PERKEMBANGAN
STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS TADULAKO
28 Agustus 2021
DISCLAIMER
Materi dalam slide didasarkan pada PSAP,
bultek ataupun Draft pada saat slide ini
diperesentasikan.
Materi dalam slide ini merupakan materi
pengajaran semata dan bukan ditujukan
untuk memberikan saran atas transaksi
tersebut. Perlakuan akuntansi akan sangat
dipengaruhi oleh lingkungan atau keadaan
transaksi tersebut.
Jika terdapat perbedaan antara materi ini
dengan apa yang dalam standar terkini maka
yang berlaku adalah ketentuan dalam
standar dan publikasi resmi KSAP.
Beberapa contoh, penjelasan lebih lanjut
atas standar merupakan pendapat pribadi
pembicara dan tidak berkaitan dengan
perusahaan atau tempat kerja pembicara.
Agenda
Standar Akuntansi
Pemerintahan
PSAP Baru
3
PART 1
STANDAR
AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK
MENGAPA BELAJAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
• Bekerja di Pemerintah
– Menyusun laporan keuangan untuk akuntabilitas dan transparansi
– Aktivitas terkait dengan keuangan: anggaran, penerimaan dan pengeluaran kas. Pendapatan,
beban dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki.
• Sebagai warga negara
– Memahami APBN / APBD dan Realisasi APBN / APBD
– Memahami belanja negara digunakan untuk apa
– Memahami penerimaan negara dari mana
– Yayasan dan Ormas memperoleh dana dari mana, akuntabilitasnya bagaimana
• Bekerja Kantor Akuntan Publik
– Memahami mekanisme dan sistem keuangan negara
– Memberikan jasa konsultasi pada instansi pemerintah – penyusunan sistem, penyusunan
pedoman akuntansi, kebijakan akuntansi, konsultasi manajemen
– Melakukan audit : audit laporan keuangan atau audit operasional
– Klien sektor publik: Yayasan, organisasi kemasyarakatan
5
APB
N
2021
Asum
si
6
APB
N2021
Penerimaan pajak
7
APB Belanja berdasarkan
N Fungsi
2021
8
Laporan Keuangan Pemerintahan
Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan
Belanja
• Laporan Operasional
• Neraca
• Perubahan Ekuitas
• Laporan Arus Kas
• Catatan atas Laporan Keuangan
• Laporan Realisasi Anggaran
• Laporan Perubahan SAL
9
SEKTOR PUBLIK
PEMERINTAH
PSAP* Akuntansi
AKUNTANSI Keuangan
PADA SEKTOR Akuntansi
Manajemen
NON PUBLIK
PEMERINTAH Sistem
(ENTITAS NON Informasi
LABA) Akuntans
SAK + ISAK 35 i
11
PERAN SEKTOR PUBLIK
• Berperan utama dalam politik, sosial dan ekonomi, karena pemerintah berperan
sebagai regulator
• Manajemen keuangan dan manajemen keuangan publik memegang peranan penting,
karena dalam organisasi tersebut terdapat penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan atau peran entitas tersebut mengalolkasikan sumber daya.
• Aspek keuangannya lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan swasta karena
pada sektor pemerintahan, aktivitas terkait dengan keuangan harus mengikuti
ketentuan regulasi yang lebih banyak.
• Akuntansi Sektor Publik menjadi bagian dalam mata ujian CPA atau CPMA, mata
ujiannya Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
• Dalam beberapa tahun terakhir peran sektor publik non pemerintah dalam ikut
berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat semakin tinggi: Yayasan
Agama, Yayasan Sosial, Yayasan Pendidikan dan Organisasi Kemasyarakatan.
12
Akuntabilitas dan Transparansi – Entitas Publik
• Stakeholder dan masyarakat memerlukan informasi atas entitas publik untuk mengetahui
bagaimana pengelola melaksanakan tugasnya dalam mencapai tujuan organisasi dan bagaimana
sumber daya yang diberikan dikelola.
• Akuntabilitas keuangan entitas sektor publik penting karena sektor publik sebagian besar
memperoleh pendanaan dari masyarakat dalam bentuk sumbangan dana atau kontribusi pajak
untuk entitas pemerintah.
• Organisasi sektor publik memiliki tujuan berbeda dibandingkan dengan organsisasi privat
sehingga pengguna laporan keuangan memerlukan informasi yang berbeda.
– Entitas publik dalam menyusun informasi keuangan membutuhkan standar sehingga terjadi kontrak
kesepakatan antara penyusun, pemakai, pemeriksa dalam menyusun dan memahami informasi
tersebut.
• Tujuan dari entitas publik, besarnya akuntabilitas, ukuran, sumber daya yang dikelola akan
banyak mempengaruhi informasi apa yang disajikan dan standar apa yang akan digunakan untuk
menyusun informasi tersebut.
13
Standar Akuntansi Entitas Nonlaba
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Privat – SAKEP – efektif 1 Januari 2025 (30 Juni 2021)
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), PP 71 tahun 2010, digunakan untuk entitas Pemerintah Pusat
dan Daerah dalam menyusun laporan keuangan. Standar berbasis Akrual, dengan referensi utama IPSAS
/ International Public Sector Accounting Standards.
15
Praktik Akuntabilitas Organisasi Nonlaba di
Indonesia
Tidak ada Tidak membayar PSAP
Ormas yang Menyajikan
keharusan pajak atas laporan
menerima dana menyusun LK, surplus yang
hibah wajib keuangan
kecuali diperoleh untuk dengan Entitas
menyusun menerima yayasan nonlaba
laporan dorongan
hibah 500jt dan pendidikan; stakeholder
keuangan sesuai tot aset bukan Pendapatan Pemerintah /
SAK kepentinga Negara
hibah 20milyar bukan obyek n donatur
pajak
16
PSAK 45 Pelaporan Organisasi Nirlaba
Standar ini per 1 Januari 2020
Hanya mengatur jenis-jenis
laporan keuangan dan digantikan oleh ISAK 35
US GAAP ilustrasi masing-masing
• SFAS 117 Financial laporan
Statement of Not for Profit
Organization
• SFAS 116 Accounting for
Contribution Received and
Contribution Made
17
18
Pendahuluan
Ruang Lingkup
Berlaku untuk entitas berorientasi nonlaba terlepas bentuk badan hukumnya.
Juga berlaku untuk ETAP.
Diterapkan khusus untuk penyajian laporan keuangan
Permasalahan
Interpretasi ini membahas bagaimana entitas berorientasi non laba membuat penyesuaian:
Deskripsi yang digunakan untuk beberapa pos dalam laporan keuangan dan;
Deskripsi yang digunakan untuk laporan keuangan itu sendiri
Interpretasi
Contoh Ilustrasi
23
Standar Akuntansi Pemerintahan
• Standar digunakan untuk menyusun laporan keuangan: Laporan Keuangan SAP Akrual
– Pemerintah Pusat – termasuk LK Kementerian Lembaga
– Pemerintah Daerah – Provinsi, Kabupatan, Kota • Laporan Operasional
– Badan Layanan Umum • Neraca
• Berbentuk Regulasi Pemerintah – PP No 71 tahun 2010 dan • Perubahan Ekuitas
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) untuk tambahan dan Revisi.
• Laporan Arus Kas
• Standar dikembangkan dari praktik akuntansi pemerintah yang
• Catatan atas Laporan
berlaku secara international dan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia. Keuangan
• Acuan standar internasional untuk akuntansi sektor publik • Laporan Realisasi Anggaran
menggunakan International Public Sector Accounting Standard • Laporan Perubahan SAL
(IPSAS)
24
Proses Baku (due process) Penyusunan PSAP sesuai lamp III PP 71/2010
25
PENGATURAN PP 71 / 2010
STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
• SAP Berbasis Akrual Lampiran I
LAMPIRAN I
BASIS • Berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
AKRUAL dapat segera diterapkan
PP71/2010 • Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintah dan 12 PSAP
• Berlaku paling lambat TA 2015
PP
Menjadi
71 • SAP Berbasis Kas Menuju Akrual
201 Lampiran II (PP 24/2005)
• Berlaku selama masa transisi bagi entitas
0
yang belum siap untuk menerapkan SAP
LAMPIRAN II • Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi
BASIS CTA Pemerintah dan 11 PSAP
PP24/2005
• Tidak berlaku mulai TA 2015
26
STRUKTUR STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Disertai Publikasi Lainnya
KERANGKA
KONSEPTUAL
Buletin Teknis
• Buletin Teknis merupakan arahan/ pedoman untuk
STANDAR penerapan PSAP maupun IPSAP.
AKUNTANSI
PEMERINTAHA Surat KSAP – Jawaban atas permasalahan dalam
N praktik
27
Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan
PSAP
Kerangka Konseptual
PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan
PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
PSAP 03 Laporan Arus Kas
PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 05 Akuntansi Persediaan
PSAP 06 Akuntansi Investasi (Revisi 2016) – PMK 223/2016
PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap
PSAP 08 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
PSAP 09 Akuntansi Kewajiban
PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi & Operasi yang Tidak
Dilanjutkan PMK 221/2020
PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAP 12 Laporan Operasional
PSAP 13 Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum PMK 217/2015
PSAP 14 Aset Tak Berwujud - PMK 90/2019
PSAP 15 Peristiwa setelah Tanggal Pelaporan Keuangan – PMK 157 / 2020
PSAP 16 Perjanjian Konsesi Jasa – Pemberi Konsesi – PMK 84 / 2021
PSAP 17 Properti Investasi – PMK 85 / 2021
29
RENCANA PENGEMBANGAN PSAP 2020-
2025
PSAP 2020 PSAP 2021 PSAP 2022
2025
1. PP 71 tahun 2010 (12 PSAP) 1. Kurs Valuta Asing 1. R Kerangka Konseptual
2. BLU 2. Pihak Berelasi 2. R Penyajian Laporan
3. Penurunan Nilai Unit Keuangan
3. R Investasi
Penghasil Kas 3. R Laporan Arus kas
4. Aset tak Berwujud
4. R CALK
PSAP 2025
5. Kebijakan Akuntansi, 4. Penurunan Nilai Unit
Bukan Penghasil Kas 5. R LRA
Perubahan Estimasi dan IMPLEMENTASI
Kesalahan 5. Investasi pada Entitas 6. R Laporan Operasional
Asosiasi 7. R BLU
6. Peristiwa setelah tanggal
Pelaporan 6. Segmen 8. R Laporan Konsolidasi
7. Bantuan Sosial (Social 9. R Investasi
7. Perjanjian Konsesi Jasa
Benefits) 10. R Persediaan
8. Properti Investasi
8. Biaya Bunga 11. R Aset Tetap
9. Provisi, Kewajiban
9. Pendapatan dengan 12. R Aset tak Berwujud
Kontinjensi
10. dan Aset Kontinjensi
Pengaturan Bersama Kewajiban Pelaksanaan
11. Agrikultur 10. Pendapatan tanpa
Kewajiban Pelaksanaan PSAP 2024
12. Imbalan Kerja
11. Sewa PSAP 2023
13. Instrumen Keuangan: SOSIALISASI
Penyajian 12. Analisis Laporan
Keuangan 1. Penyusunan Modul
14. Instrumen Keuangan:
13. Penyajian Informasi Sektor Sosialisasi
Pengakuan &
Pengukuran Pemerintah Umum
15. Instrumen Keuangan:
Pengungkapan
30
INTERNATIONA
L PUBLIC
SECTOR
ACCOUNTING
STANDARD
IPSAS
• Standar akuntansi pemerintahan di dunia mengacu pada IPSAS.
• SAP menggunakan IPSAS sebagai referensi utama dalam penyusunan Standar.
• BPK menyarankan agar KSAP menyusun beberapa standar yang belum ada
dalam SAP namun telah diatur dalam IPSAS.
• LKPP menyajikan Analisis GAP antara SAP dan IPSAS
• IPSAS disusun berdasarkan IFRS dengan pendekatan:
– Standar khusus IPSAS jikga tidak ada IFRS yang mengatur
– Modifikasi jika terdapat perbedaan konsep antara pengaturan pada sektor public dan
privat
– Modifikasi hanya dilakukan dengan menyesuaikan istilah yang lebih tepat untuk
sektor public.
• IPSAS disusun oleh IPSAS Board
32
The Organization of the
IPSASB
The IPSASB sits under the wider parent body of IFAC. The
IPSASB as it stands today was established in 2004.
In November 2011 the terms of reference were expanded not only to set
standards for the general purpose financial statements but also to work
towards strengthening general purpose financial reports (GPFRs).
GPFRs are all the financial reports that are intended to meet the
information needs of users who are unable to require the preparation
of financial reports and are thus designed to meet their specific
information needs.
33
The objective of the IPSASB
34
Developing IPSASs
35
IPSAS
Conceptual Framework
IPSAS Bases
IPSAS 1 Presentation of Financial Statements IAS 1
IPSAS 2 Cash Flow Statements IAS 7
IPSAS 3 Net Surplus or Deficit for the Period, Fundamental Errors and IAS 8
Changes in Accounting Policies
IPSAS 4 The Effects of Changes in Foreign Exchange IAS 21
IPSAS 5 Borrowing Costs IAS 23
IPSAS 6 Consolidated Financial Statements and Accounting for IAS 27
Controlled Entities
IPSAS 7 Accounting for Investments in Associates IAS 28
IPSAS 8 Financial reporting of Interests in Joint Ventures IAS 31
IPSAS 9 Revenue from Exchange Transactions IAS 18
IPSAS 10 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies IAS 29
IPSAS 11 Construction Contracts IAS 11
36
IPSAS
IPSAS Bases
IPSAS 12 Inventories IAS 2
IPSAS 13 Leases IAS 17
IPSAS 14 Events After the Reporting Date IAS 10
IPSAS 15 Financial Instruments: Disclosure and Presentation IAS 32
IPSAS 16 Investment Property IAS 40
IPSAS 17 Property, Plant and Equipment IAS 16
IPSAS 18 Segment Reporting IAS 14
IPSAS 19 Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets IAS 37
IPSAS 20 Related Party Disclosures IAS 24
IPSAS 21 Impairment of Non-Cash Generating Assets IAS 36
IPSAS 22 Disclosure of Financial Information About the General Government Sector -
37
IPSAS
IPSAS Bases
IPSAS 25 Employee Benefits IAS 19
IPSAS 26 Impairment of Cash-Generating Assets IAS 36
IPSAS 27 Agriculture IAS 41
IPSAS 28 Financial Instruments: Presentation IAS 32
IPSAS 29 Financial Instruments: Recognition and Measurement IAS 39
IPSAS 30 Financial Instruments: Disclosure IFRS 7
IPSAS 31 Intangible Assets IAS 38
IPSAS 32 Service Concession Arrangements: Grantor IFRIS 12
IPSAS 33 First time Adoption of Accrual Basis IFRS 1
IPSAS 34 Separate Financial Statements IAS 27
IPSAS 35 Consolidated Financial Statements IFRS 10
IPSAS 36 Investment in Association and Joint Ventures
38
IPSAS
IPSAS Bases
IPSAS 37 Joint Arrangement IFRS 11
39
Recommended Practices Guideline
40
Development of IPSAS
ED Standard Bases
ED 49 Consolidated Financial Statements, as part of its ongoing improvements to International
Public Sector Accounting Standards (IPSAS).
ED 51 Joint Arrangements
ED 52 Disclosure of Interests in Other Entities, as part of its ongoing improvements to
International Public Sector Accounting Standards (IPSASs).
ED 56 The Applicability of IPSASs
ED 57 Impairment of Revalued Assets.
ED 59 Amendments to IPSAS 25, Employee Benefits, as part of an effort to issue a revised
IPSAS 25 to be converged with the underlying IAS 19, Employee Benefits.
ED 60 Public Sector Combinations
ED 61 Amendments to Financial Reporting under the Cash Basis of Accounting (the Cash Basis
IPSAS
ED 62 Amendments to Financial Reporting under the Cash Basis of Accounting (the Cash Basis
IPSAS
ED 63 Social Benefits
ED 64 Leases IFRS 16
ED 66 Long-term Interests in Associates and Joint Ventures (Amendments to IPSAS 36) and
Prepayment Features with Negative Compensation (Amendments to IPSAS 41)
41
Development of IPSAS
ED Standard Bases
ED 67 Collective and Individual Services and Emergency Relief (Amendments to IPSAS 19)
ED 69 Public Sector Specific Financial Instruments, Amendments to IPSAS 41, Financial Instruments
provides guidance on how to account for a number of important categories of financial
instruments that are unique to the public sector.
ED 70 Revenue with Performance Obligations IFRS 15
ED 71 Revenue without Performance Obligations
ED 72 Transfer Expense
ED 73 Covid-19: Deferral of Effective Dates,
ED 74 The addition of non-authoritative guidance to IPSAS 5, Borrowing Costs.
ED 75 proposes an IFRS 16, Leases aligned model for lease accounting in the public sector.
ED 76 Conceptual Framework Update: Chapter 7, Measurement of Assets and Liabilities in
Financial Statements
ED 77 Measurement IFRS 13
ED 78 Property, Plant, and Equipment by adding general measurement guidance and measurement
options when accounting for assets within its scope, identifying the characteristics of heritage and
infrastructure assets, and proposing new guidance on how these important types of public sector
assets should be recognized and measured.
42
FINANCIAL STATEMENT IPSAS
43
PART 3
PERNYATAAN
STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN -
BARU
PSAP 13
PSAP 14
PSAP 15
PSAP 16
PSAP 17
PSAP 10
KEBIJAKAN
AKUNTANSI,
PERUBAHAN
KEBIJAKAN
AKUNTANSI, KOREKSI
KESALAHAN,
ESTIMASII DAN
OPERASI DIHENTIKAN
PSAP 10
Perubahan
Kebijakan Kebijakan Operasi
Koreksi Kesalahan Estimasi
dihentikan
Akuntansi Akuntansi
• Kebijakan akuntansi • Perubahan kebijakan • Kesalahan adalah • Estimasi adalah • Penyajian komparatif
adalah prinsip yang akuntansi kesalahan dalam perkiraan yang tetap dilakukan saat
dipilih dalam diperkenankan karena laporan keuangan digunakan dalam penghentian terjadi
menyusun LK. diharuskan standar atau yang telah diotorisasi menyusun LK • Diungkapan dalam
• Kebijakan akuntansi perubahan akan • Koreksi kesalahan • Perubahan estimasi laporan keuangan.
yang digunakan meningkatkan dilakukan secara dilakukan secara
sesuai dengan standar keandalan dan relevansi retrospektif prospetif.
• Jika tidak ada standar LK. • Prospektif
khusus, gunakan • Penerapan penerapan di tahun
standar lain, kerangka perubahan secara berjalan dan
konseptual dan retrospektif. selanjutnya
pertimbangan • Retrospektif
manajamen penerapan kebijakan
seakan telah
diterapkan dari awal
47
Kebijakan Akuntansi
• Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-
konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih suatu
entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
• Ketika suatu PSAP secara spesifik mengatur suatu transaksi, peristiwa atau
kondisi tertentu, maka kebijakan akuntansi yang diterapkan menggunakan
PSAP dimaksud.
• Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk
transaksi, peristiwa lainnya, dan kondisi yang sejenis, kecuali suatu PSAP secara
spesifik mengizinkan pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi yang
berbeda merupakan hal yang tepat. Jika suatu PSAP mengizinkan pengelompokan
tersebut, maka suatu kebijakan akuntansi yang tepat harus dipilih dan diterapkan
secara konsisten untuk setiap kelompok tersebut.
Kebijakan Akuntansi
• Dalam hal tidak ada PSAP yang secara spesifik mengatur transaksi, entitas menggunakan
pertimbangan mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi, dengan mengacu
pada sumber-sumber berikut ini, dengan hierarki:
a. Ketentuan dalam PSAP yang mengatur hal serupa dan berhubungan dengan kondisi, situasi
atau transaksi terkait;
b. (b) Definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan-LO,
beban, pendapatan-LRA, belanja, pembiayaan, arus kas 28 dan perubahan ekuitas yang
dijelaskan dalam Kerangka Konseptual.
• Dalam melakukan penilaian sebagaimana dinyatakan dalam paragraf 8, entitas juga dapat
mempertimbangkan
a. pernyataan standar terkini yang diterbitkan oleh penyusun standar dan
b. praktik akuntansi yang sehat dan berterima umum baik di sektor pemerintah maupun
sektor swasta, tetapi hanya sebatas yang tidak bertentangan dengan sumber-sumber
sebagaimana dinyatakan dalam paragraf 8.
Perubahan Kebijakan Akuntansi
• Suatu entitas mengubah kebijakan akuntansi hanya apabila:
a. Disyaratkan oleh suatu PSAP, atau
b. Perubahan kebijakan akuntansi tersebut akan menghasilkan informasi yang lebih andal dan
relevan terkait dengan pengaruh transaksi, peristiwa serta kondisi lain dalam penyajian LK.
• Perubahan dari satu basis akuntansi ke basis akuntansi lainnya termasuk dalam perubahan
kebijakan akuntansi.
• Bergantung pada paragraf 20:
– Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat penerapan awal suatu PSAP
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAP tersebut, jika ada, dan
– Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal suatu PSAP yang tidak
mengatur ketentuan transisi atau perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela, maka
entitas menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif.
• Retrospektif adalah penerapan kebijakan akuntansi baru yang berdampak pada 34 laporan
keuangan pada periode sebelumnya.
Perubahan Kebijakan Akuntansi
• Dalam hal terjadi perubahan kebijakan akuntansi, penerapan retrospektif disyaratkan tanpa
melakukan penyajian kembali laporan keuangan yang telah 2 diotorisasi untuk terbit.
• Dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi yang berpengaruh pada
laporan keuangan periode sebelumnya disajikan pada Neraca, dan/atau Laporan Perubahan
Ekuitas serta diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
• Apabila entitas tidak dapat menentukan dampak kumulatif penerapan kebijakan tersebut untuk
seluruh periode sebelumnya, entitas dapat menentukan dampak kumulatif mulai periode yang
paling memungkinkan dalam menerapkan kebijakan baru.
• Dalam hal penerapan retrospektif tidak praktis dilakukan, maka entitas dapat menerapkan
secara prospektif atas dampak perubahan kebijakan akuntansi sejak tanggal praktis paling awal.
Kesalahan
• Kesalahan periode sebelumnya adalah pencatatan atau penyajian yang tidak sesuai dengan
seharusnya dan dikoreksi dalam laporan keuangan tahun berjalan yang timbul dari kegagalan
untuk menggunakan atau kesalahan penggunaan informasi andal yang:
a. Tersedia pada saat laporan keuangan periode tersebut diotorisasi untuk terbit; dan
b. Secara rasional dapat diperoleh dan digunakan dalam penyusunan dan penyajian
laporan
keuangan tersebut.
• Koreksi adalah tindakan pembetulan laporan keuangan agar akun/pos yang tersaji dalam
laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya.
• Kesalahan atas pencatatan asset dan kewajiban yang terjadi pada periode-periode sebelumnya,
apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diotorisasi untuk terbit, dilakukan dengan
pembetulan pada akun kewajiban yang bersangkutan dan akun terkait.
• Koreksi atas kesalahan yang terjadi setelah laporan keuangan diotorisasi untuk terbit
diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan
Estimasi
• Estimasi akuntansi adalah perkiraan elemen laporan keuangan, item atau akun karena tidak
adanya pengukuran yang tepat dan mempunyai dampak terhadap laporan keuangan.
• Perubahan estimasi akuntansi adalah revisi estimasi karena terdapat informasi baru, tambahan
pengalaman dalam mengestimasi, atau perkembangan lain.
• Prospektif adalah penerapan kebijakan akuntansi baru yang hanya berdampak pada periode
berjalan dan periode selanjutnya.
Operasi dihentikan
• Operasi yang dihentikan adalah penghentian sebagian atau seluruh tugas dan fungsi suatu
entitas tertentu yang dapat mengakibatkan beralihnya aset, dan kewajiban, serta berhentinya
operasi.
• Operasi yang dihentikan antara lain berupa:
a. Entitas pelaporan/entitas akuntansi yang dihentikan operasinya berdasarkan ketentuan
perundangan atau penetapan pemerintah.
b. Penghentian tugas dan fungsi, kegiatan, program, proyek yang signifikan mempengaruhi
laporan keuangan entitas pelaporan/entitas akuntansi.
• Agar Laporan Keuangan disajikan secara komparatif, suatu segmen yang dihentikan disajikan
dalam laporan keuangan komparatif walaupun bersaldo nol.
• Pendapatan dan beban atas operasi yang dihentikan dalam periode tahun berjalan sampai
dengan tanggal penghentian, diakuntansikan dan dilaporkan seperti biasa, seolah-olah operasi
itu berjalan sampai akhir tahun Laporan Keuangan.
PSAP 13
BADAN LAYANAN
UMUM
RUANG LINGKUP
56
Perbedaan Entitas Akuntansi dan Pelaporan
60
LAPORAN PERUBAHAN
SALDO ANGGARAN LEBIH
61
NERAC
A
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Neraca BLU menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:
Kas dan setara kas;
Investasi jangka pendek;
piutang dari kegiatan BLU;
persediaan;
Investasi jangka panjang;
aset tetap;
aset lainnya;
kewajiban jangka pendek;
kewajiban jangka panjang; dan
ekuitas.
Kas pada BLU yang sudah dipertanggungjawabkan kepada unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum merupakan
bagian dari Saldo Anggaran Lebih.
Dana kas BLU yang bukan milik BLU diakui sebagai kas dan setara kas.
Kas yang berasal dari sisa dana investasi APBN/APBD diakui sebagai aset lainnya.
Penyetoran kas yang berasal dari pendapatan BLU pada tahun berjalan maupun tahun sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang ekuitas pada BLU penambah ekuitas pada Pemerintah Pusat/Daerah
62
LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang
dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
Struktur Laporan Operasional BLU mencakup pos-pos sebagai berikut:
Pendapatan-LO;
Beban;
Surplus/Defisit dari operasi;
Kegiatan non operasional;
Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa;
Pos Luar Biasa; dan
Surplus/Defisit-LO.
BLU menyajikan pendapatan-LO yang diklasifikasikan menurut sumber pendapatan, yang terdiri dari:
Pendapatan dari alokasi APBN/APBD;
Pendapatan layanan yang bersumber dari masyarakat;
Pendapatan layanan yang bersumber dari entitas akuntansi/entitas pelaporan;
Pendapatan hasil kerja sama;
Pendapatan yang berasal dari hibah dalam bentuk kas/barang/jasa; dan
Pendapatan BLU lainnya.
Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
63
LAPORAN OPERASIONAL
• Laporan Arus Kas pada BLU menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas
dan setarakas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan
pada BLU.
• Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan
transitoris.
• Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan
dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya, tidak termasuk investasi jangka pendek dan setara
kas.
• Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang yang berhubungan
dengan pemberian pinjaman jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka panjang yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi pinjaman jangka panjang dan utang jangka
panjang.
• Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
65
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
66
PENGGABUNGAN LAPORAN KEUANGAN BLU
PADA ENTITAS AKUNTANSI / PELAPORAN
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas BLU
digabungkan pada laporan keuangan entitas akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya.
Seluruh pendapatan, belanja, dan pembiayaan pada LRA BLU dikonsolidasikan ke dalam LRA entitas
akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya.
Laporan Arus Kas BLU dikonsolidasikan pada Laporan Arus Kas unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum.
Laporan Perubahan SAL BLU digabungkan dalam Laporan Perubahan SAL Bendahara Umum
Negara/Daerah dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya.
Dalam rangka konsolidasian laporan keuangan BLU ke dalam laporan keuangan entitas yang
membawahinya, perlu dilakukan eliminasi terhadap akun-akun timbal balik (reciprocal accounts)
seperti pendapatan, beban, aset, dan kewajiban yang berasal dari entitas akuntansi/pelaporan dalam
satu entitas pemerintahan kecuali akun-akun pendapatan dan belanja pada LRA yang berasal dari
entitas akuntansi/pelaporan sebagaimana dinyatakan pada Paragraf 28 huruf b.
67
PENGHENTIAN BLU MENJADI SATKER
Dalam hal Satuan Kerja tidak lagi menerapkan pola pengelolaan keuangan
BLU, maka Satuan Kerja tersebut menyusun laporan keuangan selayaknya
entitas akuntansi pemerintah lainnya, dan Satuan Kerja tersebut harus
menyusun laporan keuangan penutup per tanggal pencabutan statusnya
sebagai BLU.
68
TANGGAL EFEKTIF
69
PSAP 14
ASET TAK BERWUJUD
Ruang Lingkup
Pemerintah Pusat
Pemberian izin
Ruang lingkup Kewenangan
Menarik pajak
ATB yang dimiliki utk
dijual
Hak Penambangan
71
Definisi
72
Jenis Aset Tak Berwujud
• Software yang dapat disimpan dalam media penyimpanan
• Lisensi dan waralaba
• Hak paten dan hak cipta
Berdasarkan Jenis • Hasil kajian/pengembangan yg memberikan manfaat jangka
Sumber Daya
Panjang
• ATB yg mempunyai nilai sejarah/budaya
• ATB dalam pengerjaan
• pembelian
• Pengembangan internal
Berdasarkan Cara • Pertukaran
Perolehan • Kerjasama
• Donasi/hibah
• Warisan budaya/sejarah
Berdasarkan Masa • Terbatas
Manfaat • Tidak terbatas
73
Pengakuan Aset Tak Berwujud
Dapat diidentifikasi
Kemungkinan besar manfaat ekonomi dan sosial atau jasa potensial di masa
mendatang mengalir kepada/dinikmati oleh entitas
74
Keteridentifikasian ATB
Timbul dari
Dapat kesepakat
dipisahkan an yang Seperti hak kontraktual atau hak hukum
Aset ATB memungkinkan untuk mengikat lainnya tanpa memperhatikan apakah
dipisahkan atau dibedakan secara hak tersebut dapat dipindahtangankan
jelas dari aset-aset lain pada suatu atau dipisahkan dari entitas atau dari
entitas hak dan kewajiban lainnya
• Sebagai ilustrasi, suatu entitas membeli perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan modul untuk
kegiatan tertentu.
• Sepanjang perangkat lunak (software) tersebut dapat dipisahkan dari hardware terkait dan memberikan manfaat
masa depan, maka perangkat lunak (software) tersebut diidentifikasi sebagai ATB.
• Perangkat lunak (software) komputer ternyata tidak dapat dipisahkan dari hardware, misal, tanpa adanya
perangkat lunak (software) tersebut hardware tidak dapat beroperasi, maka perangkat lunak (software) tersebut
tidak dapat diperlakukan sebagai ATB tetapi sebagai bagian tak terpisahkan dari hardware dan diakui sebagai
bagian dari peralatan dan mesin. Namun, jika perangkat lunak (software) tersebut dapat dipisahkan dari
hardware, dapat diakui sebagai ATB. Misalnya perangkat lunak (software) dapat dipasang di beberapa hardware
dan hardware tetap dapat dijalankan tanpa tergantung pada perangkat lunak (software) tersebut, maka
perangkat lunak (software) diakui sebagai ATB.
75
Pengendalian ATB
Entitas memiliki
01 kemampuan untuk
memperoleh
manfaat ekonomi di
Entitas masa yang akan
02 membatasi akses datang
pihak lain dalam
memperoleh Dokumen hukum
04
manfaat ekonomi bukan prasyarat yang
dari aset wajib dipenuhi krn
tersebut mgkn terdapat cara
Kemampuan lain utk
03 mengendalian mengendalikan ATB
didasarkan pada
dokumen hukum
76
Manfaat Ekonomi dan Sosial Masa Depan
Manfaat ekonomi
Manfaat ekonomi dapat dapat berupa
menghasilkan aliran masuk pendapatan dari
kas, setara kas, barang atau penjualan barang
jasa ke pemerintah atau jasa
Kemampua untuk
Kemampuan mengukur secara
menggunakan dan
memadai pengeluaran- pengeluaran
memanfaatkan ATB
yang diatribusikan ke ATB selama
terseb
masa pengembangan
ut
Contoh Kegiatan Penelitian dan Kegiatan Pengembangan
Penelitian/Riset Kegiatan/aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan baru (new knowledge);
Pencarian, evaluasi dan seleksi akhir untuk penerapan atas penemuan penelitian atau
pengetahuan lainnya;
Pencarian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem ataupun layanan;
Formula/rumus, rancangan, evaluasi dan seleksi akhir atas alternatif yang tersedia untuk
peningkatan material, peralatan, produk, proses, sistem dan layanan
Pengembanga Desain, konstruksi dan percobaan sebelum proses produksi prototipe atau model
n
Desain, konstruksi dan pengoperasian kegiatan percobaan proses produksi yang belum
berjalan pada skala ekonomis yang menguntungkan untuk produksi komersial;
Desain, konstruksi dan percobaan beberapa alternatif pilihan, untuk bahan, peralatan,
produk, proses, sistem atau pelayanan yang sifatnya baru atau sedang dikembangkan
Biaya Pengembangan Situs Web
81
Perangkat Lunak (Software)
Diperoleh
Diakui
Tidak diakui Diakui
sebagai ATB <12 bulan >12 bulan
sebagai ATB sebagai
sebesar nilai
persediaan
kontraknya
Nilai perolehan tidak
Kesulitan mengidentifikasi Perangkat lunak (software) Nilai perolehan dikapitalisasi
yang merupakan bagian dikapitalisasi
kegiatan pengembangan
integral dari suatu hardware
Kesulitan untuk diakui sebagai bagian harga
perolehan hardware Izin penggunaan tidak Izin penggunaan
mengidentifikasi manfaat dikapitalisasi dikapitalisasi
ekonomi dan sosial masa
depan Perangkat lunak (software)
komputer yang tidak terkait
Kesulitan untuk menentukan dengan hardware
biaya perolehan aset dikapitalisasi sebagai ATB
82
Penelitian dibiayai Instansi Lain
83
Pengukuran ATB
Pengukuran setelah
Perolehan
• Menambah sisa umur
Pengukuran Awal manfaat ekonomis
• Sebesar biaya perolehan; selanjutnya, atau
• Nilai wajar jika biaya • Meningkatkan nilai guna
perolehan tidak tersedia dalam bentuk
peningkatan kapasitas,
efektivitas, efisiensi
84
Amortisasi ATB
85
Penghentian dan Pelepasan ATB
86
Pengungkapan ATB
87
PSAP 15
PERISTIWA
SETELAH
TANGGAL
PELAPORA
N
Peristiwa setelah Tanggal Pelaporan
89
Contoh Peristiwa setelah Tanggal Pelaporan
90
Pengungkapan
91
PSAP 16
PERJANJIAN
KONSESI JASA –
PEMBERI KONSESI
Membedakan Aset Konsesi Jasa, Aset Sewa dan Properti Investasi
Mengatur akuntansi perjanjian konsesi 14 jasa yang dilakukan oleh entitas pemerintah selaku pemberi konsesi.
Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai
untuk menghasilkan pendapatan sewa atau untuk meningkatkan nilai aset atau kedua-duanya, dan tidak untuk: (a)
digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum; atau (b) diserahkan kepada masyarakat.
Properti investasi diklasifikasikan dalam asset non lancar Tanggal Efektif: Tahun Anggaran 2022,
terpisah dari kelompok asset tetap dan asset lainnya Penerapan lebih dini
96
Alih Guna
Persediaan KDP
Dimulainya
sewa
Aset Lainnya
Tidak dpt
disewakan lagi
97
Pelepasan
98
DRAFT PSAP
DALAM PROSES
PENYELESAIAN
PART 4
DRAFT PERNYATAAN
STANDAR
AKUNTANSI
PEMERINTAHA
N
TAHAP PENYELESAIAN
Agrikultur
Pengaturan Bersama
Kontijensi
Ruang Lingkup
PSAP
Existing Agrikultur
102
Contoh Agrikultur
Aset biologis Produk agrikultur Hasil Pemrosesan setelah Panen
Domba Wol Benang, karpet
Sapi perah Susu Keju
Sapi potong Daging potong Sosis
Tebu Tebu panen Gula
Tanaman Teh / Tembakau Daun Teh / Daun Tembakau Teh/ Rokok
Tanaman Anggur Buah anggur Minuman anggur (wine)
Tanaman buah-buahan Buah petikan Buah olahan
Beberapa tanaman, sebagai contoh, tanaman teh, tanaman anggur, tanaman kelapa sawit, memenuhi definisi
tanaman produktif (bearer plants) dan termasuk dalam ruang lingkup Aset Tetap. Namun, produk yang tumbuh
(produce growing) pada tanaman produktif (bearer plants), sebagai contoh, daun teh, dan buah anggur, termasuk
dalam ruang lingkup standar ini
103
PSAP
Agrikultur
Pengakuan
Aset Biologis dan Produk Pengukuran
Agrikultur diakui jika dan
hanya jika: Keuntungan atau Kerugian
Aset
(Gain or Loss)
Entitas mengendalikan aset Produk
biologis sebagai akibat dari Biologis Agrikultur
peristiwa masa lalu;
Aset
Nilai wajar Produk Agrikultur
Besar kemungkinan manfaat Nilai wajar dikurangi Biologis
dikurangi
ekonomik masa depan yang biaya biaya penjualan
terkait dengan aset biologis
tersebut akan mengalir ke penjualan
entitas; dan • Kenaikan nilai asset
Dilakukan pada saat Nilai wajar dikurangi
biologis biaya penjualan pada
pengakuan awal Dilakukan
dan setiap tanggal • Pengakuan awal asset saat panen
Nilai wajar atau biaya pada
perolehan aset biologis dapat pelaporan saat
diukur secara andal. panen
104
Ruang Lingkup
Tidak termasuk sebagai tanaman produktif (bearer plant):
• Tanaman yang dibudidayakan untuk menghasilkan produk agrikultur (misalnya: pohon
yang ditanam dan akan ditebang sebagai potongan kayu);
• Tanaman yang dibudidayakan untuk menghasilkan produk agrikultur ketika
terdapat
kemungkinan
sebagai yang agrikultur,
produk sangat kecilselain
bahwasebagai
entitas penjualan
akan memanen
sisa dan menjual tanaman
pohon yang
(misalnya:
dibudidayakan baik untuk buahnya maupun potongan kayunya); dan
• Tanaman semusim, (misalnya jagung dan gandum).
105
Ruang Lingkup
106
Pengakuan dan Pengukuran
Entitas mengakui aset biologis atau produk agrikultur, jika dan hanya jika:
Entitas memiliki aset biologis sebagai akibat dari peristiwa masa lalu;
Besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan aset biologis
tersebut akan mengalir ke entitas; dan
Nilai wajar atau biaya perolehan aset biologis dapat diukur secara andal.
107
Pengakuan dan Pengukuran
Par.14 Nilai wajar suatu aset didasarkan pada lokasi dan kondisi terkini aset tersebut.
Sebagai contoh, nilai wajar ternak pada suatu peternakan adalah harga pasar ternak
tersebut dikurangi dengan biaya transportasi dan biaya lainnya untuk memindahkan
ternak tersebut dari peternakan menuju ke pasar atau menuju lokasi dimana ternak
tersebut akan didistribusikan dengan atau tanpa biaya.
108
Pengakuan dan Pengukuran
Diukur dengan harga perolehan pada pengakuan awal dan nilai wajar untuk
tahun-tahun setelahnya;
Jika tidak dapat digunakan nilai wajar untuk menilai aset biologis di tahun-tahun
setelahnya dapat digunakan nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan atau impairment. (par 34 IPSAS 27)
109
PENGATURAN BERSAMA
Pengaturan Bersama
(Pengendalian Operasi Bersama
Bersama)
Berdasarkan Ventura Bersama
pengendalian
110
PENGATURAN BERSAMA
pengaturan/perjanjian antara
pengaturan
dua pihak atau lebih
secara bersama menanggung properti (tanah atau bangunan atau bagian dari
risiko usaha tersebut. suatu bangunan atau kedua-duanya, termasuk
infrastruktur yang terintegrasi)
Kontrak/Perjanjian
Tidak
Hak atas Ya
Ya Pengaturan Hak atas Ventura
aset &
Bersama aset neto? Bersama
Kewajiban?
Ya Tidak
Operasi
Bersama
112
PROVISI, KEWAJIBAN KONTINJENSI DAN ASET KONTINJENSI
Kewajiban
Neraca
Aset Kewajiban
Ada Ya
ketidakpa Provisi Provisi
stian?
Utang
Kewajiban
Lainnya
Tidak
114
Provisi dan Kewajiban Kontensi
Kewajiban
yang bersifat
Kontijensi
115
Pengakuan Provisi
116
Kewajiban Kini
20. Dalam beberapa kasus, suatu entitas tidak dapat menentukan secara jelas memiliki
kewajiban kini sebagaimana paragraf 19 (a). Untuk itu, peristiwa masa lalu dianggap
menimbulkan kewajiban kini jika terdapat bukti setelah tanggal pelaporan yang
menyediakan kemungkinan besar terjadinya provisi. (Paragraf 20)
21. Pada sebagian besar kasus, akan terlihat jelas apakah suatu peristiwa masa lalu
dianggap menimbulkan kewajiban kini. Dalam beberapa kasus, suatu entitas tidak dapat
menentukan secara jelas memiliki kewajiban kini. Sebagai contoh pada penyelesaian
kewajiban hukum, entitas menentukan apakah kewajiban kini telah ada pada tanggal
pelaporan dengan mempertimbangkan seluruh bukti yang tersedia, termasuk upaya
lainnya yang dilakukan entitas untuk menyelesaikan kewajiban tersebut (par 21)
117
Perbedaan Provisi dan Kewajiban Kontijensi
118
Pohon Keputusan
Tanggal
Pelaporan
Ya Provisi
Kewajiban Hukum
Peraturan
Perundangan Terdapat nilai
Identifikasi pasti/upaya
Kewajiban
Kewajiban lain setelah
Hukum
Kini tanggal
Kewajiban Hukum pelaporan
Putusan Hukum
Tidak
Kewajiban
Kontijensi
119
Peristiwa Masa Lalu menimbulkan Kewajiban Kini
Peristiwa Mengikat disebut peristiwa masa lalu yang menimbulkan kewajiban kini,
hanya jika:
120
Kemungkinan Keluarnya Sumber
Daya
121
Estimasi Andal atas Kewajiban
122
Pengakuan Provisi
Menimbulkan harapan
Diamanatkan peraturan
pasti
perundangan
pertanggungjawaban
Kewajiban Hukum
123
Kewajiban Kontinjensi
Tidak diakui
Kewajiban Kini :
- Kemungkinan kecil terjadi dengan
tidak tersedianya bukti setelah Kewajiban Kontinjensi
tanggal pelaporan; (Par 32-35)
- Estimasi andal tidak dapat
dibuat
Diungkapkan dalam CaLK
124
Aset Kontinjensi
125
Pengukuran
Pengukuran
Peristiwa Masa Datang (Par 52-54)
Kerugian Operasi di
Masa yang Akan
Datang
Kontrak yang
Memberatkan
Penerapan Aturan
Pengakuan dan Restrukturisasi
Pengukuran
Transfer Kegiatan
Provisi Restrukturisasi
127
Pengungkapan
128
TAHAP PENYUSUNAN
Imbalan Kerja
Pendapatan non Pertukaran
Instrumen Keuangan
Sewa
Penyajian Laporan
Keuangan
Investasi pada Entitas Lain
Selisih Kurs
Penurunan Nilai
Kerangka Draf PSAP Imbalan Kerja
PENDAHULUAN: Tujuan, Ruang Lingkup, Definisi
IMBALAN KERJA JANGKA PENDEK
- Pengakuan dan Pengukuran : Imbalan Jangka Pendek, Cuti berimbalan, Program bagi hasil atau insentif
IMBALAN PASCA KERJA
Perbedaan Program Iuran Pasti dan Imbalan Pasti: Program Multi Pemberi Kerja, Program Imbalan Pasti yang berbagi risiko antara entitas
sepengendali, Program Jaminan Sosial, Imbalan yang dijamin
Imbalan Pasca Kerja Program Iuran Pasti: Pengakuan,Pengukuran, dan Pengungkapan
Imbalan Pasca Kerja Program Imbalan Pasti
Pengakuan dan Pengukuran
Laporan Posisi Keungan
Pengakuan dan pengukuran: nilai kini kewajiban imbalan pasti, biaya jasa kini (metode penilaian aktuarial, asumsi-asumsi aktuarial)
Biaya Jasa lalu serta surplus/defisit atas penyelesaian
Komponen Biaya Imbalan Pasti
Penyajian
Pengakuan dan Pengukuran aset program,
Pengungkapan
IMBALAN JANGKA PANJANG LAINNYA:
Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan
PESANGON : Pengakuan, Pengukuran dan
Pengungkapan
KETENTUAN TRANSISI
TANGGAL EFEKTIF
LAMPIRAN
Pedoman Penerapan
Dasar Kesimpulan 130
Tujuan dan Ruang Lingkup
Pernyataan standar mensyaratkan entitas untuk mengakui:
Tujua a) kewajiban ketika pegawai telah memberikan jasa dan berhak memperoleh imbalan
n Akuntansi
Mengatur kerja yang akan dibayarkan di masa depan; dan
dan Pengungkapan b) beban ketika entitas menikmati manfaat ekonomik yang dihasilkan dari jasa yang
Imbalan Kerja diberikan oleh pegawai yang berhak memperoleh imbalan kerja.
Ruang Lingkup
Diterapkan entitas pemerintah untuk akuntansi seluruh imbalan kerja kepada pegawai di
lingkungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah
Imbalan jangka
Imbalan jangka pendek Imbalan pasca kerja panjang lainnya Pesangon
(antara lain)
Mencakup item imbalan yang tidak
Seluruh imbalan kerja Program imbalan diharapkan untuk diselesaikan
jangka pendek pasti dalam waktu 12 bulan setelah
(Gaji, tunjangan, periode pelaporan, antara lain:
Honorarium dll)
Program iuran pasti • Cuti berimbalan jangka panjang;
• Penghargaan masa kerja atau imbalan
Cuti berimbalan jangka purna jabatan;
pendek • Tunjangan/imbalan cacat permanen;
• Insentif;
• Remunerasi yang ditangguhkan; dan
Bagi hasil pendapatan atau • Kompensasi yang akan dibayar oleh
insentif entitas sampai dengan pegawai
mendapatkan pekerjaan baru (uang
tunggu).
Draft PSAP Imbalan Kerja merujuk
pada IPSAS 39 Employee Benefit
132
Imbalan Pasca Kerja
Iuran pasti
Program imbalan Pengklasifikasian bergantung pada
pascakerja substansi ekonomis dari setiap
Imbalan pasti program
133
Perbedaan Program Iuran Pasti dengan Imbalan Pasti
134
Skema Imbalan Pasca Kerja
PENSION
Employer CONTRIBUTION BENEFIT EMPLOYEE
S FUND
Defined
Contribution DEFINED VOLATIL
Plans (Iuran E
Pasti)
RISK LIMIT
Defined
Benefit Plans VOLATIL DEFINED
(Imbalan E
Pasti)
RISK LIMIT
135
Akuntansi Program Imbalan Pasti
Entitas menentukan jumlah kewajiban (aset) imbalan pasti neto dengan keteraturan yang memadai bahwa jumlah
yang diakui dalam LK tidak berbeda secara material dengan jumlah yang pada akhir periode pelaporan.
137
Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Pasca Kerja - Program Imbalan
Pasti
Penyesuaian ekuitas di Laporan Perubahan Ekuitas (dari pengukuran kembali aset/kewajiban) imbalan pasti
neto, sebesar:
1) Surplus (keuntungan) dan defisit (kerugian) aktuarial
2) Imbal hasil atas aset program, tidak termasuk Bunga neto, dan
3) Setiap perubahan dampak batas atas aset
138
Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan
Pesewa Pesewa (lessor) memberikan hak guna aset (right of use asset) kepada
Penyewa
Lessor penyewa (lessee) Lessee
Pertimbangan Dialokasikan
kepraktisan dapat berdasarkan
tidak dipisahkan estimasi
140
AKUNTANSI SEWA (PESEWA/LESSOR)
Harga
Nilai sewa ditetapkan pasar Merupakan (Dr) Aset
sesuai harga pasar atau transaksi Paragraf 19 (Cr) Kewajiban (pendapatan
tidak memiliki nilai? pertukaran diterima dimuka)
Tidak
memiliki nilai
141
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau d
wimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/