PPH 22 Dan 23 Pajak 1 25022019
PPH 22 Dan 23 Pajak 1 25022019
Penghasilan
Pasal 22 & 23
Agenda
Konsep Pajak
Regulasi Pajak
Diskusi
2
Pajak
Penghasilan
Pasal 22
Definisi
4
4
Pemungut, Penyetor, dan Pelapor (1)
Aktivitas Impor
• Bank Devisa
• Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
5
Pemungut, Penyetor, dan Pelapor (2)
6
BUMN Pemungut
7
7
Tarif Pajak (1)
Aktivitas Impor
• 2,5% dari nilai impor bagi pengguna Angka Pengenal Impor (API).
• 0,5% bagi pengguna API untuk impor kedelai, gandum, dan tepung
terigu.
• 7,5% dari nilai impor bagi non pengguna API.
• 7,5% dari harga jual lelang untuk barang yang tidak dikuasai.
• Nilai impor = CIF ditambah Bea Masuk dan pungutan lain.
8
8
Pencatatan Transaksi PPh 22
Bendaharawan Negara dan Impor
9
9
Ilustrasi
Koperasi Medang Kamulan menerima pembayaran dari Kantor Humas Pemprov atas
penyediaan furniture berbahan kayu jati senilai Rp 350.000.000,00. Berapakah beban
PPh 22 dan bagaimana pernjurnalannya (metode periodik)?
Jawaban :
Beban PPh 22 = 1,5% x 350.000.000
= Rp 5.250.000,00
Jurnal Koperasi Jurnal Humas Pemprov
Kas 344.750.000 Furniture 350.000.000
Pajak dibayar di muka PPh 22 5.250.000 Kas 344.750.000
Penjualan350.000.000 Utang PPh 22 5.250.000
10
10
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Bendaharawan Negara)
11
11
Ilustrasi - (Impor)
PT. Kutai Kartanegara melakukan transaksi jual beli dengan Tenggarong Inc. yang
berdomisili usaha di luar negeri atas sebuah mesin cetak tanpa menggunakan API.
Nilai kontrak diketahui $ 10,000.000 berdasar ketentuan FOB shipping point. PT.
Kutai Kartanegara mengasuransikan pengiriman tersebut dengan biaya premi
sebesar 10% dari kontrak pembelian, dengan biaya pengangkutan senilai $
1,500.00. Adapun Bea Masuk dan pungutan lain masing – masing adalah senilai
20% dan Rp 5.000.000,00. Kurs yang ditetapkan oleh Menkeu adalah Rp 10.000,00/
$ sedangkan oleh BI Rp 9.500,00/ $. Berapakah besar beban PPh 22?
Jawaban :
Cost 10,000,000.00
Insurance (10% dari Cost) 1,000,000.00
Freight 1,500,000.00
CIF 12,500,000.00
Bea Masuk (20% dari CIF) 2,500,000.00
Pungutan Lain 5,000,000.00
DPPPPN 20,000,000.00
12
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Impor)
Jawaban :
Nilai persediaan dicatat : (47.050 + 9.410) x 9.100) 513,786,000
Nilai Pajak dibayar di muka PPh 22 : 1.176,25 x 9.100 10,703,875
Nilai PPNmasukan : 4.705 x 9.100 42,815,500
Penjurnalan
Persediaan 513,786,000
Pajak dibayar di muka PPh 22 10,703,875
PPNmasukan 42,815,500
Kas 567,305,375
14
Tarif Pajak (2)
16
Pencatatan Transaksi PPh 22
Industri Tertentu
• Pihak Pemungut
– Mencatat penerimaan kas dan mengakui utang pajak, sebab harus
disetor ke kas negara.
• Pihak yang Dipungut
– Mencatat pembayaran tersebut sebagai pajak dibayar di muka pada
saat pembelian, sebab kewajiban perpajakannya telah dipenuhi.
17
Ilustrasi
(Industri Tertentu)
Koperasi Holing mengadakan penjualan kepada Ny. Sima atas 1.000
rim kertas flano dengan nilai total Rp 77.000.000,00, termasuk PPN.
Diketahui pula bahwa atas pembelian bubur kertas sebagai bahan
baku, perusahaan telah dikenai PPh 22 senilai Rp 200.000,00.
Berapakah PPh 22 yang dipungut Koperasi Holing dan bagaimana
penjurnalannya dengan metode periodik?
Jawaban :
Beban PPh 22 = 0,1% x (100%/ 110%) x 77.000.000
= Rp 700.000,00
Jurnal Koperasi Holing
Piutang dagang 77.700.000
Penjualan 70.000.000
Utang PPh 22 700.000
PPN keluaran 7.000.000
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Industri Tertentu)
Pembeli
Persediaan 575,000,000
PPNmasukan 57,500,000
Pajak dibayar di muka PPh 22 1,725,000
Utang dagang 634,225,000
Sanksi Tarif
Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/ atau
PPN.
22
Objek Dikecualikan dari Pemungutan (2)
23
Ilustrasi
Jawaban :
c. Beban PPh 22 = 1,5% x 110.000.000
= 1,5% x 110.000.000
= Rp 1.650.000,00
b.Beban PPh 22 = 1,5% x (110.000.000 – 60.000.000)
= 1,5% x 50.000.000
= Rp 750.000,00
24
Pengecualian PPh 22
25
Pajak
Penghasilan
Pasal 23
Definisi
• Penanaman modal.
• Penyewaan aset fisik dan finansial.
• Keterlibatan dalam pekerjaan atau kegiatan.
• Pemberian jasa tertentu.
27
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor
Badan pemerintah.
Penyelenggara kegiatan.
BUT.
28
Tarif Pajak
29
Lingkup Jasa Dikenai PPh 23 (1)
PMK No. 244/ PMK. 03/ 2008
30
Lingkup Jasa Dikenai PPh 23 (2)
PMK No. 244/ PMK. 03/ 2008
Jasa maklon;
Jasa penyelidikan dan keamanan;
Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
Jasa pengepakan;
Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media
masa, media luar ruang atau media lain untuk
penyampaian informasi;
Jasa pembasmian hama;
Jasa kebersihan atau cleaning service;
Jasa catering atau tata boga.
32
Pencatatan Transaksi PPh 23
Tidak Final
33
Ilustrasi
34
Ilustrasi
Jawaban :
Beban PPh 23 2012= Beban PPh 23 2013
= 15% x 8% x 1.000.000
= 15% x 80.000
= Rp 12.000,00
35
Ilustrasi
36
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Sewa Aset)
37
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Sewa Aset)
38
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Dividen)
Pemotong (PT. Kiskendha) Pihak yang Dipotong Pajaknya (Untuk Satu Pemegang Saham)
Saat Pengumuman Saat Pengumuman
Laba ditahan 137,500,000 Piutang dividen 20,625,000
Utang dividen 116,875,000 Pajak dibayar di muka PPh 23 116,875,000
Utang PPh 23 20,625,000 Penghasilan dividen 137,500,000
Saat Pembagian Saat Pembagian
Utang dividen 116,875,000 Kas 116,875,000
Kas 116,875,000 Piutang dividen 116,875,000
39
Pencatatan Transaksi PPh Final
• Pihak Pemotong
– Mencatat seperti dalam memperlakukan pajak tidak final.
• Pihak yang Dipotong Pajaknya
– Pencatatan dapat dilakukan dengan dua pendekatan:
• Mencatat Gross Seperti pajak tidak final.
• Mencatat Net Hanya sebesar nilai setelah pajak.
– Pilihan tergantung bagaimana perusahaan menentukan sistem
pembukuan.
– Standar akuntansi tidak menjelaskan secara rinci perlakuan
pajak final ini, sehingga dalam praktik kedua pendekatan dapat
diterapkan.
– Dampak yang terjadi Tarif pajak efektif akan sangat berbeda
antara kedua pendekatan.
40
Ilustrasi
Jawaban:
Beban PPh 23 = 2% x 3 x 3 x 250.000
= 2% x 2.250.000
= Rp 45.000,00
Beban PPh Final = 10% x (30.000.000 – 2.250.000)
= Rp 2.775.000,00
41
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Jasa Konstruksi)
42
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Jasa Konstruksi)
43
Kasus Khusus: Sinematografi
44 44
Besaran Jumlah Bruto
45
45
Bukti Pendukung Rincian Tagihan
46
Ilustrasi
47
Ilustrasi
Jawaban :
Beban PPh 23 dipotong Koperasi Wora – Wari kepada Fa. Mengwi,
jika terdapat bukti pendukung rincian transaksi
= 2% x (7.500.000 + 5.000.000)
= 2% x 12.500.000
= Rp 250.000,00
Jika tidak terdapat bukti pendukung rincian transaksi
= 2% x (7.500.000 + 5.000.000 + 35.000.000)
= 2% x 47.500.000
= Rp 950.000,00
Beban PPh 23 dipotong Fa. Mengwi kepada perusahaan media
= 2% x 50.000.000
= Rp 1.000.000,00
48
Ilustrasi
Jawaban:
Jika terdapat bukti pendukung atas rincian besarnya tagihan, maka
Beban PPh 23 = 2% x 500.000
= Rp 10.000,00
49
Objek Dikecualikan dari Pemungutan
Bagian laba dari persekutuan yang modalnya tidak terdiri atas saham –
saham.
SHU Koperasi.
Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atau jasa
keuangan (penyalur pinjaman/ pembiayaan sesuai PMK).
50
Ilustrasi
51
Ilustrasi
Jawaban :
a. Beban PPh 23 = 15% x (100.000/ 500.000) x 75.000.000
= 15% x 15.000.000
= Rp 2.250.000,00
b. Beban PPh 23 yang dikenakan akan berubah menjadi Rp
0,00. Hal ini disebabkan karena kepemilikan PT. Sriwijaya
dengan demikian mencapai 33% sehingga pendapatan atas
dividen dari PT. Palembang dikecualikan dari objek pajak.
c. Beban PPh 23 yang dikenakan akan tetap senilai Rp
2.250.000,00 sebab tidak terdapat perubahan proporsi
kepemilikan dan jumlah dividen yang dibagikan.
d. Beban PPh 23 = 15% x (100.000/ 500.000) x 25.000.000
= 15% x 55.000.000
= Rp 750.000,00
52
Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan
53
Dialektika Pajak:
Liquidating Dividend
54
54
TERIMA KASIH