PROPOSAL S K R I P S I
Oleh :
Yaomil Arofah
NPM : 14160055
i
TENTANG PENYUSUN
Yaomil Arofah, Lahir di Bogor pada tanggal 10 April 1998 . Lulus dari
SMK Wijaya Plus jurusan Multimedia dan saat ini melanjutkan kuliah di
UNIVERSITAS BINANIAGA INDONESIA jurusan Sistem Informasi.
Aktifitas saat ini kuliah dan bekerja di PT. CS2 Pola Sehat sebagai
Admin Factory.
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Karya tulis penelitian ini benar merupakan hasil karya dan pemikiran sendiri, bukan merupakan hasil
penjiplakan dan pengambil alihan dari hasil karya dan pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil
karya dan pemikiran sendiri. Penilitian yang diambil dari sumber lain telah dicantumkan dengan
mencantumkan penulisnya. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini
merupakan hasil penjiplakan atau pengambil alihan dari hasil karya dan pemikiran orang lain maka
penyusun bersedia menerima sanksi atas perbuatannya.
Bogor, 2020
Yang membuat pernyataan
Yaomil Arofah
NPM : 14160055
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat – Nya
proposal penelitian berjudul “Penerapan Metode Fuzzy Tsukamoto Dalam Pengendalian Permintaan
berdasarkan pengeluaran barang” dapat diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mengambil skripsi di UNIVERSITAS BINANIAGA INDONESIA.
Dalam Proposal ini dibahas mengenai bagaimana Penerapan Metode Fuzzy Tsukamoto
Dalam Pengendalian Penerimaan dan Pengeluaran Barang Jadi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadi lebih baik. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi yang membacanya.
Bogor, 2020
Penyusun
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan proposal penelitian dengan judul
“Penerapan Metode Fuzzy Tsukamoto Dalam Pengendalian Permintaan berdasarkan pengeluaran
barang”
Walaupun begitu, saya tahu masih terdapat banyak keterbatasan dan kekurangan dalam
penulisan proposal skripsi ini, maka dari itu saya menerima berbagai saran dan kritik yang
membangun agar dimasa yang akan datang tulisan ini dapat menjadi lebih baik lagi. Pada
kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Rajib Ghaniy. M.Kom, selaku pembimbing I
2. Bapak Julio Warmansyah, S.Kom, M.MSI, selaku pembimbing II
3. Orang tua tercinta yang telah memberi doa dan dukungan kepada saya baik dari segi
moril maupun materil.
4. Teman-teman serta sahabat seperjuangan yang tak henti memberikan dukungan dan
support motivasi untuk saya.
5. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Semoga proposal skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi saya dan bagi yang lainnya.
v
DAFTAR ISI
TENTANG PENYUSUN......................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................................. iv
UCAPAN TERIMAKASIH....................................................................................................................... v
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................... 2
1. Identifikasi Masalah............................................................................................................... 3
1. Maksud.................................................................................................................................. 3
2. Tujuan.................................................................................................................................... 3
E. Signifikasi Penelitian.................................................................................................................. 4
1. Asumsi................................................................................................................................... 4
2. Keterbatasan.......................................................................................................................... 4
A. Landasan Teori.......................................................................................................................... 7
3. Pengembangan Sistem.......................................................................................................... 9
vi
B. Pemahaman Teoritis................................................................................................................ 11
C. Tinjauan Pustaka..................................................................................................................... 11
D. Kerangka Berfikir..................................................................................................................... 23
E. Hipotesis Penelitian................................................................................................................. 24
C. Prosedur Pengembangan........................................................................................................ 30
E. Penjadwalan............................................................................................................................ 39
F. Sistematika Laporan................................................................................................................ 40
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................................................ 43
DAFTAR TABE
vii
Table 1.1 Permintaan dan Pengeluaran Barang....................................................................................2
Table 2.1 Tinjauan Studi...................................................................................................................... 19
Table 3.1 Instrumen Untuk Ahli Materi.................................................................................................33
Table 3.2 Instrumen Untuk Pengguna.................................................................................................34
Table 3.3 Aturan Perhitungan Score PSSUQ......................................................................................36
Table 3.4 Skala Likert.......................................................................................................................... 36
Table 3.5 Skoring Skala Guttman........................................................................................................ 37
Table 3.6 Kategori Kelayakan Menurut Arikunto..................................................................................38
Table 3.7 Nilai MAPE Untuk Evaluasi Prekdiksi..................................................................................39
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Analisis persediaan berkenan dengan perancangan teknik memperoleh
tingkat persediaan optimal dengan menjaga keseimbangan antara biaya karena
persediaan yang terlalu banyak dengan biaya karena persediaan yang terlalu
sedikit. Suatu perusahaan atau organisasi menyimpan persediaan untuk berbagai
alasan penting. Salah satunya adalah menyimpan barang untuk memenuhi
permintaan pelanggan, biasanya sejumlah persediaan disimpan untuk
mengantisipasi permintaan pelanggan. Sistem permintaan barang yang terjadi pada
gudang PT. CS2 Pola Sehat yaitu kabag produksi dan PPIC mendapatkan target
dari pusat untuk bulan berikutnya, lalu kabag membuat rencana target perhari agar
mencapai target yang diberikan dari pusat.
3
E. Signifikasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk membuat sistem yang dapat menentukan
pengendalian permintaan barang. Adapun manfaat yang diperoleh dalam
penelitian ini, yaitu :
a. Memudahkan perusahaan dalam menentukan pengendalian permintaan barang.
b. Dapat dijadikan acuan bagi pengambilan keputusan dalam menentukan
pengendalian permintaan barang.
c. Mempermudah pengambilan keputusan bagi para pembuat keputusan.
d. menghemat waktu dan memperkecil kesalahan dalam perhitungan.
5
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
A. Landasan Teori
Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah,
maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam landasan
teori ini dikemukakan teori yang ada hubungannya dengan materi-materi yang
digunakan untuk memecahkan masalah pada penelitian ini.
1. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis
komputer termasuk sistem manajemen pengetahuan berbasis pengetahuan yang
digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi
atau perusahaan. Bisa juga dianggap sebagai sistem komputer yang mengolah
data menjadi informasi untuk pengambilan keputusan masalah-spesifik semi-
terstruktur. Menurut Moore dan Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem
yang mampu mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan,
berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada
waktu yang tidak biasa.
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pertama kali diungkapkan
pada awal tahun 1970-an oleh Michael S.Scott Morton yang menjelaskan bahwa
Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem yang berbasis computer yang
ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dalam memanfaatkan data dan
model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak
terstruktur(Dadan Umar Daihani (2001:54)).
Sistem pendukung keputusan bertujuan untuk menyediakan informasi,
membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna
informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan denngan lebih baik.
Tujuan sistem pendukung keputusan yang dikemukakan oleh Keen dan Scott
dalam buku Sistem Informasi Manajemen (McLeod, 1998) mempunyai tiga tujuan
yang akan dicapai adalah :
a. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi
terstruktur.
b. Mendukung manajer dalam mengambil keputusan suatu masalah.
c. Meningkatkan efektifitas pengmbilan keputusun manajer daripada
efisiensinya.
Tahapan-tahapan pengambilan keputusan menurut Simon (1960) adalah
sebagai berikut:
a. Intelligence
7
adalah suatu pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan suatu
masalah
b. Design
adalah suatu tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif ddalam
pemecahan masalah.
c. sChoice
Adalah suatu tahap memilih dari solusi alternafif-alternattif yang telah
disediakan.
d. Implementation
Tahap iplementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang yang telah
diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan ang terencana,
seingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila perlu
dilakukan perbaikan.
2. Logika Fuzzy Tsukamoto
Logika Fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang
input ke dalam ruang output. Untuk sistem yang sangat rumit, penggunaan logika
fuzzy (fuzzy logic) adalah salah satu pemecahannya. Sistem tradisional
dirancang untuk mengontrol keluaran tunggal yang berasal dari beberapa
masukan yang tidak saling berhubungan. Karena ketidaktergantungan ini,
penambahan masukan yang baru akan memperumit proses kontrol dan
membutuhkan proses perhitungan kembali dari semua fungsi . Kebalikannya,
penambahan masukan baru pada sistem fuzzy, yaitu sistem yang bekerja
berdasarkan prinsip-prinsip logika fuzzy, hanya membutuhkan penambahan
fungsi keanggotaan yang baru dan aturan-aturan yang berhubungan dengannya.
Secara umum, sistem fuzzy sangat cocok untuk penalaran pendekatan
terutama untuk sistem yang menangani masalah-masalah yang sulit didefinisikan
dengan menggunakan model matematis Misalkan, nilai masukan dan parameter
sebuah sistem bersifat kurang akurat atau kurang jelas, sehingga sulit
mendefinisikan model matematikanya.
Sistem fuzzy mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan
sistem tradisional, misalkan pada jumlah aturan yang dipergunakan. Pemrosesan
awal sejumlah besar nilai menjadi sebuah nilai derajat keanggotaan pada sistem
fuzzy mengurangi jumlah nilai menjadi sebuah nilai derajat keanggotaan pada
sistem fuzzy mengurangi jumlah nilai yang harus dipergunakan pengontrol untuk
membuat suatu keputusan. Keuntungan lainnya adalah sistem fuzzy mempunyai
kemampuan penalaran yang mirip dengan kemampuan penalaran manusia. Hal
5. Pengembangan Sistem
Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari
pengembangan sistem, diantaranya :
Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu
proses pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa, 2008)
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki
sistem yang sudah ada (kami, 2008).
Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang
digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman
bagaimana dan apa yang harus dikerjakanselama pengembangan
sistem(algorithm). Metode adalah suatu cara, teknik sistematik untuk
mengerjakan sesuatu (dinu, 2008).
9
Hal Mendasar Dalam pengembangan sistem dalam pengembangan dan
perancangannya, penganalisa sistem merupakan bagian dari tim
yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna tinggi dan me
menuhi k butuhan pemakai akhir. Pengembangan dipengaruhi sejumlah hal
(Okta, 2007), yaitu: Produktifitas
Saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih baik dan lebih cepat. Hal
ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang
berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengembangkan
sendiri, bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik
(umumnya 50% s.d 70% sumber daya digunakan sistem), disiplin teknis lunak
dan perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.
Reliabilitas waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum
menghabiskan 50% dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun waktu
30 tahun sejumlah sistem yang digunakan diberbagai perusahaan mengalami
kesalahan dan ironisnya tidak mungkin untuk diubah. Sebagai contoh kasus;
untuk setiap program yang dihasilkan dari IBM‟s superprogramer project punya
tiga sampai lima kesalahan untuk setiap kesalahan untuk setiap sepuluh
statement pemrograman.
Dalam pengembangan sistem terdapat beberapa hal yang menjadi faktor
utama (klas,2008) diantaranya :
1. Perencanaan Sistem (System Planning)
Beberapa hal yang termasuk kedalam tahap perencanaan sistem
diantaranya yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan fisik yang digunakan untuk
mendukung pengembangan sistem serta mendukung operasi setelah diterapkan.
Adapun proses-proses yang dilakukan dalam tahapan perencanaan sistem,
diantaranya :
Merencanakan proyekproyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana sistem.
Dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Mengkaji tujuan dan perencanaan strategi
b. Mengidentifikasikan proyek-proyek sistem
c. Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem
d. Menetapkan kendala proyek-proyek sistem
e. Menentukan proyek-proyek sistem prioritas
f. Membuat laporan perencanaan sistem
g. Meminta persetujuan manajemen
2. Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan. Tahapan yang
dilakukan diantaranya : Menunjukan team analis mengumumkan proyek
B. Pemahaman Teoritis
a. Logika Fuzzy Tsukamoto
Metode Tsukamoto, implikasi setiap aturan berbentuk implikasi
“Sebab Akibat”/Implikasi “Input-Output” dimana antara anteseden dan
konsekuen harus ada hubungannya. Setiap aturan direpresentasikan
menggunakan himpunan-himpunan fuzzy, dengan fungsi keanggotaan yang
monoton. Kemudian untuk menentukan hasil tegas (Crisp Solution) digunakan
rumus penegasan (defuzifikasi) yang disebut “Metode rata-rata terpusat” atau
“Metode defuzifikasi rata-rata terpusat (Center Average Deffuzzyfier)
(Kusumadewi, 2004). Pada metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada
aturan yang berebentuk IFTHEN harus direpresentasikan dengan suatu
himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya,
output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp)
berdasarkan α-predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan
menggunakan rata-rata terbobot.
H. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian sebelumnya sudah banyak dilakukan pada kasus yang berbeda
dengan metode yang sama sebagai bahan pertimbangan pada penelitian ini dan
untuk mengetahui perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian akan
dilakukan. Berikut adalah penelitian yang telah dilakukan sebelumnya :
11
1. Penerapan Fuzzy Tsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi
Berdasarkan Data Persediaan dan Jumlah Permintaan (Surbakti & Sinaga,
2017)
Penentuan jumlah produksi salah satu proses pengambilan keputusan
perusahaan yang cukup penting. Dalam menentukan jumlah produksi pada
periode selanjutnya, bergantung pada jumlah permintaan dan persediaan dari
periode sebelumnya.Jumlah permintaan yang berubah-ubah setiap periodenya
menyebabkan ketidakpastian dalam menentukan jumlah produksi
perusahaan.Logikafuzzy merupakan ilmu yang dapat menganalisa
ketidakpastian.Penelitian ini menerapkan pengaplikasian logikafuzzydengan
menggunakan metode Tsukamoto untuk menentukan jumlah produksi
berdasarkan permintaan dan persediaan. Untuk mendapatkan keluaran dari
metode ini diperlukan tiga tahap, yaitu : mendefinisikan variabel fuzzy, inferensi
dan defuzzyfikasi.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode
Tsukamoto, maka jumlah barang yang harus di produksi oleh perusahaan X
berdasarkan data permintaan dan persediaan ialah sebanyak 3550 kemasan.
2. Penerapan Fuzzy Tsukamoto Dalam Menentukan Jumlah Produksi Sabun
Di PT. Jampalan Baru Berdasarkan Jumlah Permintaan dan Data
Persediaan(Rahakbauw, 2015)
Permintaan pasar terhadap sabun tidak menentu setiap bulannya,
sehingga persediaan sabun tidak dapat dipastikan yang berakibat produksi
sabun yang dilakukan oleh PT. Jampalan Baru Asahan tidak dapat ditentukan
secara pasti.Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan produksi sabun
setiap bulannya dengan mengaplikasikan metode Tsukamoto logika fuzzy agar
tidak mengalami kelebihan atau kekurangan persediaan. Jumlah optimal
diperoleh dengan menghitung nilai output crisp dengan menggunakan
defuzzifikasi metode rata-rata terpusat. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, dengan memasukkan variabel input pada bulan Desember 2016,
yaitu jumlah permintaan sebesar 163800 pack dan jumlah persediaan sebesar
19500 pack menghasilkan output jumlah produksi sebesar 151043 pack.
Dari hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah sabun
yang harus diproduksi untuk bulan Desember 2016 adalah sebesar 151043
pack. Produksi sabun perusahaan berbeda dengan produksi sabun
menggunakan logika fuzzy metode Tsukamoto. Dengan menggunakan Metode
Fuzzy Tsukamoto proses produksi berjalan lancar dan pengendalian jumlah
13
stok pada suatu jenis barang yang ada di gudang. Dengan aplikasi ini
diharapkan barang yang ada digudang akan lebih stabil.
Metode fuzzy tsukamoto dalam Aplikasi system estimasi stok barang ini
mempermudah pemilik toko dalam perkiraan jumlah barang yang akan dibeli
untuk memenuhi jumlah stok di gudang dalam jangka waktu satu minggu
berikutnya dan barang yang ada di gudang akan lebih stabil
5. Penerapan Algoritma Genetika Untuk Penentuan Batasan Fungsi
Keanggotaan Fuzzy Tsukamoto Pada Kasus Peramalan Permintaan
Barang (Armanda & Mahmudy, 2016)
Perencanaan kapasitas produksi seharusnya menyesuaikan dengan
kebutuhan permintaan. Hal ini bisa dicapai dengan melakukan peramalan
permintaan barang yang diproduksi. Sistem inferensi fuzzy Tsukamoto bisa
diimplementasikan untuk peramalan. Salah satu permasalahan dalam
penerapan metode fuzzy adalah sulitnya menentukan batasan fungsi
keanggotaan yang tepat. Pada tulisan ini diusulkan penggunaan algoritma
genetika untuk memperbaiki batasan fungsi keanggotaan fuzzy sehingga
didapatkan hasil peramalan yang lebih akurat. Percobaan komputasi
membuktikan bahwa sistem inferensi fuzzy yang telah dioptimasi mampu
memberikan hasil yang lebih akurat. Dalam hal ini penerapan algoritma
genetika untuk penentuan batasan fungsi pada kasus peramalan permintaan
barang dilakukan dengan menggunakan teknik extended intermediate
crossover, mutasi dengan exchange point dan seleksi dengan menggunakan
elitsm selection. Pada penelitian ini terdapat 4 tahapan dalam menentukan nilai
error yang optimal dengan menggunakan algoritma genetika sebagai batasan
fungsi keanggotaan fuzzy tsukamoto. Data yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 25 permintaan produksi dalam satuan minggu selama tahun 2015.
Solusi optimal diperoleh pada ukuran populasi sebanyak 80, jumlah generasi
sebesar 120, dan kombinasi crossover rate dan mutation rate sebesar 0.3 dan
0.7 dengan fitness sebesar 6.863533684.
metode Algoritma Genetika dan Fuzzy Tsukamoto dapat memberikan
nilai error yang lebih rendah dalam studi kasus peramalan permintaan barang.
Pada Implementasi dalam peramalan permintaan barang Semen menggunakan
Algoritma Genetika dan Fuzzy Tsukamoto, solusi pada ukuran populasi terbaik
adalah 80 popsize, solusi pada jumlah generasi terbaik adalah 120, untuk solusi
kombinasi nilai crossover rate (cr) dan mutation rate (mr) didapatkan 0.3 : 0.7
6. Aplikasi Penentuan Jumlah Produksi di Farhan Konfeksi Kotamobagu
dengan Menggunakan Fuzzy Tsukamoto (Tomatala, 2019)
15
dengan pengolahan persediaan barang. Sehingga diperlukan suatu metode
untuk mengatasi berbagai hal, metode yang di gunakan ialah metode Fuzzy
Logic Tsukamoto. Fuzzy Logic Tsukamoto ini merupakan Teknik atau metode
yang dipakai untuk mengatasi hal yang tidak pasti pada masalah – masalah
yang mempunyai banyak jawaban. Berdasarkan permasalahan yang ada,
penulis melakukan analisa dan merancang sistem baru yang mengantisipasi
kelemahan - kelemahan pada sistem yang berjalan tanpa menimbulkan
permasalahan – permasalahan baru. Dengan penalaran Fuzzy logic Tsukamoto
menyediakan cara untuk memahami kinerja sistem dengan cara menilai input
dan output sistem dari hasil pengamatan.
Dengan adanya aplikasi ini dapat membantu proses pencatatan
keluar masuknya persediaan barang alat tulis kantor di BPR Dana Mulia
Sejahtera sehingga lebih mudah dan cepat. Penambahan jenis persediaan
barang alat tulis kantor yang terus bertambah tidak terlalu mempengaruhi
performa sistem, dikarenakan ruang penyimpanan sistem teratur.
8. Penerapan Algoritma Fuzzy Tsukamoto Untuk Memprediksi Produksi Roti
Pada CV. Roti Ayu(Roti et al., 2017)
Variabel yang digunakan untuk memprediksi produksi roti adalah persediaan
bahan baku dan waktu. Algoritma fuzzy tsukamoto digunakan karena memiliki kelebihan
yaitu bersifat intuitif dan dapat memberikan tanggapan berdasarkan informasi yang
bersifat kualitatif, tidak akurat, dan ambigu. Selain itu Fuzzy Tsukamoto adalah metode
yang memiliki toleransi pada data dan sangat fleksibel. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari CV. Roti ayu, yang berupa data
bahan baku, waktu proses pembuatan roti dan jumlah produksi roti. Metode
pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SDLC
17
suatu sistem yang bisa menjawab persoalan ini. Biasa digunakan dalam
persoalan yang berhubungan dengan prediksi dengan tingkat akurasi tinggi.
Logika fuzzy memetakan permasalahan dengan terlebih dahulu mengubah
kondisi matematis menjadi linguistis. Role yang dibuat dapat menjawab banyak
persoalan, termasuk persoalan prediksi. Sistem logika fuzzy terdiri dari subset
fuzzy dan aturan fuzzy. Subset fuzzy mewakili himpunan bagian yang berbeda
dari variabel input dan output. Aturan-aturan fuzzy berhubungan dengan
variabel input untuk variabel output melalui himpunan bagian. Mengingat
aturan-aturan fuzzy yang dapat dibentuk sangat flexibel, maka sistem fuzzy
dapat mengkomputasi masalah dengan cepat dan efisien.
Dengan implementasi fuzzy logic pada penentuan produksi CPO, maka
dapat menghasilkan nilai produksi dan persediaan yang akurat, karena fungsi
keanggotaan dapat dihitung secara system. Pada pembahasan ini dapat juga
diketahui berapa jumlah panen TBS jika ada permintaan CPO dengan
memperhatikan persediaan, permintaan dan produksi. Dengan
mengimplementasikan aplikasi fuzzy logic maka perusahaan dapat dengan
cepat menetukan jumlah panen. Dapat menentukan jumlah panen maka akan
berdampak positif terhadap pengurangan biaya-biaya yang timbul. Permintaan
CPO yang bersifat stokastik tidak lagi menjadi permsalah bagi PT. Tor Ganda.
Berdasarkan data yang didapat dilapangan maka fuzzy logic adalah jawaban
untuk persoalan prediksi produksi CPO pada PT. Tor Ganda.
19
Penerapan Algoritma (Armanda & Dalam penelitian ini, peneliti
Genetika Untuk Penentuan Mahmudy, 2016) menggunakan algoritma genetika
Batasan Fungsi untuk memperbaiki batasan fungsi
Keanggotaan Fuzzy keanggotaan fuzzy sehingga
Tsukamoto Pada Kasus didapatkan hasil peramalan yang
Peramalan Permintaan lebih akurat.
Barang
Fuzzy Logic Metode (Naibaho, 2019) fuzzy logic pada penentuan produksi
Tsukamoto Untuk Prediksi CPO dapat menghasilkan nilai
Produksi CPO Dengan produksi dan persediaan yang akurat,
Permintaan Bersifat karena fungsi keanggotaan dapat
Stokastik Pada PT. TOR dihitung secara system
GANDA
21
I. Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
a. Belum efektinya perhitungan
permintaan berdasarkan
pengeluaran barang.
B. Dalam pengambilan
keputusan pihak perusahaan
masih menggunakan Pendekatan Metode
perhitungan konvensional.
Fuzzy Tsukamoto
Pengembangan
Melakukan analisis dan membuat Melakukan Pengukuran
system informasi
Hasil
System penentuan penerimaan
dan pengeluaran barang yang
tepat
J. Hipotesis Penelitian
Menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti
mengemukakan bahwa hipotesis adalah : “Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan
yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya
masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris”.
(2007:137)
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dan dukungan teori yang ada maka
penulis membuat hipotesis penelitian ini adalah penerapkan metode fuzzy
tsukamoto yang diduga dapat digunakan untuk menentukan pengendalian
permintaan berdasarkan pengeluaran barang.
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
25
Pengembangan produk awal merupakan draft kasar dari produk yang akan
dibuat.Meskipun demikian, draft produk tersebut harus disusun selengkap dan
sesempurna mungkin. Draft atau produk awal dikembangkan oleh peneliti
bekerja sama atau meminta bantuan para ahli dan atau praktisi yang sesuai
dengan bidang keahliannya (uji coba di belakang meja/ desk try out atau desk
evaluation).Pada tahap ini sering juga disebut dengan tahap validasi ahli. Uji
coba atau evaluasi oleh ahli bersifat perkiraan atau judgment, berdasarkan
analisis dan pertimbangan logika dari para peneliti dan ahli. Uji coba lapangan
akan mendapatkan kelayakan secara mikro, kasus demi kasus untuk kemudian
ditarik kesimpulan secara umum atau digeneralisasi.
4. Uji coba produk awal / Uji Coba Terbatas
Setelah uji coba diatas meja, maka dilakukan uji coba lapangan di sekolah
ataupun di laboratorium. Menurut Borg and Hall (1989), uji coba lapangan
produk awal disarankan dilakukan pada 1 sampai 3 sekolah dengan jumlah
responden antara 10 sampai 30 orang. Selama pelaksanaan uji coba di
lapangan, peneliti mengadakan pengamatan secara intensif dan mencatat hal-
hal penting yang dilakukan oleh responden yang akan dijadikan bahan untuk
penyempurnaan produk awal tersebut.
5. Penyempurnaan Produk Awal
Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba
lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih
banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih
pada evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat
perbaikan internal.
6. Uji Coba Lapangan Lebih Luas
Meskipun sudah diperoleh produk yang lebih sempurna, tetapi uji coba dan
penyempurnaan produk masih perlu dilakukan sekali lagi. Hal ini dilakukan agar
produk yang dikembangkan memenuhi standar tertentu. Oleh karena itu target
populasinyapun harus disesuaikan. Uji coba dan penyempurnaan pada tahap
produk awal masih difokuskan kepada pengembangan dan penyempurnaan
materi produk, belum memperhatikan kelayakan dalam konteks populasi.
Kelayakan populasi dilakukan dalam uji coba dan penyempurnaan produk yang
telah disempurnakan. Dalam tahap ini, uji coba dan penyempurnaan dilakukan
dalam jumlah sampel yang lebih besar. Borg dan Gall (1989), menyarankan
dalam tahap ini digunakan sampel sekolah 5 sampai dengan 15 sekolah,
dengan sampel subjek antara 30 sampai 100 orang (Ini bersifat relatif,
tergantung jumlah-kategori-dan karakteristik populasi). Langkah-langkah uji
27
K. Model / Metode Yang Diusulkan
Model pengembangan merupakan dasar untuk mendapatkan sebuah hasil
yang diharapkan. Dalam pengembangan ini, peneliti menggunakan model proses
evolusioner. Model proses evolusioner ini bersifat iteratif. Model proses evolusioner
ini dicirikan dalam bentuk yang memungkinkan penyusun mengembangkan
perangkat lunak yang semakin kompleks pada versi-versi yang berikutnya. Model
pengembangan yang digunakan adalah Prototype. (Pressman, 2012, p.50)
Seringkali pelanggan mendefinisikan sejumlah sasaran perangkat lunak
secara umum, tetapi tidak mengidentifikasi persyaratan rinci untuk fungsi dan fitur.
Di lain kasus, pengembang mungkin tidak yakin dari efisiensi dari sebuah algoritma,
adaptasi dari sistem operasi, atau bentuk yang interaksi manusia-mesin harus
ambil. Dalam hal ini, dan situasi lain, paradigma prototipe mungkin menawarkan
pendekatan yang terbaik. (Pressman, 2012, p.50)
29
3. Desain Produk merupakan perosedur pengembangan untuk mendesain produk
yang akan dikembangkan seperti desain input, proses dan juga output yang
akan dihasilkan oleh sistem sesuai kebutuhan.
4. Penerapan Fuzzy Tsukamoto yaitu mengimplementasikan metode Fuzzyy
Tsukamoto kedalam Bahasa pemograman dan didesaign sedemikian rupa
sehingga menghasilkan suatu produk
5. Uji coba produk yaitu melakukan uji coba terhadap sistem untuk mengetahui
kesesuaian sistem dengan kebutuhan dan kesalahan yang ditemukan dalam
sistem,
6. Revisi produk Yaitu melakukan perbaikan dan mengevaluasi sistem sudah baik
atau belum, Seandainya sudah baik, maka akan dilanjukan ke produk final,
tetapi apabila saat di ujicoba ada permasalahan maka akan proses akan
kembali ke tahap design aplikasi.
7. Produk Final yaitu secara keseluruhan produk sudah siap digunakakan dan siap
diimplemantasikan.
M. Uji Coba Produk
Uji coba produk dipandang perlu dilakukan dengan alasan selain supaya produk
yang dihasilkan benar-benar bermutu, tepat guna dan sasarannya, uji coba produk
juga merupakan salah satu syarat yang harus dikerjakan oleh peneliti dalam
mengambil penelitian model pengembangan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam uji coba produk, yaitu :
a. Desain Uji Coba
Dalam penelitian ini ada 2 tahap pengujian, yaitu :
1. Uji Coba Pengguna
Dalam tahap ini menguji kelayakan produk yang dihasilkan. Uji coba ini
dilakukan kepada pengguna dengan cara menyebarkan kuisioner.
2. Uji Coba Ahli
Uji coba ahli dilakukan oleh pakar materi untuk memberikan
masukan dan menilai draft produk awal yang telah dibuat. Selain itu uji
pakar dilakukan untuk memvalidasi produk sebelum dilakukan uji coba di
lapangan.
b. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah sebagai berkut :
1. Uji ahli
Dua orang pakar materi yang berkompeten yaitu dosen ahli didalam
bidangnya.
2. Uji coba Pengguna
31
mengenai sistem. Instrumen yang dipakai adalah pengujian black box.
Pengujian black box yaitu menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi
fungsional tanpa menguji desain dan kode program (Rosa A.S dan M.
Shalahudin, 2013). Kategori – kategori kesalahan yang diuji oleh pengujian
black box adalah fungsi – fungsi yang salah salah atau hilang, kesalahan
interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal,
kesalahan performa, kesalahan inisialisasi dan terminasi (Lila, 2018). Black
Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak.
Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan
pengetesan pada spesifikasi fungsional program. Black Box Testing
bukanlah solusi alternatif dari White Box Testing tapi lebih merupakan
pelengkap untuk menguji hal-hal yang tidak dicakup oleh White Box Testing
(Sidi, 2015).
Menurut Al – Bahra (2006) Black Box Testing cenderung untuk
menemukan hal-hal berikut :
a. Fungsi – fungsi yang tidak benar atau tidak ada.
b. Kesalahan antarmuka (interface errors).
c. Kesalahan kinerja.
d. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.
Menurut Roger, S.Pressman (2012) Pengujian didesain untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. Bagaimana validitas fungsional diuji?
b. Bagaimana perilaku dan kinerja sistem diuji?
c. Kelas – kelas masukan apakah yang akan membentuk test case yang
baik?
d. Apakah sistem sangat sensitive terhadap nilai masukan tertentu?
e. Bagaimana batas – batas kelas data diisolasi?
f. Berapa kecepatan dan volume data yang dapat ditolerir oleh sistem?
g. Apa pengaruh kombinasi spesifik data pada operasi sistem?
Menurut Lila (2018) Berikut langkah – langkah dari proses pengujian black
box :
a. Menganalisis kebutuhan spesifikasi dari perangkat lunak.
b. Pemilihan jenis input yang memungkinkan menghasilkan output benar
serta jenis input yang memungkinkan output salah pada perangkat
lunak yang sedang diuji.
c. Menentukan output untuk suatu jenis input.
d. Pengujian dilakukan dengan input – input yang telah benar – benar
33
karakteristik usability. Instrumen pengumpulan data ini guna untuk
mendukung dilakukan uji produk pada prediksi persediaan menggunakan
metode Fuzzy Tsukamoto.
Berikut paket kuesioner PSSUQ (Post-Study System Usability Questionaire)
selengkapnya sebagai berikut :
35
INFOQUAL No Item 9 s/d 15
INTERQUAL No Item 16 s/d 18
3. Skala Penilaian
a. Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Penelitian
ini menggunakan kuesioner yang terdapat lima macam jawaban dalam
setiap item pertanyaan Menurut Sugiyono (2010, p.134). Data tersebut
diberi skor sebagai berikut :
Table 3.6 Skala Likert
No Kategori Skor
1 Sangat Setuju 7
2 Setuju 6
3 Agak setuju 5
4 Ragu-Ragu 4
5 Agak tidak setuju 3
6 Tidak setuju 2
7 Sangat tidak stuju 1
b. Skala Gutman
Skala yang digunkan untuk uji ahli materi adalah skala guttman.
Dalam skala Guttman ini menggunakan dua macam jenis pertanyaan
pada angket atau kuesioner tersebut, yaitu jenis pertanyaan tertutup dan
jenis pertanyaan terbuka. Jenis pertanyaan tertutup berisi pertanyaan-
pertanyaan seputar kesesuain alur-alur metode algoritma c4.5.
Sedangkan jenis pertanyaan terbuka berisi kritik dan saran dari ahli.
Tidak 0 1
Presentase Interpretasi
Pencapaian
37
41% - 60% Cukup Layak
61% - 80% Layak
81% - 100% Sangat Layak
(Sumber : Arikunto, 2009, p.44)
Keterangan :
Yt = Nilai Aktual
Ŷt = Nilai Prediksi
n = Jumlah Observasi
N. Penjadwalan
Penjadwalan dalam penelitian ini dibuat untuk memperlihatkan gambaran
mengenai kapan dan berapa lama jangka waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan setiap langkah dalam penelitian. Di sisi lain, jadwal ini merupakan
deadline (target waktu) bagi penelitian ini untuk dapat melaksanakan dan
menyelesaikan penelitian.
O. Sistematika Laporan
a. BAB I PENDAHULUAN
Bab I pendahuluan terdiri atas sub bab latar belakang masalah, rumusan
masalah, ma ksud dan tujuan penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan,
pentingnya pengembangan, asumsi dan keterbatasan pengembangan, dan
definisi istilah atau definisi operasional.
b. BAB II KERANGKA TEORITIS
39
Bab II kerangka pemikiran terdiri atas sub bab tinjauan pustaka atau
landasan teori, kerangka pemikiran dan hipotesis (jika diperlukan, tergantung
jenis penelitian).
c. BAB III METODE PENGEMBANGAN
Terdiri dari beberapa sub-bab berisi rancangan atau metode yang akan
digunakan peneliti atau pengembang sebagai rencana, struktur, dan strategi
untuk penyelesaian penelitian. Meliputi sub-bab model pengembangan, prosedur
pengembangan, uji coba produk dalam uji coba produk terdiri dari beberapa
bagian yaitu desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan
data dan teknik analisa.
d. BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
Bab ini memuat 3 bagian utama (1) deskripsi objek penelitian (2) hasil
penelitian atau pengembangan (3) pembahasan. Ketiga bagian dapat dijabarkan
ke dalam beberapa sub judul yang disesuaikan dengan tujuan pembahasan.
e. BAB V KESIMPULAN dan SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran:
1. Kesimpulan merupakan jawaban yang diperoleh dari hasil analisis dan
pembahasan terhadap hal yang dinyatakan dan dipertanyakan oleh masalah.
2. Saran (jika ada), berisi tentang pendapat penulis dalam rangka perbaikan ke
arah yang lebih baik dan saran bagaimana alternatif yang ditawarkan dapat
berjalan.
41