Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PERENCANAAN

DARURAT
P O LT E K K E S K E M E N K E S M E D A N
KESIAPSIAGAAN KEADAAN DARURAT DI LABORATORIUM

Tanggap darurat adalah suatu sikap yang mengantisipasi


kemungkinan terjadinya hal yang tidak diinginkan yang akan
menimbulkan kerugian baik fisik, materil maupun mental
spiritual.
Prosedur tanggap darurat merupakan tata cara dalam
mengantisipasi keadaan darurat.
Ada empat tahap utama untuk mengelola keadaan darurat
berskala besar yaitu :
1. Mitigasi
2. Kesiapsiagaan
3. Tanggap darurat
4. dan pemulihan
1. Tahap mitigasi meliputi upaya untuk meminimalkan
kemungkinan terjadinya insiden dan membatasi pengaruh
insiden yang terjadi.
2. Tahap kesiapsiagaan adalah proses pengembangan rencana
untuk mengelola keadaan darurat dan mengambil tindakan
untuk memastikan bahwa laboratorium siap menangani
keadaan darurat.
3. Tahap tanggap darurat mencakup upaya untuk mengelola
keadaan darurat saat terjadi dan mungkin menyertakan
lembaga tanggap darurat luar serta staf laboratorium.
4. Tahap pemulihan meliputi tindakan yang diambil untuk
mengembalikan laboratorium dan daerah yang terpengaruh ke
keadaan sebelumnya sehingga kembali berfungsi dengan aman.
ELEMEN POKOK SISTEM TANGGAP DARURAT
Pengembangan suatu system tanggap darurat sekurangnya
meliputi elemen sebagai berikut :
• Kebijakan
• Identifikasi keadaan darurat
• Perencanaan awal (preplanning)
• Prosedur keadaan darurat
• Organisasi keadaan darurat
• Prasarana keadaan darurat
• Pembinaan dan pelatihan
• Komunikasi
• Investigasi dan system pelaporan
• Inspesi dan audit.
RENCANA KESIAPSIAGAAN KEADAAN DARURAT
• Mengakses jenis insiden apa yang paling mungkin terjadi
untuk menentukan jenis dan lingkup perencanaan yang
diperlukan.
• Mengidentifikasi pembuat keputusan dan pemangku
kepentingan serta prioritas laboratorium.
• Membuat rencana untuk jenis keadaan darurat yang
teridentifikasi dalam langkah pertama, termasuk rencana cara
menangani komunikasi.
• Melatih staf tentang prosedur yang dijabarkan dalam rencana
tersebut.
RENCANA KEADAAN DARURAT

Setiap supervisor atau manajer laboratorium harus membuat rencana untuk menangani
keadaan darurat, seperti kebakaran, banjir, dan bencana yang melanda masyarakat luas.
Rencana kesiapan keadaan darurat mencakup rincian tentang :
1. Kit penyelamatan laboratorium
2. Komunikasi,
3. Evakuasi
4. Perlindungan di tempat
5. Kehilangan daya listrik
6. Penutupan lembaga atau bangunan
7. Keadaan darurat masyarakat
8. Kebakaran atau kehilangan laboratorium
Rencana darurat harus melibatkan lembaga penanggulangan keadaan darurat setempat,
seperti pemadam kebakaran, untuk memastikan bahwa mereka memiliki peralatan untuk
membantu jika terjadi keadaan darurat.
MENGEVALUASI KEAMANAN DAN
KESELAMATAN LABORATORIUM
Dengan melakukan evaluasi ini, akan diperoleh informasi penting untuk
mengelola laboratorium dan untuk memprioritaskan upaya untuk
meningkatkan keselamatan dan keamanan.
Aspek pengoperasian laboratorium berikut ini harus diperiksa secara teratur:
1. Kebersihan dan kerapian laboratorium;
2. Peralatan dan perencanaan keadaan darurat
3. Tanda, label, rencana, dan pemasangan
4. Penyimpanan bahan kimia dan limbah
5. Gas dan kriogenika mampat
6. Sistem tekanan dan vakum
7. Tudung dan ventilasi kimia
8. Rencana keamanan yang ada dan
9. Pelatihan dan kesadaran pegawai laboratorium.
MENGADAKAN PENILAIAN
KERENTANAN KEAMANAN

Evaluasi khusus terhadap keamanan fasilitas fi sik disebut


Penilaian Kerentanan Keamanan (Security Vulnerability
Assessment, SVA). Tujuan SVA adalah untuk mengidentifi kasi
potensi risiko keamanan bagi laboratorium dan untuk menilai
kecukupan sistem keamanan yang sudah ada.
Berikut ini sebagian daftar masalah untuk dikaji sebagai bagian dari
SVA:
1. Ancaman yang ada, berdasarkan sejarah lembaga itu (msl.,
pencurian bahan di laboratorium, pelanggaran keamanan data, protes).
2. Inventaris bahan biologi, bahan kimia, bahan, atau peralatan
laboratorium dengan potensi penggunaan ganda
3. Kerentanan infrastruktur (msl., saluran listrik yang dapat diakses,
pencahayaan buruk)
4. Sistem keamanan yang ada (msl., kontrol akses, kamera, deteksi
gangguan)
5. Tanda pengenal pegawai laboratorium (msl., lencana, akses
dikawal); dan
6. Budaya lembaga (msl., laboratorium terbuka, tidak menanyai
pengunjung).
MENYUSUN SISTEM KEAMANAN
Pilihan dan penerapan sistem keamanan tergantung pada tingkat
keamanan yang dibutuhkan dan sumber daya yang tersedia.
Supervisor dan manajer laboratorium memiliki banyak opsi,
termasuk opsi berikut ini:
• Penjaga dan prosedur keamanan
• Kunci pintu
• Jaringan televisi tertutup (CCTV): CCTV adalah alat lainnya
yang dapat digunakan demi keamanan laboratorium.
• Tindakan lainnya: Tindakan keamanan lainnya meliputi alarm
pembobolan dan kaca pecah untuk jendela dan pintu;
penerangan untuk area yang dapat digunakan untuk memasuki
daerah aman; tembok, pagar, dan semak pembatas; tirai
jendela; dan lencana atau bentuk tanda pengenal lainnya.
MENGATUR DAN MEMELIHARA
INVENTARIS

Inventaris adalah catatan, biasanya dalam bentuk basis-data.


Proses inventaris harus melacak pembelian, pembuatan,
penyimpanan, dan penggunaan setiap bahan kimia hingga
sepenuhnya dipakai atau dibuang.
Untuk memulai inventaris, supervisor dan manajer laboratorium
harus menyusun daftar seluruh bahan kimia di dalam
laboratorium.
MELATIH PEGAWAI LABORATORIUM
AGAR SELAMAT DAN AMAN

• Rencanakan sebelumnya. Tentukan potensi bahaya yang


terkait sebelum memulai eksperimen.
• Batasi paparan terhadap bahan kimia. Jangan sampai bahan
kimia laboratorium bersentuhan dengan tubuh.
• Jangan meremehkan risiko.
• Bersiaplah terhadap kecelakaan. Sebelum memulai
eksperimen, ketahui tindakan tertentu yang harus diambil jika
terjadi pelepasan zat berbahaya secara tidak disengaja.

Anda mungkin juga menyukai