ِ ) ُشرو ُطF 5(
ْ ُْ
Syarat-syarat Memanfaatkan Al-
Qur’an
Sasaran Materi
• Memahami urgensi intifa' dengan Al-Qur'an
• Memahami syarat intifa terhadap Al-Qur'an
• Dapat melaksanakan syarat-syarat tersebut
dengan sebaik-baiknya ketika berinteraksi
dengan Al-Qur'an
Kisi-kisi Materi (1)
• Bersikap sopan terhadapnya
– Berniat baik
– Bersuci hati dan jasad
– Menyibukkan jiwa dengannya
– Mengkhususkan berpikir dengannya
• Membaguskan dalam menerima (talaqqi)
– Dengan hati yang khusu'
– Dengan mengagungkan
– Dengan kesiapan melaksanakan
• Berorientasi dengan tujuan asasi Al-Qur'an
– Petunjuk dari Allah
– Pembentuk kepribadian Islam
– Pemimpin manusia
– Pembentuk masyarakat Islam
Kisi-kisi Materi (2)
• Mengikuti cara-cara para sahabat dalam
berinteraksi dengan Al-Qur'an
– Memandang secara keseluruhan
– Masuknya Al-Qur'an tanpa pertimbangan masa lalu
– Mempercayai secara mutlak
– Merasakan bahwa ayat-ayat dalam Al-Qur'an diarahkan
pada dirinya
• Tidak adanya hambatan
اع بِ ْالقُ ْرآ ِن
ِ َ فِ ت ْ
ن ال
ِ ا ُ ط ُو
ْ ر ُ
ش () F 5
ُحس ُْن النِّيَّ ِة
ب َو ْال َج َس ِد طَهَا َرةُ ْالقَ ْل ِ اَلتَّأ َ ُّدبُ َم َعهُ
س َع ْن َش َوا ِغلِهَا تَ ْف ِر ْي ُغ النَّ ْف ِ
َحصْ ُر ْالفِ ْك ِر َم َع ْالقُرْ ِ
آن
ب ْال َخا ِش ِع بِ ْالقَ ْل ِ
ُحس ُْن التَّلَقِّ ْي
بِالتَّع ِ
ْظي ِْم
ِللتَّ ْنفِ ْي ِذ
اَ ْل ِه َدايَةُ إِلَى هللاِ اَ ِال ْلتِفَ ُ
ات إِلَى اع بِ ْالقُرْ ِ
آن ُشر ُْوطُ ِ
اال ْنتِفَ ِ
صيَّ ِة اَ ْل ُم ْسلِ َم ِة
تَ ْك ِوي ُْن ال َّش ْخ ِ
قِيَا َدةٌ بَ َش ِريَّةٌ
اف اَألَ َس ِ
اسيَّ ِة ْاألَ ْه َد ِ
تَ ْك ِوي ُْن ْال ُمجْ تَ َم ِع اَ ِإل ْسالَ ِم ِّي
ظ َرةُ اَ ْل ُكلِّيَّةُ اَلنَّ ْ
ت َسابِقَ ٍة آن ُد ْو َن ُمقُ َّر َرا ٍ ُد ُخ ْو ُل ْالقُرْ ِ إِتِّبَا ُ
ع َك ْي ِفيَّ ِة تَ َعا ُم ِل
طلَقَةُ اَلثِّقَةُ اَ ْل ُم ْ ص َحابَ ِة ال َّ
اَل ُّشع ُْو ُر بِأ َ َّن ْاآليَةَ ُم َو َّجهَةٌ إِلَ ْي ِه اِ ْنتِفَا ُء ْال َم َوانِ ِع
Urgensi Memanfaatkan Al-Qur’an
• Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW bukan sekedar untuk
menjadi hiasan rumah
• Meskipun membacanya adalah ibadah, akan tetapi
seperti halnya resep dari dokter, kalau sekedar
dibaca tidak akan berpengaruh apapun
• Oleh karena itu kita harus berinteraksi secara baik
dengan Al-Qur’an agar kita mendapatkan manfaat
yang besar darinya seperti yang pernah dialami
genarasi pertama dahulu
Harus Memenuhi Syarat
• Agar kita dapat memanfaatkan Al-Qur’an
kata kuncinya adalah adanya mu’ayasyah
(interaksi) yang baik dengan Al-Qur’an
• Mu’ayasyah yang baik itu mesti memenuhi
syarat-syaratnya
• Paling tidak, ada 5 syarat terpenting
Syarat 1
BERSIKAP SOPAN
TERHADAPNYA (ُُّبم َعه
َ ُ)اَ لتَّأَد
Beradab dengan Al-Qur’an
• Pertama, tentu kita harus memiliki adab
yang baik dengan Al-Qur’an
• Ingat bahwa Al-Qur’an adalah
KALAMULLAH (firman Allah), bukan
ucapan yang sembarangan
• Membaca Al-Qur’an hakikatnya adalah
berbicara dengan Allah
Niat yang Baik () ُح ْس ُنا††لنِّي َِّة
• Ini menjadi syarat diterimanya semua ibadah:
ikhlas
• Mulailah membaca dan mempelajari Al-Qur’an
dengan niat karena Allah semata
– Mencari pahala dari Allah, bukan pujian manusia
ingat, 1 huruf = 10 kebaikan
– Berniat untuk taqarrub ilallah (mendekatkan diri
kepada Allah)
– Mengharapkan syafa’at dari Al-Qur’an seperti yang
dijanjikan oleh Rasulullah SAW
Syafa’at Al-Qur’an
ص َحابِ ِهَ
ْ ً
ا ْقرءوا الْ ُقرآ َن فَِإنَّهُ يأْتِي يوم ال ِْقيام ِة َش ِفيعا أِل
َ َ َ َْ َ ْ َُ
“Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya
dia akan datang pada hari kiamat memberi
syafa’at kepada para pembacanya.”
(HR. Muslim)
Suci Hati dan Jasad
(بوا جْلَ َس ِد
َ
ِ)طَ َهارةُ ا ْلَق ْل
َ
• Agar hati kita bersih dari segala godaan syaitan,
maka bacalah ta’awudz sebelum membaca Al-
Qur’an (16:98)
• Badan, pakaian, dan tempat membaca kita pun
mesti bersih dari najis
• Kondisi kita pun sebaiknya bersih dari hadats
(kecil atau besar) berwudhu (56:79, 2:222)
– Muthahharun dalam 56:79 memang bisa berarti
malaikat atau orang yang suci dari janabah dan hadats
Mengkonsentrasikan Diri Sibuk
dengannya ()َت ْفِرْيُغ ا َّلنْف ِس َعْن َش َو ِاغلِ َها
• Tidak melakukan kesibukan lain selain
menyibukkan diri dengan Al-Qur’an ketika
membacanya
– Tangan tidak melakukan gerakan-gerakan,
misalnya sambil memainkan benda-benda
• Hati manusia hanya mampu mengontrol
satu saja, tidak bisa dua (33:4)
– Menyibukkan dengan aktivitas lain akan
mengganggu konsentrasi kita
Mengkonsentrasikan Pikiran dengan
Al-Qur’an (صُر ا ْلِف ِْكرَم َع ا ْلُقْر ِآن
ْ )ح
َ
• Selesaikan aktivitas lain sebelum membaca Al-
Qur’an agar saat membacanya pikiran kita sudah
bersih
• Jangan disibukkan dengan selalu melihat jam,
seakan tidak betah berlama-lama dengan Al-
Qur’an
• Orang-orang kafir selalu akan mengganggu kita
dari membaca Al-Qur’an dengan cara membuat
berbagai “hiruk-pikuk” (hura-hura) 41:26
Syarat 2
MEMBAGUSKAN DALAM
MENERIMANYA ()ح ْسُنا َّلتلَ ِّقْي
ُ
Dengan Hati yang Khusyu’
ِ ب خْل
(اش ِع ا ِ
ل
ْ ق
َ )ب
لْ ا ِ
َ
• Proses turunnya Al-Qur’an (26:192-194)
Ar-Ruhul Amin
Pohon kurma
Ladang
Kekayaan yang Berlimpah
• Dari hasil kebun dan ladang
– Kedua kebun menghasilkan buah
– Buahnya tidak kurang sedikit pun
• Memiliki harta berlimpah berupa emas dan perak
• Dia adalah orang kaya raya yang diceritakan dalam al-
Qur’an selain Qarun
– Qarun sendiri kekayaannya digambarkan dengan ungkapan: †اه ُ ََوآ†تَ ْين
ْ ا††لعُصْ بَ ِة أُولِي
ا††لقُ َّو ِة ْ †††وز َما إِ† َّن َمفَا ِت َحهُ† لَ †تَنُو ُء ِب ْ ِم َن
ِ ُا††ل ُكن
– dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan
harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah
orang yang kuat-kuat (28:76)
Sifat Pemilik
• Sombong dengan orang yang tidak punya
– Hartanya lebih banyak
– Pengikutnya juga lebih hebat
• Zhalim terhadap dirinya sendiri
• Meyakini kekekalan hartanya
• Meragukan akhirat
• Meyakini bahwa kekayaan di dunia pertanda
baik kehidupan akhiratnya
Tanggapan Lelaki Faqir Mu’min
• Menegurnya dengan mengingatkan hakikat manusia
sebagai makhluk Allah
• Memperlihatkan keimanan dirinya kepada Allah
• Mengajarkan adab masuk kebun dan melihat karunia
Allah yang begitu banyak: ِ َما َش †ا َء هَّللا ُ ال† ُق†† َّوةَ ِإ††ال ِب†††ا††هَّلل
• Mengharapkan kepada Allah akan karunia harta dan
keturunan di akhirat
• Mengancam akan tibanya adzab Allah berupa petir,
atau surutnya air sampai habis
Akhir Kisah
• Dan harta kekayaannya dibinasakan,
• lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya
(tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah
belanjakan untuk itu,
• sedang pohon anggur itu roboh bersama
para-paranya dan dia berkata: "Aduhai
kiranya dulu aku tidak mempersekutukan
seorang pun dengan Tuhanku".
Hakikat Penolong
• Dan tidak ada bagi dia segolongan pun yang
akan menolongnya selain Allah; dan sekali-
kali ia tidak dapat membela dirinya.
• Di sana pertolongan itu hanya dari Allah
Yang Hak. Dia adalah sebaik-baik Pemberi
pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan.
Pelajaran 1
• Kelebihan yang dimiliki seseorang (harta, ilmu,
dll) biasanya menjadi penyebab sikap sombong
– Kalau ini yang berlaku, berarti ia terfitnah dan tertipu
• )28:78( قَا َل إِنَّ َما أُوتِيتُهُ َعلَى ِع ْل ٍم ِع ْن ِديQarun berkata, “Sesungguhnya
aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".
• )39:49( " قَا َل إِنَّ َما أُو ِتيتُهُ َعلَى ِع ْل ٍمSesungguhnya aku diberi nikmat itu
hanyalah karena kepintaranku".
• Ini berbeda dengan sikap Nabi Sulaiman:َق†† َا††ل َه َذا ِمْن
)27:40( َف†††ضْ ِل َربِّيلِ †يَ ْبلُ َونِيأَأَ† ْش ُك ُر أَ† ْم† أَ† ْكفُ ُر
Pelajaran 2
• Syukur yang paling rendah adalah
pengakuan bahwa semua yang dimiliki itu
pemberian dari Allah
• Ungkapannya seperti ungkapan Nabi
Sulaiman atau yang diajarkan oleh mu’min
faqir: ِ َما َش †ا َء هَّللا ُ ال† ُق†† َّوةَ ِإ††ال ِب†††ا††هَّلل
• Syukur tertinggi: beramal karena sebagai
rasa syukur dirinya atas segala pemberian
Allah
Pelajaran 3
• Memandang sesuatu harus dari awal hingga ujungnya, jangan
berhenti di tengah
– Kalau berhenti di tengah, maka pemilik dua kebun mewah itu
bernasib baik
• Kaya raya
• Banyak keturunan
• Banyak teman
– Kalau sampai ujungnya, maka akhirnya adalah kesengsaraan dan
penyesalan
• Al-Qur’an selalu mengatakan:ا††ل َع†اقِبَ ُة لِ † ْل ُمتَّقِ َين
ْ َوDan kesudahan
yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa (7:128,
11:49, 28:83)
Pelajaran 4
• Kisah ini khas untuk dakwah pada fase permulaan: kafir kaya vs
mu’min miskin
– Ini memang surat Makkiyah di mana kondisi kaum Muslimin serba sulit
– Orang kaya pada fase ini banyak yang enggan bergabung dalam dakwah
karena lebih cinta dunia
– Orang miskin banyak yang bergabung karena merasa mendapatkan
pembelaan
• Di fase dakwah menang, ayat-ayat yang turut berkaitan dengan
bagaimana membagi harta
– Harta rampasan perang
– Harta warisan
– Zakat
• Di fase ini biasanya banyak orang kaya yang terpaksa bergabung
dalam barisan dakwah muncullah orang-orang munafik
Tujuan Kisah-kisah
Khilafah
Iman dan
Amal Shalih
Minta Kekuasaan
اهلل صلى اهلل عليه وسلم َسأ ََل َربَّهُ َج َّل َثنَا ُؤهُ أَ ْن َن نَبِ َّي ِ
أ َّ
س والروم ِفي أ َُّمتِ ِه ِ
ك فاَ َ
ر يَ ْج َع َل لَهُ ُم ْل َ
Rasulullah SAW meminta kepada Allah SWT agar
menjadikan Kerajaan Romawi dan Persia untuk
ummatnya
• Allah menjawabnya dengan menurunkan ayat
ْك ِم َّم ْن تَ َ
شاءُ َوتُِع ُّز َم ْن شاءُ َوَت ْن ِزعُ ال ُْمل َ
ْك َم ْن تَ َْك ُت ْؤتِي ال ُْمل َ ك الْمل ِ
ُ َ • قُ ِل اللَّه َّم مالِ
ُ َ
ك َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ٌير ()3:26 شاءُ بِيَ ِد َك الْ َخ ْي ُر إِنَّ َشاءُ َوتُ ِذ ُّل َم ْن تَ َ
تَ َ
Tujuan Asasi 4:
Membentuk Masyarakat Islam
)تَ ْكِيْوُن ا ْلُم ْجتَ َم ِع اَ ِإلْس َالِِّم(ي
• Dari SEORANG DIRI
• Bertambah SATU WANITA beriman (Khadijah
Al-Kubro)
• Bertambah SATU LAKI-LAKI beriman (Abu
Bakar Ash-Shiddiq)
• Dst hingga di Haji Wada’ berjumlah 124.000
orang (atau 140.000 sahabat)
Lahirlah MUTIARA-MUTIARA
:Muadz
حالـل
بــــ
لاــ أـعلمهم
وـلاــحراـم
Zaid bin
Zaid bin
:Haritsahحب
:Tsabitأفرضهم
رـسول لاــهـ
Abu
Salamah bin :Bakarأرحم
أميت بِ أ َُّم يِت
Ubay bin
:’Al-Akwa
:Ka’abأقرؤـهم
خير َر َّجا لَتَِنا
Rasul
Abu Abu
:Qatadahخير :Ubaidahأ َِم ُين
:Umar
رسانـنا
فـــ
اه ْم
ضُ :Aliأَقْ َ
Rasul أشدهم يف أمر
َه ِذهِ ا أْل َُّمةِ
SAW
SAW ا هلل
:Mush’ab :Khalidسـيف
رـسول رـسول لاــهـ اــهـ لاــمسلول
ل
:Utsman
أشدهم حياءً
:Zubairحوـاري :Ibnu Abbas
رـسول لاــهـ حبر اـألمة
:Thalhah
:Hudzaifah
لاــشهيد لاــحيو
كـاتم لاــسـر
طـلحة لاــخير
Gelar-gelar Sahabat (1)
No Sahabat Gelar
1 Abu Bakar أ َْر َح ُم أ َُّمتِي بِأ َُّمتِيpaling penyayang
2 Umar ِ أَ َش ُّد ُهم فِي أ َْم ِرpaling tegas dlm urusan Allah
اهلل ْ
3 Utsman ً أَ َش ُّد ُه ْم َحيَاءpaling pemalu
4 Ali اه ْم
ُض َ ْ َأقQadhi (hakim)
5 Mu’adz َ ْحالَ ِل َوال
ْح َر ِام َ أَ ْعلَ ُم ُه ْم بِالyang paling tahu halal dan haram
6 Zaid bin Tsabit ُ أَ ْف َرyang paling tahu ilmu waris
ض ُه ْم
7 Ubay bin Ka’ab أَ ْق َرُؤ ُه ْمyang paling baik bacaan Qur’annya
ين َه ِذ ِه اأْل َُّم ِة ِ
8 Abu Ubaidah ُ أَمkepercayaan umat ini
9 Khalid اهلل ال َْم ْسلُ ْو ِلِ ف ُ َس ْيpedang Allah yang terhunus
Gelar-gelar Sahabat (2)
No Sahabat Gelar
10 Ibnu Abbas َحبْ ُر األ ُ َّم ِةulamanya ummat
11 Thalhah َّ َ اsyahid yang hidup dan
لش ِهيْ ُد ال َْح ُّي َو َطل َْح ُة ال َْخي ْ ُر
Thalhah yang baik
12 Hudzaifah ّ ِ كَاـ ِت ُمpemegang rahasia
الس ِ ّر
13 Zubair اللهِ َح َو ِاري َر ُس ْو ِلpenolong Rasulullah
14 Mush’ab َر ُس ْو ُل َر ُس ْو ِل اللهutusannya Rasulullah
15 Abu Qatadah خيْ ُر ف ُْر َساـ ِننَا َ penunggang kuda terbaik
16 Salamah b Al-Akwa’ َخ ْي ُر َر َّجالَتِنَاpasukan infantri (pejalan kaki) terbaik
17 Zaid bin Haritsah ب َر ُس ْو ِل الله ُّ ُحkecintaan Rasulullah
Syarat 4
MENGIKUTI CARA-CARA INTERKASINYA
PARA SAHABAT (لص َحابَِة
َّ اع َك ْي ِفيَّ ِة َت َع ُامِلا
ُ َ)إِِّتب
Mengalami Langsung
• Sahabat Nabi SAW adalah orang yang mengalami
langsung segala peristiwa selama Al-Qur’an turun
• Mereka paling mengerti tentang Al-Qur’an
dibandingkan orang-orang setelahnya
• Oleh karena itu, metode atau urutan dalam
menafsirkan Al-Qur’an setelah
– menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an dan
– menafsirkan Al-Qur’an dengan As-Sunnah
adalah menafsirkan Al-Qur’an dengan Atsar
Shahabat
Memandang secara
Komprehensif (ُ)اَ لنَّظَْرةُ اَ ْل ُكلِّيَّ ة
• Para sahabat tidak memandang Al-Qur’an secara
sepotong-sepotong karena akan menimbulkan pemahaman
yang salah
• Ada seorang misionaris yang berkata kepada seorang anak
Muslim yang ternyata hafal dan faham Al-Qur’an bahwa
Al-Qur’an memuji agama Kristen sambil menyebutkan
ayatnya (5:82)
• Dijawab: Anda keliru. Ayat itu tidak berlaku umum, tapi
khusus para pendeta Habasyah dan raja Najasyi yang
kemudian beriman kepada Al-Qur’an
• Sikap Rasul sendiri bahkan menantang MUBAHALAH
dengan orang Kristen, tapi mereka tidak berani (3:61)
Bahaya Tidak Utuh
• Cak Nur: Islam mengajak adanya kesamaan
dengan ahli kitab (3:64 kalimatun sawaa)
– Ini pemahaman sepotong ayat
– Kalau dipahami secara utuh malah sebaliknya,
mengajak mereka kembali kepada tauhid yang telah
disepakati sebelum mereka menyimpang
• Pemahaman jihad: jihad dalam Islam hanyalah
untuk membela diri (defensif)
– Jihad defensif hanyalah salah satu tahapan dari
tahapan-tahapan jihad yang berakhir pada jihad ofensif
(penaklukan)
Memasuki Qur’an tanpa Ada Pretensi
Sebelumnya ()د ُخ ُْولا ْلُقْر ِآن ُد ْوَن ُم ُقَّرَرٍاتَس ابَِق ٍة
ُ
• Bukan mencari legitimasi (pembenaran) dari Al-
Qur’an terhadap apa yang kita maui
• Ini namanya mempermak kepala karena pecinya
sempit, bukannya mencari peci yang sesuai (peci
yang menyesuaikan, bukan kepalanya)
• Misalnya
– Karena ingin ditaati rakyat, maka ketemulah ayat
kewajiban taat (4:59)
– Agar program KB ditaati umat Islam, dicari ayat
pembenarnya (4:9)
Bahayanya
• Ini termasuk punya niat yang tidak baik sebelum
memahami Al-Qur’an
• Al-Qur’an dipaksa untuk menyesuaikan diri
dengan hawa nafsunya
• Menolak ayat-ayat yang tidak sesuai dengan hawa
nafsunya (2:85)
• Menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang murah
(2:41, 5:44)
• Membuat berbagai macam tuduhan keji terhadap
Al-Qur’an
Menyesuaikan Diri
• Sikap para sahabat adalah menyesuaikan diri dengan apa
yang mereka temui di dalam Al-Qur’an, meskipun
bertentangan dengan hawa nafsunya
• Pada masa Umar sebagian kaum Muslimin yang suka
minum khamr masih tetap meminumnya dengan alasan
bahwa AL-Qur’an tidak tegas melarangnya (akhir 5:91)
sehingga mereka memilih minum khamar
• Umar terkejut dan mengumpulkan para sahabat
• Mereka sepakat bahwa yang dimaksud justru:
BERHENTILAH!
• Para peminum khamr akhirnya didera 80 kali
Kami Berhenti!
• Ketika ayat pengharaman khamr turun (5:90-91),
maka para sahabat berkata, “Kami berhenti!”
• Mereka menumpahkan khamr yang ada di dalam
rumah mereka
• Rasulullah SAW bersama sahabat pergi ke pasar
dan merobek wadah khamr, kemudian dilanjutkan
oleh para sahabat untuk merobek semua wadah
khamr
Umar Mendapat Ilham
• Beberapa kali Umar memiliki pandangan yang sesuai dengan Al-
Qur’an sebelum suatu ayat turun
1. "Ya Allah, jelaskanlah kepada kami masalah khamr dengan
keterangan yang memuaskan. "
– Maka turun 2:219
– Umar masih berkata yang sama, lalu turun 4:43
– Umar masih berkata yang sama, maka turun 5:90-91
2. Sikap terhadap tawanan perang Badar (8:67)
3. Bagian terakhir 23:14
4. Ketika dialog dengan orang Yahudi, ternyata mereka membenci
Malaikat Jibril dan menyukai Malaikat Mikail. Umar mencela
mereka dan mau menceritakan masalah ini kepada Rasul SAW. Rasul
SAW menceritakan turunnya 2:97. Ternyata apa yang mau
disampaikan Umar seperti pada ayat tersebut
Percaya Mutlak ()اَ لِّثَقةُ اَ ْلُمطْلََق ُة
• Meskipun mereka tidak mengerti apa arti suatu
kata
– Umar membaca surat Abasa sehingga sampai ayat 31,
lalu berkata, “Kami telah mengetahui apa yang
dimaksud dengan fakihah, tetapi apakah yang dimaksud
dengan al-abb?” Ia berkata kepada dirinya sendiri, lalu
ia melanjutkan, “Demi usiamu, hai Ibnul Khattab,
sesungguhnya ini benar-benar merupakan takalluf
(memaksakan diri).”
ب فِ ِيه ير ال
َ َْ ُ ابَِ ْك ال
ت ك َ
َِذل
Telinga TIDAK •
tersumbat PAHAM
Ingat Doa Ini…
اللَّ ُه َّم ا ْن َف ْعنِي بِ َما َعلَّ ْمتَنِي َو َعلِّ ْمنِي َما َي ْن َف ُعنِي َوِز ْدنِي ِع ْل ًما
ِ ال وأَعُوذُ بِاللَّ ِه ِم ْن َح
ال أ َْه ِل النَّا ِر ٍ ْح ْم ُد لِلَّ ِه َعلَى ُك ِّل َح َ ال
َ
Ya Allah, berilah manfaat untukku terhadap apa
yang telah Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku
apa yang bermanfaat bagiku, tambahkanlah aku
ilmu, segala puji bagi Allah dalam segala kondisi,
dan aku berlindung kepada Allah dari keadaan ahli
neraka