TATALAKSANA PASIEN
PERDARAHAN PASCA SALIN
Tania Alsyabilla, S.Ked
71 2020 007
Setelah bayi lahir, his pada uterus tetap Proses pembekuan darah oleh faktor-faktor
memiliki amplitudo yang sama, hanya pembekuan darah dan penutupan dari
frekuensinya yang berkurang. lumen pembuluh darah tersebut
Hemostasis
Perdarahan dari tempat melekatnya plasenta:
� Hipotonia – atonia uteri
� Retensio Plasenta
Etiologi .
�Gangguan Koagulasi
Etiologi dari perdarahan pascasalin ini, dapat diringkas dengan ”4T” yaitu tonus, tissue, trauma, dan trombosis
Patofisiologi
Klasifikasi Perdarahan
Pasca Persalinan
Diagnostik
Pemeriksaan Fisik
Perdarahan Pasca Salin
Pemeriksaan penunjang
Gejala dan Tanda Komplikasi Diagnosis
Perdarahan segera setelah anak lahir Syok Atonia uteri
Uterus lembek dan tak berkontraksi
Dosis lanjutan IV: 20 unit dalam 1 L Ulangi 0,2 mg IM Oral : 400 mcg 2-4 jam
larutan garam setelah 15 menit. setelah dosis awal
fisiologis dengan 40 (misoprostol)
Bila masih diperlukan
tetes/menit
beri IM/IV setiap 4 IM : 0,25 mg setiap 15
jam menit (PGF2α)
Dosis maksimal per Tidak lebih dari 3 L Total 1 g atau 5 dosis Total 1200 mg atau 3
hari larutan dengan dosis (misoprostol)
oksitosin
Delapan dosis : 2mg
(PGF2α)
Kontra indikasi Pemberian IV secara Preeklampsia, vitium Nyeri kontraksi
cepat / bolus cordis, hipertensi
Asma
Penggunaan Cairan
Penatalaksanaan
Non- Farmakologi
Perlu juga dilakukan tindakan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi, yaitu evakuasi rahim,
kompresi rahim bimanual, pemasangan tampon rahim, transfusi darah dan Tindakan operatif.
Kompresi Bimanual
Pada keadaan dimana masih ada sisa plasenta yang tertinggal, dapat dilakukan:
- Pemberian ureterotonika
- Lakukan eksplorasi digital bila serviks terbuka dan keluarkan bekuan darah dan jaringan. Bila serviks
hanya dapat dilalui oleh instrument, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan vakum manual atau dilatasi
dan kuretase
- Berikan antibiotika profilaksis
Penatalaksanaan sesuai etiologi
Gangguan Pembekuan Darah
• Jika perdarahan yang keluar sedikit, maka pasien dapat diminta untuk tirah baring
untuk sementara waktu, namun tetap diberikan obat-obatan uterotonika oral dan
antibiotik profilaksis.
• Jika perdarahan yang keluar sedang, maka pasien harus diberikan oksitosin IV (20
unit dalam 500cc Ringer Lactate) dan antibiotik parenteral.
• Jika perdarahan yang keluar banyak, maka pasien harus diberikan cairan intravena
dan transfusi darah.
• Jika perdarahan berlanjut setelah pemberian oksitosin atau adanya plasenta yang
tertinggal, dapat dilakukan kuretase.
• Jika masih gagal, dapat dilakukan laparotomi untuk ligase arteri hipogastrika atau
histerektomi.
Algoritma
Perdarahan Pasca Salin
Pencegahan
Untuk mencegah atonia uteri, dapat dilakukan manajemen aktif kala III dan pemberian misoprostol 2-3
tablet peroral setelah bayi lahir. Manajemen aktif kala III terdiri dari pemberian agen uterotonik,
penegangan tali pusat terkendali, penjepitan tali pusat dini, dan pemijatan uterus setelah kelahiran
plasenta. Selain penjepitan tali pusat dini, pemotongan tali pusat juga harus dilakukan dengan cepat dan
tepat.
Koagulasi
intravascula
Syok r
diseminata
Sindrom
Anemia
Sheehan
Kesimpulan