D4 TRANSPORTASI DARAT
instalasi pendukung
4. Instalasi listrik
5. Instalasi air
6. Pemadam kebakaran
peron
7. Peron tinggi
8. Peron sedang
9. Peron rendah
Dr. Ir. Nico Djajasinga, MSc. IPM 8
LAYOUT GEDUNG STASIUN
1. HALL;
2. PERKANTORAN KEGIATAN STASIUN;
3. LOKET KARCIS;
4. RUANG TUNGGU;
5. RUANG INFORMASI;
6. RUANG FASILITAS UMUM;
7. RUANG FASILITAS KESELAMATAN;
8. RUANG FASILITAS KEAMANAN;
9. RUANG FASILITAS PENYANDANG CACAT & LANSIA;
10. RUANG KESEHATAN.
1 Parkir kendaraan
Pelayanan taksi
15
(Taxy service) 15 1
2 Kuli
14 2
Portir 14
3 Informasi KA
13 3
Penyambut
13
(Greeters) 4 Loket tiket
12
Lingkar Pelayanan
Fasilitas pendukung 4
(R. tunggu, T. duduk, Mushola, dll)
12 Penumpang 5 Portir
di Stasiun
11 Fasilitas pendukung
Kuli 11 5 6
(R. tunggu, T. duduk, Mushola, dll)
Turun KA 10 10 Penyambut
6 7
(Greeters)
Prama-Prami boarding position 15 9 7
8 Bancik
8
Pemberitahuan menjelang stasiun tujuan (Tangga naik KA)
Persiapan membuka pintu oleh teknisi 14
Prama-prami siap berdiri di dekat pintu 9 Naik KA
14 15 1 AC, lampu dihidupkan
Clear up peralatan makanan/minuman
Pengambilan bantal dan selimut 13 13 1
Prama-Prami boarding position
2
Pemeriksaan rangkaian oleh kondektur
Pemberian face towel, minuman hangat, snack 12 2
Penyajian audio 12
3 Penumpang duduk
Lingkar Pelayanan
Pemberitahuan menjelang stasiun antara 11 11 3 Informasi pemberangkatan KA
Penumpang 4
Video dihidupkan
Audio-video dimatikan 10
di Atas Kereta
10 4 5 Prama-Prami naik KA
Pemeriksaan & Pembersihan oleh OTC tiap 30'
Pengumuman freesale 9 6 Pengecekan pintu oleh Teknisi
9 5
L = 0,64 m2/orang x V x LF
Dimana:
L = Luas bangunan (m2)
V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu
tahun (orang)
LF = Load factor (80%).
Peron tinggi.
tinggi peron 1000 mm, diukur dari kepala rel
Jarak tepi peron ke as jalan reI, 1600 mm (untuk jalan rel lurusan) dan 1650 mm
(untuk jalan rei lengkungan)
Peron sedang.
tinggi peron 430 mm, diukur dari kepala rel
Jarak tepi peron ke as jalan reI, 1350 mm
Peron rendah.
tinggi peron 180 mm, diukur dari kepala rel
Jarak tepi peron ke as jalan reI, 1200 mm
Dimana:
b = Lebar peron (meter)
V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk
dalam satu tahun (orang)
LF = Load factor (80%).
L = Panjang peron sesuai dengan rangkaian
terpanjang kereta api penumpang yang
beroperasi (meter).
Dr. Ir. Nico Djajasinga, MSc. IPM 16
SIDE PLATFORM
PERON TEPI
/SIDE PLATFORM (2)
PERON PULAU
/ISLAND PLATFORM (3,4)
PERON BUNTU
/BAY PLATFORM (1)
Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimum
PERPARKIRAN (30 %)
RESTORAN (20 %)
PENUNJANG (80 %) PERTOKOAN (20 %)
PERKANTORAN (20 %)
PERHOTELAN (10 %)
FASILITAS PENUNJANG(15)
RUANG TUNGGU PENUMPANG (30 %)
PARKIR KENDARAAN (20 %)
PENITIPAN BARANG (15 %)
KHUSUS (20 %) PERGUDANGAN (15 %)
BONGKAR MUAT BARANG (10 %)
ATM (10 %)
2. Panjang jalan rel efektif merupakan panjang jalan rel yang ditentukan
berdasarkan rangkaian kereta api terpanjang yang dilayani ditambah
minimal 20 meter. Hal ini diperlukan untuk memastikan rangkaian
kereta api berada dalam batas patok bebas (Preipal).
3. Tata letak jalan rel disesuaikan dengan pola operasi yang dilayani.
B
T
Dimana:
T = Waktu perjalanan KA 1 dari stasiun A ke stasiun B
t = Waktu pelayanan pesawat blok di stasiun A setelah KA 1 tiba di stasiun B. Setelah
ini, barulah KA 3 bisa diberangkatkan dari stasiun A ( 5 menit)
K = Angka efisiensi, umumnya 0,7
Dr. Ir. Nico Djajasinga, MSc. IPM 29
Formula kapasitas lintas
American formula
T + T’ + 2t
A
1 2
B
T t T’ t
C =
where:
is the minimum safe headway, in seconds
is the speed of the vehicles
is the reaction time, the maximum time it takes for a following vehicle
to detect a malfunction in the leader, and to fully apply the emergency
brakes.
is the maximum braking deceleration of the follower.
is the maximum braking deceleration of the leader.
is an arbitrary safety factor, greater than or equal to 1.