Anda di halaman 1dari 126

1

KONTRAK PERKULIAHAN

 PJJ Maksimal 13.30 sudah join dengan posisi Kamera On, Mic
Off (kecuali jika diminta oleh Pemateri)
 Tatap Muka 13.00 sudah harus di kelas

 Tugas melebihi Waktu yang ditentukan dianggap Tidak Kumpul

 Tugas Copy Paste dan Tidak Mengerjakan Sendiri diberikan


Nilai 0
 Ujian mencontek diberikan 0

 Format Tugas Ditentukan oleh Pemateri


Pengantar
➢ Fungsi utama transportasi adalah memindahkan orang dan/atau
barang dari suatu tempat ke tempat lainnya.

➢ Transportasi merupakan bagian yang integral dengan kebijakan


pemerintah dibidang pembangunan sosial, ekonomi dan politik.

➢ Skala prioritas kebijakan pemerintah tentang pengembangan


transportasi dalam jangka panjang bertujuan untuk menciptakan
kondisi sistem transportasi yang aman, lancar, murah dan
ramah lingkungan.

➢ Transportasi yang buruk mengakibatkan ekonomi biaya tinggi


berupa kemacetan, penundaan, kecelakaan, ketidak nyamanan,
polusi, pemborosaan energi, waktu dll 3
Sistem Transportasi Nasional
o Sistem Transportasi Nasional adalah keterpaduan dan saling dukung antar
komponen moda transportasi baik darat, laut dan udara yang memungkinkan
terjadinya pola pergerakan penumpang dan barang yang direncanakan dan
dikendalikan oleh pemerintah sehingga lancar, aman, nyaman, murah dan ramah
lingkungan.

o Sistem Transportasi Nasional terdiri dari :


• Sistem Transportasi Darat, meliputi :
❖ Angkutan Jalan Raya
❖ Angkutan Jalan Rel (Kereta api)
❖ Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan.
• Sistem Transportasi Laut, meliputi :
❖ Angkutan Antar Pulau (Regional)
❖ Angkutan Internasional
• Sistem Transportasi Udara, meliputi :
❖ Angkutan Domestik 4
❖ Angkutan Internasional
Sistem Transportasi Kereta Api
Sistem Transportasi Kereta Api adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan prasarana, sarana dan fasilitas penunjang
kereta api untuk penyelenggaraan angkutan kereta api yang
disusun dalam suatu sistem yaitu :

▪ Prasarana kereta api berupa : Jalan rel/jalur ka, Peralatan


persinyalan, Stasiun/Terminal
▪ Sarana kereta api berupa : Lokomotif, Kereta, Gerbong
▪ Sumber Daya Manusia : Pengendali kereta api (PPKP),
Pengatur perjalanan kereta api (Ppka), Masinis, Kondektur,
petugas operasional lainnya. 5
▪ Angkutan : Penumpang, Barang
Prasarana Kereta Api
Stasiun kereta api adalah tempat pemberangkatan dan
pemberhentian kereta api. (PP 72/209)
Stasiun Operasi adalah stasiun kereta api yang memiliki fasilitas
untuk bersilang, menyusul kereta api dan/atau langsir, dan dapt
berfungsi untuk naik/turun penumpang dan/atau muat/bongkar
barang. (PP 72/209)
Stasiun Penumpang, merupakan stasiun kereta api untuk keperluan
naik turun penumpang. (PM 33/2011)
Stasiun Barang, merupakan stasiun kereta api untuk keperluan
muat bongkar barang. (PM 33/2011)
6
Stasiun Operasi merupakan stasiun kereta api untuk keperluan
pengoperasian kereta api.
PETA BEBAN LINTAS

7
PENGERTIAN UMUM
 Peta Beban Lintas adalah gambaran mengenai Jalur KA
termasuk prasarana terpasang dan geografisnya
 Jalur KA adalah jalur/track yang terdiri atas rangkaian
petak jalan rel yang meliputi ruang manfaat jalur kereta
api, ruang milik jalur kereta api dan ruang pengawasan
jalur kereta api termasuk bagian atas dan bawahnya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api (PP. 72 Thn
2009)

8
PENGERTIAN UMUM

 Jaringan Jalur kereta api adalah seluruh jalur kereta api


yang terkait satu dengan yang lain yang menghubungkan
berbagai tempat sehingga merupakan satu sistem (PP No 56 /
2009)
 Jaringan pelayanan Perkeretaapian merupakan kumpulan
lintas pelayanan yang tersambung satu dengan yang lain
menghubungkan lintas pelayanan perkeretaapian dengan
pusat kegiatan, pusat logistik dan antar moda (PP. No 72 /
2009)
 Ruang manfaat Jalur Kereta Api terdiri atas jalan rel dan
bidang tanah di kiri dan kanan jalan rel beserta ruang di kiri,
kanan, atas dan bawah yang digunakan untuk kkonstruksi
jalan rel dan penempatan fasilitas operasi kereta api serta
bangunan pelengkap lainnya (PP. No 56 / 2009) 9
PENGERTIAN UMUM
 Ruang Milik Jalur Kereta Api meliputi bidang tanah di kiri
dan kanan ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk
pengamanan konstruksi jalan rel. (PP. No 56/2009 ps. 57)
 Batas ruang milik jalur KA ini minimum 6 (enam) meter dari batas paling
luar sisi kiri dan kanan ruang manfaat jalur KA (pada permukaan,
dibawah dan di atas permukaan tanah.
 Ruang Pengawasan Jalur Kereta Api meliputi bidang tanah
atau bidang lain di kiri dan kanan ruang milik jalur kereta api
digunakan untuk pengamanan dan kelancaran operasi kereta api
(PP. No 56/2009 ps. 61)
 Batas ruang pengawasan yang terletak pada permukaan tanah adalah 9
(sembilan) meter dari batas paling luar sisi kiri dan kanan ruang milik
jalur kereta api
 Untuk jembatan yang melintasi sungai dengan bentang lebih dari 10
10
meter, batas ruang pengawasan masing-masing 50 meter ke arah hilir dan
hulu sungai
BATAS WILAYAH DAOP / DIVRE
 Batas wilayah merupakan rentang kendali terjauh yang
dimiliki oleh masing-masing Daop atau Divre untuk Jalur
kereta Api
 Batas wilayah ini dipengaruhi oleh kondisi geografis, jaringan
pelayanan dan struktur organisasi perusahaan
 Di Sumatera Jaringan Jalur kereta Api dan wilayah Divre
bersifat tertutup, dalam arti tidak terkoneksi atau tersambung
dengan Jaringan Jalur kereta api Divre lain.
 Di Jawa, Pembagian wilayah disebut dengan Daop (Daerah
Operasi) dan jalur kereta api bersifat terbuka, dalam arti
bahwa semua jalur ka tiap-tiap Daop tersambung atau
terkoneksi membentuk satu jaringan jalur KA di seluruh pulau
Jawa 11
SUMATERA
BSG BLW

MDN
KUL
PBN
TBI KIS

TNB
OPERATING TRACK = 1.264,420 KM
SIR
NON-OPERATING TRACK = 356 KM
RAP

PP

NRS
SWL

Pwk SLK

PD
IDA

TBY

LLG KPT
PBM
ME

BTA
LT
TAM MP
PDD
13
TNK
PJ
JAWA

Jak Bks Ckp


Mer

Rk Dp Pwk Jtb
Cn Bb
Boo Gbn Bj

Tg Sbi
Ppk Pk Sm
Tsm Bjr
Pdl Bd Kej
Pwt Wo
MA
Kts

Kya Kta Mn Bg
Slo
Yk
Bl Bw
KK
Klt
Ml

OPERATING TRACK = 3.074,279 KM


NON-OPERATING TRACK = 1.131,000 KM

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
BATAS WILAYAH DAOP/DIVRE

 Konsekuensi pembagian wilayah dalam satu jaringan jalur


yang utuh adalah munculnya BATAS, Koordinasi serta
pengaturan Regional/Daerah dengan Pusat

 Masing-masing Daop di Jawa mempunyai Batas wilayah fisik


(jalur KA) dan batas wilayah Perka (Perjalanan Kereta Api)

 Batas secara fisik adalah


tempat atau titik
kilometer terjauh dari rentang kendali Daerah
Operasi
 Batas wilayah perka adalah stasiun terjauh dari rentang
kendali Daerah Operasi 26
BATAS WILAYAH DAOP /DIVRE

 Dari sisi pengendalian operasi, stasiun batas wilayah


merupakan batas tanggungjawab keamanan,
kelancaran dan kendali operasi untuk masing-masing
Daop
 Batas wilayah ini juga menjadi dasar penilaian kinerja
masing-masing Daop dalam hal Perka
 Stasiun batas juga merupakan titik atau tempat paling
ujung dalam hal telekomunikasi dalam pengendalian
(PK/OC)
 Setiap stasiun batas wilayah adalah stasiun pemeriksa
(Lapka dan LKDR) kecuali perka menentukan lain 27
BATAS WILAYAH DAOP / DIVRE

 Stasiun Batas wilayah Daerah Operasi :


 Daop I Jak dengan Daop II Bd : st. Cikampek ( 1 )
 Daop I Jak dengan Daop III Cn : st. Cikampek ( 1 )
 Daop II Bd dengan Daop V Pwt : st. Banjar ( 2 )
 Daop III Cn dengan Daop IV Sm : st. Tegal ( 4 )
 Daop III Cn dengan Daop V Pwt : st. Prupuk ( 5 )
 Daop IV Sm dengan Daop VIII Sb : st. Bojonegoro ( 4 )
 Daop IV Sm dengan Daop VI Yk : st. Gundih ( 4 )
 Daop IV Sm dengan Daop V Pwt : st. Tegal ( 4 )
 Daop V Pwt dengan Daop VI Yk : st. Kutoarjo ( 5 )
 Daop VI Yk dengan Daop VII Mn : st. Walikukun ( 7 )
 Daop VII Mn dengan Daop VIII Sb : st. Mojokerto ( 8 )
 Daop VII Mn dengan Daop VIII Sb : st. Blitar ( 8 )
 Daop VIII Sb dengan Daop IX Jr : st. Bangil ( 8 ) 28
KERETA API
KERETA API ADALAH KENDARAAN DENGAN TENAGA GERAK, BAIK
BERJALAN SENDIRI MAUPUN DIRANGKAIKAN DENGAN KENDARAAN
LAINNYA, YANG AKAN ATAUPUN SEDANG BERGERAK DI JALAN REL. (UU
No.23 TAHUN 2007)

OPERASI KERETA API


ARTI LUAS : SEMUA AKTIFITAS/KEGIATAN YANG BERKAITAN
DENGAN MENJALANKAN KERETA API.
ARTI SEMPIT :
a. PERENCANAAN PERJALANAN KERETA API .
b. PENGENDALIAN PERJALANAN KERETA API MELIPUTI
PENGENDALIAN TERHADAP GERAKAN DAN PENGGUNAAN SARANA
(LOKO,KERETA, GERBONG, KENDARAAN REL LAINNYA)
c. EVALUASI PERJALANAN KERETA API.
d. PENGENDALIAN TERHADAP MASALAH YANG TIMBUL KARENA
ADANYA GERAKAN DAN PENGGUNAAN SARANA TERSEBUT. 29
• Dalam Satu Petak Jalan / Petak Blok, Hanya
Diperbolehkan Satu Kereta Api Pada satu waktu
yang bersamaan.
( Petak jalan / Petak blok )

( Petak Blok )
ARAH BLOK
Set. A
J MJ B MB

Set.B
MB B
INTERMIDIATE BLOCK
1 km
• Prasarana, Sarana dan Faktor Pendukung Harus Dalam 30
Kondisi Normal. 30
PRINSIP DASAR
 OPERASI: RIGID / KAKU / TEGAS ➔ KESELAMATAN,
KETEPATAN.

 DALAM SATU PETAK BLOK/PETAK JALAN, HANYA BOLEH


ADA SATU KERETA API. (PD.19/I Ps 35 ayat (4))

 PADAJALUR GANDA KA BERJALAN MELALUI JALUR


KANAN ARAH HULU/HILIR ➔ BERJALAN DI JALUR KIRI
HANYA BILA JALUR KANAN TIDAK DAPAT DILALUI.

31
PETUGAS TIDAK BOLEH SALAH
(PD.19 Jilid I Pasal 35 ayat (6))

Untuk memenuhi ketentuan bahwa satu Petak


Blok/Petak Jalan hanya boleh dilalui satu kereta api
secara bersamaan maka pengaturan pengamanan
menggunakan :

a. Hubungan Blok, atau


b. Pertukaran Warta Kereta Api.

32
Dalam penyelenggaraan urusan perjalanan KA, para operator di lapangan akan selalu
berpedoman pada PERATURAN PERJALANAN KA beserta pendukung lainnya dan diharapkan
pergerakannya dapat terlaksana dengan aman dan tertib, perjalanan KA dilaksanakan setelah
syarat-syarat keamanan terpenuhi.

Persyaratan keamanan itu meliputi ;


1. Keamanan rangkaian
2. Keamanan JALUR yang akan dilalui di stasiun
3. Kemanan petak jalan/BLOK atau jalan bebas yang akan dilalui KA tsb.

PRINSIP DASAR KEAMANAN PERGERAKAN KA


1. Hanya ada satu KA dalam satu petak Blok
Jalur tunggal : Di dalam satu petak jalan pada satu periode waktu tertentu hanya
boleh dijalankan satu kereta api.
Jalur Ganda : Di dalam satu petak jalan pada satu periode waktu tertentu hanya
boleh dijalankan satu kereta api, berlaku untuk masing-masing 33
jalurnya.
2. Arah Hilir/Udik yang dicerminkan dalam nomor KA (Ganjil/Genap)
1. KEEP IT MOVING (Strive for every railway coach and wagon is moving in filled / Usahakan
Angkutan KA berjalan terus dalam keadaan isi).
2. MOVE IT QUICKLY, IT’S CHEAPER THAT WAY ( Moving faster, shortened running/traveling time
/ Kecepatan KA mempengaruhi waktu perjalanan.)
3. REMEMBER THE INTERDEPENDENCE ( The interrelatedness and interdependence within
operational unit / Unit-Unit Prasarana, Sarana dan Operasi Saling tergantung antara satu
dengan yang lainnya)
4. LONG DISTANCE WITH MAXIMUM LOAD IS PROFITABLE ( Angkutan KA akan menguntungkan
untuk angkutan jarak jauh dengan muatan maksimum)
5. IT HAS NO FIXED CAPACITY, IT DEPENDS HOW YOU USE IT ( The capacity of operation
unit is depend on market / Potensi Kapasitas Angkut tidak tetap, tergantung metoda atau
strategi yang digunakan) 34
6. IF YOU DON’T NEED IT, GET IT OUT (The using of operational unit that is over the
needs is squandering and inefficiency of work system / Pengoperasian sarana yang melebihi
kebutuhan akan menambah cost).
7. BEWARE OF THE PEAKS (Special attentions on Peak Seasons / Waspada terhadap Angkutan
Puncak)
8. REALISTIC PLANNING (Realistic planning that suitable with the situation and condition /
Perencanaan yang realistis dapat mencapai hasil yang baik)
9. BE RELIABLE (Reliable and trust is a main factor / Kehandalan dan Kepercayaan adalah Faktor
Utama)
10. IMPROVE THE OPERATION METHODS TO REDUCE COST (Pengembangan metoda operasi
akan mengurangi cost)
35
❑ BERGANDA :
• Semboyan 40 ➔ semboyan 41 ➔ semboyan 35.
• Memperhatikan sinyal dan wesel.
• Tekanan angin pengereman disaksikan oleh PUK, Kdr dan
Ppka.
• Dll.
❑ BERLAPIS (BACK UP) :
• Hubungan Blok terganggu ➔ menggunakan Warta Ka.
• Sinyal tidak dapat ditarik aman ➔ menggunakan MS atau
Isyarat Perintah Masuk.
• Dll.
❑ TERBERAT : 36
• Kedudukan sinyal ragu-ragu ➔ Ka harus berhenti.
2 BATAS LANGSIR 4 WESEL 6 SEPUR KA

1 MS/TPM 3 JPL 5 PREI PAL 1 MS/TPM


8 LAPKA / LKDR 7 SEMBOYAN 1
9 WARTA KA
10 S.40,S.41,S.35 (S.51)
37
11 SILANG / SUSUL
SINYAL BLOK 1/ SINYAL BLOK 2/ SINYAL BLOK 3/
HIJAU KUNING MERAH BLOK 3
BLOK 1 BLOK 2
KA 3 KA 1
1 2 3

BILA KA 1 TELAH MASUK KE DALAM BLOK 3 :


1. SINYAL BLOK 3 MENUNJUKKAN ASPEK CAHAYA MERAH
2. SINYAL BLOK 2 MENUNJUKKAN ASPEK CAHAYA KUNING 38
38
3. SINYAL BLOK 1 MENUNJUKKAN ASPEK CAHAYA HIJAU
KA 3 (BILA ADA) DAPAT MASUK BLOK 1 SAMPAI BLOK 2 DAN Datang SEBELUM SINYAL BLOK
SEMBOYAN

Pesan yang bermakna bagi petugas yang berkaitan dengan perjalan kereta api sebagai :

Isyarat adalah Semboyan yang disampaikan oleh


1 pengatur perjalanan kereta api atau petugas atau pihak
Perintah atau Larangan, yang lain dalam bentuk peragaan, bunyi, atau alat tertentu
ditunjukkan/ diperagakan melalui
Sinyal adalah semboyan tetap yang diperagakan melalui
orang atau alat berupa wujud,
alat berupa wujud, warna dan/atau cahaya
warna, cahaya atau bunyi,
meliputi :
Tanda adalah semboyan berupa alat atau benda untuk
memberikan petunjuk yang berada pada jalur kereta api
atau melekat pada sarana

2 Pemberitahuan tentang kondisi jalur, pembeda, batas dan petunjuk tertentu yang diperagakan melalui Marka. 39
SEMBOYAN

Contoh Semboyan
Keberangkatan Kereta

40
URUSAN PERKA
Urusan perjalanan kereta api adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan
perjalanan kereta api dan pelayanan kereta api. Demikian juga yang
berhubungan dengan perjalanan lori. (PD 19/I ps.2 ayat 1)

KEGIATAN YANG DILAKUKAN


Pengoperasian peralatan persinyalan; Pengamanan petak blok
atau petak jalan; Pengendalian dan/atau pengaturan perjalanan 41 41
kereta api
URUSAN LANGSIR
Pekerjaan menyusun rangkaian kereta api yang akan berangkat atau memisah-
misahkan rangkaian kereta api yang datang, dan juga pekerjaan memindahkan kereta-
kereta, gerbong-gerbong, dan sarana lain dari suatu jalur ke jalur lain di emplasemen
dan tempat lainnya. (PD 19/I ps.2 ayat 9)

KEGIATAN YANG DILAKUKAN


Menyusun (atau memisahkan) kereta-kereta, gerbong-gerbong, dan sarana lain
menjadi satu rangkaian (untuk bongkar/muat), Menggandengkan alat perangkai
dan Menyambungkan (atau Melepas) saluran udara tekan antara lokomotif dan 42
rangkaian. (PD 19/I ps.2 ayat 10-11)
ALUR PERSIAPAN KA BERANGKAT TEPAT
KDT, KDK/PUK JMI OP

SIAPKAN

PANTAU
JMI SAR
KA
J-60’
20.00
3 J
LOK + RANGK. SIAP 21.00
KA BERANGKAT
J-50’
KS/B 20.10 KP SIAP
PANTAU J-2’
PPKA + KP SIAP 20.58
DI SAMPING KA
MONITORING

PK/OC
PPKA BUNYIKAN 20.55 J-5’
GENTA

LOK GANDENG
20.30 LAPKA/LHM SIAP
J-30’ PPKA-WARTA KA
PERCOBAAN REM 20.50
KP-APEL AWAK KA J-10’
PLKA, RAC, POLSUS SIAP

KP + PPKA 20.35 20.45


CEK RANGKAIAN 20.40 J-15’
J-25’ J-20’ PPKA PERSIAPKAN jALUR 43
43
PLKA PASANG UNTUK PEMBERANGKATAN KA
SEMBOYAN 21
44
Awak sarana kereta api adalah petugas yang ditugaskan di dalam kereta api
selama perjalanan kereta api, yang terdiri dari awak kereta api (Masinis dan
AsMas dibantu kondektur, teknisi kereta api, dan/atau petugas lain (Crew
Restorasi, PAM,OTC dll). (PD 19/I ps.7 ayat 1-2)

Awak Kereta Api (Awak KA / Crew KA) bertugas mengoperasikan kereta


api, Untuk Ka Antar Kota Dibantu Asisten Masinis dan Untuk KA
Perkotaan dapat dibantu asisten atau tidak perlu.

Masinis bertindak sebagai pemimpin selama dalam perjalanan kereta api


(PD 19/I ps.7 ayat 3), Saat dinas KA atau Langsir harus patuh pada : Sinyal,
Isyarat, Tanda, Marka, Perintah PPKP, PPKA, Pemimpin Langsir
Asisten Masinis bertugas membantu Masinis dan pada kondisi tertentu
45
harus dapat menggantikan Masinis
PERJALANAN KERETA API
LOK – KERETA - PENGENDALIAN • MERUPAKAN SUATU SISTEM
GRB (OC, PK) ▪ PERENCANAAN,
AWAK KA ▪ PELAKSANAAN,
▪ EVALUASI (UMPAN BALIK),
▪ TINDAK LANJUT
• PELAKSANAAN

PERSIAPAN DI PERJALANAN TIBA DI STASIUN


STASIUN AWAL KERETA API TUJUAN

• PERATURAN PERJALANAN KERETA API


(GAPEKA, MALKA, WAM)
• PERATURAN DINAS
46
( REGULASI OPERASI KA, SOP, DSB)
MENANDAI GARIS PERJALANAN KA DALAM GAPEKA”
PD 19/ jidil 1 pasal 27 AYAT 1 DAN 2 :

1). SELAMA SATU BULAN TAKWIN GARIS PERJALANAN KA DIBERI


Tanda :
a.BENANG HIJAU ; JIKA KA FAKULTATIF ATAU KA
LUAR BIASA MENURUT PPK BERJALAN TIAP HARI
: JIKA KA BIASA MENURUT PPK
DIBATALKAN PERJALANANNYA SETIAP HARI .
2). SETIAP HARI Garis perjalanan ka diberi tanda :
a). BENANG MERAH : jika ka fakultatif atau ka luar biasa yang
telah di umumkan perjalanannya PPK selama satu bulan takwim ,
sebagaimana ayat (1) huruf b , menurut WAM dijalankan untuk paling lama
31 hari, tetapi tidak melebihi masa berlakunya PPK.
b). : jika kereta api biasa atau ka
fakultatif atau ka luar biasa yang telah di umumkan perjalanannya
PPK selama satu bulan takwim , sebagaimana ayat (1) huruf a ,
47
menurut WAM dibatalkan untuk paling lama 31 hari, tetapi tidak
melebihi masa berlakunya PPK.
MENANDAI GARIS PERJALANAN KA DALAM GAEPAKA”
PD 19/ jidil 1 pasal 27 AYAT 3 :

3). Pemberian tanda dengan benang WARNA GANDA untuk kereta api yang
telah DIJALANKAN dengan PPK kemudian dibatalkan atau kereta api
yang telah DIBATALKAN dengan PPK kemudian dijalankan kembali maka:
A. Perjalanan kereta api sebagaimana pada ayat (1) huruf a dan b yang
tergambar dalam Gapeka dapat DIBERI TANDA DUA JENIS BENANG
bersama-sama, yaitu HIJAU dan atau dan
MERAH ;
B. Perjalanan kereta api fakultatif atau kereta api luar biasa yang telah
diumumkan dalam PPK kemudian dibatalkan dengan Wam, apabila
pembatalan tersebut dicabut kembali, akan tetap bertanda benang hijau.
C. Setiap habis masa berlaku Wam, benang merah atau kuning yang telah
dipasang sebagaimana pada ayat (2) harus dicabut, selanjutnya diatur kembali
pemasangan benang untuk hari berikutnya

48
PERATURAN PERJALANAN KERETA API
DIUMUMKAN DIUMUMKAN DIUMUMKAN DIUMUMKAN BATAL
SIFATNYA PENETAPAN
JALAN BATAL JALAN LAGI LAGI
GAPEKA PPK WAM WAM LAIN LAGI
KA BIASA GAPEKA
WAM WAM LAIN WAM LAIN LAGI

PPK WAM WAM LAIN WAM LAIN LAGI


KA
GAPEKA
FAKULTATIF
WAM WAM LAIN WAM LAIN LAGI WAM LAIN LAGI
PPK WAM WAM LAIN WAM LAIN LAGI
KA LUAR
MALKA WAM WAM LAIN WAM LAIN WAM LAIN LAGI
BIASA (PLB)
LAGI
KA LUAR WAM WAM WAM LAIN WAM LAIN WAM LAIN LAGI
BIASA (KLB) LAGI

Penetapan PERKA adalah panduan perjalanan kereta api, yang berisi nomor ka/plb/klb, relasi,
puncak kecepatan ka, jam datang langsung berangkat, catatan perka persilangan penyusulan.
Pengumuman PERKA adalah mengumumkan perjalanan kereta api (KA/PLB/KLB) BERISI hari,
49
tanggal, bulan dan tahun dijalankan dan atau dibatalkan.
JENIS KA MENURUT
SIFATNYA

• Perjalanannya telah tergambar dalam Gapeka dan


BIASA tertulis dalam daftar waktu yang berjalan setiap
hari.

• Perjalanannya telah tergambar dalam Gapeka dan


FAKULTATIF tertulis dalam daftar waktu, tetapi hanya
dijalankan apabila dibutuhkan.

• Perjalanannya belum tergambar dalam Gapeka


LUAR BIASA dan belum tertulis dalam daftar waktu, tetapi
ditetapkan dan diumumkan menurut kebutuhan.
50
• Digunakan untuk angkutan orang, yang susunan
PENUMPANG rangkaiannya dapat ditambah dengan kereta bagasi
untuk angkutan bagasi dan kiriman barang hantaran.

BARANG • Digunakan untuk angkutan barang yang susunan


rangkaiannya menggunakan gerbong atau kereta bagasi.

• Digunakan untuk keperluan dinas.


DINAS • Dinas lok, rangkaian, inspeksi, penolong, dlsb
51
JENIS KA MENURUT KEGUNANNYA
PENUMPANG BARANG

52
52
ANTAR • kereta api yang dijalankan dari stasiun ke stasiun.
STASIUN

• kereta api yang dijalankan dari suatu stasiun ke suatu


KONVOI tempat di jalan bebas pada petak jalan antara dua
stasiun yang berbatasan dan kembali ke stasiun semula.

• lokomotif sendirian yang dipergunakan untuk


LOK mendorong kereta api, tetapi alat perangkai tidak
PENDORONG terkunci dan rantai pengaman tidak difungsikan. (Lok
Kembali ke stasiun asal)

53
• Batas Tertinggi Mengurangi
• Terendah dari Prasarana kelambatan
MAKSIMUM dan Sarana /andil
• Sifat Barang Angkutan kelambatan

• Dibawah Vmaks
• Dihitung dgn Prosentase Perjalanan
OPERASI Normal
(5-20 % Vmaks)

54
54
RADIO
STASIUN KA STASIUN KA CONNECTED STASIUN KA
WAYSTATIONS

UHF RADIO LINK

VHF VHF VHF VHF UHF UHF VHF


LINK LINK

AUDIO &
CONTROL DIGITAL MICROWAVE
PATH RADIO LINK WIRE CONNECTED WAYSTATIONS

TO
CONSOLE TRAIN
EQMT DISPATCHER’S DESK GEDUNG PK
(PUSAT PENGENDALI OPERASI KERETA API)
220 VAC POWER
55
55
PLN SUPPLY SUPLY BACKUP BATTERY
PRASARANA

• JALAN REL
• JEMBATAN Faktor Eksternal
REGULASI dan Internal
• PERSINYALAN
SARANA

• LOKOMOTIF RENCANA
• KERETA PRODUKSI PENGOPERASIAN KA TEPAT /
• GERBONG KA TERLAMBAT
(GAPEKA)
• KRL
• KRD
SDM
KEUANGAN EVALUASI PERJALANAN KA (SIPOKA)

56
PRASARANA KERETA API
Emplasemen Stasiun Kereta
Pola Operasi KA
Api
 Emplasemen Stasiun
 Jalur KA, jalur efektif,
preipal
 Mengatur Keluar Masuk KA
 Bersilang, menyusul
 Berhenti, langsung,
berangkat Kereta Api
 Naik turun penumpang,
muat bongkar barang
57
JEMBATAN KERETA API
Jembatan Kereta Api Jembatan Cisomang

58
PERSINYALAN

59
SARANA PERKERETA APIAN

LOKO, KERETA, KRL


GERBONG KRD
60
SDM OPERASIONAL
Masinis Kereta Api dan PPKA Penjaga Pintu Perlintasan

61
KEUANGAN KERETA API
Transportasi &Akomodasi
Biaya-biaya Operasional
SDM

62
GRAFIK PERJALANAN KA
Gapeka Pendukung Gapeka

 Legenda
 PPK
 Malka
 WAM
 Daftar Waktu
 O.82, O.83,O.100
 Penomoran dan nama KA
 Kapasitas Lintas dan Jarak 63
PERATURAN
DAN REGLEMEN

DEMAND PEMBUATAN RENCANA RENCANA


(SHORT TERM PERJALANAN KA PERKA
DEMAND) (GAPEKA)

SARANA
PRASARANA
SDM
64
RENCANA OPERASI KERETA API YANG BERISI HARAPAN PENDAPATAN
PERUSAHAAN DARI SEKTOR ANGKUTAN

GAPEKA KUMPULAN DIAGRAM WAKTU PERJALANAN DARI SETIAP JENIS/NOMOR KA


SELALU MENUJU SUATU TITIK KOORDINAT DARI SUMBU JARAK DAN WAKTU
SESUAI DENGAN KECEPATAN, DAN MENAMPILKAN SEMUA FASILITAS YANG
BERADA DI STASIUN DAN LINTAS

FUNGSI GAPEKA
1. Peraturan Perjalanan KA
2. Program Produk Jasa Angkutan (Barang/Penumpang)
3. Prakiraan Rugi/Laba
4. Cerminan Seluruh Kegiatan Perusahaan
5. Dasar Pelayanan Jasa Angkutan Barang dan/atau Penumpang 65
6. Dasar Perhitungan Operasi KA Tepat (OKT)
1. Peraturan Perjalanan KA
2. Program Produk Jasa Angkutan (Barang/ Pnp)
3. Prakiraan Rugi/Laba
FUNGSI
4. Cerminan Seluruh Kegiatan Perusahaan
5. Dasar Pelayanan Jasa Angkutan Barang dan/atau
Penumpang
6. Dasar Perhitungan Operasi KA Tepat (OKT)

GAPEKA 1. Jadwal seluruh jenis KA di setiap stasiun baik


berhenti/berangkat atau langsung di lintas yang
bersangkutan.
2. Informasi Prasarana dan Fasilitas Yang ada di
Stasiun maupun di jalan bebas mengenai tata letak
jalur, tempat muat/bongkar, jenis hubungan blok,
Sistem Pengendalian, Tanjakan, Turunan,
ISI Lengkungan, dan lainnya untuk mendukung operasi
KA dan pemasaran jasa angkutan penumpang dan
barang.
66
3. Fungsi dan kedudukan Stasiun, Dipo Lokomotif, dan
sebagainya.
GAPEKA memuat program perjalanan (berdasarkan sifat perjalanannya) :
1. KA yang berjalan setiap hari (KA biasa)
2. KA yang dijalankan pada hari-hari tertentu
3. KA yang tidak dijalankan di hari-hari tertentu, KA yang dijalankan pada hari-hari tertentu
yang berkaitan dengan hari libur atau hari besar nasional lainnya.
4. KA yang garis perjalanannya telah diatur namun belum ditentukan/ diumumkan kapan
KA itu akan dijalankan (KA Fakultatif)

Penyesuaian/Pengubahan GAPEKA dilakukan dengan cara menerbitkan :


1. Maklumat Perjalanan Kereta Api (Malka)
2. Warta Maklumat (WAM),
3. Pemberitahuan tentang perjalanan Kereta api Fakultatif dan Luar Biasa dan tentang
Pembatalan KA biasa pada tiap-tiap hari selama satu bulan takwim (PPK) 67
4. Perubahan dan Tambahan grafik (P&T)
CONTOH GAPEKA

68
PENGENDALIAN
PERJALANAN
KERETA API

69
PERATURAN
DAN REGLEMEN

RENCANA
PERJALANAN PENGATURAN DAN
KA PENGENDALIAN PERKA PERFORMANSI KA
(GAPEKA)

SARANA
PRASARANA
SDM 70
 DILAKUKAN OLEH ORANG YANG
MENGUASAI/BERTANGGUNG JAWAB ATAS PERALATAN
PERSINYALAN (OPERATOR); PPKA, PPKD DAN PPKT.
 PPKA MENGUASAI PERALATAN PERSINYALAN LOKAL DI
STASIUNNYA
 PPKD MENGUASAI PERALATAN PERSINYALAN LEBIH DARI
1 STASIUN.
 PPKT MENGUASAI PERALATAN PERSINYALAN PADA
SISTEM CTC.

71
 DILAKUKAN OLEH ORANG YANG
MENGUASAI/BERTANGGUNG JAWAB ATAS PERALATAN
RADIO KOMUNIKASI.
 PENGENDALI PERJALANAN KA DISEBUT PK (PENGENDALI
KA)
 LOKASI BIASANYA DI PUSDAL OPKA.
 PK MEMPUNYAI TUGAS ANTARA LAIN :
a) TAKTIS KENDALI OPERASI ( x, // ).
b) KOMUNIKASI DENGAN MASINIS DGN RADIO LOK.

c) KOORDINASI ANTAR PK / OC DAOP LAIN YANG


BERBATASAN.
d) PENGECEKAN OLEH OC TRAKSI : KEHANDALAN / 72
KESIAPAN SARANA
1. UPAYAKAN AGAR PERJALANAN KA SESUAI DENGAN GAPEKA.
2. PRIORITAS DALAM PERSILANGAN DAN PENYUSULAN :
a) KA YANG RANGKAIANNYA V.SLAG.
b) KA YANG HARUS MENEMPUH PERJALANAN MASIH LEBIH JAUH.
c) KA YANG KELASNYA LEBIH TINGGI.
d) PERTIMBANGAN TEKNIS DAN TAKTIS PERKA LAINNYA.
3. PEMANTAUAN SETELAH KA BERANGKAT OLEH PETUGAS OC / PPKP:
a) TAKTIS KENDALI OPERASI ( x, // ).
b) KOMUNIKASI DENGAN MASINIS DGN RADIO LOK.
c) KOORDINASI ANTAR PK / OC DAOP LAIN YANG BERBATASAN.
d) PENGECEKAN OLEH OC TRAKSI : KEHANDALAN / KESIAPAN SARANA.
4. SIPOKA :
a) SIPOKA OnLine.
b) PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN SELURUH KEGIATAN
TERKAIT OPKA ( SARANA, SINTELIS, JALAN JEMBATAN, PERKA ). 73
BENTUK GRAFIK PERJALANAN DI
INA Grafik Perjalanan Kereta Api
BENTUK GRAFIK PERJALANAN DI INA
BENTUK GRAFIK PERJALANAN DI INA
BENTUK GRAFIK PERJALANAN DI INA
BENTUK GRAFIK PERJALANAN DI INA
BENTUK GRAFIK PERJALANAN DI INA
BENTUK GRAFIK PERJALANAN DI INA
DATA PENYUSUN
PENYUSUN PERENC. PERJALANAN KA
a. data mengenai ketersediaan dan kondisi prasarana perkeretaapian;
b. data mengenai ketersediaan dan kondisi sarana perkeretaapian;
c. data lalu lintas perjalanan kereta api; dan
d. data permintaan angkutan penumpang dan barang.
PENYUSUN PERENC. PERJALANAN KA
PRASARANA
PENYUSUN PERENC. PERJALANAN KA
PRASARANA
Stasiun Kereta Api merupakan prasarana
kereta api sebagai tempat pemberangkatan
dan pemberhentian kereta api.
(PM 29 Tahun 2011)

Stasiun Stasiun
Stasiun Barang
Penumpang Operasi
stasiun kereta
stasiun kereta stasiun kereta
api untuk
api untuk api untuk
keperluan
keperluan naik menunjang
bongkar muat
turun pengoperasian
barang
penumpang kereta api
EMPLASEMEN STASIUN

Emplasemen stasiun merupakan suatu kawasan dimana terdapat


sekumpulan jalur rel/sepur yang tertata sedemikian rupa sehingga
bisa dipergunakan baik untuk lalu lintas kereta api maupun
gerakan langsiran.
Bagian Jenis Emplasemen
Emplasemen 1. Emplasemen datar (flat-shunted yards)
gerbong-gerbong ditarik / didorong oleh
1. Jalan rel
lokomotif langsir menuju jalur/sepur tertentu
2. Fasilitas
2. Emplasemen sepur tinggi (hump yards)
pengoperasian
Rangkaian gerbong ditarik oleh lokomotif
kereta api
langsir menuju sepur tinggi, kemudian
3. Drainase
dilepaskan satu demi satu atau lebih kearah
jalur yang ditetapkan, berdasarkan tujuan.
Untuk mengatur kecepatan gerbong yang
diluncurkan, digunakan retarders.
3. Emplasemen gravitasi (gravity yards)
hampir mirip dengan hump yard, namun
emplasemen ini sifatnya natural, lebih
disebabkan oleh topografi
DATA STASIUN

 Jumlah dan Panjang Emplasemen


 Letak

 Jenis Persinyalan

Data Lintas
• Gradient
• Batas Kecepatan
PENYUSUN PERENC. PERJALANAN KA
SARANA
PENYUSUN PERENC. PERJALANAN KA
SARANA BERPENGGERAK
PENYUSUN PERENC. PERJALANAN KA
SARANA TANPA BERPENGGERAK
PETAK BLOK
KONVENSIONAL
 Jalur Tunggal
1. Blok Manual Telegraf, Elektro Mekanik dan Elektrik
2. Blok Otomatik Tertutup
 Jalur Ganda
Blok Manual Telegraf, Elektro Mekanik dan Elektrik
1.

2. Blok Otomatik
a. Blok Otomatik Tertutup (Terdekat dilayani dahulu, Terjauh dilayani
dahulu)
b. blok otomatik terbuka
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERSINYALAN
Moving Block System
BLOK OTOMATIK TERBUKA
MOVING BLOCK
HEADWAY JARAK PADA HUBUNGAN
BLOK MANUAL

Jarak Ka Wesel Dgn Ujung


Ka (Lk 3 km), W = 180/V Jarak Stasiun A dgn B
W = 60 x (JA-B)/V,
Minimum
600 m
A B

1.000 m
350 m 500 m
RUMUS HAEADWAY
H = 60 x (JA-B)/V + 180/V + 1
RUMUS HEADWAY MEKANIK
H = HEADWAY 180 + 60 SAB
H= 1 + Vg
SAB = JARAK Set A-B

B
180
V H = HEADWAY
180 1 2
Bc + MINIMUM
V B
c A
Sy. Masuk 3 Km

Min 1000 m Sy. Muka

Min 600 m
HEADWAY PADA HUBUNGAN BLOK
OTOMATIK TERTUTUP DENGAN
PELAYANAN SINYAL TERJAUH
TERLEBIH DAHULU
Jarak Ka Wesel Dgn Ujung
Ka (Lk 3 km), W = 180/V
Warta Masuk Baru Di
Minimum Wartakan
600 m Jarak Lk 500 m

Jarak 350 m

Jarak 1.000 m Jarak 350 m RUMUS HAEADWAY


H = 60 x (JA-B)/V + 150/V + 0,25
RUMUS HEADWAY
OTOMATIK TERTUTUP,
DENGAN PELAYANAN SINYAL 150 + 60 SAB
H = 0,25 + Vg
TERJAUH TERLEBIH DAHULU
H = HEADWAY
SAB = JARAK Set A-B
Sy. Masuk
B
Sy. Muka 150
V H = HEADWAY
1 2
MINIMUM
Bc + 150
V Bc
A
2,5 Km
Sy. Masuk
Sy. Muka
Min 600 m 96
HEADWAY PADA HUBUNGAN BLOK
OTOMATIK TERTUTUP DENGAN
PELAYANAN SINYAL TERDEKAT
TERLEBIH DAHULU

Minimum Minimum Warta Masuk Baru Di


600 m 500 m Wartakan

Minimum
350 m RUMUS HAEADWAY
Jarak 2.000 m
H = 60 x (JA-B)/V + 90/V + 0,25
RUMUS HEADWAY
OTOMATIK TERTUTUP
DENGAN PELAYANAN SINYAL 90 + 60 SAB
TERDEKAT TERLEBIH DAHULU H = 0,25 + Vg
H = HEADWAY
SAB = JARAK Set A-B
Sy. Masuk
B
Sy. Muka 90
V H = HEADWAY
1 2 MINIMUM
90
Bc + Bc
V A
1,5 Km
Sy. Masuk
Sy. Muka
Min 600 m 98
HEADWAY PADA HUBUNGAN BLOK
OTOMATIK TERBUKA DENGAN

Jarak Tampak 2 Panjang Rangkaian


600 meter Petak Blok Lk 200 m

HAEADWAY
H = 60 x 2B + 60/V + 0,25
RUMUS HEADWAY
HEADWAY JARAK
OTOMATIK TERBUKA
JARAK
PETAK BLOK
MINIMUM 600 M

B A
1 PANJANG
B RANGK 200 M
3
60 (2B + 1)
5 H= + 0,25
V

7 B = JARAK BLOK
A
RUMUS PERSILANGAN 180
1. PERSILANGAN 1 +
Vg
Bc = LAMANYA BLOCKING

101
Vg = KEC. GRAFIS 180
V
Bc 180
2 3 Bc +
V

Sy. Masuk 3 Km
Min 600 m Sy. Muka
KAPASITAS LINTAS

ADALAH KAPASITAS
SUATU LINTAS UNTUK
BISA MENANGANI
URUSAN PERJALAN
KERETA API DALAM
PERIODE TERTENTU
(BIASANYA SELAMA 24
JAM)
 FORMULA KAPASITAS LINTAS SANGAT
ERAT HUBUNGANNYA DENGAN FORMULA
PEMBUATAN GAPEKA.
◼ UNTUK MEMBUKTIKAN KEBENARAN SUATU
FORMULA KAPASITAS LINTAS YANG PALING
EFISIEN DAN MEMUNGKINKAN ADALAH

103
SIMULASIKAN PADA GAPEKA.

◼ APABILA TIDAK BISA DISIMULASIKAN, MAKA


FORMULA TERSEBUT TIDAK PERLU
DIPERGUNAKAN (PERLU DITOLAK).

◼ RUMUS ATAU FORMULA GAPEKA DI ATAS SUDAH


DIPERGUNAKAN SEJAK TAHUN 1998
LINTAS & PETAK JALAN
LINTAS ADALAH
RANGKAIAN DARI BEBERAPA

104
PETAK JALAN
(PETAK JALAN ADALAH
PETAK JARAK ANTARA DUA AS
JALAN STASIUN YANG
BERSEBELAHAN)

LINTAS
PERHITUNGAN
❖HEADWAY ADALAH SELANG WAKTU
ANTARA KA MUKA DENGAN KA
BERIKUTNYA, DISINGKAT “H”.
❖PERIODE YANG DIHITUNG BISA BAGIAN

105
DARI 24 JAM, UMUMNYA SELAMA 24
JAM (1440 MENIT).
❖HARUS DIPERHITUNGKAN WAKTU
UNTUK PERAWATAN DAN WAKTU
TERBUANG. KARENA TIDAK SELALU
BISA MEMINIMUMKAN HEADWAY.
❖WAKTU PERAWATAN 20 %, DAN WAKTU
TERBUANG 10 % UNTUK JALUR KEMBAR
DAN 20 % UNTUK JALUR TUNGGAL.
❖ JADI WAKTU OPERASI SEKITAR 70 %
UNTUK JALUR KEMBAR DAN 60 % UNTUK
JALUR TUNGGAL , KODE SINGKATAN “Ŋ”.
❖ KHUSUS JALUR TUNGGAL, FORMULANYA
BAIK DI PERSINYALAN MEKANIK MAUPUN
ELEKTRIK OTOMATIK SAMA SAJA.
❖ KHUSUS JALUR TUNGGAL UNTUK
HUBUNGAN BLOK OTOMATIK TERBUKA,
DAN TERMASUK HUBUNGAN BLOK
OTOMATIK TERTUTUP YANG DIPASANG
SINYAL BLOK TIDAK ADA FORMULANYA,
KARENA PADA KENYATAAN DILAPANGAN
SANGAT TIDAK EFISIEN.
KAPASITAS LINTAS
DIPENGARUHI OLEH :
1. JARAK PETAL JALAN DI JALUR TUNGGAL,
KARENA PERSILANGAN.

107
2. JARAT PETAK BLOK DI JALUR GANDA

3. SYSTEM JALUR (GANDA)

4. PUNCAK KECEPATAN PRASARANA DAN ATAU


SARANA (DIAMBIL KECEPATAN RATA-RATA
TERTIMBANG).

5. JENIS HUBUNGAN BLOK


RUMUS / FORMULA
1. TENTUKAN ALAT PERSINYALAN (SYSTEM
HUBUNGAN BLOK) YANG DIPERGUNA KAN
PADA LINTAS YBS.

108
2. CARILAH PETAK JALAN/BLOK YANG
PALING JAUH JARAKNYA.
3. CARILAH HEADWAY MINIMUM
4. RUMUS KAPASITAS LINTAS

1440
KL = xŊ
H
HEADWAY
1. SINYAL MEKANIK
a. JALUR TUNGGAL

109
H = BC + 180 + 60 SAB
V

H= 1 + 180 + 60 SAB
V

H = HEADWAY
V = KECEPATAN GRAFIS
BC = BLOCKING
SAB = JARAK STASIUN A KE B
JALUR GANDA
H = BC + 180 + 60 SAB
V

H= 1 + 180 + 60 SAB
V

BILA DIPASANG BLOK ANTARA


STASIUN A DENGAN B, MAKA
FORMULA MENJADI :

H = BC + 180 + 120 SAB


V

H= 1 + 180 + 120 SAB


V 110
2. OTOMATIK TERTUTUP
DENGAN PELAYANAN SINYAL
YANG TERJAUH DAHULU.
a. JALUR TUNGGAL, SAMA
DENGAN MEKANIK

H = BC + 180 + 60 SAB
V

H = 1,5 + 180 + 60 SAB


V

111
b. JALUR GANDA
H = BC + 150 + 60 SAB
V

H = 0,25 + 150 + 60 SAB


V

BILA DIPASANG BLOK ANTARA STASIUN A


DENGAN B, MAKA FORMULA MENJADI :

H = BC + 150 + 120 SAB


V

H = 0,25 + 150 + 120 SAB


V
112
3. OTOMATIK TERTUTUP
DENGAN PELAYANAN SINYAL
YANG TERDEKAT DAHULU.
 JALUR TUNGGAL, SAMA
DENGAN MEKANIK

H = BC + 180 + 60 SAB
V

H = 0,25 + 180 + 60 SAB


V

113
JALUR GANDA
H = BC + 90 + 60 SAB
V

H = 0,25 + 90 + 60 SAB
V

BILA DIPASANG BLOK ANTARA STASIUN A


DENGAN B, MAKA FORMULA MENJADI :

H = BC + 90 + 120 SAB
V

H = 0,25 + 90 + 120 SAB


V
114
4. OTOMATIK TERBUKA
1. JALUR TUNGGAL, SAMA
DENGAN MEKANIK

H = BC + 180 + 60 SAB
V

H= 1 + 180 + 60 SAB
V

115
b. JALUR GANDA
60 (2B + 1)
H= V
+ 0,25
SETIAP KA HANYA DIJAMIN SATU ASPEK
HIJAU, BILA INGIN DIJAMIN DUA ASPEK
HIJAU, MAKA FORMULA MENJADI :

60 (3B + 1)
H= V
+ 0,25

116
REKAP FORMULA HEADWAY
JALUR TUNGGAL JALUR KEMBAR
 M H=1+
180 + 60 SAB
V
H= 1 + 180 + 60 SAB

117
 OTJauh V 150 + 60 SAB
H = 0,25 + V
150 + 120 SAB
H = 0,25 + V
90 + 60 SAB
H = 1,5 + 180 + 60 SAB H = 0,25 +
 OTDekat -- sdaV -- V
90 + 120 SAB
H = 0,25 + V

3,6 (2B + 1000)


H= + 0,25
 OB -- sda -- V
KAPASITAS
EMPLASEMEN,
KEMAMPUAN

118
EMLPASEMEN DALAM
MELAYANI URUSAN
PERJALANAN KA DAN
URUSAN LANGSIRAN
DALAM PERIODE
TERTENTU (BIASANYA
SELAMA 24 JAM)
JALAN REL/JALUR YANG DAPAT
DIPERGUNAKAN UNTUK BERHENTI,
BERANGKAT ATAU PARKIR.
119
KAPASITAS EMPLASEMEN
DIPENGARUHI OLEH :
TATA LETAK JALUR.

120
JUMLAH JALUR
PENGGUNAAN/FUNGSI MASING-
MASING JALUR.
ALAT PENGAMANAN
(PERSINYALAN)
SALING MENGGANGGU ANTAR
RUTE JALUR.
KECEPATAN KA/LANGSIRAN
PERCEPATAN/PERLAMBATAN
POLA OPERASI
TATA LETAK JALUR
UNTUK STASIUN AKHIR/BUNTU (TERMINAL)

121
◼ UNTUK STASIUN ANTARA
(BUKAN TERMINAL).

122
◼ UNTUK STASIUN ANTARA DAN
TERMINAL.

123
JUMLAH JALUR
DITENTUKAN OLEH
❖PERSILANGAN (Minimal 2 Jalur).
❖PERSILANGAN DAN PENYUSULAN

124
(Minimal 3 Jalur).
❖JALUR MUAT/BONGKAR BARANG
(Tergantung Volume Kegiatan).
❖DITAMBAH JALUR SIMPAN/NGINAP
(Bila Banyak Sebaiknya Terpisah).
❖DITAMBAH JALUR PERAWATAN
(Bila Banyak Sebaiknya Terpisah).
PENGGUNAAN OPERASI UNTUK
MASING-MASING JALUR
 JALUR PENUMPANG JARAK

125
JAUH/MENENGAH/DEKAT.
 JALUR PENUMPANG KOMUTER
 JALUR BARANG
 KHUSUS UNTUK STASIUN BUKAN
TERMINAL PENGGUNAAN BISA
SECARA ACAK, TERGANTUNG
GAPEKA.
126

Anda mungkin juga menyukai