Anda di halaman 1dari 53

Pengelolaan Linen &

Laundry Dalam Upaya


Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

Sri Purwaningsih Skep Ners


MSc
RSUP dr Sardjito Yogyakarta
Standar PPI 7.1
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi
dengan menjamin pembersihan peralatan
dan sterilisasi yang memadai serta
manajemen laundry dan linen yang
benar.
Maksud dan Tujuan PPI 7.1.
Manajemen laundry dan linen yang tepat
dapat menghasilkan penurunan
kontaminasi dari linen bersih dan risiko
infeksi bagi staf akibat laundry dan linen
kotor
Elemen Penilaian (3)PPI 7.1
Manajemen laundry dan linen yang tepat
sesuai untuk meminimalkan risiko bagi staf
dan pasien
Dokumen
Regulasi
 Buku Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit,
Depkes RI tahun 2004
 Pedoman Sanitasi, Depkes RI tahun 2002
 KepMenkes No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Lingkungan Rumah Sakit, Depkes RI tahun
2006
 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya tahun
2007
 Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Laundry
tahun 2014
Tujuan sesi
 Memahami prinsip
pengelolaan linen yang
aman dari penanganan
linen kotor di ruangan,
tranportasi, pencucian,
distribusi dan
penyimpanan
PENDAHULUAN
Linen dan Laundry yang tercemar dapat
menghasilkan mikroorganisme patogen dalam jumlah
besar (Depkes RI tahun 2000 tentang bakteri pada
instalasi laundry).
Linen yang nyata di cemari oleh darah dan cairan
tubuh merupakan kontaminasi mikroorganisme dan
dapat menularkan penyakit melalui kontak langsung
Tujuan Penanganan Linen
Untuk memutus mata rantai transmisi kuman
Untuk meminimalkan infeksi di Rumah Sakit
dengan meningkatkan standar Precaution.
Dapat memberikan rasa aman dan nyaman
kepada pasien sehingga meningkatkan mutu
pelayanan Rumah Sakit
Definisi linen
Bahan-bahan dari kain/tenun yang digunakan
dalam fasilitas kesehatan
Seperti : baju operasi, kimono, kain tempat
tidur, topi dll
Linen kotor infeksius
• Linen yang terkontaminasi dengan darah, cairan
tubuh dan berasal dari paien infeksi seperti : TB
paru, infeksi Salmonellz dan Shigella (sekresi dan
ekskresi), HBV, dan HIV (jika terdapat noda
darah) dan infeksi lainnya yang spesifik (SARS)
dll
Linen kotor non infeksius
• Linen yang tidak terkontaminasi oleh darah,
cairan tubuh dan bukan dari pasien dengan
penyakit menular
PROSES PENGELOLAAN LINEN DI RUMAH
SAKIT

A. Penanganan Linen di ruangan


B. Transportasi linen kotor
C. Pencucian di laundry
D. Penyetrikaan linen di laundry
E. Pendistribuan linen bersih
F. Penyimpanan linen bersih
A. Penanganan linen kotor di Ruangan
 Gunakan APD bila ada risiko kontaminasi
 Pisahkan linen dari TT infeksius dan non infeksius
 Buang benda padat ke closed : feses sebelum linen
masuk kantong plastik
 Tidak perlu melakukan perendaman atau disinfeksi
linen di ruangan
 Bila linen terkontaminasi berat hendaknya dilipat dan
digulung sehingga bagian yang paling kotor berada di
tengah gulungan
Penanganan linen kotor di Ruangan

 Tidak mengibas – ngibaskan linen di lantai


 Tidak menyeret linen kotor dilantai
 Tidak meletakkan linen kotor di atas kursi atau
meja pasien
 Linen kotor infeksius masukkan ke dalam
kantong plastik kuning
 Segera kirim bila ¾ penuh dg kereta tertutup
Jangan menaruh linen di lantai
Linen infeksius
Buang dulu benda padat (feses) ke
closed
Tidak boleh memilah linen di Ruang
Perawatan
B. Trasportasi linen
 Kumpulkan dan bawa linen bekas pakai dalam
kereta atau kontainer yang ada tutupnya.
 Kereta linen bersih dan kotor harus dibedakan
 Saat mengantar linen kotor upayakan tidak
berpapasan dengan waktu pendistribusian makanan
pasien
 Bila hanya ada satu lift maka buat jadwal kapan
kereta linen kotor lewat
 Petugas yang membawa kereta linen kotor tidak
diperkenankan menggunakan sarung tangan
Kereta linen
Kereta linen kotor tidak boleh
terbuka
C. Pencucian Linen kotor di laundry
 Linen kotor diantar ke laundry
 Masuk dari pintu ruangan cucian dan tidak boleh masuk
ke ruangan linen bersih
 Penerimaan linen kotor di laundry harus di bedakan
antara linen kotor infeksius dan non infeksius.
 Bagian penerimaan di laundry melakukan pencatatan
jumlah linen, kedua belah pihak pengirim dan penerima
harus memaraf pada buku expedisi.
 Pemilihan linen harus dilakukan secara cermat dengan
memakai APD karena sering ditemukan barang tajam
(skalpel, gunting tajam, jarum)
Instrumen atau jarum kadang terbawa
saat linen akan dicuci
Gunakan APD saat mengelola linen
kotor di laundry
Pintu masuk linen kotor dan pintu keluar linen
bersih dibedakan
Dirty Area Clean Area
Ruang Kotor,masuk linen
kotor
Ruang bersih,keluar linen
bersih
Area kotor dan area bersih
1. Penerimaan Linen 1. Pengeringan
Kotor 2. Perapihan
2. Pemilahan 3. Perbaikan
3. Penimbangan 4. Pelicinan dan
4. Pencucian Pelipatan
5. Pengemasan
6. Pendistribusian
7. Penyimpanan
Pemrosesan linen

Pencucian harus
memperhatikan teknik
mencuci, deterjen yg dipakai,
suhu, teknik sterilisasi sesuai
prosedur / instruksi pabrik
Periksa kebersihan linen, bila
masih kotor cuci ulang
Proses pencucian
 Lakukan penimbangan linen
 Masukkan linen kotor kedalam mesin cuci
 Gunakan detergen berdasarkan tingkat cucian;
infeksius berat, sedang, ringan linen berwarna
 Linen infeksius diperlukan suhu ± 90 ° C
 Linen non infeksius diperlukan suhu ± 80 ° C
 Waktu pencucian ± 45 menit ( tergantung mesin
cuci)
Waktu pencucian
 Prewash lebih kurang 3 menit
 Pembuangan ke1 dilanjutkan pencucian utama
selama ± 15 menit dengan memasukkan jenis
detergen dan alkali
 Pembuangan ke 2 dilanjutkan dengan
pencucian ke2 selama ± 10 menit tanpa
detergen / bersifat pembilasan
 Pembuangan ke3 dilanjutkan dengan pencucian
IV / akhir dengan memasukkan pelembut
 Pembuangan dilajutkan dengan pemerasan
kemudianmenuju ke proses pengeringan
Mesin cuci dibedakan
Proses pengeringan
 Periksa linen yang perlu di cuci ulang sebelum pengeringan
 Linen yang sudah diperas dimasukkan kedalam mesin
pengering dengan suhu ± 80 ° C
 Linen tipis ± 10-15 menit
 Linen tebal ± 15- 20 menit
Mengeringkan, memeriksa, dan
melipat linen
 Keringkan di udara atau dengan mesin.
Jauhkan dari debu dan uap
 Periksa adanya kerusakan pada linen, bila
terdapat kerusakan harus dibuang atau diperbaiki
 Linen yang bersih dan kering harus disetrika dan
disimpan bila linen yang steril diperlukan
siapkan dan disterilkan
D. Penyetrikaan linen

 Alat yang digunakan :


roll press untuk kain
lembaran, rotary press
untuk piyama, baju
pasien, gordyn
 Proses penyetrikaan
dilakukan pada kain
dengan kondisi bersih
Pelipatan
• Bertujuan untuk merapikan dan
memudahkan dalam penggantian linen
pasien
• Sewaktu proses pelipatan lakukan
penyortiran linen yang rusak
• Tempat pelipatan harus bersih dan jauh
dari daerah kotor  agar tidak
terkontaminasi
D. Pendistribusian linen ke Ruangan
 Selalu menjaga kesterilan dan kebersihan linen
 Gunakan sistim FIFO
 Pastikan semua peralatan yg akan digunakan bersih dan
kering
 Jaga linen jangan jatuh ke lantai
 Linen bersih dikirim dengan kereta/kontainer tertutup
 Pendistribusian tergantung sistem pengelolaan, jika
sentralisasi pendistribusian sesuai permintaan,jika tidak
sentralisasi pendistribusian sesuai dengan pengiriman
DISTRIBUSI LINEN

 Linen bersih dibawa dgn


menggunakan trolly
(tertutup) untuk
mencegah kontaminasi
dalam perjalanan
E. Penyimpanan linen bersih
Penyimpanan linen
 Linen bersih disimpan dilemari tertutup sesuai
jenis linen
 Suhu 22 – 270 C dan kelembaban 45 – 75 %
 Pengambilan dengan sistem FIFO
Penyimpanan linen di Laundry sebelum
didistribusikan
Penyimpanan linen di
ruangan
• Linen disimpan terpisah dari ruang kotor agar
tidak terkontaminasi
• Susun linen dengan tehnik tersendiri dengan
prinsip linen bersih yang lama harus lebih dahulu
dipakai (FIFO)
• Untuk linen steril perlu dilakukan pemisahan
dengan linen bersih. Linen steril harus disimpan
di lemari khusus dan digunakan sebelum
kadaluarsa.
Persiapan linen yang akan disterilkan
Standarisasi Laundry
1. Banguinan laundry harus terpisah dari bagian pengolaan
makanan
2. Loket penerimaan linen kotor dengan pendistribusian
linen bersih harus dibedakan
3. Mesin pencuci linen infeksi dengan non infeksi harus
dibedakan
4. Tekanan udara pada ruang penatalaksanaan linen kotor
harus negatif untuk mencegah sirkulasi udara menuju
ruang linen bersih
Pemeriksaan mikrobiologi
• Dilakukan setiap 6 bulan
/setahun sekali oleh balai
kesehatan lingkungan
• Ambil Sampling linen bersih
utamakan di ruang risiko
tinggi spt ruang bayi, luka
bakar, ruang onkologi dll
• Sejenis bacteri yang
ditemukan bacillus subtilis.
Stahylococcus epidermidis
Fasilitas Petugas

• Pemeriksaan kesehatan setahun sekali


• Vaksinasi Hepatitis
• Pemberian makanan penambah daya tahan
tubuh setiap hari :susu, roti, mie, telur
MSDS
Chemical Laundry
• Material Safety Data • Hazard Material / B3
Sheet (MSDS) dari • Penandaan ,label dan
masing-masing
simbol
• Chemical harus ada dan
• Sebaiknya dari
dalam bahasa Indonesia
• Eye Washer perusahaan yang
• Spill Kit Kimia dan Spill sudah ISO
kit Infeksius • Jangan menyimpan
chemical terlalu
banyak risiko tumpah
MONITORING PELAYANAN
LINEN
• Sarana, prasaran dan peralatan.
• Standard/pedoman pelayanan linen.SOP,kebijakan
Dirktur RS,visi, misi dan motto RS dll.
• Pengamatan dengan penglihatan pada linen, yaitu
warna yang kusam,pudar tidak cerah,/putih tua,
linen sudah menipis.
• Dari perabaan bila ditarik terjadi perobekan/lapuk
• Linen melewati batas pencucian 150 x cuci dan
200 x cuci

Anda mungkin juga menyukai