Anda di halaman 1dari 23

Guillain-Barré Syndrome

Definisi
Radang polineuropati demyelinasi

Penyakit autoimun yang menyebabkan sistem


kekebalan tubuh menyerang sistem saraf perifer yang
bertanggung jawab mengendalikan pergerakan tubuh
Epidemiologi
Umur: >50 tahun

Pria > Wanita (3:1)


Patofisiologi
Sistem imun menghancurkan selubung
myelin yang mengeliling akson saraf
perifer/akson itu sendiri
Patofisiologi
Campylobacter jejuni, Epstein-Barr virus, cytomagelovirus, HIV,
coxsackie virus, herpes simples, hepatitis A virus, Mycoplasma
pneumonia
Mengubah keadaan alamiah sel-sel sistem saraf - sistem imun
mengenalinya sebagai sel-sel asing
Menyebabkan sel-sel imun (limfosit dan makrofag) untuk
menyerang myelin
Limfosit T yang tersensitisasi bersama dengan limfosit B akan
memproduksi antibodi melawan komponen selubung myelin dan
menyebabkan destruksi dari myelin.
Tanda-Tanda dan Gejala
Kehilangan refleks tangan dan kaki
(hyporeflexia/areflexia)

kelemahan pada tangan dan kaki

Nyeri otot

Penglihatan buram atau juling (diplopia)

Bernapas berat

Sulit menelan
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik Tonus: normal-hypotonus

Kesadaran: compos Trofi: normo/hypotrophy


mentis Tenaga:
paraparesis/tetraparesis
Nerve cranialis: normal
Reflek fisiologis:
Meningeal sign: (-) hyporeflexia-areflexia

Reflek patologis: (-)


Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang

Lumbal pungsi; Cairain cerebrospinal: disosiasi


sitoalbuminik

EMG (Elektromiografi)
Treatment
Plasmapheresis

Methyl prednisolone: 4x250mg (tappering setiap 3


hari)

Vitamin B12: 2x500 mcg

Immunoglobulin: 0.4 gr/kg bb selama 5 hari


Komplikasi
Paralisis otot persisten

Gagal nafas, dengan ventilasi mekanik

Aspirasi

Retensi urin

Masalah psikiatrik, seperti depresi dan ansietas


Terima Kasih
MYASTENIA GRAVIS
Definisi
Kelainan autoimun saraf perifer karena terbentuknya antibodi
terhadap reseptor postsinaptik astilkolin pada neuromusclar junction

Menyebabkan terjadinya kelemahan yang bersifat progresif dan


menyebar pada otot skeletal

Gejala bertambah buruk setelah beraktivitas dan melakukan gerakan


yang berulang-ulang
Epidemiologi
Umur: 20-40 tahun

Wanita > Pria (3:1)

15% pasien thymoma mengalami Myastenia Gravis

Remisi: 25%
Patofisiologi
Kegagal dalam transmisi impuls saraf pada
sambungan saraf ke otot (neuromusclar
junction)

Sistem imunitas tubuh menghasilkan antibodi


yang menyerang reseptor Ach post-synapse

Gagal terjadinya aktivitas otot dan kontraksi


otot
Gejala
Kelemahan otot-otot skeletal dan kelelahan yang
terjadi secara tiba-tiba

Dapat menyebabkan kelumpuhan dan gagal nafas


dalam waktu yang lama

Khas: otot terasa kuat pada pagi hari dan semakin


lemah setelah melakukan latihan atau aktivitias fisik
Faktor Pemicu
Menstruasi

Mengalami stres emosional

Terpapar udara dingin/sinar matahari terlalu lama

Infeksi
Diagnosis
Anamnesis

Ptosis

Disartria

Disfagia

Diplopia

Kelemahan anggota gerak

Keluhan memburuk ketika beraktifitas dan membaik ketika beristirahat


Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Kelemahan otot ekstraokular: ptosis, nistagmus
Kelemahan berfluktuasi: deltoid, trisep, bisep, dorsoflesk dan
plantarfleksi jari-jari kaki
Kelemahan otot-otot palatum: nasal twang to the voice, aspirasi
air lewat hidung
Otot maseter: mulut sulit ditutup
Otot palatum mole: suara sengau
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang

Elektromiografi

Darah lengkap

CT-Scan/MRI thorax; timoma


Treatment
Plasmapheresis

Antikolinesterase:

- Piridostigmin: 30-120mg per oral @ 3 jam/3-6mg IV @ 4-6 jam

- Neostigmin bromida: 7,5-45mg per oral @ 2-6 jam/0,5-1mg


intravena @ 4 jam

Ach Agonist
Komplikasi
Krisis Miastenik

Membutuhkan anti-kolinesterase lebih banyak

Terjadi karena tidak minum obat dengan teratur

Krisis Kolinergik

Kelebihan obat anti-kolinesterase

Gejala lain: bingung, pucat, berkeringat, pupil miosis spontan


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai