8.osteoporosis Pada Lansia
8.osteoporosis Pada Lansia
lansia
Syukrianti Syahda, SST, M.Kes
Defenisi
Penyakit metabolik tulang yang di tandai dengan
penurunan kepadatan dan kualitas struktur tulang
yang bersifat profresif
Sering disebut “ Silent thief” mencuri masa tulang
secara diam-diam.
Klasifikasi
Osteoporosis primer
1. Tipe 1
Pada wanita post menopause
2. Tipe 2
Pada pria dan wanita diatas 51-75 tahun.
Osteporosis Sekunder
Dipengaruhi oleh sakit yang mendasari , akibat- obat-obatan .
Osteoposis sekunder terjadi densistas tulang.
Osteoporosis Idiopatik
Yang tidak diketahui penyebabnya dan ditemukan pada masa
anak-anak, remaja dan dewasa.
Faktor risiko
Usia
Jenis kelamin
Berat badan
Ras / suku
Riwat keluarga
Kebiasaan merokok
Kebiasaan alkohol
Kebiasaan mengkomsumsi kafein
Asupan makanan
Penggunaan obat-obatan.
Faktor resiko yang dapat diubah
Kurang aktrivitas fisik.
Asupan kalsium rendah
Kekuranga protrein
Kekurangan paparan sinar matahari
Kekurangan asupan vit D
Komsumsi minum kafein tinggi dan alkohol.
Faktor risiko yang tidak dapat diubah
Riwayat keluarga
Usia
Ras
Menopause
Ukuran badan
Diagnosis Osteoporosis
Anamesa : keluhan utama, masalah kesehatan,
riwata keluarga aktivitas fisik, latihan, kebiasaan
merokok, alkohol, penggunaan obat obatan, asupan
makanan.
Pemeriksaan fisik : tinggi badan, berat badan, gaya
berjalan penderita, tanda-tanda fraktur, nyeri spinal,
penderita osteoporosis menunjukkan bentuk tubuh
kiffosis.
Kebutuhan kalsium
0- 6 bulan : 210 mg/hari
7-12 bulan : 270 mg/hari
1-3 tahun : 500 mg/ hari
4-8 tahun : 800 mg / hari
19-50 tahun : 1000 mg /hari
> 50 tahun : 1200 mg/ hari
Pencegahan
cukupi asupan kalsium
Cukup asupan vit D dengan paparan sinar matahari
Lakukan aktivitas fisik
Waspada garis keturunan
Lakukan tes dini osteoprosis
Gaya hidup
Pengobatan
Memeriksa kepadatan tulang dengan DEXA Scan
untuk melihat resiko keretakan tulang.
Mengurangi terkena osteoporosi
Mencegah keretakan tulang