Anda di halaman 1dari 12

Perubahan Dalam RUU KUHAP Dan RUU

KUHP : Analisis Dari Sudut Pandang SPP


Terpadu

Arief Budiman, Abdurrahman, Algipahla Ismail


Penyelidikan yakni suatu unsur penting dalam
proses hukum, penyelidikan itu sendiri
merupakan tahap dalam mencari serta
menemukan suatu peristiwa yang dicurigai
sebagai tindak pidana dan menentukan ke
tahap penyidikan

Pada RUU KUHAP yang tidak menyebutkan


ketentuan mengenai Penyelidikan
KUHAP Sebagai Integrated Model

Pasal 8, Pasal 14 huruf a, Pasal 110 ayat 1

Petunjuk “P21”
kepada (Berkas
Penyidik “P19” Lengkap)
disebut sebagai pekerjaan bolak-balik antara
polisi sebagai penyidik dan jaksa penuntut
umum, peristiwa ini dinamakan oleh pakar-pakar
yang menyusun KUHAP sebagai Pra penuntutan,
Due Process Model juga menyebutkan tentang hal
ini, dimana ini mempunyai arti bahwa
tersangka/terdakwa tersebut masih bisa
membuktikan kalau ia tidaklah bersalah dalam
terjadinya suatu tindak pidana
Karakteristik SPPT
1. Adanya sistem pendidikan yang memadai
dari para penegak hukum.
2. APH Profesional didapat melalui yang baik,
disiplin, terorganisir.
3. Tujuan yang ingin dicapai adalah “precise
justice” atau keadilan yang pas (tepat).
4. Adanya partisipasi masyarakat yang tinggi.
Dalam RUU KUHAP proses bolak-balik tersebut
dianggap sebagai suatu hal yang meperlambat
kinerja dari aparat penegak hukum

Keprofesionalan, kedisiplinan serta sistem yang


terorganisir diantara lembaga yang saling
berhubungan dalam penyidikan harus terjalin
secara baik seperti karakteristik SPPT.
proses yang memperlambat kinerja APH tsb
kemudian juga untuk mengurangi proses-
proses praperadilan yang berpotensi akan
memperlambat gerak dari penegak hukum
dibahaslah suatu metode didalam RKUHAP
untuk memudahkan pekerjaan mereka agar
lebih efektif yaitu ketiika dimulainya suatu
penyidikan tidak harus lagi menunjukkan surat,
namun dapat dilakukan melalui media
elektronik
Hal terssebut didukung dengan rancangan
Pearturan Pemerintah yang mengatur tentang
Jaksa Khusus Zona yang siap menerima surat
elektronik tersebut bahwa pemberitahuan
penyidikan akan segera dimulai
KESIMPULAN RKUHAP

Dengan adanya metode baru dalam RKUHAP tsb


diharapkan lembaga yang mempunyai
keterkaitan dalam proses penyidikan
diharapkan dapat bekerja lebih baik lagi sesuai
dengan karakteristik SPPT
Sebelumnya didalam KUHP tidak diatur
ancaman bagi orang yang melakukan
penyadapan, aturan penyadapan ini hanya ada
didalam UU ITE sebelumnya. Perkembangan
aturan pidana diluar KUHP ini kemudian
menimbulkan kondisi hukum pidana yang tidak
terkendalikan dan maraknya kriminalisasi
Oleh karena itu untuk mencapai keadilan yang
sebetulnya yang sesuai dengan karakteristik
peradilan pidana terpadu maka, penyadapan ini
kemudian diatur didalam RKUHP dalam Pasal
257 dan 258.

Penyadapan adalah kegiatan untuk


mendengarkan, merekam, membelokkan,
merubah, atau mencatat transmisi elektronik
atau dokumen elektronik yang bersifat privat,
baik menggunakan jaringan kabel atau non
kabel.
Hal tersebut bertujuan agar adanya suatu
aturan baru bagi proses penyidikan agar tidak
menggunakan metode penyadapan tanpa
mempunyai izin sebelumnya sehingga orang
yang tidak mempunyai hak untuk melakukan
penyidikan dan penyadapan dapat dijatuhi
hukuman. Hal ini juga bertujuan untuk
melindungi kepentingan serta keadilan bagi
mereka yang disadap informasi privatnya yang
terekspos ke muka umum

Anda mungkin juga menyukai