Semester-1 2015/2016
KEDARURATAN B3 DI INDUSTRI
Nuky Dwifirly Pratiwi Arhatha
25314704
Hasanuddin-Suraadiningrat
(2003)
mendefinisikan
kedaruratan
sebagai
diantaranya luka serius. Lokasi lab yang berada di kampus dimana banyak orang beraktifitas
didalamnya mendorong untuk merancang sistem tanggap darurat menggunakan metode
APELL, dengan tahapannya yaitu :
1. Tanggung jawab organisasional
Diperlukan adanya pembentukkan tim tanggap darurat di laboratorium kimia Fakultas
Farmasi Universitas Indonesia. Berdasarkan berita yang beredar di media, Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia sendiri telah memiliki tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan
Lingkungan (K3L), sehingga tim tanggap darurat di laboratorium kimia tersebut merupakan
bagian dari tim K3L Fakultas Farmasi UI.
Tanggung jawab langsung program pengelolaan keselamatan dan keamanan
laboratorium biasanya dipangku oleh laboran dan manajer laboratorium. Sedangkan dalam
penerapannya, tim tanggap darurat laboratorium beserta tanggung jawabnya terdiri atas :
-
Pembuat keputusan
Seorang pembuat keputusan atau koordinator keadaan darurat biasanya adalah
manajer laboratorium/kepala laboratorium/dosen yang ditunjuk sebagai kepala
laboratorium. Pembuat keputusan bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan
kerja dalam area pimpinannya. Kepala laboratorium juga yang membuat SOP yang
berlaku di lab berdasarkan kebijakan Fakultas maupun kebijakan Universitas,
bertanggung jawab dalam menentukan harapan keselamatan dan keamanan,
memastikan laboran memahami cara bekerja dengan bahan kimia secara aman,
menyediakan pelatihan untuk bahan kimia tertentu dan prosedur spesifik, memberi
APD pada laboran, memastikan ketersediaan peralatan dan bahan untuk
menanggulangi keadaan darurat di tempat terjangkau serta berfungsi dengan baik,
seperti APAR, pencuci mata, pancuran keselamatan dan perangkat kerja untuk
menangani tumpahan, menyiapkan SOP tanggap darurat dan meninjau serta
menyetujui pekerjaan dengan bahan kimia serta set alat kimia yang akan digunakan
praktikan di laboratorium. Saat keadaan darurat terjadi di lab yang dipimpinnya, maka
kepala lab yang akan memberikan keputusan atas tindakan yang akan diambil.
- Laboran
Tanggung jawab dari seorang laboran diantaranya adalah mengembangkan dan
mematuhi program keselamatan dan keamanan terpadu di sepanjang masa pakai
semua bahan kimia laboratorium, menyiapkan set alat yang akan digunakan
praktikan, mengawasi jalannya praktikum, mengecek peralatan dan bahan untuk
menanggulangi keadaan darurat, memberikan pertolongan pertama untuk paparan
yang tidak disengaja, jika kepala laboratorium tidak berada di tempat, maka
Ledakan Saat Praktikum
Alat praktikum
tidak
sesuai
standar
Praktikan
tidak
menjalankan
prosedur
Tidak
safety talksebelum
dimulai bertanggung
segala
tindakan
yangada
dilakukan
para
siswanya.praktikum
Asisten praktikum
Limbah B3
Limbah B3 tercampur
Penanganan
Bahan kimia kadaluarsa
tidak
Bahan kimia
sesuai MSDS
Dari kedua metode evaluasi risiko yang dilakukan, maka penanggulangan yang
diperlukan yaitu :
- Mereview SOP yang ada kemudian melakukan revisi untuk poin yang tidak sesuai
- Laboran, dosen terkait dan asisten praktikum lebih mengawasi jalannya praktikum
- Pihak kampus maupun fakultas mewajbkan safety induction pada mahasiswa yang
baru masuk
- Safety talk sebelum praktikum dijalankan
3. Prosedur Pemberitahuan dan Sistem Komunikasi
Salah satu unsur terpenting dari tanggap darurat adalah pemberitahuan dan sistem
komunikasi. Di setiap meja kerja dicatat nomor kontak darurat agar jika diperlukan
bisa segera mungkin dihubungi. Saat ditemukan keadaan darurat dalam lingkungan
lab khususnya, pelapor melaporkannya pada laboran. Kemudian laboran akan
mengecek dan segera memberitahukan pada kepala lab. Jika keadaan bisa teratasi
maka akan dibuatkan berita acara kejadian. Jika keadaan memburuk, maka kepala
laboratorium akan memberitahukan pada manajemen gedung/fakultas untuk
menjalankan prosedur tanggap darurat dalam Fakultas. Metode komunikasi yang
dapat digunakan diantaranya telepon, alarm dan speaker. Sedangkan untuk kejadian
yang menarik perhatian media, diperlukan komunikasi satu pintu agar berita tidak
simpang siur. Dalam hal ini Fakultas/Universitas menunjuk satu juru bicara untuk
berbicara pada media.
4. Perlengkapan dan Sarana Kedaruratan
Dalam keadaan darurat skala laboratorium, diperlukan kotak P3K, APAR, APD
darurat, sprinkle water, heat, gas and smoke detector, dan shower. Sedangkan pada
Fakultas, di setiap lantai disediakan Hydrant, Alarm, APAR. Bila sudah menjadi skala
Universitas, maka Universitas membutuhkan fasilitas medis, pusat komando, hingga
fire fighter.
5. Kemampuan dalam Penilaian
dijelaskan
mengenai
bahan
kimia
yang
akan
digunakan
dan
bagaimana