&
NEUROOFTALMOLOGI
1
GLAUKOMA
Definisi :
o Neuropati optik yang ditandai oleh kelainan lapang
2
Lapang Pandang : Batas melihat kiri kanan
3
Tekanan Intra Okular
4
Dinamika Humor Akuos
Produksi epitel badan silier
Bilik mata belakang pupil bilik mata depan
Konvensional Trabekuler Meshwork Kanal
Schlemm ( + 80 – 85% )
Non konvensional Uvea sklera ( 15 – 20% )
5
• Humor Aqueos di produksi oleh badan
cillia
• Cilliary Body Melewati antara iris dan
lensa COA Melewati Trabecular
Meshwork
• Bisa juga yang langsung (Cilliary body)
Uvea Sclera
• Produksi yang berasal dari Cilliary body
harus di buang, jika ada gangguan di
saluran pembuangan TIO meningkat
6
Cara pemeriksaan TIO :
Tonometer applanasi
- Kontak
- Non Kontak
Tonometer indentasi Sciotz
Digital
• Tonometer Applanasi
menunjukkan mmHg
7
• Tonometer Schiotz
menunjukkan skala konversi ke mmHg
8
• Digital
- perkiraan
9
Papil Nervus Optikus
10
• Jika terdapat gangguan di bagian (TIO
anterior) Menekan sampai N. II cekung
ke dalam efeknya dorongan sampai ke
bagian posterior
• Hukum Pascal : Jika ada tekanan pada
cairan akan di teruskan ke segala arah
11
Pemeriksaan Lapang Pandang :
Konfrontasi Test
Tangent Screen
Perimeter Goldman
Komputer - Octopus
- Humpry
Penyempitan lapang pandang
nasal & atas ciri khas
12
KLASIFIKASI GLAUKOMA
Insiden
- usia > 36 tahun + 1.5 %
- orang berkulit hitam
15 x kulit putih - glaukoma
primer sudut terbuka > Caucasia
15
Glaukoma sudut terbuka
- kronis
-
progresif
- bilateral
Gejala :
- mata putih dan kabur
- melihat
seperti dalam terowongan/tunnel vision
Tanda – tanda :
- TIO > 22 mmHg
(tidak terlalu tinggi)
- sudut terbuka
- penyempitan lapang pandang
- pelebaran C/D Ratio
16
Patofisiologi
- Degenerasi trabekel, kanal Schlemm’s Efeknya
mengenai Nasal
17
- Aspek genetik
Terapi
A. Pemberian obat-obatan
- Tetes Pilokarpin
(gol.kolinergik)1- 4% 3-4 x/hr
- Tetes Timolol 0.25% - 0.50% ( Beta Adrenergic
Blocking Agent 2x/hr ) KI : Asthma
- Tetes Betaksolol 0.20% - 0.50% ( Selektif
Reseptor β1) 2x/hr
- Tablet Asetazolamid (glaucon) Anhidrase
carbonic inhibitor 125 – 250 mg 4x/hr
Entekasol : Untuk pasien asthma
18
B. Laser Trabekuloplasti
- Kalau dengan obat-obatan gagal
C. Tindakan bedah
- Kalau dengan obat-
obatan dan laser Trabekuloplasti gagal
-
Tersering Trabekulektomi
19
Hipertensi Okuli
- TIO > 22 mmHg
- Sudut bilik mata depan terbuka
- Optik disk normal
- Lapang pandangan normal
Prevalensi
- 6% dari TIO tinggi
- 0.5% jadi POAG
20
Penatalaksanaan :
21
Low Tension Glaukoma (normo tension Glauoma)
Patofisiologi :
- Insufisiensi vaskuler pada nervus optikus
Pengobatan :
- Sama dengan POAG Glaukoma Primer Sudut
Terbuka (PAC0)
22
Glaukoma Primer Sudut Tertutup
(PACG)
Patofisiologi
23
Blok pupil
1. Faktor Predesposisi
- Sudut sempit (Antara Iris dan
cornea)
- Bilik mata depan dangkal
- Axial length bolamata
pendek -
Diameter kornea kecil
- Usia
2. Faktor Pencetus
- Mid midriasis (kalau di tempat
gelap2)
- Pembengkakan Lensa
- Lensa ke depan 24
Gejala :
- Nyeri
- Halo (tutup mata, mata satu melihat lampu muncul
pelangi) kabur
- Pusing, mual, muntah
Tanda :
- TIO Biasanya tinggi banget (80 TIO)
- PCVI + CVI
- Kornea edema bula keratopati
- Bilik mata depan dangkal
- Flare
- Atropi iris
- Glaukomflecken (katarak oleh karena TIO )
- Mid Midriasis
25
Terapi definitif :
- Iridektomi / laser iridotomi
- Trabekulektomi
Penatalaksanaan :
- Medikal terapi untuk persiapan terapi definitif
- Terapi definitif
- < 48 – 72 jam iridektomi / laser
iridotomi
- > 48 – 72 jam trabekulektomi
- Fellow eye iridektomi / laser iridotomi preventif
26
Medikal Terapi
- Glyserin p.o. 1ml/KgBB dalam larutan 50%
dicampur air atau Manitol i.v 1 – 2 g/KgBB
- asetazolamid, initial dose 500mg 4 x 250 mg
- Timolol 0.5% 2 x 1 tetes
- Steroid tetes menghilangkan inflamasi
- Hilangkan nyeri analgesik
- Pilocarpin 2% 3-4 x 1 tetes (setelah TIO
turun)
27
Glaukoma Sudut Tertutup Kronis
( Creeping Angle
Closure )
Faktor terjadinya sama dengan glaukoma sudut
tertutup
Perlekatan sudut bilik mata depan bertahap
sedikit demi sedikit trabecular meshwork
tertutup
Bisa dengan gejala atau tanpa gejala
Penatalaksanaan : operasi Trabecular
meshwork
28
Glaukoma Sekunder
1. Dislokasi Lensa pada pasien trauma,
lepasnya penggantung (Sundula Cilii) atau dapat
terjadi langsung seperti : Marfan Syndrome
6. Rubeosis iridis
- Terjadi fibrovaskuler pada sudut bilik mata depan
32
• 6. Rubeosis iridis
Terjadi
fibrovaskuler pada sudut bilik mata
depan
• Pembuluh darah neovascular di iris /
COA yang berasal dari
• Pada pasien retinopati diabet/
hypertensi retina dapat terjadi
ischemik memicu vascular endotelial
growth (terbentuk pembuluh darah
baru) dalam kasus ini daerah iris
sampai trabecular meshwork juga
mengalami angiogenesis, harusnya tidak
33
• Pembuluh darah baru sifanya :
1. Kecil
2. Mudah rusak
Kalau pecah di sudut trabecular meshwork
bleeding
34
NEURO-OFTALMOLOGI
Meliputi :
Perhatian
Pengenalan visual
Pencatatan ingatan
36
Lintasan visual
light
Signal-Processing
Neurons Ganglion
Cell
Membrane discs bearing
photopigment molecules38
39
• NO : Papil N.II
• Gejalan NO : Visus menurun, Lapang
pandang menyempit
40
Pemeriksaan di Bidang Neuro-oftalmologi
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan oftalmoskopis
Pemeriksaan lapang pandang
Uji konfrontasi
Kisi amsler
Perimeter
41
42
Pemeriksaan persepsi warna, kecerahan
Pemeriksaan reflek pupil lambat
Pemeriksaan kelainan yang menyertai
Pemeriksaan penunjang
Foto kepala
CT Scan
USG
MRI
43
44
Gejala Umum Kelainan Lintasan Visual
:
1. Penurunan tajam penglihatan (visus)
2. Kelainan lapang pandangan (sentral - perifer)
3. Kelainan penglihatan warna
4. Berkurangnya kecerahan
45
Penyebab Gangguan Lintasan Visual
1. Vaskuler
2. Tumor
3. Inflamasi
4. Trauma
5. Kongenital
6. Degenerasi
46
Kelainan Lintasan Visual :
• Neuritis optik
• Papiledema disebabkan TIK nya meningkat
• Atrofi N.Optikus
• Ambliopia toksik
• Kln. Khiasma optikum
• Kln. Tr. Optikus & korpus genikulatum lateral
• Kln. Radiasio optika
47
NEURITIS OPTIK
48
• Neuritis Retrobulber: pada saat
dokter meriksa semuanya normal,
tetapi pasien ga bisa liat. Kelainan
berada di belakang papil
49
Gejala
- visus
- persepsi warna
- kecerahan cahaya
- nyeri terutama u/ gerak
- RAPD (Reflect afferen pupil defect) + jika
pada mata normal mata di senter akan menyempit ,
pada RAPD matanya membesar
- DLP : skotoma sentral, sekosentral ?
50
Terapi
Metil prednisolone 1mg/KgBB iv atau Dexametason
40 mg ( dewasa ) dan 20 mg ( anak-anak ) pulse tx
selama 5 hari per oral dlm dosis tunggal tapp.
Off
Neurotropik
Antasida perlindungan pada lambung o.k. steroid
51
P A P I L E D E M A
Mekanisme
Obstruksi aliran vena akibat tekanan pada v.retina
sentralis yang keluar dari N.II yang berjalan melalui
sub arachnoid & sub dural space
52
Etiologi TIK ,tumor otak, abses otak, perdarahan
subdural, hidrosefalus, AVM, Ht. Maligna.
Gejala
visus N turun
DLP : pelebaran bintik buta
papil bengkak > 3 D periksanya pakai optalmoskop
papilnya burem kemudian di puter (di fokuskan)
lebih dari 3, pemb. darah berkelok- kelok,
perdarahan papil,retina
bilateral
TIK : sakit kepala, nausea, vomitus, ggn. kesadaran
53
Pemeriksaan
• VF • CT Scan
• Konsul ke ybs
Terapi
- ~ Penyebab
- Acetazolamide 3 x 250 mg peroral
- Vit K 1 x 1 tablet untuk menurunkan TIK
54
55
Atrofi N. Optikus terlihat
putih
Etiologi
- oklusi vaskuler - ggn. metabolisme
- degenerasi - toksin
- paska papiledema - kongenital
- paska neuritis optik - trauma
- tertekannya N. Optikus
- glaukoma
56
Atrofi N.optikus
Primer : Sekunder :
- Pucat - Pucat
- Batas kabur
- Batas tegas
- Didahului
- Tidak papiledema
didahului
papiledema
• Gejala visus
persepsi warna
RAPD (+)
DLP : tergantung penyebab
• Terapi : cari penyebab atasi untuk mencegah
visus menjadi LP (-)
Kestenbaum’s Rule small vessel <7
Kiri : Batas Tegas
Kanan : Batas Kabur
58
59
Ringkasan NO
• Papil Merah : Papilitis
• Papil Putih : Atrofi N.II
• Papil Oedema : Papil oedema
• Papil normal : Neuritis Retrobulber
60
NUTRISIONAL & TOKSIK
NEUROPATI
Klinis - subakut
- progresif
- symmetrical visual loss
- central field defects
- poor color vision
- temporal disk pallor
62
Kelainan khiasma
• Hemianopia bitemporal
• Hemianopia binasal
63
Adenoma hipofisis
• Visus
• DLP : hemianopia bitemporal
• Disfungsi gld. Pituitari
- : gigantisme – akromegali
- : ggn. Seksual – pertumbuhan
• Paresis otot ekstraokuler
64
Kraniofaringioma
65
KELAINAN PUPIL
66
PEMERIKSAAN
DEFEK REFLEK
PUPIL AFEREN
( MARCUS GUNN
PUPIL )
67
• pupil normal adaptasi
gelap : 4,5 – 7 mm adaptasi
terang: 2,5 – 6 mm
• Miosis : < 3 mm
• Midriasis : > 6 mm
• Anisokor : beda 0,3 mm
68
MYASTHENIA OKULAR
Mekanisme :
Gangguan pd muscular junction insufisiensi
penggunaan acethyl cholin pd motor end plate
69
Terapi
Cholinesterase ( neostigmin / prostigmin ) atau
Endroponium chloride (tensilon) test dx. pasti
Untuk Tx. K. saraf
70
TRIMAKASIH
71