Monitoring 1. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam menerapkan pelayanan balita sakit dan bayi muda sesuai standar pelayanan MTBS
2. Harus dimonitor secara berkala serta berkesinambungan
agar kualitas terjaga
3. Penting dilakukan untuk memantau proses, faktor
pendukung maupun kendala atau hambatan MONITORING ▪ Pelaksanaan kalakarya dan penerapan MTBS perlu dimonitor. ▪ Monitoring dilakukan secara: a. Internal b. Eksternal c. Supervisi Fasilitatif a. Monitoring Internal ▪ Dilakukan oleh ka.pusk, dokter, koordinator atau Pj.MTBS, pendamping internal. ▪ Waktu : selama kalakarya dan/atau 3 bulan sekali ▪ Menggunakan Formulir Pemantauan Kalakarya MTBS (lampiran-7) ▪ Out put : mengetahui proses kalakarya, faktor pendukung, kendala dan hambatan selama pembelajaran, dan kemampuan penerapan MTBS. b. Monitoring Eksternal ▪ Dilakukan oleh pendamping eksternal, dokter terlatih standarisasi MTBS, unsur Dinkes Kab/Kota
▪ Waktu : 3 bulan sekali
▪ Menggunakan Lembar Supervisi Fasilitatif (lampiran-8) atau Formulir Pemantauan Kalakarya MTBS (lampiran-7) ▪ Out put : memastikan terselenggaranya MTBS dan upaya pencarian pertolongan di masyarakat. c. Supervisi Fasilitatif ▪ Dilakukan oleh Dinkes Kab/Kota dan Dinkes Prov. ▪ Waktu : 6 bulan sekali ▪ Menggunakan Lembar Supervisi Fasilitatif (lampiran-8) atau Formulir Pemantauan Kalakarya MTBS (lampiran-7) ▪ Out put : memastikan terselenggaranya MTBS dan upaya pencarian pertolongan di masyarakat. TINDAK LANJUT MONITORING ▪ Ka.pusk melaporkan hasil kalakarya kepada Dinkes Kab/Kota. ▪ Pendamping melaporkan hasil monitoring pelaksanaan MTBS kepada Ka.Puskesmas dan Dinkes Kab/Kota. ▪ Dinkes Kab/Kota menindaklanjuti hasil monitoring dan supervisi fasilitatif. EVALUASI ▪ Dilakukan dalam forum LokMin atau pertemuan khusus setiap 6 bulan atau sedikitnya 1x / tahun. ▪ Bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang: - Peningkatan jumlah penemuan kasus. - Ketersediaan logistik. - Kualitas pelayanan MTBS - Penurunan kesakitan dan kematian balita.