Anda di halaman 1dari 72

ِ‫االنْتِ َف ِاع بِالْ ُقرآن‬

ِ ‫) ُشرو ُط‬F 5(
ْ ُْ
Syarat-syarat Memanfaatkan Al-
Qur’an
Sasaran Materi
• Memahami urgensi intifa' dengan Al-Qur'an
• Memahami syarat intifa terhadap Al-Qur'an
• Dapat melaksanakan syarat-syarat tersebut
dengan sebaik-baiknya ketika berinteraksi
dengan Al-Qur'an
Kisi-kisi Materi (1)
• Bersikap sopan terhadapnya
– Berniat baik
– Bersuci hati dan jasad
– Menyibukkan jiwa dengannya
– Mengkhususkan berpikir dengannya
• Membaguskan dalam menerima (talaqqi)
– Dengan hati yang khusu'
– Dengan mengagungkan
– Dengan kesiapan melaksanakan
• Berorientasi dengan tujuan asasi Al-Qur'an
– Petunjuk dari Allah
– Pembentuk kepribadian Islam
– Pemimpin manusia
– Pembentuk masyarakat Islam
Kisi-kisi Materi (2)
• Mengikuti cara-cara para sahabat dalam
berinteraksi dengan Al-Qur'an
– Memandang secara keseluruhan
– Masuknya Al-Qur'an tanpa pertimbangan masa lalu
– Mempercayai secara mutlak
– Merasakan bahwa ayat-ayat dalam Al-Qur'an diarahkan
pada dirinya
• Tidak adanya hambatan
‫اع بِ ْالقُ ْرآ ِن‬
‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ف‬‫ِ‬ ‫ت‬ ‫ْ‬
‫ن‬ ‫ال‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ُ‬ ‫ط‬ ‫ُو‬
‫ْ‬ ‫ر‬ ‫ُ‬
‫ش‬ ‫(‪) F 5‬‬
‫ُحس ُْن النِّيَّ ِة‬
‫ب َو ْال َج َس ِد‬ ‫طَهَا َرةُ ْالقَ ْل ِ‬ ‫اَلتَّأ َ ُّدبُ َم َعهُ‬
‫س َع ْن َش َوا ِغلِهَا‬ ‫تَ ْف ِر ْي ُغ النَّ ْف ِ‬
‫َحصْ ُر ْالفِ ْك ِر َم َع ْالقُرْ ِ‬
‫آن‬
‫ب ْال َخا ِش ِع‬ ‫بِ ْالقَ ْل ِ‬
‫ُحس ُْن التَّلَقِّ ْي‬
‫بِالتَّع ِ‬
‫ْظي ِْم‬
‫ِللتَّ ْنفِ ْي ِذ‬
‫اَ ْل ِه َدايَةُ إِلَى هللاِ‬ ‫اَ ِال ْلتِفَ ُ‬
‫ات إِلَى‬ ‫اع بِ ْالقُرْ ِ‬
‫آن‬ ‫ُشر ُْوطُ ِ‬
‫اال ْنتِفَ ِ‬
‫صيَّ ِة اَ ْل ُم ْسلِ َم ِة‬
‫تَ ْك ِوي ُْن ال َّش ْخ ِ‬
‫قِيَا َدةٌ بَ َش ِريَّةٌ‬
‫اف اَألَ َس ِ‬
‫اسيَّ ِة‬ ‫ْاألَ ْه َد ِ‬
‫تَ ْك ِوي ُْن ْال ُمجْ تَ َم ِع اَ ِإل ْسالَ ِم ِّي‬
‫ظ َرةُ اَ ْل ُكلِّيَّةُ‬ ‫اَلنَّ ْ‬
‫ت َسابِقَ ٍة‬ ‫آن ُد ْو َن ُمقُ َّر َرا ٍ‬ ‫ُد ُخ ْو ُل ْالقُرْ ِ‬ ‫إِتِّبَا ُ‬
‫ع َك ْي ِفيَّ ِة تَ َعا ُم ِل‬
‫طلَقَةُ‬ ‫اَلثِّقَةُ اَ ْل ُم ْ‬ ‫ص َحابَ ِة‬ ‫ال َّ‬
‫اَل ُّشع ُْو ُر بِأ َ َّن ْاآليَةَ ُم َو َّجهَةٌ إِلَ ْي ِه‬ ‫اِ ْنتِفَا ُء ْال َم َوانِ ِع‬
Urgensi Memanfaatkan Al-Qur’an
• Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW bukan sekedar untuk
menjadi hiasan rumah
• Meskipun membacanya adalah ibadah, akan tetapi
seperti halnya resep dari dokter, kalau sekedar
dibaca tidak akan berpengaruh apapun
• Oleh karena itu kita harus berinteraksi secara baik
dengan Al-Qur’an agar kita mendapatkan manfaat
yang besar darinya seperti yang pernah dialami
genarasi pertama dahulu
Harus Memenuhi Syarat
• Agar kita dapat memanfaatkan Al-Qur’an
kata kuncinya adalah adanya mu’ayasyah
(interaksi) yang baik dengan Al-Qur’an
• Mu’ayasyah yang baik itu mesti memenuhi
syarat-syaratnya
• Paling tidak, ada 5 syarat terpenting
Syarat 1
BERSIKAP SOPAN
TERHADAPNYA (ُ‫ُّبم َعه‬
َ ُ‫)اَ لتَّأَد‬
Beradab dengan Al-Qur’an
• Pertama, tentu kita harus memiliki adab
yang baik dengan Al-Qur’an
• Ingat bahwa Al-Qur’an adalah
KALAMULLAH (firman Allah), bukan
ucapan yang sembarangan
• Membaca Al-Qur’an hakikatnya adalah
berbicara dengan Allah
Niat yang Baik (‫) ُح ْس ُنا††لنِّي َِّة‬
• Ini menjadi syarat diterimanya semua ibadah:
ikhlas
• Mulailah membaca dan mempelajari Al-Qur’an
dengan niat karena Allah semata
– Mencari pahala dari Allah, bukan pujian manusia 
ingat, 1 huruf = 10 kebaikan
– Berniat untuk taqarrub ilallah (mendekatkan diri
kepada Allah)
– Mengharapkan syafa’at dari Al-Qur’an seperti yang
dijanjikan oleh Rasulullah SAW
Syafa’at Al-Qur’an

‫ص َحابِ ِه‬َ
ْ ً
‫ا ْقرءوا الْ ُقرآ َن فَِإنَّهُ يأْتِي يوم ال ِْقيام ِة َش ِفيعا أِل‬
َ َ َ َْ َ ْ َُ
“Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya
dia akan datang pada hari kiamat memberi
syafa’at kepada para pembacanya.”
(HR. Muslim)
Suci Hati dan Jasad
(‫بوا جْلَ َس ِد‬
َ
ِ‫)طَ َهارةُ ا ْلَق ْل‬
َ
• Agar hati kita bersih dari segala godaan syaitan,
maka bacalah ta’awudz sebelum membaca Al-
Qur’an (16:98)
• Badan, pakaian, dan tempat membaca kita pun
mesti bersih dari najis
• Kondisi kita pun sebaiknya bersih dari hadats
(kecil atau besar)  berwudhu (56:79, 2:222)
– Muthahharun dalam 56:79 memang bisa berarti
malaikat atau orang yang suci dari janabah dan hadats
Mengkonsentrasikan Diri Sibuk
dengannya (‫)َت ْفِرْيُغ ا َّلنْف ِس َعْن َش َو ِاغلِ َها‬
• Tidak melakukan kesibukan lain selain
menyibukkan diri dengan Al-Qur’an ketika
membacanya
– Tangan tidak melakukan gerakan-gerakan,
misalnya sambil memainkan benda-benda
• Hati manusia hanya mampu mengontrol
satu saja, tidak bisa dua (33:4)
– Menyibukkan dengan aktivitas lain akan
mengganggu konsentrasi kita
Mengkonsentrasikan Pikiran dengan
Al-Qur’an (‫صُر ا ْلِف ِْكرَم َع ا ْلُقْر ِآن‬
ْ ‫)ح‬
َ
• Selesaikan aktivitas lain sebelum membaca Al-
Qur’an agar saat membacanya pikiran kita sudah
bersih
• Jangan disibukkan dengan selalu melihat jam,
seakan tidak betah berlama-lama dengan Al-
Qur’an
• Orang-orang kafir selalu akan mengganggu kita
dari membaca Al-Qur’an dengan cara membuat
berbagai “hiruk-pikuk” (hura-hura) 41:26
Syarat 2
MEMBAGUSKAN DALAM
MENERIMANYA (‫)ح ْسُنا َّلتلَ ِّقْي‬
ُ
Dengan Hati yang Khusyu’
ِ ‫ب خْل‬
(‫اش ِع‬ ‫ا‬ ِ
‫ل‬
ْ ‫ق‬
َ ‫)ب‬
‫ل‬ْ ‫ا‬ ِ
َ
• Proses turunnya Al-Qur’an (26:192-194)

ALLAH Robbul ‘Alamin

Ar-Ruhul Amin

QALBI Muhammad Al-Amin


Saat Al-Qur’an Ditanam dalam Hati
• Al-Qur’an oleh Malaikat Jibril langsung ditanam
di dalam hati Rasulullah SAW
• Rasulullah merasakan BERAT SEKALI ketika
menerima wahyu, terutama kalau dalam bentuk
seperti gemerincing lonceng
• Diriwayatkan bahwa
– ketika menerima wahyu di atas onta, maka onta pun
segera terduduk
– Ketika musim dingin, beliau bercucuran keringat
Hati Manusia Lebih Kuat
• Hati manusia diciptakan oleh Allah sangat
kuat, lebih kuat dari gunung
• 59:21 seandainya Al-Qur’an diturunkan
kepada gunung, maka gunung akan
– Tunduk dan pecah karena takutnya kepada
Allah
• Maka dalam menerima dan mempelajari Al-
Qur’an dengan hati kita, bukan dengan
mendahulukan akal kita
Hati kemudian Akal
• Jika akal didahulukan, maka dalam sejarah berakibat
munculnya paham-paham yang menyimpang: mu’tazilah
(rasionalis), qadariyah (tidak percaya takdir), dan
jabbariyah
• Di Indonesia ada kelompok Isa Bugis yang tidak
mempercayai mu’jizat, sehingga ditafsirkan sesuai dengan
akal mereka
– Banjir Nabi Nuh dikatakan banjir maksiat, bukan banjir yang
sebenarnya
– “idzaa zulzilatil ardhu zilzaalaha”: petani yang sedang membajak
sawah sehingga tanahnya bergulung-gulung
• Pemaksaan tafsir Al-Qur’an dengan tafsir hermeneutika
juga karena bukan hati yang berbicara, tapi hanya rasio
Tuduhan terhadap Al-Qur’an
• Sudah sejak pertama diturunkan Al-Qur’an telah
mendapatkan tuduhan macam-macam
• 8:31 Al-Qur’an = dongeng masa lalu  tokohnya
adalah An-Nadhar bin Al-Harits
• Al-Walid bin Al-Mughirah meskipun hatinya
menolak bahwa Al-Qur’an itu sebagai mantra
dukun, perkataan orang sinting, ungkapan penyair,
dan sihir, tapi akhirnya akalnya mengalahkannya,
sehingga dia menganjurkan agar disebut saja sihir
(43:30)
Tuduhan di Masa Sekarang
• Beberapa ayatnya sudah tidak relevan lagi
• Al-Qur’an itu maskulin, khusus laki-laki dan
menyia-nyiakan perempuan
• Al-Qur’an itu produk budaya, bikinan Utsman,
teks Al-Qur’an itu bukan asli dari Allah
• Yang paling mengherankan adalah tuduhan-
tuduhan di atas muncul dari orang Islam sendiri,
bahkan dari orang yang mengaku cendekiawan
muslim
Minta Perlindungan
• Hati yang tidak khusyu’ akan sulit
memahami dan menerima Al-Qur’an
• Rasul SAW sendiri di antara doanya adalah
ٍ ‫ش ُع َوِم ْن َن ْف‬
‫س‬ ‫خ‬
َ َْ‫ي‬ ‫اَل‬ ٍ
‫ب‬ ‫ل‬
ْ ‫ق‬
َ ‫ن‬ ‫م‬ِ‫و‬
ْ َُ َ ‫ع‬ ‫ف‬
َ ‫ن‬
ْ ‫ي‬ ‫اَل‬ ٍ
‫م‬ ‫ل‬
ْ ِ
‫ع‬ ‫ن‬
ْ
ِ
‫م‬ ‫ك‬
َ ِ
‫ب‬ ‫ذ‬
ُ ‫و‬ُ‫َع‬
‫أ‬ ‫ي‬ِّ
‫ن‬ ِ
‫إ‬ ‫م‬
َّ ‫ه‬
ُ َّ
‫الل‬
‫اب لَ َها‬ ‫ج‬ ‫ت‬ ‫س‬ ‫ي‬ ‫اَل‬ ٍ‫اَل تَ ْشبع وِمن َد ْعو‬
‫ة‬
ُ َ َْ ُ َ ْ َ ُ َ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari ilmu
yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari
jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak
dikabulkan (HR Muslim)
Dengan Mengagungkan (‫َّع ِظْيِم‬
‫)بِ ا ل ْت‬
• Menempatkan Al-Qur’an DI DEPAN kita (sebagai imam),
sedangkan kita di belakang Al-Qur’an (sebagai makmum)
• Ini menjadi salah satu pertanyaan kubur: “Siapa
imammu?” (Al-Qur’an)
• 49:1 tidak mendahului Allah dan RasulNya
• Muadz bin Jabal ketika ditanya Rasul SAW dengan apa
kamu menghukumi rakyat
– Pertama, dengan Kitab Allah
– Kedua, dengan Sunnah Rasulullah
– Ketiga, baru berijtihad
Mengagungkan Al-Qur’an secara
Fisik
• Perhatikanlah ketika seseorang menerima surat keputusan
(SK) dari pejabat di atasnya, bagaimana dia menerimanya?
• Bagaimana seorang mahasiswa ketika menerima ijazah
ketika wisuda?
• Bagaimana seseorang menerima surat perintah raja?
• Secara fisik, mereka sangat hormat dalam menerimanya
• Al-Qur’an lebih mulia dari semua itu, maka sudah
sewajarnya mendapatkan penghormatan secara fisik juga
– Tidak meletakkan Al-Qur’an di tempat yang rendah
Untuk Dilaksanakan (‫)لِ َّلتْن ِفْي ِذ‬
• Ini adalah ungkapan yang dipopulerkan
oleh Sayyid Quthb:‫( لِ َّلتْن ِفْي ِذ ا َّلتلَ ِّقْي‬menerima
untuk dilaksanakan)
• Seperti surat perintah harian komandan
• Jadi bukan sekedar untuk dibaca dan
dipahami saja, tapi yang utama justru
adalah untuk dilaksanakan (tentu setelah
dibaca dan dipahami dengan baik)
Sami’na wa Atha’na
• “Mendengar dan taat” itulah ungkapan para
sahabat ketika menerima arahan dari Al-Qur’an,
meskipun berat
• Kisah turunnya 2:284 yang membuat BERAT hati
para sahabat karena keimanan mereka yang tinggi
– Mereka datang kepada Rasul mengadukan hal ini
– Rasul menyuruh mereka agar mengatakan ‫س ِم ْعنَا َوأَطَ ْعنَا‬ َ
ِ ‫( ُغ ْف َرانَ َك َربَّنَا َوإِ َلْي َك ا ْل َم‬akhir ayat 285)
‫صي ُر‬
– Allah memuliakan mereka dengan menurunkan dua
ayat terakhir surat Al-Baqarah (2:285-286)
Syarat 3
BERORIENTASI DENGAN TUJUAN
ASASI AL-QUR'AN (‫اس يَّ ِة‬
ِ ‫افَ َألس‬
‫ا‬ ِ ‫ات َلىاْ َألْه َد‬
ِ
‫إ‬ ُ ‫ف‬
َ ِ‫)اَ ِاللْت‬
َ
Metode Al-Qur’an
• Dalam menceritakan suatu peristiwa, sering Al-Qur’an
tidak menyebutkannya secara detail, karena yang
dipentingkan adalah PELAJARAN yang bisa diambil,
bukan detail-detail kisahnya
• Ashhabul kahfi
– Di mana guanya?
– Siapa nama-nama pemuda itu?
• Tongkat Nabi Musa AS
– Kayunya dari kayu apa?
– Berapa panjangnya? Beratnya?
Tujuan Dibuatnya Perumpamaan
• Agar mendapat pelajaran
ِ ِ ‫يِف‬ ِ ِ
‫ضَرْبنَا للنَّاس َه َذا الْ ُق ْرآن م ْن ُك ِّل‬ ‫د‬ ‫ق‬ ‫ل‬
َ‫و‬ •
َ َْ َ
‫َمثَ ٍل لَ َعلَّ ُه ْم َيتَ َذ َّك ُرو َن‬
• Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi
manusia dalam Al Qur'an ini setiap macam
perumpamaan supaya mereka dapat
pelajaran. (39:27)
Contoh Perumpamaan:
Pemilik Dua Kebun Anggur
• Ia memiliki dua kebun anggur

Pohon kurma

Ladang
Kekayaan yang Berlimpah
• Dari hasil kebun dan ladang
– Kedua kebun menghasilkan buah
– Buahnya tidak kurang sedikit pun
• Memiliki harta berlimpah berupa emas dan perak
• Dia adalah orang kaya raya yang diceritakan dalam al-
Qur’an selain Qarun
– Qarun sendiri kekayaannya digambarkan dengan ungkapan: †‫اه‬ ُ َ‫َوآ†تَ ْين‬
ْ ‫ا††لعُصْ بَ ِة أُولِي‬
‫ا††لقُ َّو ِة‬ ْ †††‫وز َما إِ† َّن َمفَا ِت َحهُ† لَ †تَنُو ُء ِب‬ ْ ‫ِم َن‬
ِ ُ‫ا††ل ُكن‬
– dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan
harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah
orang yang kuat-kuat (28:76)
Sifat Pemilik
• Sombong dengan orang yang tidak punya
– Hartanya lebih banyak
– Pengikutnya juga lebih hebat
• Zhalim terhadap dirinya sendiri
• Meyakini kekekalan hartanya
• Meragukan akhirat
• Meyakini bahwa kekayaan di dunia pertanda
baik kehidupan akhiratnya
Tanggapan Lelaki Faqir Mu’min
• Menegurnya dengan mengingatkan hakikat manusia
sebagai makhluk Allah
• Memperlihatkan keimanan dirinya kepada Allah
• Mengajarkan adab masuk kebun dan melihat karunia
Allah yang begitu banyak: ِ ‫َما َش †ا َء هَّللا ُ ال† ُق†† َّوةَ ِإ††ال ِب†††ا††هَّلل‬
• Mengharapkan kepada Allah akan karunia harta dan
keturunan di akhirat
• Mengancam akan tibanya adzab Allah berupa petir,
atau surutnya air sampai habis
Akhir Kisah
• Dan harta kekayaannya dibinasakan,
• lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya
(tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah
belanjakan untuk itu,
• sedang pohon anggur itu roboh bersama
para-paranya dan dia berkata: "Aduhai
kiranya dulu aku tidak mempersekutukan
seorang pun dengan Tuhanku".
Hakikat Penolong
• Dan tidak ada bagi dia segolongan pun yang
akan menolongnya selain Allah; dan sekali-
kali ia tidak dapat membela dirinya.
• Di sana pertolongan itu hanya dari Allah
Yang Hak. Dia adalah sebaik-baik Pemberi
pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan.
Pelajaran 1
• Kelebihan yang dimiliki seseorang (harta, ilmu,
dll) biasanya menjadi penyebab sikap sombong
– Kalau ini yang berlaku, berarti ia terfitnah dan tertipu
• )28:78( ‫ قَا َل إِنَّ َما أُوتِيتُهُ َعلَى ِع ْل ٍم ِع ْن ِدي‬Qarun berkata, “Sesungguhnya
aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".
• )39:49( ‫" قَا َل إِنَّ َما أُو ِتيتُهُ َعلَى ِع ْل ٍم‬Sesungguhnya aku diberi nikmat itu
hanyalah karena kepintaranku".
• Ini berbeda dengan sikap Nabi Sulaiman:‫َق†† َا††ل َه َذا ِمْن‬
)27:40( ‫َف†††ضْ ِل َربِّيلِ †يَ ْبلُ َونِيأَأَ† ْش ُك ُر أَ† ْم† أَ† ْكفُ ُر‬
Pelajaran 2
• Syukur yang paling rendah adalah
pengakuan bahwa semua yang dimiliki itu
pemberian dari Allah
• Ungkapannya seperti ungkapan Nabi
Sulaiman atau yang diajarkan oleh mu’min
faqir: ِ ‫َما َش †ا َء هَّللا ُ ال† ُق†† َّوةَ ِإ††ال ِب†††ا††هَّلل‬
• Syukur tertinggi: beramal karena sebagai
rasa syukur dirinya atas segala pemberian
Allah
Pelajaran 3
• Memandang sesuatu harus dari awal hingga ujungnya, jangan
berhenti di tengah
– Kalau berhenti di tengah, maka pemilik dua kebun mewah itu
bernasib baik
• Kaya raya
• Banyak keturunan
• Banyak teman
– Kalau sampai ujungnya, maka akhirnya adalah kesengsaraan dan
penyesalan
• Al-Qur’an selalu mengatakan:‫ا††ل َع†اقِبَ ُة لِ † ْل ُمتَّقِ َين‬
ْ ‫ َو‬Dan kesudahan
yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa (7:128,
11:49, 28:83)
Pelajaran 4
• Kisah ini khas untuk dakwah pada fase permulaan: kafir kaya vs
mu’min miskin
– Ini memang surat Makkiyah di mana kondisi kaum Muslimin serba sulit
– Orang kaya pada fase ini banyak yang enggan bergabung dalam dakwah
karena lebih cinta dunia
– Orang miskin banyak yang bergabung karena merasa mendapatkan
pembelaan
• Di fase dakwah menang, ayat-ayat yang turut berkaitan dengan
bagaimana membagi harta
– Harta rampasan perang
– Harta warisan
– Zakat
• Di fase ini biasanya banyak orang kaya yang terpaksa bergabung
dalam barisan dakwah  muncullah orang-orang munafik
Tujuan Kisah-kisah

‫اد َك‬‫ؤ‬َ ‫ف‬


ُ ‫ه‬ِ ِ
‫ب‬ ‫ت‬ ‫ب‬
ِّ ‫ث‬ ‫ن‬
ُ ‫ا‬ ‫م‬ ِ
‫ل‬ ‫س‬‫الر‬
ُّ ِ
‫اء‬ ‫ب‬ ‫ن‬
ْ َ
‫أ‬ ‫ن‬‫م‬ِ ‫ك‬
َ ‫ي‬‫ل‬
َ ‫ع‬ ‫ص‬
ُّ ‫ق‬
ُ ‫ن‬
َ ‫اًّل‬ ‫َوُك‬
َ ُ َ َ ُ َ ْ َْ
‫ين‬ ِ‫وجاء َك ِفي َه ِذ ِه الْح ُّق ومو ِعظَةٌ وِذ ْكرى لِ ْلم ْؤِمن‬
َ ُ َ َ ََْ َ َ ََ
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan
kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami
teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang
kepadamu kebenaran serta pengajaran dan
peringatan bagi orang-orang yang beriman.
(11:120)
Tujuan Asasi 1:
Hidayah Menuju Allah (ِ‫)اَ هْلَِدايَةُ إِ ىَل ا هلل‬
• Jelas dari permulaan dalam mushhaf
– 1:6 ‫اط ا لُْم ْستَ ِقيم‬ َ ‫ر‬ ‫لص‬
ِّ ‫ا‬ ‫ا‬َ‫ن‬ ِ ‫ْاه‬
‫د‬
َ َ
– 2:2‫ْمت َِّق َين‬ ‫ل‬ ِ‫ه ًدىل‬
ُ ُ
– 2:185 ‫َّاس‬ ِ ‫ُه ًدىلِ لن‬
• 2:38 Ketika Adam AS dikeluarkan dari
sorga maka Allah akan memberikan
petunjuk
Sebelumnya Bingung
• Sebelum diangkat menjadi Rasul, beliau
SAW
– Bingung (93:7)‫ض ا اًّل َف َه َدى‬
َ ‫َو َو َج َد َك‬
– Tidak mengetahui apa itu Kitab (42:52)
• Setelah mendapatkan Al-Qur’an maka
beliau dinyatakan sebagai PETUNJUK
(42:52) ‫ص َر ٍاط ُم ْستَ ِق ٍيم‬
ِ ‫وإِنَّ َكلَ َت ْه ِديإِ َلى‬
َ
Kegelapan di Atas Kegelapan
• Bagaimana dengan orang kafir? 24:40
– Mereka seperti berada dalam gelap gulita samudra yang
dalam
– yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak
(pula), di atasnya (lagi) awan
– gelap gulita yang tindih-bertindih,
– apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat
melihatnya
• Bagaimana mereka dapat memberi petunjuk
sedangkan dirinya sendiri pun tidak tahu?
Tujuan Asasi 2:
Membentuk Pribadi Muslim
(‫صيَِّة اَ ْلُم ْسلَِمِة‬
ِ ‫)تَ ْكِيون ا لشَّخ‬
ْ ُْ
• Dari urutan turunnya surat Al-Qur’an jelas sekali
tentang arahan pembentukan pribadi muslim
1. 96:1 – 5 perintah setiap orang untuk membaca
2. Surat 68 (Al-Qalam): pentingnya menulis
3. Surat Al-Muzammil: bekal QL dan tilawah Al-
Qur’an
• Muncullah pribadi-pribadi Qur’ani yang unik dari
berbagai latar belakang mereka
Bukan Hit-and-Run
• Jadi bukan sekedar menyampaikan lalu
ditinggal atau “hit-and-run”
• Pribadi yang sudah direkrut dibina dalam
rumah Arqam bin Abil Arqam
• Ada LIQA’ rutin yang mereka lakukan
• Dari sanalah muncul pribadi-pribadi yang
memiliki keistimewaan
Tujuan Asasi 3:
Pemimpin Manusia (ٌ‫)قِ يَ َادةٌ بَ َش ِريَّة‬
• 2:30 Tugas manusia adalah menjadi
KHILAFAH DI DUNIA
ِ ‫اء َع لَىا لن‬
• 2:142 ‫َّاس‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫وا‬‫و‬‫ن‬ ‫ك‬ ِ ِ
َ ََ ُ ُ ُ َ َ َ ْ َ َ َ َ ‫َو َكَذل‬
‫ت‬ ‫ل‬ ‫ا‬‫ط‬
ً ‫س‬ ‫و‬ ‫ة‬
ً ‫ُم‬
َّ ‫أ‬ ‫م‬ ‫اك‬
ُ ‫ن‬ ‫ل‬
ْ ‫ع‬ ‫ج‬‫ك‬
– Nabi Nuh AS di hari kiamat dipanggil oleh
Allah dan ditanya apakah sudah menyampaikan
risalah kepada umatnya? Beliau mengiyakan,
tapi dibantah oleh umatnya. Ketika ditanya
saksinya, beliau menjawab Muhammad dan
umatnya. Begitu pula nabi yang lain
Janji Kepemimpinan
• 24:55 Janji Allah:
Beribadah
Aman tanpa
Syirik
Tamkin

Khilafah

Iman dan
Amal Shalih
‫‪Minta Kekuasaan‬‬
‫اهلل صلى اهلل عليه وسلم َسأ ََل َربَّهُ َج َّل َثنَا ُؤهُ أَ ْن‬ ‫َن نَبِ َّي ِ‬
‫أ َّ‬
‫س والروم ِفي أ َُّمتِ ِه‬ ‫ِ‬
‫ك فاَ َ‬
‫ر‬ ‫يَ ْج َع َل لَهُ ُم ْل َ‬
‫‪Rasulullah SAW meminta kepada Allah SWT agar‬‬
‫‪menjadikan Kerajaan Romawi dan Persia untuk‬‬
‫‪ummatnya‬‬
‫‪• Allah menjawabnya dengan menurunkan ayat‬‬
‫ْك ِم َّم ْن تَ َ‬
‫شاءُ َوتُِع ُّز َم ْن‬ ‫شاءُ َوَت ْن ِزعُ ال ُْمل َ‬
‫ْك َم ْن تَ َ‬‫ْك ُت ْؤتِي ال ُْمل َ‬ ‫ك الْمل ِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫• قُ ِل اللَّه َّم مالِ‬
‫ُ َ‬
‫ك َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ٌير (‪)3:26‬‬ ‫شاءُ بِيَ ِد َك الْ َخ ْي ُر إِنَّ َ‬‫شاءُ َوتُ ِذ ُّل َم ْن تَ َ‬
‫تَ َ‬
Tujuan Asasi 4:
Membentuk Masyarakat Islam
‫)تَ ْكِيْوُن ا ْلُم ْجتَ َم ِع اَ ِإلْس َالِِّم(ي‬
• Dari SEORANG DIRI
• Bertambah SATU WANITA beriman (Khadijah
Al-Kubro)
• Bertambah SATU LAKI-LAKI beriman (Abu
Bakar Ash-Shiddiq)
• Dst hingga di Haji Wada’ berjumlah 124.000
orang (atau 140.000 sahabat)
Lahirlah MUTIARA-MUTIARA
‫‪:Muadz‬‬
‫حالـل‬
‫بــــ‬
‫لاــ‬ ‫أـعلمهم‬
‫وـلاــحراـم‬
‫‪Zaid bin‬‬
‫‪Zaid bin‬‬
‫‪ :Haritsah‬حب‬
‫‪ :Tsabit‬أفرضهم‬
‫رـسول لاــهـ‬

‫‪Abu‬‬
‫‪Salamah bin‬‬ ‫‪ :Bakar‬أرحم‬
‫أميت بِ أ َُّم يِت‬
‫‪Ubay bin‬‬
‫‪:’Al-Akwa‬‬
‫‪ :Ka’ab‬أقرؤـهم‬
‫خير َر َّجا لَتَِنا‬

‫‪Rasul‬‬
‫‪Abu‬‬ ‫‪Abu‬‬
‫‪ :Qatadah‬خير‬ ‫‪ :Ubaidah‬أ َِم ُين‬
‫‪:Umar‬‬
‫رسانـنا‬
‫فـــ‬

‫اه ْم‬
‫ضُ‬ ‫‪ :Ali‬أَقْ َ‬
‫‪Rasul‬‬ ‫أشدهم يف أمر‬
‫َه ِذهِ ا أْل َُّمةِ‬

‫‪SAW‬‬
‫‪SAW‬‬ ‫ا هلل‬

‫‪:Mush’ab‬‬ ‫‪ :Khalid‬سـيف‬
‫رـسول رـسول لاــهـ‬ ‫اــهـ لاــمسلول‬
‫ل‬

‫‪:Utsman‬‬
‫أشدهم حياءً‬
‫‪ :Zubair‬حوـاري‬ ‫‪:Ibnu Abbas‬‬
‫رـسول لاــهـ‬ ‫حبر اـألمة‬

‫‪:Thalhah‬‬
‫‪:Hudzaifah‬‬
‫لاــشهيد لاــحيو‬
‫كـاتم لاــسـر‬
‫طـلحة لاــخير‬
Gelar-gelar Sahabat (1)
No Sahabat Gelar
1 Abu Bakar ‫ أ َْر َح ُم أ َُّمتِي بِأ َُّمتِي‬paling penyayang
2 Umar ِ ‫ أَ َش ُّد ُهم فِي أ َْم ِر‬paling tegas dlm urusan Allah
‫اهلل‬ ْ
3 Utsman ً‫ أَ َش ُّد ُه ْم َحيَاء‬paling pemalu
4 Ali ‫اه ْم‬
ُ‫ض‬ َ ْ‫ َأق‬Qadhi (hakim)
5 Mu’adz َ ‫ْحالَ ِل َوال‬
‫ْح َر ِام‬ َ ‫ أَ ْعلَ ُم ُه ْم بِال‬yang paling tahu halal dan haram
6 Zaid bin Tsabit ُ ‫ أَ ْف َر‬yang paling tahu ilmu waris
‫ض ُه ْم‬
7 Ubay bin Ka’ab ‫ أَ ْق َرُؤ ُه ْم‬yang paling baik bacaan Qur’annya
‫ين َه ِذ ِه اأْل َُّم ِة‬ ِ
8 Abu Ubaidah ُ ‫ أَم‬kepercayaan umat ini
9 Khalid ‫اهلل ال َْم ْسلُ ْو ِل‬ِ ‫ف‬ ُ ‫ َس ْي‬pedang Allah yang terhunus
Gelar-gelar Sahabat (2)
No Sahabat Gelar
10 Ibnu Abbas ‫ َحبْ ُر األ ُ َّم ِة‬ulamanya ummat
11 Thalhah َّ َ ‫ ا‬syahid yang hidup dan
‫لش ِهيْ ُد ال َْح ُّي َو َطل َْح ُة ال َْخي ْ ُر‬
Thalhah yang baik
12 Hudzaifah ّ ِ ‫ كَاـ ِت ُم‬pemegang rahasia
‫الس ِ ّر‬
13 Zubair ‫الله‬ِ ‫ َح َو ِاري َر ُس ْو ِل‬penolong Rasulullah
14 Mush’ab ‫ َر ُس ْو ُل َر ُس ْو ِل الله‬utusannya Rasulullah
15 Abu Qatadah ‫خيْ ُر ف ُْر َساـ ِننَا‬ َ penunggang kuda terbaik
16 Salamah b Al-Akwa’ ‫ َخ ْي ُر َر َّجالَتِنَا‬pasukan infantri (pejalan kaki) terbaik
17 Zaid bin Haritsah ‫ب َر ُس ْو ِل الله‬ ُّ ‫ ُح‬kecintaan Rasulullah
Syarat 4
MENGIKUTI CARA-CARA INTERKASINYA
PARA SAHABAT (‫لص َحابَِة‬
َّ ‫اع َك ْي ِفيَّ ِة َت َع ُامِلا‬
ُ َ‫)إِِّتب‬
Mengalami Langsung
• Sahabat Nabi SAW adalah orang yang mengalami
langsung segala peristiwa selama Al-Qur’an turun
• Mereka paling mengerti tentang Al-Qur’an
dibandingkan orang-orang setelahnya
• Oleh karena itu, metode atau urutan dalam
menafsirkan Al-Qur’an setelah
– menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an dan
– menafsirkan Al-Qur’an dengan As-Sunnah
adalah menafsirkan Al-Qur’an dengan Atsar
Shahabat
Memandang secara
Komprehensif (ُ‫)اَ لنَّظَْرةُ اَ ْل ُكلِّيَّ ة‬
• Para sahabat tidak memandang Al-Qur’an secara
sepotong-sepotong karena akan menimbulkan pemahaman
yang salah
• Ada seorang misionaris yang berkata kepada seorang anak
Muslim yang ternyata hafal dan faham Al-Qur’an bahwa
Al-Qur’an memuji agama Kristen sambil menyebutkan
ayatnya (5:82)
• Dijawab: Anda keliru. Ayat itu tidak berlaku umum, tapi
khusus para pendeta Habasyah dan raja Najasyi yang
kemudian beriman kepada Al-Qur’an
• Sikap Rasul sendiri bahkan menantang MUBAHALAH
dengan orang Kristen, tapi mereka tidak berani (3:61)
Bahaya Tidak Utuh
• Cak Nur: Islam mengajak adanya kesamaan
dengan ahli kitab (3:64 kalimatun sawaa)
– Ini pemahaman sepotong ayat
– Kalau dipahami secara utuh malah sebaliknya,
mengajak mereka kembali kepada tauhid yang telah
disepakati sebelum mereka menyimpang
• Pemahaman jihad: jihad dalam Islam hanyalah
untuk membela diri (defensif)
– Jihad defensif hanyalah salah satu tahapan dari
tahapan-tahapan jihad yang berakhir pada jihad ofensif
(penaklukan)
Memasuki Qur’an tanpa Ada Pretensi
Sebelumnya (‫)د ُخ ُْولا ْلُقْر ِآن ُد ْوَن ُم ُقَّرَرٍاتَس ابَِق ٍة‬
ُ
• Bukan mencari legitimasi (pembenaran) dari Al-
Qur’an terhadap apa yang kita maui
• Ini namanya mempermak kepala karena pecinya
sempit, bukannya mencari peci yang sesuai (peci
yang menyesuaikan, bukan kepalanya)
• Misalnya
– Karena ingin ditaati rakyat, maka ketemulah ayat
kewajiban taat (4:59)
– Agar program KB ditaati umat Islam, dicari ayat
pembenarnya (4:9)
Bahayanya
• Ini termasuk punya niat yang tidak baik sebelum
memahami Al-Qur’an
• Al-Qur’an dipaksa untuk menyesuaikan diri
dengan hawa nafsunya
• Menolak ayat-ayat yang tidak sesuai dengan hawa
nafsunya (2:85)
• Menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang murah
(2:41, 5:44)
• Membuat berbagai macam tuduhan keji terhadap
Al-Qur’an
Menyesuaikan Diri
• Sikap para sahabat adalah menyesuaikan diri dengan apa
yang mereka temui di dalam Al-Qur’an, meskipun
bertentangan dengan hawa nafsunya
• Pada masa Umar sebagian kaum Muslimin yang suka
minum khamr masih tetap meminumnya dengan alasan
bahwa AL-Qur’an tidak tegas melarangnya (akhir 5:91)
sehingga mereka memilih minum khamar
• Umar terkejut dan mengumpulkan para sahabat
• Mereka sepakat bahwa yang dimaksud justru:
BERHENTILAH!
• Para peminum khamr akhirnya didera 80 kali
Kami Berhenti!
• Ketika ayat pengharaman khamr turun (5:90-91),
maka para sahabat berkata, “Kami berhenti!”
• Mereka menumpahkan khamr yang ada di dalam
rumah mereka
• Rasulullah SAW bersama sahabat pergi ke pasar
dan merobek wadah khamr, kemudian dilanjutkan
oleh para sahabat untuk merobek semua wadah
khamr
Umar Mendapat Ilham
• Beberapa kali Umar memiliki pandangan yang sesuai dengan Al-
Qur’an sebelum suatu ayat turun
1. "Ya Allah, jelaskanlah kepada kami masalah khamr dengan
keterangan yang memuaskan. "
– Maka turun 2:219
– Umar masih berkata yang sama, lalu turun 4:43
– Umar masih berkata yang sama, maka turun 5:90-91
2. Sikap terhadap tawanan perang Badar (8:67)
3. Bagian terakhir 23:14
4. Ketika dialog dengan orang Yahudi, ternyata mereka membenci
Malaikat Jibril dan menyukai Malaikat Mikail. Umar mencela
mereka dan mau menceritakan masalah ini kepada Rasul SAW. Rasul
SAW menceritakan turunnya 2:97. Ternyata apa yang mau
disampaikan Umar seperti pada ayat tersebut
Percaya Mutlak (‫)اَ لِّثَقةُ اَ ْلُمطْلََق ُة‬
• Meskipun mereka tidak mengerti apa arti suatu
kata
– Umar membaca surat Abasa sehingga sampai ayat 31,
lalu berkata, “Kami telah mengetahui apa yang
dimaksud dengan fakihah, tetapi apakah yang dimaksud
dengan al-abb?” Ia berkata kepada dirinya sendiri, lalu
ia melanjutkan, “Demi usiamu, hai Ibnul Khattab,
sesungguhnya ini benar-benar merupakan takalluf
(memaksakan diri).”
‫ب فِ ِيه‬ ‫ي‬‫ر‬ ‫ال‬
َ َْ ُ ‫اب‬َِ ْ‫ك ال‬
‫ت‬ ‫ك‬ َ
ِ‫َذل‬

• Tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya


• Ini kalimat berita, tetapi yang dimaksud
adalah larangan, “Janganlah kalian
meragukannya!”
• Barangsiapa masih ada sedikit keraguan,
maka imannya diragukan
( ِ ‫)بَ ا ِد َيا ل َّر ْأ‬
Cepat Percaya ‫ي‬
• Orang yang cepat percaya biasanya dianggap bodoh atau
tidak kritis
• Tapi cepat percaya kepada Al-Qur’an? Itu tuntutan!
• Para pembesar kaum Nabi Nuh AS menuduh bahwa para
pengikut Nabi Nuh hanyalah orang-orang yang cepat
( ِ ‫ )بَ ا ِد َيا ل َّر ْأ‬11:27
percaya saja atau pikirannya dangkal ‫ي‬
• 28:52-55 rombongan pendeta Habasyah yang menemui
Rasul di Mekkah, saat mendengarkan Al-Qur’an mereka
langsung percaya
Kafir Quraisy vs Habasyah
• Sikap kafir Quraisy ketika dibacakan Al-Qur’an:
kenapa diturunkan kepada Muhammad, bukan
kepada salah satu pembesar dari dua negeri,
Mekkah (Al-Walid bin Al-Mughirah) dan Thaif
(Urwah bin Mas’ud Ats-Tsaqafi) 43:31
• Sikap para pembesar Habasyah: beriman dan
bercucuran air mata (5:83), bahkan Raja Najasyi
mengatakan bahwa Al-Qur’an dan Injil keluar dari
sumber yang satu (Allah)
Respon Langsung (ُ‫اشَرة‬ ْ ‫ا‬ ‫ة‬‫اب‬‫ج‬ِ
َ َُ َُ َ ْ ‫)ا‬
‫ب‬‫م‬‫ل‬ ‫ت‬ ‫س‬
‫ال‬ِ
• Karena percayanya kita kepada Al-Qur’an
sehingga sikap kita adalah merespon langsung
perintah Al-Qur’an
• 40:60  berdoalah
• 84:8  jawab “rabbi haasibnii hisaaban yasiiraa”
• 87:1  jawab “subhaana rabbiyal a’laa”
• 95:8  jawab “balaa wa ana ‘alaa dzaalik minsy
syaahidiin”
• Ayat-ayat sajdah, responnya sujud tilawah
Merasakan bahwa Dirinyalah
yang Dituju (ٌ‫اَ لشُّعُ ْوُر بِ أََّناْ يآلََة ُم َو َّج َهة‬
ِ‫)إِ َليه‬
ْ
• Inilah luar biasanya para sahabat
• Tsabit bin Qais bin Syammas ketika turun
49:1 merasakan dirinyalah yang dimaksud
ayat itu sehingga mengurung diri
• Saat turun 8:27 Abu Lubabah bin An-
Nadzir mengikatkan diri ke tiang Masjid
Nabawi karena telah berkhianat
Syarat 5
TIDAK ADANYA HAMBATAN
(‫)اِنْتَِفاءُ ا لَْمَوانِ ِع‬
Singkirkan Penghalang
• Kita harus membersihkan diri kita dari segala
penghalang antara diri kita dan Al-Qur’an
• 17:45-46
– Apabila dibacakan Al-Qur’an, maka orang yang tidak
mengimani akhirat ada dinding penghalang
– Dan Allah menutup hati dan telinganya
– Sehingga mereka tidak memahaminya
• Rasulullah membaca ayat ini (17:45) ketika
Ummu Jamil binti Harb mencarinya, tapi tidak
bisa melihatnya meski di depannya
Kenapa Tidak Paham?
Ini semua mereka
Tidak katakan sendiri juga (41:5)
beriman Pangkal •
kepada masalah
Akhirat Padahal Allah telah
menjelaskan ayat-ayatNya,
bacaannya dalam bahasa Arab,
Hati tertutup ada berita gembira dan
peringatan (41:3-4)

Telinga TIDAK •
tersumbat PAHAM
Ingat Doa Ini…
‫اللَّ ُه َّم ا ْن َف ْعنِي بِ َما َعلَّ ْمتَنِي َو َعلِّ ْمنِي َما َي ْن َف ُعنِي َوِز ْدنِي ِع ْل ًما‬
ِ ‫ال وأَعُوذُ بِاللَّ ِه ِم ْن َح‬
‫ال أ َْه ِل النَّا ِر‬ ٍ ‫ْح ْم ُد لِلَّ ِه َعلَى ُك ِّل َح‬ َ ‫ال‬
َ
Ya Allah, berilah manfaat untukku terhadap apa
yang telah Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku
apa yang bermanfaat bagiku, tambahkanlah aku
ilmu, segala puji bagi Allah dalam segala kondisi,
dan aku berlindung kepada Allah dari keadaan ahli
neraka

Anda mungkin juga menyukai