KESELAMATAN DAN KEAMANAN LABORATORIUM POLTEKKES KEMENKES MEDAN Tanggungjawab Keselamatan Keamanan di Laboratorium
Siapa yang bertanggung jawab ?
Pada umumnya yang bertanggungjawab di laboratorium adalah setiap orang yang berada dan menggunakan laboritorium. Tetapi secara admnistrasi manajemen ada bagian-bagian yang punya tanggungjawab masing-masing. Siapa saja mereka ? 1. Pimpinan Tanggung jawab keselamatan dan keamanan sepenuhnya bergantung pada kepala lembaga dan satuan pelaksananya. Pimpinan lembaga memiliki kewajiban hukum untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan selamat. Pimpinan juga bisa membuat perbedaan dalam meyakinkan pekerja untuk mematuhi program keselamatan dan keamanan. Pekerja akan mengabaikan program yang dirancang dengan baik jika manajemen puncak mengabaikannya. 2. Komite Pengawas Keselamatan dan Keamanan (CSSO)
Setiap lembaga harus menunjuk petugas keselamatan dan
keamanan (CSSO). CSSO memiliki tanggung jawab untuk membangun dan mendukung upaya bersama dalam mengelola keselamatan dan memberikan panduan kepada orang di semua tingkatan. Petugas CSSO harus dibekali pengetahuan, tanggung jaab, dan kewenangan untuk mengembangkan dan menegakkan sistem manajemen Keselamatan Dan Keamanan yang efektif. Apa saja tanggungjawab dari CSSO? 1. Mengembangkan dan mematuhi program keselamatan dan keamanan terpadu. a. Mematuhi kebijakan tentang bahan laboratorium dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. b. Membantu dalam pembelian, penyimpanan, penggunaan, dan pembuangan limbah di tingkat laboratorium jika perlu, menjalankan program pengelolaan limbah untuk pembuangan limbah di luar Program ini meliputi penerimaan limbah, pengangkutan, dan pembuangan akhir bahan melalui vendor komersial c. Mencatat pesanan bahan laboratorium, menerima bahan dan memelihara keakuratan inventaris. 2. Melakukan audit dan inspeksi kepatuhan a. Melakukan audit inventaris dan keamanan lemari minimal setiap tahun jika ada tidak patuh, izin penggunaan bahan laboratorium dihentikan sementara b. Melakukan pencatatan lengkap tentang prosedur operasi standar (SOP) program yang mudah didapatkan, didistribusikan, dan diinspeksi. 3. Mengelola dan menyelidiki insiden yang melibatkan bahan (tumpahan, kehilangan bahan, cedera dll. 4. Manajer pelatihan, supervisor dan pegawai harus mengembangkan SOP yang sesuai dan mematuhi program keselamatan. 3. Manajer, Supervisor dan Asisten Praktikum
Tanggung jawab langsung program pengelolaan keselamatan
dan keamanan laboratorium biasanya dipangku oleh CSSO dan manajer laboratorium. Dalam praktikum, instruktur laboratorium atau asisten praktikum bertanggung jawab secara langsung atas segala tindakan yang dilakukan para pengguna laboratorium. Instruktur bertanggung jawab untuk mendorong budaya keselamatan dan mengajarkan keahlian yang diperlukan oleh pengguna dan pekerja di laboratorium untuk menangani bahan dengan aman. Tanggung jawab manajer atau ketua laboratorium 1. Memastikan pegawai laboratorium menerima pelatihan tentang keselamatan dan keamanan umum. 2. Memastikan pegawai laboratorium memahami cara bekerja dengan bahan secara aman. 3. Menyediakan pelatihan untuk bahan tertentu dan prosedur spesifik, termasuk cara mengembangkan dan menelaah SOP. 4. Memberi pekerja laboratorium peralatan kendali teknik dan peralatan perlindungan diri yang diperlukan untuk bekerja dengan bahan secara aman. 5. Memastikan bahan laboratorium memiliki tingkat keamanan yang sesuai untuk bahan dan peralatan. 6. Menentukan harapan keselamatan dan keamanan. 7. Memasukkan keselamatan dan keamanan dalam penilaian kinerja. 8. Meninjau dan menyetujui pekerjaan dengan bahan laboratorium. 4. Pengguna Laboratorium Semua orang yang bekerja di laboratorium, siswa atau karyawanbertanggung jawab mematuhi protokol keselamatan dan keamanan untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain. Tanggung jawab siswa, mahasiswa dan pengguna laboratorium : a. Mengikuti pelatihan keselamatan laboratorium. b. Meninjau prosedur tertulis dan mematuhi prosedur tersebut. c. Memastikan dapat memahami semua bahaya dan protokol keselamatan dan keamanan sebelum bekerja dengan suatu bahan atau prosedur untuk pertama kalinya. d. Meninjau atau mengembangkan dan menyetujui SOP. e. Bertanya kepada supervisor laboratorium atau CSSO jika tidak yakin tentang bahaya. f. Menggunakan kendali teknik yang sesuai. g. Melaporkan semua insiden, masalah keamanan, dan kemungkinan pemaparan bahan kepada manajer laboratorium. h. Mendokumentasikan prosedur operasi spesifik untuk pekerjaan dengan bahan kimia berbahaya atau peralatan tertentu. 1. Membentuk Komite Pengawasan Keselamatan dan Keamanan Lembaga (CSSO). Komite harus memiliki perwakilan dari semua bagian yang terpengaruh dan di semua tingkatan. Komite harus melapor langsung ke pimpinan teratas dan mendapatkan dukungan keuangan dan administratif yang diperlukan. Tanggungjawab dan akuntabilitas CSSO harus ditentukan dengan jelas dan disampaikan kepada pimpinan lembaga, manajer laboratorium, pekerja, dan pengguna laboratorium. CSSO harus memiliki akses langsung ke pejabat senior yang pada akhirnya bertanggung jaab terhadap masyarakat. 10 Langkah Menciptakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Yang Efektif 2. Mengembangkan Kebijakan Keselamatan dan Keamanan Pimpinan lembaga harus membuat kebijakan formal untuk mendefinisikan dan mendokumentasikan sistem manajemen keselamatan dan keamanan peralatan. Kebijakan tersebut harus menyatakan niat untuk mencegah atau mengurangi kerugian diri dan ekonomi akibat kecelakaan, paparan kerja yang merugikan, pencemaran lingkungan, memasukkan pertimbangan keselamatan dan keamanan ke dalam semua fase operasional dan memelihara kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan. Menyampaikan dan mengumumkan pernyataan kebijakan kepada karyawan serta meninjau ulang dan memperbaikinya jika diperlukan. 3. Membuat Kendali dan Proses Administratif untuk Mengukur Kinerja Kendali administratif mendefinisikan aturan dan prosedur keselamatan dan keamanan khusus serta membuat daftar tanggung jawab individu yang terlibat. Kendali administratif juga harus menyediakan cara untuk mengelola dan menanggapi perubahan, seperti prosedur baru, teknologi, ketentuan hukum, staf, dan perubahan organisasi. Evaluasi keselamatan dan keamanan operasi laboratorium harus menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari. 4. Mengidentifikasi dan Mengatasi Situasi yang Sangat Berbahaya Manajer, peneliti utama, pimpinan peneliti, pimpinan tim, dan supervisor harus berperan aktif dalam menelaah status awal untuk menilai lingkup, kecukupan, dan penggunaan prosedur keselamatan. Melakukan evaluasi berbasis risiko untuk menentukan cukup tidaknya upaya kendali yang ada, memprioritaskan kebutuhan, dan menerapkan tindakan perbaikan berdasarkan tingkat kepentingan dan sumber daya yang tersedia. 5. Mengevaluasi Fasilitas dan Mengatasi Kelemahannya
Melakukan peran kendali dalam mengevaluasi akses fisik
dalam meningkatkan keamanan gedung, tempat menyimpan dan menggunakan bahan peralatan. 6. Menentukan Prosedur untuk Penanganan dan Manajemen Bahan Keselamatan dan keamanan bahan harus dijaga dimulai dari pembelian, penyimpanan, inventaris, penanganan, pengiriman, dan pembuangan. Proses inventaris untuk melacak penggunaan bahan hingga sepenuhnya dipakai atau dibuang dilakukan dengan Sistem inventaris dan penyimpanan catatan penting yang berguna untuk : a. Memastikan apakah bahan aman untuk digunakan. b. Menyediakan sumber daya untuk membahas kemungkinan penggunaan bersama bahan. c. Memberikan informasi agar manajer mengetahui kapan harus memesan kembali bahan. d. Memberitahukan lokasi bahaya di laboratorium kepada lembaga tanggap darurat. e. Menentukan kebutuhan dan penggunaan bahan di masa mendatang. f. Meminimalkan inventaris berlebih dan jumlah limbah (yang mengurangi biaya). 7. Menggunakan Kendali Teknik dan Peralatan Pelindung Diri Kendali teknik, seperti tudung laboratorium, ventilasi buang setempat, atau kotak sarung tangan, merupakan metode utama untuk mengontrol bahaya di laboratorium peralatan.
Manajemen laboratorium tidak boleh mengizinkan
eksperimen jika kendali teknik tidak memadai atau peralatan pelindung diri tidak tersedia. 8. Membuat Rencana untuk Keadaan Darurat Laboratorium harus membuat rencana untuk menangani keadaan darurat dan insiden tak terduga. Menyimpan peralatan dan bahan untuk menanggulangi keadaan darurat di tempat yang terjangkau, seperti pemadam api, pencuci mata, pancuran keselamatan, dan perangkat kerja untuk menangani tumpahan. 9. Mengidentifikasi dan Mengatasi Hambatan untuk Mengikuti Praktek Keselamatan dan Keamanan
Praktik keamanan dan keselamatan yang baik adalah dengan
meminta semua pegawai senantiasa mematuhi kebijakan dan prosedur.
Rintangan sosial dan budaya setempat bisa mencegah manajer
laboratorium, pegawai laboratorium, dan lainnya untuk mengikuti praktik keselamatan dan keamanan terbaik. Lembaga harus melakukan upaya untuk mengatasi rintangan tersebut. 10. Melatih, Menyampaikan, dan Membina CSSO bertanggung jawab untuk menentukan prosedur keselamatan dan keamanan serta memastikan apakah semua orang mengetahui dan mematuhi prosedur. Diperlukan komitmen yang kuat dari pimpinan teratas untuk menciptakan sistem keselamatan dan keamanan terbaik. Pimpinan teratas bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan dan keamanan peralatan.