Anda di halaman 1dari 15

INKONTINENSIA URINE

Syukrianti syahda, sst, m.kES


DEFENISI

Inkontinensia urine adalah


pengeluaran urin tanpa disadari dalam
jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga
mengakibatkan masalah gangguan
kesehatan dan sosial.
KLASIFIKASI

Inkontinensia Tipe Stres

Inkontinensia Urgensi (Desakan)

Inkontinensia Overflow (Luapan)

Fistula Urine
KLASIFIKASI

A.   Inkontinensia stres (Stres Inkontinence)


Inkontinensia stres biasanya disebabkan oleh lemahnya
mekanisme penutup. Keluhan khas yaitu mengeluarkan urine
sewaktu batuk, bersin, menaiki tangga atau melakukan gerakan
mendadak, berdiri sesudah berbaring atau duduk.
Gerakan semacam itu dapat meningkatkan tekanan
dalam abdomen dan di dalam kandung kemih. Otot uretra tidak
dapat melawan tekanan ini dan keluarlah urine.
B.    Inkontinensia desakan (Urgency
Inkontinence)

Inkontinensia desakan
adalah keluarnya urine secara involunter dihubungkan dengan keinginan
yang kuat untuk mengosongkannya (urgensi).Biasanya terjadi akibat
kandung kemih tak stabil. Sewaktu pengisian, otot detusor berkontraksi
tanpa sadar secara spontan maupun karena dirangsang (misalnya
batuk). Kandung kemih dengan keadaan semacam ini disebut kandung
kemih tak stabil. Biasanya kontraksinya disertai dengan rasa ingin
miksi.
C. Inkontinensia Overflow

    Inkontinensia luapan yaitu keluarnya urine secara involunter ketika


tekanan intravesikal melebihi tekanan maksimal maksimal uretra akibat
dari distensi kandung kemih tanpa adanya aktifitas detrusor. Terjadi pada
keadaan kandung kemih yang lumpuh akut atau kronik yang terisi terlalu
penuh, sehingga tekanan kandung kemih dapat naik tinggi sekali tanpa
disertai kontraksi sehingga akhirnya urine menetes lewat uretra secara
intermitten atau keluar tetes demi tetes.
D. Fistula Urine

  Fistula urine sebagian besar akibat


persalinan, dapat terjadi langsung
pada waktu tindakan operatif
seperti seksio sesar, perforasi dan
kranioklasi, dekapitasi, atau
ekstraksi dengan cunam. Dapat juga
timbul beberapa hari sesudah partus
lama, yang disebabkan karena
tekanan kepala janin terlalu lama
pada jaringan jalan lahir di tulang
pubis dan simfisis, sehingga
menimbulkan iskemia dan kematian
jaringan di jalan lahir.
Lanjutan.....

Untuk memperbaiki fistula vesikovaginalis


umumnya dilakukan operasi melalui vagina
(transvaginal), karena lebih mudah dan
komplikasi kecil. Bila ditemukan fistula yang
terjadi pasca persalinan atau beberapa hari pascah
bedah, maka penanganannya harus ditunda tiga
bulan. Bila jaringan sekitar fistula sudah tenang
dan normal kembali operasi baru dapat dilakukan.
ETIOLOGI

Seiring dengan bertambahnya usia, ada beberapa perubahan pada anatomi danf ungsi organ
kemih, antara lain:
- melemahnya otot dasar panggul akibat kehamilan berkali-kali,
- kebiasaan mengejan yang salah, atau batuk kronis. Ini mengakibatkan seseorang tidak dapat
menahan air seni.
-Selain itu, adanya kontraksi (gerakan) abnormal dari dinding kandung kemih, sehingga
walaupun kandung kemih baru terisi sedikit, sudah menimbulkan rasa ingin berkemih.
    Penyebab Inkontinensia Urine (IU) antara lain terkait dengan gangguan di saluran kemih
bagian bawah, efek obat-obatan, produksi urin meningkat atau adanya gangguan
kemampuan/keinginan ke toilet. Gangguan saluran kemih bagian bawah bisa karena infeksi.
Jika terjadi infeksi saluran kemih, maka tatalaksananya adalah terapi antibiotika.
Gagal jantung kongestif juga bisa menjadi faktor penyebab
produksi urin meningkat dan harus dilakukan terapi medis yang
sesuai. Gangguan kemampuan ke toilet bisa disebabkan oleh
penyakit kronik, trauma, atau gangguan mobilitas. Untuk
mengatasinya penderita harus diupayakan ke toilet secara teratur
atau menggunakan substitusi toilet. Apabila penyebabnya adalah
masalah psikologis, maka hal itu harus disingkirkan dengan terapi
non farmakologik atau farmakologik yang tepat. Pasien lansia,
kerap mengonsumsi obat-obatan tertentu karena penyakit yang
dideritanya. Inkontinensia urine juga terjadi akibat kelemahan
otot dasar panggul, karena kehamilan, pasca melahirkan,
kegemukan (obesitas), menopause, usia lanjut, kurang aktivitas
dan operasi vagina.
PATOFISIOLOGIS

Inkontinensia urine bisa disebabkan


karena komplikasi dari penyakit
infeksi saluran kemih, kehilangan
kontrol spinkter atau terjadinya
perubahan tekanan abdomen
secara tiba-tiba.
Meskipun inkontinensia
urine dapat terjadi pada pasien
dari berbagai usia, kehilangan
kontrol urinari merupakan
masalah bagi lanjut usia.
PENATALAKSANAAN
1. Inkontinensia stres 2. Inkontinensia urgensi

a)Latihan mengenal sensasi


a)Latihan otot-otot dasar berkemih dan penyesuaianya.
panggul b)Obat-obatan untuk merelaksasi
b)Latihan penyesuaian kandung kemih dan estrogen
c)Tindakan pembedahan untuk
berkemih mengambil sumbatan dan lain-lain
c)Obat-obatan untuk keadaanpatologik yang
merelaksasikan kandung menyebabkan iritasi pada saluran
kemih dan esterogen kemih bagian bawah.
d)Kateterisasi, bila mungkin secara
d)Tindakan pembedahan intermiten, dan kalau tidak
memperkuat muara mungkin secara menetap.
kandung kemih. e)Tindakan pembedahan untuk
mengangkat penyebab sumbatan
4. Inkontinensia tipe
3. Inkontensia overflow fungsional

a. Kateterisasi, bila a. Penyesuaian sikap


mungkin secara berkemih antara lain dengan
intermiten, dan kalau jadwal dan kebiasaan
tidak mungkin secara berkemih.
menetap. b. Pekaian dalam dan kain
penyerap khusus lainnya.
c. Penyesuaian/modifikasi
b. Tindakan pembedahan
lingkungan tempat berkemih.
untuk mengangkat
d. Kalau perlu digaunakan
penyebab sumbatan . obat-obatan yang merelaksasi
kandung kemih.

Anda mungkin juga menyukai