Ronny Baehaqi

Epidemiologi
Patah Tulang Tubuh :

1. Patah Tulang Clavicula

2. Patah Tulang Pergelangan Tangan

3. Patah Tulang Wajah

Patah Tulang Hidung 40%

 Fraktur Nasal

Obstruksi Deviasi Nasal

Terdiagnosa Tidak Terdiagnosa

2 hari
Pengobatan
Medik Edema

Evaluasi lanjut ke
Sp.THT / Bedah
 Anatomi Hidung
Berdasarkan Jaringan yang menutupi :

Proximal Tulang hidung

Septum

Atas Cartilago Lateral Atas

Medial
Septum
Bawah Septum Cartilago
Cartilago Alar

Distal Cartilago Lateral Bawah

Medial crura
Alar dome
 Anatomi Hidung

•sumber : : Corry J. K, Timothy C, James P. Management of Acute Nasal Fractures. Am J Academy of Fam
Physician Oct 2004. diakses 26 september 2007
 Struktur Tulang Hidung

Tulang hidung Tulang hidung Proc.frontalis

superior inferior os.Maxila

Tebal dan kaku Tipis dan rawan

 Anamnesa
• waktu kejadian, jenis trauma dan arah
trauma
• perdarahan yang terjadi sehubungan
dengan kejadian cedera
• mabuk minuman keras/tidak sebelum
kejadian cedera pemilihan pengobatan
nyeri yang sesuai
• riwayat pembedahan yang pernah
dilakukan
 Pemeriksaan Fisik
• INSPEKSI
– pembengkakan dan deformitas
– Epistaksis
– edema, ekimosis dari nasal serta struktur
periobita

•Sumber : : Corry J. K, Timothy C, James P. Management of Acute Nasal

Fractures. Am J Academy of Fam Physician Oct 2004. diakses 26
september 2007
 Pemeriksaan Fisik
• PALPASI
– Krepitasi
– indentasi
– bentuk tulang nasal yang ireguler

Sumber : Bechara YG. Management

of Nasa Fracture. J.Otolaryngol
Houston. Aug 2007
 Radiologis

• foto polos fraktur nasal, tampak step off

dari os nasal
 Penatalaksanaan

• instrumen untuk reposisi nasal, dari kiri ke kanan : asch forcep, walsham forcep,
boies elevator
• Sumber : : Corry J. K, Timothy C, James P. Management of Acute Nasal Fractures. Am J Academy of Fam
Physician Oct 2004. diakses 26 september 2007
Penanganan Hematoma
A.gambar irisan melintang dari
hematom di septum menunjukkan
akumulasi darah diantara septum
dan perichondrium, pengobatan
termasuk pemberian anestesi diikuti
dengan
B. insisi menggunakan hemostat
c.drainase dari hematom
D. pemasangan kasa steril untuk
mencegah reakumulasi darah
• sumber : : Corry J. K, Timothy C, James P. Management
of Acute Nasal Fractures. Am J Academy of Fam
Physician Oct 2004. diakses 26 september 2007
 INDIKASI REDUKSI TERTUTUP
• fraktur nasal unilateral atau bilateral
• fraktur `nasal-septal kompleks` dengan
deviasi deviasi kurang dari setengah
lebar nasal bridge.
INDIKASI REDUKSI TERBUKA
• fraktur dislokasi luas dari tulang nasal
dan septum.
• deviasi pyramid nasal lebih dari ½ nasal
bridge.
• fraktur dislokasi dari septum bagian
caudal
• open fraktur septum nasi
• tetap ada deviasi pasca reposisi tertutup
 TEKNIK OPERASI REPOSISI
TERTUTUP

Sumber : Mc Gregor I.A. Fundamental Techniques of Plastic Sumber : Cameron M., Booth PW. Principle of Reduction fracture and
methods of fixation in Maxillofacial Trauma and esthetic facial
.
surgery 7th ed.London. churchil livingstone 1980 p:311 reconstruction. Churchill livingstone. London. 2003 p:231-235
 TEKNIK OPERASI TERBUKA

Sumber : Cameron M., Booth PW. Principle of Reduction fracture and methods of
fixation in Maxillofacial Trauma and esthetic facial reconstruction. Churchill
livingstone. London. 2003
sumber : Fonseca RJ, Walker RV. Oral and Maxillofacial
Trauma. WB Saunders co. Philadelphia.1991 p:612
p:231-235
FRAKTUR NASAL PADA ANAK
• Tanda dan gejala trauma nasal pada
anak:
– epistaksis
– edema dari dorsum nasi
– echymosis periorbita
– nyeri pada dorsum nasi
– tanda abnormalitas pada foto radiologis.
– didapatkan deformitas
– krepitasi
 External splint untuk mempertahankan posisi dan
menyediakan tekanan yang cukup.
Sumber : Corry J. K, Timothy C, James P. Management of Acute Nasal Fractures.
Am J Academy of Fam Physician Oct 2004. diakses 26 september 2007
 Komplikasi Dini
• hematom
• Epistaksis
• Infeksi
• Rhinorrhea
 Komplikasi Lanjut
• obstruksi airway
• kontraktur oleh karena fibrosis atau scar
• deformitas nasal sekunder
• synechiae
• saddle nose
• perforasi septum nasi
 DAFTAR PUSTAKA
• 1. Soenarto R. Epidemiology of maxillofacial fracture. Disampaikan pada symposium & workshop
and Hands on experiences XII Management of Maxillofacial Fracture. Surabaya Juli 2007.
• 2. Sahudi. Definitive treatment of nasal fracture. Disampaikan pada symposium & workshop and
Hands on experiences XII Management of Maxillofacial Fracture. Surabaya Juli 2007.
• 3. Corry J. K, Timothy C, James P. Management of Acute Nasal Fractures. Am J Academy of
Fam Physician Oct 2004. diakses 26 september 2007
• 4. Holt GR. Biomechanics of nasal septal trauma. Otolaryngol Cln North
Am. Aug 1999;32(4):615-9. [Medline].
• 5. Mondin V, Rinaldo A, Ferlito A. Management of nasal bone fractures. Am J
• Otolaryngol. May-Jun 2005;26(3):181-5. [Medline].
• 6. Smith JA. Nasal emergencies and sinusitis. In: Tintinalli JE, Ruiz E, Krome RL, American
College of Emergency Physicians. Emergency medicine: a comprehensive study guide. 4th ed.
New York: McGraw-Hill, 1996:1087-90.
• 7. Ellis E III, Scott K. Assessment of patients with facial fractures. Emerg Med Clin North Am
2000;18:411-48.
• 8. Bechara YG. Management of Nasa Fracture. J.Otolaryngol Houston. Aug 2007
• 9. Mc Gregor I.A. Fundamental Techniques of Plastic surgery 7th ed.London. churchil livingstone
1980 p:311.
• 10. Cameron M., Booth PW. Principle of Reduction fracture and methods of fixation in
Maxillofacial Trauma and esthetic facial reconstruction. Churchill livingstone. London. 2003
p:231-235
• 11. Fonseca RJ, Walker RV. Oral and Maxillofacial Trauma. WB Saunders co. Philadelphia.1991
p:612