Oleh :
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Lapangan Mahasiswa KKN Mandiri
Dengan ditandatangani Halaman Pengesahan ini, maka telah diterima sebagai salah
satu syarat lulus Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Khusus Masa Pandemik Covid19
Universitas Muhammadiyah Palembang Angkatan 54 Tahun 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya, saya bisa menyelesaikan laporan akhir KKN ini. Penulisan laporan akhir ini
dilakukan dalam rangka memenuhi syarat dalam mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata
Angkatan 54 Universitas Muhammadiyah Palembang RT 29 dan Persyarikatan Ranting
Muhammadiyah 13 Ulu Kelurahan 13 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II, Kota Palembang,
Provinsi Sumatera Selatan. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan akhir ini. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1) Nurul Hutami Ningsih, S.E., M.Si., selaku pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan laporan akhir
kegiatan KKN ini;
2) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan
moral;
3) Ketua RT 29 dan Persyarikatan Ranting Muhammadiyah 13 Ulu yang telah
mengizinkan saya untuk melakukan kegiatan KKN ini;
4) Rekan-rekan KKN serta semua pihak yang telah banyak membantu saya dalam
menyelesaikan laporan akhir kegiatan KKN ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga laporan akhir ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Okta
Isviyanti, S.Ked.
NIM. 712018074
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................. 1
BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI KKN
2.1 Gambaran Keadaan Umum .............................................. ......2
2.2 Gambaran Karakteristik Ekonomi, Kesehatan, Sosial, Pendidikan Dan
Keagamaan Terdampak Covid 19............................................9
2.3 Sejarah Singkat Muhammadiyah...........................................11
1.2 Tujuan
Tujuan dari program ini adalah membuat Peta Dakwah Muhammadiyah di
daerah KKN Mandiri.
1
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KKN
2.1 Gambaran Keadaan Umum
2.1.1 Geografi
Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan dan sekaligus
sebagai kota terbesar serta pusat kegiatan sosial ekonomi di wilayah Sumatera
Selatan. Luas wilayah Kota Palembang adalah sebesar 400,61 km2 atau 40.061 Ha.
Secara geografis, posisi Kota Palembang terletak antara 20 52‟ sampai 30 5‟
Lintang Selatan dan 1040 37‟ sampai 1040 52‟ Bujur Timur dengan ketinggian
rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak Kota Palembang ini cukup strategis
karena dilalui oleh jalur jalan Lintas Pulau Sumatera yang menghubungkan antar
daerah di Pulau Sumatera. Selain itu, di Kota Palembang juga terdapat Sungai Musi
yang berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah dan
merupakan Kota Air.
Daerah Kecamatan Seberang Ulu II terdiri dari 7 (tujuh) Kelurahan dengan luas
wilayah 1 070 Ha yang berbatasan dengan :
Sebelah utara berbatasan dengan Sungai Musi, yaitu di Kecamatan Ilir Timur I dan
Kecamatan Ilir Timur II
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Plaju dan Kecamatan Seberang Ulu I
Adapun 7 (tujuh) kelurahan yang ada di Kecamatan Seberang Ulu II, yaitu :
1. Kelurahan 11 Ulu
2. Kelurahan 12 Ulu
3. Kelurahan 13 Ulu
4. Kelurahan 14 Ulu
7. Kelurahan Sentosa
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kecamatan Seberang Ulu II Dirinci Menurut Kelurahan Pada Tahun 2017
2
Luas
Kelurahan Kode Kelurahan
(Ha) Persentase
Tabel 2.2 Luas Lahan di Kecamatan Seberang Ulu II Dirinci Menurut Kelurahan dan
Jenis Penggunaan Lahan (Ha) Tahun 2017
Lahan Pertanian
Kelurahan
Lahan Untuk
Luas Lahan
Luas Non Pertanian
Pertanian
Lahan Sawah
Bukan Sawah
1. 11 Ulu - - 25.00
- - 17.00
2. 12 Ulu
- - 100.00
3
3. 13 Ulu
4. 14 Ulu - - 109.00
6. 16 Ulu - - 228.00
Tabel 2.3 Luas Tanah Kering di Kecamatan Seberang Ulu II Dirinci Menurut Jenis
Penggunaan Tanah (Ha) Tahun 2016
Kampung/
Kelurahan
Pemukiman Lainnya
17.00 0.00
2. 12 Ulu
100.00 0.00
3. 13 Ulu
109.00 0.00
228.00 0.00
5. Tangga Takat
6. 16 Ulu
4
Tabel 2.4 Jumlah Bangunan di Kecamatan Seberang Ulu II Dirinci Menurut Jenis Bangunan
Pada Tahun 2016
Semi
Kelurahan Permanen Kayu
Permanen
5
2.815 Keluarga. Kelurahan 14 ulu dengan jumlah 7 Rukun Warga (RW) 33
Rukun Tetangga (RT), dan 3036 Keluarga. Kelurahan Tangga Takat dengan
jumlah 10 Rukun Warga (RW) 38 Rukun Tetangga (RT),dan 4.688 keluarga.
Kelurahan 16 ulu dengan jumlah 21 Rumah Warga (RW) 75 Rumah Tetangga
(RT) . Kelurahan Sentosa dengan jumlah 12 Rumah Warga (RW) 46 Rumah
Tetangga (RT).
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kecamatan Seberang Ulu II yang
bertugas di Kantor Camat dan Kantor Lurah berjumlah 59 orang. Terdiri PNS
Kecamatan Seberang Ulu II sebanyak 13 orang,
Kelurahhttps://palembangkota11Ulusebanyak6 orang, Kelurahan 12 Ulu
sebanyak 7 orang, Kelurahan 13 Ulu sebanyak 6 orang, dan Kelurahan 14 Ulu
sebanyak 6 orang, Kelurahan Tangga Takat sebanyak 6 orang, Kelurahan 16
Ulu sebanyak 9 orang, Kelurahan sentosa sebanyak 6 orang.
Sedangkan Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di instansi vertikal
dalam Kecamatan Seberang Ulu II berjumlah 63 orang, yang terdiri dari 45
PNS laki-laki 18 PNS perempuan.
Tabel 2.5 Jumlah Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW) dan Keluarga di Kecamatan Dirinci
Menurut Kelurahan Pada Tahun 2017
Rukun
Kelurahan Rukun Warga Tetangga Keluarga
(RW) (RT)
1. 11 Ulu 4 21 1 960
2. 12 Ulu 3 16 1 548
3. 13 Ulu 6 34 2 815
4. 14 Ulu 7 33 3 036
6. 16 Ulu 21 75 7 509
7. Sentosa 12 46 4 147
6
Jumlah 63 263 25 703
2.1.2 Penduduk
Kepadatan penduduk di Kecamatan Seberang Ulu II berjumlah 94,00
jiwa per Ha (hektare), dimana Kelurahan 12 Ulu memiliki kepadatan penduduk
terbesar dibandingkan dengan kelurahan-kelurahan lain yang ada di Kecamatan
Seberang Ulu II yaitu 1 438,88 jiwa per hektare.
Dilihat dari komposisi penduduk per jenis kelamin, penduduk laki-laki di
Kecamatan Seberang Ulu II lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan, hal
ini dapat dilihat dari sex ratio yang nilainya diatas 100,00 yaitu 100,76 dengan
beda penduduk laki-laki dan perempuan sebanyak 381 orang. Sedangkan dilihat
dari komposisi penduduk berdasarkan pendidikan, penduduk di Kecamatan
Seberang Ulu II lebih banyak yang berpendidikan SMA, baik yang sedang duduk
dibangku SMA maupun yang berpendidikan terakhir SMA, yaitu berjumlah 3.542
jiwa. Penduduk ya terbanyak kedua adalah berpendidikan dan sedang duduk di
bangku SMP yang berjumlah 2.291 jiwa.
Kecamatan Seberang Ulu II didominasi oleh penduduk beragama Islam
yang mencapai 99 persen dari jumlah seluruh penduduk, sedangkan 1 persen
sisanya merupakan penduduk yang beragama protestan, katolik, hindu dan budha.
Tabel 2.6 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk Kecamatan Seberang Ulu II
Tahun 2017
Jumlah
Kelurahan Luas (Ha) Kepadatan
Penduduk Tiap Ha
7
4. 14 Ulu 109,00 14 262 130,84
Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Kecamatan Seberang Ulu II Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio
Pada Tahun 2017
Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Kecamatan Seberang Ulu II Menurut Kewarganegaraan dan
Jenis Kelamin Pada Tahun 2017
WNI WNA
Kelurahan
Perempuan Perempuan
Laki-Laki Laki-Laki
8
1. 11 Ulu 8 054 7 710 - -
9
terdampak Covid-19
2.2.1 Ekonomi
Kecamatan Seberang Ulu II pada Tahun 2017 memiliki realisasi
Pemasukan Pajak Bumi dan Bangunan sebesar 77,49 persen. Jika dibandingkan
antar kecamatan, pencapaian realisasi pajak tertinggi terdapat di Kelurahan 11
Ulu dengan angka pencapaian 94,68 persen.
Kegiatan perekonomian di wilayah Kecamatan Seberang Ulu II secara
keseluruhan ditopang oleh, 3 pasar darurat, 35 supermarket/swalayan, 161
restoran/rumah makan, 1.523 toko/warung kelontong. Selain itu juga terdapat 102
pedagang kaki lima di Kecamatan Seberang Ulu II dan 2 pasar masing-masing di
Kelurahan 14 Ulu dan Sentosa.
Kegiatan Ekonomi pada bidang jasa di Kecamatan Sukarami terdiri dari
101 bengkel kendaraan bermotor, 34 bengkel elektronik, 52 photo copy, 8 biro
agen/perjalanan wisata. Sedangkan itu Kecamatan Seberang Ulu hanya memiliki
1 Akomodasi yang berlokasi di Kelurahan 14 Ulu dengan total 20 karyawan.
2.2.2 Kesehatan
Kesehatan pada dasarnya merupakan salah satu indikator keberhasilaan
pembangunan yang dianggap cukup signifikan, dimana tingkat kesehatan yang
tinggi akan mencerminkan tingkat kesejahteraan yang baik. Untuk mewujudkan
derajat kesehatan di kota Palembang yang optimal, haruslah didukung oleh
sumber daya manusia tenaga kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan,
pembiayaan kesehatan yang memadai, serta kebijakan pembangunan kesehatan
untuk melaksanakan berbagai program yang dapat memberikan kontribusi positif
bagi kesehatan terutama bagi lingkungan dan perilaku masyarakat. Agar dapat
melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di kota Palembang, saat
ini pemerintah telah melengkapi sarana dan prasarana kesehatan yang terdiri atas
rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu klinik bersalin dan puskesmas
keliling. Pada tahun 2010, jumlah rumah sakit di Kota Palembang adalah
sebanyak 26 unit, yaitu: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palembang Bari
yang terletak di Seberang Ulu, dan rumah sakit swasta lainnya serta 39 unit
Puskesmas, 70 Puskesmas Pembantu dan 20 unit puskesmas keliling. Selain itu
terdapat 1 (satu) unit puskesmas terapung. Dengan keberadaan sarana dan
prasarana kesehatan yang memadai, masyarakat dapat menikmati pelayanan
kesehatan secara optimal.
10
2.2.3 Sosial
Sarana pendidikan seperti jumlah sekolah di Kecamatan Seberang Ulu II,
baik negeri maupun swasta pada tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 16 sekolah
TK, 17 Sekolah Dasar (SD), 13 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan 12 Sekolah Menengah Atas (SMA). Sarana
pendidikan negeri dan swasta tersebut digunakan oleh sejumlah murid sekolah
negeri dan swasta yang mengalami perubahan jumlah dari tahun ke tahun.
Selain sarana pendidikan, jumlah fasilitas kesehatan yang ada di
Kecamatan Seberang Ulu II, seperti rumah sakit, rumah sakit bersalin/ rumah
bersalin, poliklinik, puskesmas, dan puskesmas pembantu, pada tahun 2017
masing-masing berjumlah 1 unit, 3 unit, 4 unit, 2 unit, 1 unit. Sedangkan praktek
d kter, praktek bidan, posyandu/ polindes, apotik, dan toko obat pada tahun 2017
masing-masing 9 unit, 22 unit , 43 unit , 10 unit , dan 5 unit.
11
Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari
Maskumambang; juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam
seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani,
Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta
interaksi selama bermukim di Ssudi Arabia dan bacaan atas karyakarya para
pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam
diri Kyai Dahlan. Jadi sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan justru membawa
ide dan gerakan pembaruan, bukan malah menjadi konservatif.
Embrio kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk
mengaktualisasikan gagasan-gagasannya merupakan hasil interaksi Kyai Dahlan
dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama yang
diajarkan Kyai Dahlan, yakni R. Budihardjo dan R. Sosrosugondo. Gagasan itu juga
merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Dahlan di Kweekscholl Jetis di
mana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut secara ekstrakulikuler, yang
sering datang ke rumah Kyai dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang
dirintis Kyai Dahlan tidak diurus oleh Kyai sendiri tetapi oleh suatu organisasi agar
terdapat kesinambungan setelah Kyai wafat. Dalam catatan Adaby Darban, ahli
sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama ”Muhammadiyah” pada mulanya
diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama
Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh
pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian
diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat istikharah (Darban, 2000: 34).
Artinya, pilihan untuk mendirikan Muhammadiyah memiliki dimensi spiritualitas
yang tinggi sebagaimana tradisi kyai atau dunia pesantren.
Gagasan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah tersebut selain untuk
mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan Kyai Dahlan, menurut Adaby
Darban (2000: 13) secara praktis-organisatoris untuk mewadahi dan memayungi
sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang didirikannya pada 1
Desember 1911. Sekolah tersebut merupakan rintisan lanjutan dari ”sekolah”
(kegiatan Kyai Dahlan dalam menjelaskan ajaran Islam) yang dikembangkan Kyai
Dahlan secara informal dalam memberikan pelajaran yang mengandung ilmu
agama Islam dan pengetahuan umum di beranda rumahnya. Dalam tulisan Djarnawi
Hadikusuma yang didirikan pada tahun 1911 di kampung Kauman Yogyakarta
tersebut, merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”, yakni sebuah sekolah agama, yang
12
tidak diselenggarakan di surau seperti pada umumnya kegiatan umat Islam waktu
itu, tetapi bertempat di dalam sebuah gedung milik ayah Kyai Dahlan, dengan
menggunakan meja dan papan tulis, yang mengajarkan agama dengan dengan cara
baru, juga diajarkan ilmu-ilmu umum.
Maka pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8
Dzulhijah 1330 Hijriyah di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi
yang bernama ”MUHAMMADIYAH”. Organisasi baru ini diajukan pengesahannya
pada tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah”
(Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912), yang kemudian baru
disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914. Dalam ”Statuten
Muhammadiyah” yang pertama itu, tanggal resmi yang diajukan ialah tanggal
Miladiyah yaitu 18 November 1912, tidak mencantumkan tanggal Hijriyah. Dalam
artikel 1 dinyatakan, ”Perhimpunan itu ditentukan buat 29 tahun lamanya, mulai 18
November 1912. Namanya ”Muhammadiyah” dan tempatnya di Yogyakarta”.
Sedangkan maksudnya (Artikel 2), ialah: a. menyebarkan pengajaran Igama
Kangjeng Nabi Muhammad Shallalahu „Alaihi Wassalam kepada penduduk
Bumiputra di dalam residensi Yogyakarta, dan b. memajukan hal Igama kepada
anggauta-anggautanya.”
Terdapat hal menarik, bahwa kata ”memajukan” (dan sejak tahun 1914
ditambah dengan kata ”menggembirakan”) dalam pasal maksud dan tujuan
Muhammadiyah merupakan kata-kunci yang selalu dicantumkan dalam ”Statuten
Muhammadiyah” pada periode Kyai Dahlan hingga tahun 1946 (yakni: Statuten
Muhammadiyah Tahun 1912, Tahun 1914, Tahun 1921, Tahun 1931, Tahun 1931,
dan Tahun 1941). Sebutlah Statuten tahun 1914: Maksud Persyarikatan ini yaitu:
1. Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran Igama di Hindia
Nederland,
2. Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang kemauan
agama Islam kepada lid-lidnya.
Dalam pandangan Djarnawi Hadikusuma, kata-kata yang sederhana tersebut
mengandung arti yang sangat dalam dan luas. Yaitu, ketika umat Islam sedang
dalam kelemahan dan kemunduran akibat tidak mengerti kepada ajaran Islam yang
sesungguhnya, maka Muhammadiyah mengungkap dan mengetengahkan ajaran
13
Islam yang murni itu serta menganjurkan kepada umat Islam pada umumnya untuk
mempelajarinya, dan kepada para ulama untuk mengajarkannya, dalam suasana
yang maju dan menggembirakan.
Pada AD Tahun 1946 itulah pencantuman tanggal Hijriyah (8 Dzulhijjah 1330)
mulai diperkenalkan. Perubahan penting juga terdapat pada AD Muhammadiyah
tahun 1959, yakni dengan untuk pertama kalinya Muhammadiyah mencantumkan
”Asas Islam” dalam pasal 2 Bab II., dengan kalimat, ”Persyarikatan berasaskan
Islam”. Jika didaftar, maka hingga tahun 2005 setelah Muktamar ke-45 di Malang,
telah tersusun 15 kali Statuten/Anggaran Dasar Muhammadiyah, yakni berturutturut
tahun 1912, 1914, 1921, 1934, 1941, 1943, 1946, 1950 (dua kali pengesahan),
1959, 1966, 1968, 1985, 2000, dan 2005. Asas Islam pernah dihilangkan dan
formulasi tujuan Muhammadiyah juga mengalami perubahan pada tahun 1985
karena paksaan dari Pemerintah Orde Baru dengan keluarnya UU Keormasan tahun
1985. Asas Islam diganti dengan asas Pancasila, dan tujuan Muhammadiyah
berubah menjadi ”Maksud dan tujuan Persyarikatan ialah menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridlai Allah Subhanahu wata‟ala”. Asas Islam dan tujuan
dikembalikan lagi ke ”masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” dalam AD
Muhammadiyah hasil Muktamar ke-44 tahun 2000 di Jakarta.
Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan itu melekat dengan sikap,
pemikiran, dan langkah Kyai Dahlan sebagai pendirinya, yang mampu memadukan
paham Islam yang ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan orientasi
tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga memberi karakter
yang khas dari kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah di kemudian hari.
Kyai Dahlan, sebagaimana para pembaru Islam lainnya, tetapi dengan tipikal yang
khas, memiliki cita-cita membebaskan umat Islam dari keterbelakangan dan
membangun kehidupan yang berkemajuan melalui tajdid (pembaruan) yang
meliputi aspek-aspek tauhid („aqidah), ibadah, mu‟amalah, dan pemahaman
terhadap ajaran Islam dan kehidupan umat Islam, dengan mengembalikan kepada
sumbernya yang aseli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi yang Shakhih, dengan
membuka ijtihad.
Mengenai langkah pembaruan Kyai Dahlan, yang merintis lahirnya
Muhammadiyah di Kampung Kauman, Adaby Darban (2000: 31) menyimpulkan
hasil temuan penelitiannya sebagai berikut:”Dalam bidang tauhid, K.H A. Dahlan
14
ingin membersihkan aqidah Islam dari segala macam syirik, dalam bidang ibadah,
membersihkan cara-cara ibadah dari bid‟ah, dalam bidang mumalah, membersihkan
kepercayaan dari khurafat, serta dalam bidang pemahaman terhadap ajaran Islam, ia
merombak taklid untuk kemudian memberikan kebebasan dalam ber-ijtihad.”.
Adapun langkah pembaruan yang bersifat ”reformasi” ialah dalam merintis
pendidikan ”modern” yang memadukan pelajaran agama dan umum. Menurut
Kuntowijoyo, gagasan pendidikan yang dipelopori Kyai Dahlan, merupakan
pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek ”iman” dan ”kemajuan”,
sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman
modern tanpa terpecah kepribadiannya (Kuntowijoyo, 1985: 36). Lembaga
pendidikan Islam ”modern” bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan
perkembangan Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok
pesantren kala itu. Pendidikan Islam “modern” itulah yang di belakang hari diadopsi
dan menjadi lembaga pendidikan umat Islam secara umum.
Langkah ini pada masa lalu merupakan gerak pembaruan yang sukses, yang
mampu melahirkan generasi terpelajar Muslim, yang jika diukur dengan
keberhasilan umat Islam saat ini tentu saja akan lain, karena konteksnya berbeda.
15
3.2 Program Kerja
Program Kerja Persyarikatan Muhammadiyah
No. Sub bidang Program dan kegiatan Bentuk Kegiatan Keterangan
A. Pendataan Pendataan jumlah penduduk,
RT, dan warga
muhammadiyah, non
muhammadiyah dan
simpatisan di kelurahan 13 Ulu
B. Pencegahan Covid 19 dan memasuki Penerapan kebijakan New
adaptasi New Normal Normal (memakai
masker, mencuci tangan,
dan jaga
jarak)
b. Melakukan pengajaran
1. Mengunjungi kantor PRM 13 Ulu di Kota Palembang
2. Melakukan tanya jawab dengan pengurus PRM 13 Ulu
3. Mendata kader Muhammadiyah di Lingkungan sekitar
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
17
2. Kelurahan/Desa 7 √ Kecamatan
Seberang Ulu II
memiliki 7
Kelurahan
1. 11 Ulu
2. 12 Ulu
3. 13 Ulu
4. 14 Ulu
5. Tangga
Takat
6. 16 Ulu
7. Sentosa
3. Cabang & Ranting 1 PCM √ 1. PCM
Muhammadiyah 3 PR SEBER
M ANG
ULU II
2. PRM 13
ULU
3. PRM
TANGG
A
TAKAT
4. PRM 16
ULU
TALAN
G
KEMA
NG
4. Masjid/Mushala/Surau
/Langgar - 1. Masjid
- Umum - Al-
2 √ Hikma
- Masjid yang h 1
(Kamp
dibangun
us A)
PDM/PCM
2. Masjid
Al-
Hikmah
2
(Kampus
B)
5. TK/TP Al-Qur’an 1 √ TPA
Aljamia‟atul
Hasanah
(Talang
Kemang)
18
6. Posyandu/Puskesmas/ 2 √ 1. Puskes
RS mas
Nagaswi
dak
2. Puskes
mas
Taman
Bacaan
3. RS
Muham
madiyah
Palemba
ng
7. Organisasi Islam lain -
(NU, DMI),dll
8. Sekolah
(SD,SMP,SMA/SMK,P
TS) - 1. TK
- Umum Aisyiah
II
2. SD
Muham
madiyah
16
6 √ 3. SD
- Persyarikatan Muham
Muhammadiya madiyah
h/ Aisyah 17
4. SMP
Muham
madiyah
6
5. SMA
Muham
madiyah
3
6. SMK
Muham
madiyah
3
7. Universi
tas
Muham
madiyah
Palemba
ng
Di Pondok Pesantren 4 √ 3 Pondok
19
9. Pesantren
Assanadiya
h
4 Pondok
Pesantren
Ar-Riyadh
Palembang
5 Pontren
Darul
Hufadz Abi
Ummi DW
Sarmadi
6 PPTQ
Mutiara
Sunnah
Palembang
20
- Islam 100.631 √ Di Kecamatan
pendudu Seberang Ulu II
- Katolik k terdapat 40
341 Masjid, dan 85
- Protestan pendudu Mushola serta 3
k vihara.
- Budha -
- Hindu 839
pendudu
- Aliran k 31
kepercayaan pendudu
Konghuchu k -
11 Jumlah penduduk
. berdasarkan Etnis
- Asli/pribumi 100.631
- Pendatang/non Pendud
pribumi uk
1.180
Pendud
uk
12 Jarak Desa Desa ke
. ke kecamatan kecamat
ke kabupaten an: 1,6
km
Desa ke
kota: 4
km
13 Fasilitas Angkutan √ Transportasi
. - Menuju desa antar
- Menuju kecamatan di
kecamatan Kota
- Menuju Palembang
kabupaten dapat
menggunakan
becak, angkot,
taxi,
ojek
online,
dan trans
musi.
21
14 Kondisi Tingkat √ Di Kelurahan
. Kesehatan di Desa Seberang Ulu II
untuk fasilitas
kesehatan
terdapat 1
Rumah Sakit, 2
Puskesmas, dan
3 Puskesmas
Pembantu.
15 Kondisi Tingkat √ Baik
. Pendidikan di Desa
16 Kondisi Tingkat √ Baik
. Kesejahteraan di Desa
17 Mata Pencaharian √ Mata
. Pokok penduduk pencaharian
Desa penduduk di
kelurahan
Seberang Ulu II
didominasi oleh
PNS dan
mengurus
rumah tangga.
18 Kondisi Pasar / √ Di Kelurahan
. Lembaga Pemasaran Seberang Ulu II
Di Desa terdapat 3 buah
pasar
tradisional yaitu
Pasar 10 Ulu,
Pasar Pocong,
dan Pasar
Yakin.
. infrastruktur
- Penerangan
- Air Bersih
- Jalan
22
21 Katagori Keadaan √ Basis merah:
. Dakwah lingkungan
- Basis Merah dakwah bukan
- Basis Hijau dari warga
Muhammadiya
h (NU,
atau
organisasi
lainnya). Basis
hijau:
Termasuk di
wilayah
muhammadiyah
dan warga
muhammadiyah
.
22 Penerimaan ZIS √ 1.Pemasukan
. ZIS dari
Januari-Agustus
2020
Rp.189.757.851
,-
2.Pendistribusia
n ZIS
Rp.189.596.000
,-
23 Penerimaan Hewan √ 1.Masjid
. Qurban
AlHikmah
(Kampus A)
2. TPA
Aljamia‟atul
Hasanah
24 Perayaan Hari Besar √ Solat Idul Adha
. Keagamaan di Lapangan
Universitas
Muhammadiya
h Palembang
25 Kondisi Hiburan √ Sudirman Street
. Rakyat (Umumnya)
23
26 Wisata yg ada di Tempat Wisata
. Desa/Kabupaten di Kota
- Alam (berupa) Palembang
- Alternative antara lain:
daerah yang
paling dekat • Jembatan
( dan berupa) ampera
• Masjid
Cheng Ho
Palembang
• Pulau
Kemaro
• Museum
Sultan
Mahmud
Badarudin
II
• Sekanak
Sidewalk
• Al-quraan
Al Akbar
• Air Terjun
Maung
• Punti Kayu
• Benteng
Kuto Besak
• Tugu
Belido
24
Dalam hal ini terdiri dari Kecamatan Seberang Ulu II dan 7 Kelurahan yaitu 11
Ulu, 12 Ulu, 13 Ulu, 14 Ulu, Tangga Takat, 16 Ulu, dan Sentosa.
b. Struktur Pimpinan Muhammadiyah
Dalam hal ini terdiri dari PCM Seberang Ulu II dan PRM yang terdiri dari PRM
13 ULU, PRM TANGGA TAKAT, dan PRM 16 ULU TALANG KEMANG.
c. Jumlah masjid yang dibangun oleh PDM/PCM yaitu Masjid Al-Hikmah 1
(Kampus A) dan Masjid Al-Hikmah 2 (Kampus B).
d. Sarana dan Prasarana Pendidikan yaitu TPA Aljamia‟atul Hasanah (Talang
Kemang), TK Aisyiah II, SD Muhammadiyah 16, SD Muhammadiyah 17, SMP
Muhammadiyah 6, SMA Muhammadiyah 3, SMK Muhammadiyah 3, Pondok
Pesantren Assanadiyah, Pondok Pesantren Ar-Riyadh Palembang, Pontren Darul
Hufadz Abi Ummi DW Sarmadi, PPTQ Mutiara Sunnah Palembang
e. Sarana dan Prasarana Kesehatan yaitu Puskesmas Nagaswidak, Puskesmas
Taman Bacaan, dan RS Muhammaadiyah Palembang.
f. Jumlah pemeluk agama yaitu Islam 100.631 penduduk, Katolik 341 penduduk,
Budha 839 penduduk, dan Hindu 31 penduduk
g. Jumlah etnis pribumi 100.631 penduduk dan jumlah etnis non pribumi 1.180
penduduk.
h. Jarak desa ke kecamatan yaitu 1,6 km dan jarak desa ke kota 4 km.
i. Fasilitas angkutan berupa becak, angkot, taxi, ojek online, dan trans musi.
j. Mata pencaharian pokok penduduk di kelurahan Seberang Ulu II didominasi
oleh PNS dan mengurus rumah tangga
k. Kondisi pasar di Kelurahan Seberang Ulu II terdapat 3 buah pasar tradisional
yaitu Pasar 10 Ulu, Pasar Pocong, dan Pasar Yakin.
l. Kategori keadaan dakwah Basis merah: lingkungan dakwah bukan dari warga
Muhammadiyah (NU, atau organisasi lainnya). Basis hijau: Termasuk di
wilayah muhammadiyah dan warga muhammadiyah.
m. Penerimaan ZIS yaitu pemasukan ZIS dari Januari-Agustus
2020
Rp.189.757.851,- dan Pendistribusian ZIS Rp.189.596.000,-
n. Penerimaan hewan kurban di Masjid Al-Hikmah (Kampus A) dan TPA
Aljamia‟atul Hasanah.
o. Kondisi hiburan rakyat yaitu Sudirman Street
25
p. Wisata yang ada di Kota Palembang yaitu Jembatan ampera, Masjid Cheng Ho
Palembang, Pulau Kemaro, Museum Sultan Mahmud Badarudin II, Sekanak
Sidewalk, Al-quraan Al Akbar, Air Terjun Maung, Punti Kayu, Benteng Kuto
Besak, dan Tugu Belido.
Keterangan diatas merupakan gambaran umum lokasi kegiatan KKN ke-54
Mahasiswa Universitan Muhammadiyah Palembang
26
menyebabkan kondisi kesehatannya menurun. Selama pandemi ini juga aktivitas
diluar rumah yang sering dilakukan sekarang sudah jarang dilakukan karena
masyarakat masih merasa takut akan halnya penyebaran Covid-19 ini. Oleh karena
itu, untuk menanggapi keresahan yang semakin meluas dibutuhkan sebuah
penanganan serius, seperti salah satunya pengadaan sosialisasi tentang virus Corona
kepada masyarakat umum. Mulai dari cara pencegahan, hingga bagaimana
penanganan yang harus dilakukan ketika ada seseorang yang diduga terjangkit.
27
melakukan perjalan yang tidak penting. Dan segera berkonsultasi dengan
dokter/petugas kesehatan ketika timbul gejala.
28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Pada tanggal 10 Agustus 2020 – 28 Agustus 2020 telah dilaksanakan KKN
Mandiri angkatan ke 54 Universitas Muhammadiyah Palembang yang dilaksanakan
di PRM 13 Ulu Kecamatan Seberang Ulu II Kota Palembang. Program kerja
persyarikatan Muhammadiyah Mahasiswa menemui ketua, sekretaris, dan
bendahara PRM 13 Ulu untuk melakukan tanya jawab seputar persyarikatan
Muhammadiyah di Kelurahan 13 Ulu Kecamatan Seberang Ulu II.
Dari observasi dan wawancara dengan pengurus Persyarikatan Ranting
Muhammadiyah didapatkan gambaran secara terperinci mengenai konsisi sosial,
ekonomi, agama, maupun penduduk dilingkungan lokasi KKN mahasiswa
terkhusus lingkungan 13 Ulu Palembang.
5.2 REKOMENDASI
a. Untuk Mahasiswa
1. Mahasiswa disarankan agar mempersiapakan lebih matang lagi dan
memperhatikan alat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja
2. Mahasiswa disarankan harus menyiapkan kemungkinan perubahan waktu
pelaksanaan program kerja dengan lebih memperhatikan tanggal.
3. Mahasiswa diharapkan lebih siap secara fisik dan mental dalam melakukan
program kerja.
29
c. Untuk LPPM Universitas Muhammadiyah Palembang
1. Dapat lebih baik lagi sebagai fasilitator mahasiswa dalam pendampingan
terhadap program KKN Relawan Covid-19.
LAMPIRAN
30
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan KKN
31
Lampiran 2. Surat Keterangan Kegiatan KKN dari Persyarikatan
32
33
2. LAMPIRAN
34