernyataan
masalah

Pernyataan Masalah

Fase Desain

Formulasi sebuah model


Menentukan kriteria untuk dipilih
Validasi model Mencari alternatif
Memprediksi dan mengukur hasil
akhir

SUKSES
Alternatif

Fase Pilihan

Verifikasi, menguji Solusi untuk model


solusi yang diusulkan Analisis sensitivitas
Memilih Alternatif terbaik
Rencana implementasi

Solusi

Implementasi
Solusi

KEGAGALAN

Gambar 2.3 : Fase-fase Pengambilan Keputusan / Proses Pemodelan


Sumber : Efraim Turban, Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas,
2015
13

2.3 Mesin Tempel


Mesin tempel adalah mesin penggerak pada perahu atau kapal kecil.
Mesin tempel terdiri dari mesin penggerak, transmisi, propeler ataupun jet
air. Mesin tempel ditempel pada buritan perahu atau kapal kecil.

Gambar 2.4 : Bagian – bagian mesin tempel

Selain itu mesin tempel juga digunakan untuk mengemudikan perahu


atau kapal kecil dengan memutar mesin beserta propeler pada suatu sumbu.
Dibandingakan dengan kapal bermesin dalam, mesin tempel dapat dengan
mudah dilepas dari kapal untuk penyimpanan atau perbaikan, karena
kemudahan inilah para pemilik kapal bermesin dalam beralih ke mesin
tempel. Ini juga yang dimanfaatkan para nelayan dalam mendukung aktifitas
melaut karena daya dorong mesin tempel lebih kuat dari mesin ketinting.
Beberapa mesin tempel memiliki daya yang berbeda mulai dari horse
power sampai stroke nya. Beberpa jenis daya mesin tempel :
1. 40 HP ( manual) 2 Stroke ( 2 Tak)
2. 40 HP ( elektrik) 2 Stroke ( 2 Tak)
3. 60 HP ( manual) 2 Stroke ( 2 Tak)
4. 60 HP ( elektrik) 2 Stroke ( 2 Tak)
5. 85 HP ( no trim) 2 Stroke ( 2 Tak)
6. 85 HP ( trim) 2 Stroke ( 2 Tak)
7. 115 HP ( no trim) 2 Stroke ( 2 Tak)
8. 115 HP ( trim) 2 Stroke ( 2 Tak)
9. 200 HP ( Long) 2 Stroke ( 2 Tak)
10. 200 HP ( extra long) 2 Stroke ( 2 Tak)
11. L 200 HP ( counter extra long) 2 Stroke ( 2 Tak)
14

Dengan adanya jenis ini tidak semua nya dapat diimplementasikan ke


kapal tanpa perhitungan, karena sangat berpengaruh terhadap kecepatan,
daya beban di atas air dan lain – lain.

2.4 Metode Simple Additive Weighting (SAW)


2.4.1. Pengertian metode SAW
Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan
metode yang paling banyak diaplikasikan karena mempunyai
algoritma yang tidak terlalu rumit. Metode SAW sering dikenal
dengan metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW
adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap
alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses
normalisasi matrik keputusan (x) kedalam suatu skala yang dapat
diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
2.4.2. Langkah-langkah penyelesaian metode SAW
Metode SAW mengenal adanya 2 atribut, yaitu kriteria
keuntungan (benefit) dan kriteria biaya (cost). Perbedaan mendasar
dari kedua kriteria tersebut adalah dalam pemilihan kriteria ketika
mengambil keputusan. Berikut langkah-langkah penyelesaian dari
metode SAW:
1. Menentukan alternatif, yaitu Ai
2. Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan, yaitu Ci
3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap alternatif pada setiap
kriteria
4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W)
setiap kriteria.
W = [W1 W2, W3 ... Wj]
5. Membuat tabel ratng kecocokan dari setiap alternatif pada setiap
kriteria
6. Membuat matrik keputusan Z dengan ukuran m x n (m,
menunjukkan alternatif pilihan dan n adalah jumlah kriteria)
7. Berikan nilai pada semua alternatif pada matrik
15

8. Melakukan normalisasi matrik keputusan dengan cara


menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (rij) dari alternatif
Ai pada kriteria Cj.

Keterangan:
Rij : Nilai rating kinerja ternormalisasi
Xij : Nilai atribut yang dimiliki dari setiap kinerja

: Nilai terbesar dari setiap kriteria

: Nilai terkecil dari setiap kriteria

benefit : jika nilai terbesar adalah terbaik

cost : jika nilai terkecil adalah terbaik

9. Hasil dari nilai rating kinerja ternormalisasi (r ij) membentuk


matrik ternormalisasi (N).
16

10. Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh dari penjumlahan dari
perkalian elemen baris matrik ternormalisasi (N) dengan bobot
preferensi (W) yang bersesuaian elemen kolom matrik (W).

Keterangan:
Vi : Rangking untuk setiap alternatif
Wj : Nilai bobot dati setiap kriteria
Rij : Nilai rating kinerja ternormalisasi
Nilai Vi menentukan bahwa semakin besar nilai Vi maka
alternatif Ai adalah semakin baik.

2.5 Object Oriented Programming (OOP)


Merupakan metode yang digunakan untuk melakukan analisis dan
rancangan suatu sistem yang berorientasi objek. Pengertian objek itu sendiri
merupakan sebuah entitas yang dilengkapi dengan identitas didalamnya.
Contohnya: objek mahluk hidup, baik manusia ataupun binatang maka akan
dikenali dari bentuk, ukuran, beratnya kemudian dari perilakunya dapat
dilihat bahwa makhluk hidup dapat melihat, makan, berjalan, berlari dan
selin itu terdapat fungsi lainnya seperti fungsi peredaran darah yang
berhubungan dengan fungsi pernapasan atau fungsi pencernaan.
Ciri-ciri inilah yang menjadi ide dasar bagaimana mengembangkan
sebuah perangkat lunak yang kompleks dengan menggunakan model objek
tersebut. Dengan demikian, proses pengembangan perangkat lunak akan
lebih mudah karena hanya akan menyesuaikan model pemrograman dengan
objek yang kita buat. PBO memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman
sistem kepada user atau client. Hal ini karena user/client dapat lebih mudah
memahami alur pemrograman dengan kasus yang dihadapi, hal ini berbeda
dengan pemrograman terstruktur karena lebih berorientasi kepada
programmer untuk menyelesaikan sebuah kasus [6]
17

2.6 Unified Modeling Language (UML)


UML (Unified Modeling Language) adalah ‘bahasa’ pemodelan untuk
sistem atau perangkat lunak yang berparadigma “berorientasi objek”.
Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan
permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih
mudah dipelajari dan dipahami. UML juga merupakan metodologi
kolaborasi antara metoda-metoda Booch, OMT (Object Modeling
Technique), serta OOSE (object Oriented Software Enggineering) dan
beberapa metoda lainnya, merupakan metodologi yang paling sering
digunakan saat ini untuk analisa dan perancangan sistem dengan metodologi
berorientasi objek mengadaptasi maraknya penggunaan bahasa
“pemrograman berorientasi objek” (OOP)”.[6]
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah
bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk menvisualisasikan,
menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem
pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (Object Oriented
programming)”.
1. Use Case Diagram
Diagram ini mempresentasikan himpunan use case dan aktor-
aktornya di dalam sebuah kelas.

Tabel 2.1 Notasi Use Case


18

2. AcivityDiagram
Merupakan diagram yang menggambarkan state-state dalam
sistem.
Tabel 2.2 Notasi Activity Diagram

Activity diagram dalam penelitian ini digunakan untuk


menggambarkan aktivitas dalam sistem serta proses-proses yang terjadi
yang meliputi hubungan antara sistem dan user.

3. Sequence Diagram
19

Merupakan diagram yang menggambarkan bagaimana sebuah


objek berhubungan dengan objek lainnya melalui pesan dari sebuah use
case. Dalam penelitian ini, sequence diagram digunakan untuk
menggambarkan interaksi atau hubungan antar objek dalam sistem
Tabel 2.3 Simbol Sequence Diagram

4. Class Diagram
Diagram tersebut menggambarkan struktur dari sistem dan
menampilkan class object yang berada didalam sistem serta hubungan
antar objek.
Tabel 2.4 Simbol Class Diagram
20

2.7 Software yang digunakan


Dalam pembuatan aplikasi sistem penentuan pembelian mesin tempel
ini, penulis mengguanakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0
dengan database MySql, konektor ODBC 3.51 dan Crystal Report sebagai
implementasi laporannya.

1. Microsoft Visual Basic 6.0


21

Microsoft Visual Basic 6.0 merupakan bahasa pemrograman


berbasis MS-Windows yang mendukung pemrograman berorientasi
objek. Peneliti menggunakan bahasa pemrograman tersebut karena
beberapa kelebihan yang dimiliki Microsoft Visual Basic tersebut,
antara lain:
a. Kompiler yang sangat cepat.
b. Control data object untuk activex yang baru.
c. Dapat mendukung database yang terintegrasi dengan variasi aplikasi
yang sangat luas.
d. Dapat menangani bermacam-macam format database, yaitu format
database Microsoft Access, Microsoft Excel, DBASE, FoxPro,
Paradox, ODBC, dan file teks.
e. Perancangan data laporan yang lebih baru.
2. MySql
mySql merupakan bahasa yang terstruktur yang digunakan untuk
interaksi antara srcipt program dengan database server dalam
pengolahan data. Penulis menggunakan database MySql karena dengan
MySql, dapat dibuat tabel yang nantinya dapat diisi dengan data,
memanipulasi data (misalnya menambah data, menghapus data dan
memperbaharui data) serta membuat suatu perhitungan dengan
berdasarkan data yang ditemukan.
Selain itu terdapat beberapa kelebihan MySql, antara lain:
a. MySql adalah software database yang bersifat free atau gratis.
b. MySql adalah database yang memiliki kecepatan yang tinggi dalam
melakukan pemrosesan data, dapat diandalkan, dan mudah
digunakan serta mudah dipelajari.
c. Fully Multi Threaded dengan kernel thread. Artinya adalah bisa
dengan mudah mempergunakan multiple CPU bila ada.
d. MySql mendukung banyak bahasa pemrograman dan juga mampu
berinteraksi dengan berbagai pemrograman visual, antara lain Visual
Basic.
22

e. MySql dapat menangani data dengan skala yang sangat besar dengan
jumlah record mencapai lebih dari 50juta, menampung 60 ribu tabel
dan juga bisa menampung 5 milyar baris data.
f. Dalam hal relasi antar tabel MySql menerapkan metode one-sweep
multijoin, sehingga sangat efisien dalam mengelola informasi yang
kita minta dari beberapa tabel sekaligus.
3. ODBC 3.51
Dalam melakukan koneksi dari database MySql ke bahasa
pemrograman, peneliti menggunakan konektor ODBC 3.51 karena
Bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic support dengan konektor
tersebut, serta mudah dalam mengaplikasikan dan mengkoneksikannya.
4. Crystal Report
Crystal report merupakan bahas pemrograman yang dapat
difungsikan untuk membuat laporan dan dapat dipanggil (dieksekusi)
dari Visual Basic.

2.8 Pemilihan Mesin Tempel menggunakan Metode SAW


Berdasarkan analisa kriteria-kriteria pengadaan mesin tempel,
berikut akan diuraikan proses pemilihan mesin tempel menggunakan
metode SAW dengan variabel sebagai berikut :
1. Nilai harga (20%)
2. Nilai merk (15%)
3. Nilai fungsi (15%)
4. Nilai jaminan limbah lingkungan (10%)
5. Nilai kualitas (25%)
6. Ketersediaan service center (15%)
Untuk semua nilai pada variabel diatas akan dipresentasikan dalam
kategori nilai sebagai berikut:
Tabel 2.5 : Kriteria nilai

Nilai Interval Keterangan

50 – 59 0,25 Rendah

60 – 69 0,5 Cukup

70 – 79 0,75 Tinggi / Baik


23

> 80 1 Sangat tinggi / Sangat baik

Tabel kriteria nilai diatas menjelaskan bahwa dalam SAW sebuah


nilai akan dimasukkan dalam interval kriteria nilai 0,25 s/d 1 sebagai
berikut:
50 – 59 : Masuk dalam interval nilai 0,25 atau dalam kategori nilai rendah
60 – 69 : Masuk dalam interval nilai 0,5 atau dalam kategori nilai cukup
70 – 79 : Masuk dalam interval nilai 0,75 atau dalam kategori nilai tinggi
>80 : Masuk dalam interval nilai 1 atau kategori nilai sangat tinggi

Berikut diberikan simulasi perhitunga mesin tempel menggunakan


metode SAW:
1. Tabel nilai mesin

Tabel 2.6 : Data nilai mesin

No Nama n1 n2 n3 n4 n5 n6

1. YAMAHA XMHL (45PK) 1 0,25 0,5 0,25 0,25 0,5

2. SUZUKI DF 300AP 0.5 0,5 0,5 0,5 0,25 0,5

3. HONDA BF 20 DK 2SHD 0.25 0.25 1 0,25 0,5 0,25

4. MARITIME POSEIDON 0,5 0.25 0.25 0,25 0,75 0,75


10EM01
5. YAMAHA E60HMDL 0.25 0.75 0.75 0.75 1 0,25

6. HONDA BF 90 DK 2LRTD 0.75 0.25 0.25 0,5 0,75 0,5

Keterangan:

n1 = nilai harga

n2 = nilai merk

n3 = nilai fungsi

n4 = nilai jaminan limbah lingkungan

n5 = nilai kualitas
24

n6 = ketersediaan service center

Tabel nilai diatas menjelaskan mengenai data nilai pada masing-


masing mesin berdasarkan keenam variabel penilaian:
a. Yamaha XMHL (45PK) memiliki kategori nilai:
Nilai harga (sangat baik), merk (rendah), fungsi (cukup), jaminan
limbah (rendah), kualitas (rendah) serta nilai ketersediaan service
center (cukup).
b. Suzuki DF 200 AP memiliki kategori nilai:
Nilai harga (cukup), merk (cukup), fungsi (cukup), jaminan
limbah (cukup), kualitas (rendah) serta nilai ketersediaan service
center (cukup).
c. Honda BF 20 DK 2SHD memiliki kategori nilai:
Nilai harga (rendah), merk (rendah), fungsi (sangat tinggi),
jaminan limbah (rendah), kualitas (sedang) serta nilai ketersediaan
service center (rendah).
d. Maritime Poseidon 10EM01 memiliki kategori nilai:
Nilai harga (cukup), merk (rendah), fungsi (rendah), jaminan
limbah (rendah), kualitas (tinggi) serta nilai ketersediaan service
center (tinggi).

e. Yamaha E60HMDL memiliki kategori nilai:


Nilai harga (rendah), merk (tinggi), fungsi (tinggi), jaminan
limbah (tinggi), kualitas (sangat tinggi) serta nilai ketersediaan
service center (rendah).
f. Honda BF90 dk 2LRTD memiliki kategori nilai:
Nilai harga (tinggi), merk (rendah), fungsi (rendah), jaminan
limbah (cukup), kualitas (tinggi) serta nilai ketersediaan service
center (cukup).
25

2. Mempresentasikan tabel ke dalam matrik

Berdasarkan tabel data nilai mesin diatas maka dapat dibentuk


matriks keputusan X sebagai berikut :

3. Menormalisasikan matrik dengan cara membagi masing-masing nilai


dengan nilai tertinggi pada masing-masing kolom. Sehingga matriks
ternormalisasi R diperoleh nilai sebagai berikut:

4. Mencari bobot masing-masing nilai dengan cara mengalikan nilai kriteria


dengan bobot.
Dengan vektor bobot (S) = [0,2 0,15 0,15 0,10 0,25, 0,15],
maka diperoleh nilai sebagai berikut:
26

Secara rinci hasil penjumlahan bobot semua kriteria pada masing-


masing mesin adalah:
Yamaha XMHL (45PK) = 0,2 + 0,05 + 0,075 + 0,033 + 0,063 +
0,011 = 0,432
Suzuki DF 300AP = 0,1 + 0,01 + 0,075 + 0,066 + 0,063 +
0,011 = 0,325
Honda BF 20 DK 2SHD = 0,05 + 0,05 + 0,15 + 0,033 + 0,125 +
0,049 = 0,457
Maritime Poseidon 10EM01 = 0,1 + 0,05 + 0,038 + 0,033 + 0,188 +
0,15 = 0,659
Yamaha E60HMDL = 0,05 + 0,15 + 0,113 + 0,1 + 0,25 + 0,049
= 0,712
Honda BF 90 DK 2LRTD = 0,15 + 0,05 + 0,038 + 0,066 + 0,188 +
0,011 = 0,503
Dengan demikian, jika diurutkan berdasarkan rangking nilai semua
mesin terdiri dari :

Rangking 1 Yamaha E60HMDL

Rangking 2 Maritime Poseidon 10EM01

Rangking 3 Honda BF 90 DK 2LRTD

Rangking 4 Honda BF 20 DK 2SHD

Rangking 5 Yamaha XMHL (45PK)

Rangking 6 Suzuki DF 300AP


27

Berdasarkan informasi nilai diatas maka dapat digunakan oleh


pihak pengambil keputusan dalam pengadaan mesin tempel yang lebih
baik.

2.9 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.5 : Kerangka Pemikiran

Gambar diatas menjelaskan bahwa sistem pendukung keputusan


pembelian mesin tempel menggunakan 6 variabel yaitu : 1) Harga, 2) Merk,
3) Fungsi, 4) Jaminan limbah 5) Kualitas, dan 6) Ketersediaan service
center. Berdasarkan nilai-nilai dari keenam variabel tersebut maka diolah
menggunakan metode SAW sehingga menghasilkan informasi rangking
pada masing-masing mesin yang diusulkan. Informasi tersebut dapat
digunakan oleh para pengambil keputusan dalam pemilhan mesin tempel
terbaik dan sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Dalam metodologi penelitian dijelaskan langkah-langkah yang


digunakan dalam menjelaskan permasalahan dalam penelitian. Selain itu,
dijelaskan juga mengenai alat dan metoda yang digunakan untuk melakukan
perencanaan dan mendapatkan permasalahan serta spesifikasi kebutuhan
pengguna sistem.

3.1 Metode Pengumpulan Data


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data antara
lain :
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui tanya
jawab secara langsung kepada pihak-pihak tertentu terkait dengan data
yang diperlukan dalam permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini,
wawancara dilakukan peneliti dengan pengguna mesin temple langsung
yaitu nelayan yang tergabung dalam kelompok usaa bersama Nusakamu
kabupaten Seram Bagian Barat, provinsi Maluku tepatnya di desa
Kawa, dimana desa tersebut mayoritas penduduknya bekerja sebagai
nelayan dan mempunyai tambak ikan air laut.
Wawancara dilakukan peneliti guna mengetahui kebutuhan
mesin tempel yang sesuai dengan kondisi nelayan serta pertimbangan-
pertimbangan yang dilakukan oleh nelayan dalam penggunaan sebuah
mesin tempel. Dengan wawancara langsung maka diperoleh gambaran
secara lebih jelas mengenai bagaimana permasalahan pemilihan mesin
tempel bagi para nelayan.

29
30

2. Pengamatan
Merupakan cara pengumpulan dengan pengamatan dan langsung
pada objek yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti melakukan observasi
langsung di desa pesisir kabupaten Seram Bagian Barat, provinsi
Maluku dengan melihat langsung jenis-jenis mesin tempel serta
spesifikasinya.
3. Studi literatur
Merupakan metode pengumpulan dimana mempelajari literatur
dari buku, internet, jurnal dan sumber lainnya untuk memperoleh teori-
teori terkait dengan penelitian yang dilakukan.

3.2 Metode Pengembangan Sistem


Metode pengembangan sistem digunakan dalam sebuah penelitian
agar penelitian yang dilakukan lebih terarah. Metode pengembangan sistem
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode waterfall, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:

Gambar 3.1
Diagram Waterfall

1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan berisi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
a. Identifikasi permasalahan-permasalahan
31

b. Identifikasi hambatan-hambatan
c. Identifikasi kebutuhan perangkat keras
d. Identifikasi kebutuhan perangkat lunak
2. Analisis
Analisa kebutuhan sistem dimaksudkan untuk dapat mengetahui
kebutuhan pengguna terhadap aplikasi sistem yang akan dikembangkan.
Dengan demikian, aplikasi sistem yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
Pengumpulan data dalam tahap analisis dapat dilakukan dengan
wawancara ataupun studi literatur mengenai permasalahan yang diteliti.
Langkah-langkah dalam tahap analisis adalah:
a. Peneliti melakukan studi pustaka agar dapat lebih menguasai teori
dan konsep dalam penelitian.
b. Peneliti melakukan observasi terhadap permasalahan pada obyek
penelitian kemudian dilakukan identifikasi permasalahan.
3. Perancangan
Perancangan sistem dimaksudkan untuk menggambarkan alur
sistem yang akan diusulkan. Perancangan sistem dalam penelitian ini
menggunakan metode Unified Modeling Language (UML) yang terdiri
dari:
a. Use case diagram
b. Activity diagram
c. Class diagram
d. Desain input output
4. Implementasi
Aplikasi yang dirancang akan diimplementasikan menggunakan
bahasa pemrograman. Dalam penelitian ini aplikasi akan
diimplementasikan pada obyek penelitian serta dilakukan pengujian
agar diperoleh aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan mutlak dibutuhkan oleh sebuah aplikasi, karena
dalam implementasinya aplikasi akan memerlukan perawatan sistem
seperti backup data, update antivirus ataupun penambahan fitur-fitur
32

sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pengguna sistem dimasa


mendatang.
BAB IV
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

4.1 Analisis Sistem


Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh
kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-
kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-
perbaikannya. Ha-hal yang akan dianalisis pada tahap analisis sistem ini
adalah analisis masalah, analisis kebutuhan data, analisis prosedur, analisis
basis data dan analisis kebutuhan non fungsional.
4.1.1 Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka dapat diketahui
masalah-masalah yang terdapat dalam pembuatan sistem pendukung
keputusan pembelian mesin tempel ini sebagai berikut:
1. Bagaimana menentukan pembelian mesin tempel yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna dengan menggunakan metode Simple Additive
Weighting (SAW) yang mana selama ini pemilihan berdasarkan
kedekatan pemangku keputusan dengan suplier.
2. Bagaimana agar SPK yang dibangun dapat memberikan hasil yang
optimal terhadap pengambilan keputusan.
Gambar diatas menjelaskan bahwa pembangunan sistem pemilihan
mesin tempel memiliki beberapa proses yaitu: masukan, proses utama dan
keluaran yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
4.1.2 Kebutuhan Data
Kebutuhan data menggambarkan data apa saja yang digunakan pada
Sistem Pendukung Keputusan pembelian mesin tempel. Data yang
digunakan pada sistem pendukung keputusan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kebutuhan Data


No Nama Data Fungsi Sumber
1. Data mesin Menginformasikan mengenai Admin
detail masin tempel Kelompok

33
34

Nelayan
2 Data kriteria Menginformasikan data dan Admin
nilai dari kriteria pemilihan Kelompok
mesin tempel Nelayan

4.1.3 Analisis Sistem yang berjalan


Proses pembelian mesin tempel di kabupaten Seram Bagian Barat
sudah menjadi proyek tahunan yang prosedurnya berdasarkan pemenangan
lelang tender di kabupaten Seram Bagian Barat. Mesin tempel yang dibeli
haruslah sesuai dengan kebutuhan nelayan guna mempermudah dan
memaksimalkan kinerja nelayan. Dengan demikian, proses pengambilan
keputusan pembelian jenis mesin tempel menjadi sangat penting sebelum
mesin tempel didatangkan.
Dalam kaitannya dengan pemilihan mesin tempel terdapat beberapa
kriteria pemilihan mesin yang disesuaikan dengan kebutuhan nelayan di
kabupaten Seram Bagian Barat. Beberapa kriteria yang menjadi
pertimbangan pemilihan mesin tempel adalah:
1. Harga
2. Merk
3. Fungsi
4. Jaminan limbah lingkungan
5. Kualitas
6. Ketersediaan service center

4.2 Perancangan Sistem


Perancangan sistem dalam penelitian ini akan dijelaskan
menggunakan notasi UML sebagai berikut:
2.2.1 Use Case Diagram
Menggambarkan penggunaan sistem beserta proses-prosesnya yang
dilakukan oleh pengguna dalam sistem.
35

Gambar 4.1 : Use Case Diagram Pemilihan Mesin Tempel

Proses use case diagram diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:


No. Case Aksi Reaksi
1. Login 1. Sistem
menampilkan
halaman home awal
2. User memasukkan
username dan
password
3. User klik login
2. Membuat 1. Sistem
alternatif menampilkan
2. Admin klik tambah halaman alternatif
alternatif
3. Sistem
menampilkan form
tambah alternatif
4. Admin mengisi form
tambah alternatif 5. Sistem menyimpan
data kedalam basis
data
3. Mengedit 1. Sistem
alternatif menampilkan
halaman alternatif
2. Admin klik alternatif
yang ingin diedit
kemudian klik “Edit” 3. Sistem
36

menampilkan data
alternatif
4. Admin mengedit
kemudian klik
”Simpan”
5. Sistem menyimpan
kedalam basis data
4. Menghapus 1. Sistem
alternatif menampilkan
halaman alternatif
2. Merupakan proses
manipulasi data jam
keberangkatan yang
terdiri dari input, edit
dan hapus data jam
keberangkatan 3. Sistem menghapus
data alternatif dari
basis data

4. Membuat 1. Sistem
kriteria menampilkan
2. Admin mengisikan halaman kriteria
data kriteria kemudian
pilih “Simpan” 3. Sistem menyimpan
data kriteria
kedalam basis data
5. Mengedit 1. Sistem
kriteria menampilkan
kriteria
2. Admin memilih (klik)
nilai kriteria yang
ingin diedit kemudian
pilih “Edit”
3. Admin mengedit data
kemudian pilih
“Simpan” 4. Sistem menyimpan
ke dalam database
7. Menghapus 1. Sistem
kriteria menampilkan
halaman kriteria
2. Admin memilih (klik)
kriteria yang ingin
dihapus kemudian
pilih “Hapus”
3. Sistem menghapus
kriteria dari basis
37

data
8. Membuat nilai 1. Sistem
standar menampilkan
kriteria halaman nilai
standar kriteria
2. Admin mengisikan data
nilai standar kriteria
kemudian pilih (klik)
“Simpan” 3. Sistem menyimpan
nilai standar kriteria
ke dalam basis data
9. Mengedit nilai 1. Sistem
standar menampilkan nilai
kriteria standar kriteria
2. Admin memilih nilai
standar kriteria yang
ingin diedit kemudian
memilih tombol “Edit”
3. Admin mengedit data
nilai kemudian memilih
tombol “Simpan” 4. Sistem menyimpan
ke dalam database
10. Menghapus 1. Sistem menampilkan
nilai standar halaman nilai standar
kriteria kriteria

2. Admin memilih nilai


standar kriteria yang
ingin dihapus kemudian
pilih tombol “Hapus” 3. Sistem menghapus
nilai kriteria dari
basis data
11. Registrasi 1. Sistem menampilkan
User halaman registrasi
2. Admin menginput nama
dan email
3. Sistem menyimpan
ke dalam basis data
dan menampilkan
halaman pemilihan
mesin
12. Memberi 1. Sistem
bobot menampilkan
2. Admin memberi bobot halaman pemilihan
pada kriteria kemudian mesin
memilih tombol
38

“Hitung”
3. Sistem menghitung
dan menampilkan
hasil
4. Sistem menyimpan
hasil perhitungan
13. Mencetak 1. Sistem
hasil menampilkan
rekomendasi halaman hasil
2. Admin klik cetak perhitungan

3. Sistem mencetak
hasil perhitungan
14. Membuat nilai 1. Sistem
menampilkan
2. Admin memilih (klik) halaman nilai
tambah nilai
3. Sistem
menampilkan form
4. Admin mengisi form tambah nilai
tambah nilai
5. Sistem menyimpan
data kedalam basis
data
15. Mengedit nilai 4. Sistem
menampilkan
2. Admin memilih (klik) halaman nilai
nilai yang akan diedit
kemudian pilih tombol
“Edit” 3. Sistem
menampilkan nilai
4. Admin mengedit data
kemudian memilih
tombol “Simpan” 5. Sistem menyimpan
kedalam basis data
16. Menghapus 1. Sistem
nilai menampilkan
2. Admin memilih isi halaman nilai
nilai yang ingin
dihapus 3. Sistem menghapus
nilai dari basis data

2.2.2 Activity Diagram


Kebutuhan alur kerja (workflow) sebuah proses bisnis dan urutan
aktivitas dalam suatu proses dimodelkan dengan diagram aktivitas.
39

Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena kita dapat memodelkan
sebuah alur kerja dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya atau dari satu
aktivitas ke dalam keadaan sesaat (state). Diagram aktivitas Aplikasi
Sistem Pendukung Keputusan sebagai berikut :
1. Activity Diagram Login
Merupakan diagram yang menggambarkan aliran pengguna pada
saat akan menggunakan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Mesin.

Gambar 4.2 : Activity Diagram Login

Diagram aktivitas login diatas menjelaskan bahwa bahwa proses


login dimulai dengan admin yang menjalankan aplikasi kemudian
ditampilkan form login. Dalam form login terdapat texbox username
dan password yang harus diisi oleh admin sebagai kunci untuk dapat
masuk ke dalam aplikasi. Setelah admin mengisikan username dan
password, maka sistem akan mengecek isian tersebut kedalam
database. Apabila isian username dan password benar maka admin
akan dihadapkan dengan tampilan menu utama, namun jika isian
admin salah maka akan ditampilkan pesan kesalahan dan aplikasi
tidak dapat dilanjutkan.
40

2. Activity Diagram Data Kriteria

Gambar 4.3 : Activity Diagram Data Kriteria


Diagram aktivitas pada pendataan kriteria meliputi:
41

a. Tambah data, merupakan proses penambahan data kriteria oleh


admin yang meliputi detail data kriteria dan akan disimpan dalam
tabel database kriteria.
b. Edit data, merupakan proses pengkoreksian yang dilakukan oleh
admin pada data kriteria yang sudah tersimpan dalam database.
c. Hapus data, merupakan proses penghapusan data kriteria yang
sudah tersimpan dalam database.
3. Activity Diagram Data Alternatif

Gambar 4.4 : Activity Diagram Data Alternatif


42

Diagram aktivitas pendataan alternatif diatas dilakukan oleh


admin untuk mengelola data alternatif pemilihan mesin tempel. Dalam
pendataan alternatif, admin memiliki kewenangan untuk melakukan
manipulasi data berupa input, edit serta hapus data alternatif.
4. Activity Diagram Perhitungan SAW

Gambar 4.5 : Activity Diagram Perhitungan SAW


43

Diagram diatas menjelaskan mengenai pengelolaan data


perhitungan SAW yang meliputi registrasi pengguna, pemberian bobot
serta mencetak hasil perhitungan.

2.2.3 Sequence Diagram


1. Proses Login

Gambar 4.6 : Sequence diagram proses login

Sequence diagram proses login dimulai dari admin yang


membuka aplikasi melalui form login dengan mengisi username dan
password. Setelah divalidasi dan login berhasil maka akan ditampilkan
menu utama dan jika login gagal maka akan ditampilkan konfirmasi
kesalahan login.

2. Proses pendataan kriteria


44

Gambar 4.7 : Sequence diagram proses pendataan kriteria

Diagram diatas menjelaskan mengenai proses pendataan


kriteria yang meliputi input data, edit serta hapus data kriteria. Proses
dimulai ketika admin membuka menu utama kemudian memilih form
kriteria. Untuk melakukan input data maka admin memilih tombol
input kemudian melakukan pengisian data dan menyimpan data. Untuk
melakukan edit data maka admin memilih tombol edit data kemudian
melakukan edit data dan menyimpan. Sedangkan untuk melakukan
penghapusan data maka pilih hapus data.

3. Proses pendataan alternatif


45

Gambar 4.8 : Sequence diagram proses pendataan alternatif

Diagram diatas menjelaskan mengenai proses pengelolaan data


alternatif yang meliputi input, edit serta hapus data alternatif.
Pengelolaan data alternatif dilakukan oleh admin dan akan disimpan
dalam tabel alternatif.

4. Proses pendataan kriteria


46

Gambar 4.9 : Sequence diagram proses pendataan nilai kriteria

Diagram diatas menjelaskan mengenai aktivitas pengelolaan


data kriteria yang meliputi input, edit dan hapus data kriteria.
Pengelolaan data kriteria dilakukan oleh admin dan disimpan dalam
tabel database kriteria

5. Proses perhitungan SAW


47

Gambar 4.10 : Sequence diagram proses perhitungan SAW

Diagram diatas menjelaskan mengenai proses perhitungan


pemilihan mesin tempel menggunakan metode SAW. Dalam proses
perhitungan menggunakan data mesin dan data kriteria yang kemudian
diproses sehingga menghasilkan alternatif pemilihan mesin
berdasarkan nilai kriteria tertinggi pada masing-masing mesin.

2.2.4 Class Diagram


48

Gambar 4.11 : Class Diagram Pemilhan Mesin Tempel

Diagram diatas menjelaskan bahwa SPK pemilihan mesin tempel


dibentuk berdasarkan tiga tabel (alternatif, kriteria dan tabel nilai). Tabel
alternatif merupakan tabel yang digunakan untuk menyimpan database
alternatif mesin yang terdiri dari id, nama, deskripsi dan gambar mesin.
Tabel kriteria merupakan tabel yang digunakan untuk menyimpan database
kriteria yang terdiri dari id, nama kriteria dan bobot kriteria. sedangkan
tabel nilai digunakan untuk menyimpan database nilai hasil analisa
menggunakan metode SAW.
2.2.5 Struktur Basis Data
1. Tabel Alternatif
Primary key : Id_alternatif
Fungsi : Menyimpan data alternatif mesin
49

Tabel 4.2 : Tabel alternatif

No. Field Tipe Width Key Keterangan


1 Id_alternatif Int 2 * ID alternatif
2 C 50 Nama alternatif
Nama
3 C 100 Deskripsi mesin
4 Deskripsi C 30 Gambar mesin
Gambar

2. Tabel Kriteria
Primary key : Id_kriteria
Fungsi : Menyimpan data kriteria
Tabel 4.3 : Tabel kriteria

No. Field Tipe Width Key Keterangan


1 Id_kriteria Int 2 * ID kriteria
2 C 35 Nama kriteria
Nama_kriteria
3 Int 2 Bobot kriteria
Bobot

3. Tabel Nilai
Primary key : Id_nilai
Fungsi : Menyimpan data nilai
Tabel 4.4 : Tabel nilai

No. Field Tipe Width Key Keterangan


1 Id_nilai Int 2 * ID nilai
2 Int 5 ID kriteria
Id_kriteria **
3 Int 5 ID alternatif
4 Id_alternatif Int 2 Nilai
Nilai

2.2.6 Desain Input Output


1. Desain form login
50

Gambar 4.12 : Desain form login

Desain form login merupakan tampilan yang pertama kali


muncul saat user menjalankan aplikasi. Form tersebut harus diisi oleh
user dengan mengisi username dan password, kemudian pilih tombol
login untuk masuk ke menu utama.

2. Desain menu utama

Gambar 4.13 : Desain menu utama

Desain menu utama merupakan tampilan menu utama yang


berisi submenu sistem. Untuk menjalankan submenu yang diinginkan,
user dapat melakukannya dengan memilih (klik) submenu yang
tersedia.
3. Desain form alternatif mesin
51

Gambar 4.14 : Desain form alternatif mesin


Form alternatif merupakan form yang digunakan oleh admin
untuk mendata alternatif pilihan mesin tempel.
4. Desain form kriteria

Gambar 4.15 : Desain form kriteria


Form kriteria digunakan untuk melakukan pendataan kriteria
mesin tempel. Dalam form tersebut terdapat fasilitas fungsi manipulasi
data antara lain, Input, Edit serta Hapus data data kriteria. Form nilai
standar digunakan oleh admin untuk mendata nilai standart kriteria
yang meliputi nama kriteria dan nilai kriteria.
5. Desain Form Analisa SAW
52

Form analisa merupakan form yang digunakan untuk melakukan


analisa penilaian mesin menggunakan metode SAW. Dalam form
tersebut ditampilkan beberapa layar sebagai berikut:

Gambar 4.16 : Desain Form Penilaian kriteria

Form Analisa diatas merupakan layar pertama pada form


analisa. Form tersebut berisi item nomor analisa, tanggal, serta id dan
nama alternatif. Setelah pengisian field-field tersebut maka dilanjutkan
dengan pengisian kriteria kemudian pilih tombol hitung untuk
melakukan perhitungan atau keluar untuk keluar dari proses analisa.
Jika user memilih tombol “Hitung” maka akan ditampilkan form
analisa layar kedua sebagai berikut:
53

Gambar 4.17 : Form Matrik Pertama


Desain diatas menjelaskan mengenai hasil perhitungan matrik
pertama yang meliputi nama kriteria dan bobot masing-masing kriteria.

Gambar 4.18 : Form Matrik Kedua


Form analisa diata menjelaskan mengenai hasil matrik kedua
yang sudah ternormalisasi.
54

Gambar 4.19 : Form Matrik Ketiga

Form analisa matrik ketiga tersebut menjelaskan mengenai hasil


perhitungan matrik menggunakan metode SAW. Berdasarkan nilai dari
beberapa mesin yang dianalisa maka dapat ditentukan mesin dengan
nilai terbaik sebagai alternatif pemilihan pembelian mesin tempel.

4.3 Implementasi Sistem


Aplikasi SPK pemilihan mesin tempel dirancang menggunakan
Bahasa Pemrograman Microsoft Visual Basic dengan rincian tampilan
program sebagai berikut:

1. Form Login
55

Gambar 4.20 : Form login


Form login difungsikan bagi administrator sebagai keamanan
sistem agar sistem tidak dapat diakses oleh selain yang berwenang.
Untuk dapat masuk ke sistem maka admin mengisikan username dan
password. Form Login tersebut akan disimpan dalam tabel login.
2. Menu Utama

Gambar 4.21 : Form menu utama

Desain menu utama diatas dirancang sedemikian rupa sehingga


memudahkan pengguna untuk mengakses menu-menu didalamnya.
Dalam menu utama juga dilengkapi dengan fasilitas fungsi tanggal dan
jam, serta fasilitas fungsi lainnya.
3. Form Mesin
56

Gambar 4.22 : Form Mesin


Form mesin diatas difungsikan untuk melakukan pengelolaan
data mesin yang menjadi alternatif pemilihan mesin. Manipulasi data
mesin tempel meliputi input, edit dan hapus data mesin yang akan
disimpan dalam tabel mesin.
4. Form Kriteria

Gambar 4.23 : Form Kriteria


Form kriteria digunakan untuk mendata kriteria-kriteria yang
digunakan dalam pemilihan mesin tempel. Dalam form kriteria, data
57

yang diidentifikasi yaitu nama kriteria dan bobot kriteria yang akan
disimpan dalam tabel database kriteria.
5. Analisa Penilaian Kriteria

Gambar 4.24 : Analisa Penilaiak Kriteria

Analisa SAW akan menganalisa berdasarkan nilai profil


peralatan dan nilai kriteria dan akan menghasilkan nilai referensi pada
semua faktor yang digunakan dalam SPK dan menghasilkan informasi
alternatif pemilihan mesin tempel yang sesuai dengan kebutuhan.
Penghitungan analisa dimulai dari user yang mengisikan data
kriteria beserta nilai kriteria sesuai dengan penilaian terhadap masing-
masing alternatif mesin. Setelah semua kriteria terisi maka user
memilih tombol “Hitung” sehingga akan ditampilkan hasilnya dalam
matrik kedua dan matrik ketiga sebagai berikut:
58

Gambar 4.25 : Analisa Matrik Pertama

Matrik pertama tersebut berisi nilai-nilai kriteria pada


masing-masing mesin tempel yang sudah dirubah dalam bentuk
matrik. Matrik pertama tersebut kemudian diuji normalitasnya dengan
cara membagi kolom matrik dengan nilai terbesar pada masing-
masing kolom. Hasil penghitungan matrik pertama tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.26 : Analisa Matrik Kedua


Gambar matrik kedua diatas menjelaskan mengenai isi matrik
yang sudah dinormalisasikan. Langkah selanjutnya adalah proses
59

perkalian antara matrik ternormalisasi dengan besar nilai pada masing-


masing kriteria yang akan menghasilkan nilai matrik seperti pada
gambar berikut:

Gambar 4.27 : Analisa Matrik Ketiga

Gambar hasil perhitungan matrik ketiga diatas menjelaskan


mengenai hasil perkalian masing-masing nilai matrik dengan nilai
kriteria penilaian pemilihan mesin. Hasil penilaian pada enam variabel
tersebut kemudian dijumlahkan sehingga menghasilkan total nilai
matrik pada msing-masing alternatif mesin yang diusulkan.
Berdasarkan total nilai tersebut maka user dapat mengambil keputusan
pembelian mesin sesuai dengan nilai tertinggi dari semua alternatif
mesin yang dihitung.

Hasil analisa dapat dilihat pada gambar berikut:


60

Gambar 4.28 : Hasil analisa


Hasil analisa tersebut merupakan hasil perhitungan akhir dari
metode SAW. Dalam nilai tersebut dijelaskan mengenai nilai masing-
masing mesin berdasarkan masing-masing kriteria penilaian sehingga
menghasilkan total nilai analisa yang digunakan oleh manajemen
dalam pengambilan keputusan pembelian mesin tempel yang lebih
baik.

4.4 Pengujian Sistem


Pengujian sistem dilakukan dengan uji black box yang menguji
batasan-batasan sistem apabila terjadi kesalahan dalam pengisian data.
Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa aplikasi sudah baik.
Semua menu dan submenu dalam aplikasi sudah berjalan sebagaimana
mestinya serta tidak terdapat kesalahan, baik fungsi dan kontrolnya, dan
dapat berjalan sesuai perintah yang diberikan oleh user. Berikut ringkasan
tabel hasi pengujian:

Tabel 4.5: Hasil pengujian sistem


No Pengujian Fungsi Hasil
61

1. Halaman login Aplikasi sistem Berfungsi


memberikan batasan akses dengan baik
untuk admin. Dengan
demikian jika admin salah
memasukkan username
atau password akan
ditolak.
2. Penyimpanan Semua atribut dalam form Berfungsi
data mengharuskan user untuk dengan baik
mengisi. Jika ada data
yang tidak ada isinya
maka harus diisi dengan
tanda (-), dengan demikian
semua atribut terisi. Jika
masih ada atribut yang
belum terisi dan admin
melakukan penyimpanan
maka akan ditolak
3 Penghapusan Sebelum benar-benar Berfungsi
data melakukan penghapusan dengan baik
data, sistem akan
menanyakan kembali ke
user “apakah data benar-
nemar akan dihapus”. Hal
tersebut untuk meyakinkan
user sebelum data benar-
benar dihapus
4 Pencarian data Ketika user melakukan Berfungsi
pencarian data ke dalam dengan baik
database, sistem akan
memberikan pesan
kesalahan jika data yang
dicari tidak ditemukan.

Berikut penjelasan lebih detail pengujian black box :


1. Pengujian form login
62

Gambar 4.29 : Pengujian form login

Sciprt yang ada dalam form tersebut adalah :


Private Sub cmdok_Click()
Call Koneksi_Database
Snama = txtusername.Text
Spassword = txtpassword.Text
Set rs = New ADODB.Recordset
rs.Open "select * from user", db, adOpenDynamic, adLockOptimistic
Hnama = rs!UserName
Hpassword = rs!Password
If Hnama = Snama And Hpassword = Spassword Then
Me.Hide
MDIMenuUtama.Show
Else
MsgBox "Access Error...Please enter correct password!",
vbOKOnly + vbCritical, "Security Login"
txtusername.Text = ""
txtpassword.Text = ""
txtusername.SetFocus
End If
End Sub
2. Pengujian pengisian dan penyimpanan data
63

Gambar 4.30 : Pengujian pengisian dan penyimpanan data

Listing program pada pesan kesalahan diatas yaitu:


If id = "" Or nama = "" Or jenis = "" Or harga = "" Then
MsgBox "Data Belum Lengkap...!"
Else
Dim SQLTambah As String
SQLTambah = "Insert Into alternatif (id_alternatif,
nama_mesin, deskripsi) values ('" & id & "','" & nama & "','" &
deskripsi & "'')"
db.Execute SQLTambah
Call cmdrefresh_Click
End If

3. Pengujian pencarian data


64

Gambar 4.31 : Pengujian pencarian data

Listing program pada pesan kesalahan diatas adalah:


If cmdedit.Caption = "&Simpan" Then
Call CariData
If Not rs.EOF Then
TampilkanData
id.Enabled = False
nama.SetFocus
Else
MsgBox "ID alternatif Tidak ditemukan"
id = ""
id.SetFocus
End If
End If

4. Pengujian penghapusan data


65

Gambar 4.32 : Pengujian penghapusan data

Listing program pada pesan kesalahan diatas adalah:


If cmdhapus.Enabled = True Then
Call CariData
If Not rs.EOF Then
TampilkanData
Pesan = MsgBox("Yakin akan dihapus", vbYesNo)
If Pesan = vbYes Then
Dim SQLHapus As String
SQLHapus = "Delete From alternatif where id_alternatif=
'" & id & "'"
db.Execute SQLHapus
Kondisiawal
Call cmdrefresh_Click
Else
Kondisiawal
cmdhapus.SetFocus
End If
Else
MsgBox "Data Tidak ditemukan"
id.SetFocus
End If
End If
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan mesin
tempel pada kelompok nelayan Nusakamu di kabupaten Seram Bagian Barat, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemilihan mesin tempel dapat dilakukan dengan menggunakan metode SAW


lebih baik dibandingkan menggunakan perhitungan manual
2. Sistem yang diusulkan merupakan sistem pendukung keputusan berbasis
komputer terkoneksi dengan database yang dapat mengelola semua pendataan
serta memproses penilaian menggunakan metode SAW sehingga
menghasilkan informasi pendukung keputusan yang lebih objektif bagi
pemilihan mesin tempel di kabupaten Seram Bagian Barat.
3. Sistem yang dihasilkan merupakan sistem pendukung keputusan sebagai
pendukung manajemen dalam pengambilan keputusan, dengan demikian
pengambilan keputusan sepenuhnya ada di tangan manajemen.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah disebutkan diatas, penulis mengharapkan


pengembangan lebih lanjut dari sistem pendukung keputusan penerimaan karyawan
sebagai berikut :

1. Penerapan sistem perlu didukung perangkat-perangkat yang cukup, baik software


maupun hardware sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal.
2. Sistem informasi ini dikembangkan untuk penunjang keputusan manajemen,
sehingga disarankan untuk dapat digunakan dengan maksimal agar memberikan
hasil sesuai dengan kebutuhan manajemen.
3. Untuk pemakaian program secara maksimal, sebaiknya terlebih dahulu diberikan
pelatihan terhadap pemakai sistem.

68
69

4. Dilakukan maintenance (perawatan) secara berkal, sehingga sistem dapat


mengikuti kebutuhan pemakai.
5. Dilakukan back up data secara periodik, sehingga database dapat dimanajemen
dengan baik
6. Sebaiknya diberikan program antivirus dan selalu di update, sehingga software
aman dari virus.
70

DAFTAR PUSTAKA

[1] Https://id.wikipedia.org/wiki/mwsin_tempel, diakses Oktober 2017


[2] Rio Anggara Sukma, Sistem Pendukung Keputusan dalam Penentuan
Pembelian Notebook menggunakan Metode SAW (simple Additive
Weighting), Fakultas Teknik Universitas Nusantara Persatuan guru Republik
Indonesia UN PGRI Kediri 2016
[3] Lisa Septian Putri, dkk, Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mitra Jasa
Pengiriman Barang menggunakan Metode Simple Additive Weighting
(SAW) – Technique for Other Reference by Similiarity to Ideal Solution
(TOPSIS) di Kota Malang, Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan
Ilmu Komputer, 2017
[4] Tomy Reza Adianto, dkk, Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Rumah
Tinggal di Perumahan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting
(SAW) (Studi Kasus: Kota Samarinda), Prosiding Seminar Ilmu Komputer
dan Teknologi Informasi 2017
[5] Turban, E., J. E. Aronson, dan T. Liang. 2015. Sistem Pendukung
Keputusan dan Sistem Cerdas, Andi Offset, Jogyakarta.
[6] Fahmi, Irham, 2011, Manajemen Pengambilan Keputusan, Alfabeta,
Bandung.
[7] Kusrini, 2007, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi,
Yogjakarta
[8] Madcoms, 2009. Microsoft Visual Basic 6.0 dengan Crystal Reports, Andi,
Yogyakarta
[9] Nugroho, Bunafit, Indriyana, Indah, 2007. Membuat Aplikasi Database
SQL Server dengan Visual Basic 6.0 Edisi Pertama, Grava Media,
Yogyakarta.
[10] Fatansyah, Ir. 2012. Sistem Basis Data. Edisi Pertama Bandung:
Informatika
[11] Sutabri, Tata. S.Kom, MM, 2012. Analisa Sistem Informasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Andi
71

[12] Nugroho A, 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan


Metodologi Berorientasi Objek, Bandung: Informatika
[13] Tmadcoms, 2010. Microsoft Visual Basic 6.0 & Crystal Report 2008.
Yogyakarta: Andi

Anda mungkin juga menyukai