Anda di halaman 1dari 18

TAJUK RENCANA/EDITORIAL

1. Tajuk rencana
Tajuk rencana/editorial merupakan opini atau
sikap resmi media atas suatu hal yang aktual,
atau fenomenal terjadi di masyarakat.
Opini yang dibuat diasumsikan
mewakili/mencerminkan pendapat /sikap
resmi media sebagai lembaga penerbitan
berkala.
Produk jurnalistik cetak
• Suara tajuk bukanlah suara perorangan yang trdapat
dalam pimpinan redaksi, melainkan suara kolektif
wartawan dan karyawan lembaga pers tersebut.
• Tajuk rencana pers papan atas memiliki ciri2 hati-
hati dalam menuangkan ide, normatif, cenderung
konservatif dan menghindari kritik secara langsung.
• Tajuk pers papan atas mempertimbangkan aspek
politis, ketimbang sosiologis.
Produk jurnalistik cetak
• Tajuk pers papan tengah (populer) atau papan
bawah lebih berani, atraktif. Progresif dan kritik
secara terbuka. Bahkan pers papan bawah lebih
mengutamakan aspek sosiologis.
• Hal itu terjadi karena pers papan atas memiliki
kepentingan yang jauh lebih besar ketimbang pers
papan tengah/bawah. Hal itu yang memaksanya
lebih konservatif dan akomodatif. Ini konsep dari
pers modern yang padat karya dan modal
(sumadiria 2004:81-82)
Pengertian
Sebuah tulisan di surat
kabar/koran yang berisi
pendapat/opini redaksi surat
kabar/koran tersebut terhadap
sebuah permasalahan aktual
Perhatikan kutipan tajuk berikut!
Kita tidak terkejut dengan data 5.800 dari 7.400 cagar budaya
kurang terawat (Kompas, 12/3). Pemerintah konon kurang dana
untuk merawat.
Cagar budaya (baca: peradaban fisik sebagai hasil kebudayaan
dalam arti kata benda) rusak, lapuk, atau hilang belum kita
tempatkan sebagai persoalan serius.
Akar masalahnya terletak pada mindset kita. Kita telanjur
menempatkan masa lalu hanya residu masa kini. Selama
mindset ini belum kita bongkar, jangan harap kita
mengalokasikan dana, perhatian, dan penghargaan bagi
pelestarian cagar budaya.
Kebanggaan sebagai bangsa yang memiliki warisan budaya, fisik
dan nonfisik, belum built-in- menyatu. Orang lain kagum, kita
sendiri menistakan.
Fakta dan Opini dalam Tajuk
Dalam sebuah tajuk, biasanya disajikan
terlebih dahulu fakta-fakta tentang sebuah
permasalahan aktual (peristiwa/kejadian/-
fenomena).
Lalu disisipkan opini/pandangan/pendapat
dari redaksi koran tersebut untuk
mengomentari/mengkritisi permasalahan
tersebut.
Oleh karena itu, kita harus hati-hati ketika
diminta untuk menentukan pernyataan fakta dan
opini dalam tajuk. Sebab, keduanya terkadang
sangat tipis perbedaannya dalam tajuk rencana.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
Kita tidak terkejut dengan data
5.800 dari 7.400 cagar budaya
kurang terawat.

Pernyataan di atas termasuk ….

Mengapa ???
Pemerintah konon kurang
dana untuk merawat.
Pernyataan di atas termasuk …
Mengapa ???
Memahami Tajuk
Untuk mengetahui isi/gagasan utama tajuk,
kita bisa menentukannya dari judul tajuk
tersebut (jika disertakan dalam soal).
Namun, apabila tidak, berarti kita harus
membaca intensif tajuk tersebut. Karena,
tajuk biasanya menggunakan bahasa yang
agak sulit dipahami.
Tipe editorial

• Memaparkan atau menginterpretasikan: Redaksi terkadang menggunakan


editorial untuk menjelaskan alasan mengapa medianya mengangkat sebuah
subjek yang sensitif atau kontrovesial.
• Mengkritik: Editorial semacam ini menyampaikan kritik secara konstruktif
terhadap sebuah kebijakan, keputusan, atau keadaan, sembari memberikan
solusi terhadap persoalan yang sudah diidentifikasi. Tujuan editorial semacam
ini adalah agar pembaca dapat melihat persoalan, bukan solusinya.
• Mengajak: Editorial bertipe mengajak bertujuan untuk melihat solusi, bukan
masalah. Dari paragraf pertama, pembaca akan didorong untuk turut
memikirkan solusi yang positif.
• Pujian: Editorial semacam ini mengomentari orang dan lembaga atas sesuatu
yang dilakukan dan memberikan hal yang baik. Editorial ini berbeda dengan
tiga sebelumnya.
 Sifat Tajuk Rencana

• Tajuk rencana mempunyai sifat :


• 1. Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan medianya
bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua mingguan (biweekly)
dan bulanan (monthly).
• 2. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu aspek
sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olah raga
bahkan entertainment, tergantung jenis liputan medianya.
• 3. Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur, kepada para pembacanya
terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk rencana.
• 4. Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang bersangkutan.
Karena setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan berkembang
dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media tersebut
Sebuah editorial memiliki:

• Pendahuluan
• Penjelasan objektif tentang isu
• Sudut pandang yang tengah berkembang
• Opini dari sudut pandang yang berseberangan
• Opini penulis yang disampaikan dengan cara profesional
• Solusi alternatif dari masalah atau isu yang dikritisi. Setiap orang dapat
mengeluhkan sebuah persoalan, namun sebuah editorial yang baik harus
mengambil pendekatan yang proaktif untuk membuat situasi menjadi
lebih baik dengan menggunakan kritik yang konstruktif dan memberi
solusi
•  Sebuah solusi yang padat dan singkat mampu meringkas opini dari
penulis
     Judul Dan Anatomi Tajuk Rencana

• Syarat judul tajuk rencana secara umum sama dengan judul artikel
opini, yaitu harus provokatif, singkat, padat, relevan, fungsional,
informal, representative, dan merujuk pada bahasa baku.
• Anatomi atau rangka utama tajuk rencana terdiri atas pembuka,
pengembang, dan penutup. Tugas pengembang adalah membuat
bahasan tajuk rencana menjadi lebih terfokus. Bahasan tajuk rencana
dapat dikembangkan antara lain dengan menggunakan teknik
penjelasan, kutipan, contoh, dan statistik.
• Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara singkat, logis,
menarik ditinjau dari segi penulisan dengan tujuan untuk
mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol agar
pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut
Tips Menulis editorial:
• Ambil topik penting yang tengah menjadi perhatian publik
• Kumpulkan informasi dan fakta; lakukan riset
• Ungkapkan opini anda dengan singkat
• Uraikan persoalan/isu secara objektif, dan sampaikan alasan mengapa hal ini penting
•  Berikan sudut pandang yang berseberangan
•  Sangkal (bantah) sisi berseberangan itu dengan fakta, detail, angka, atau kutipan
• Berikan pula pengakuan (jika perlu) terhadap sikap yang berseberangan –karena,
meski bertolak belakang dengan sikap kita, itu tentu juga memiliki argumentasi. Ini
agar editorial yang kita buat menjadi rasional
• Ulangi kata-kata kunci untuk menguatkan ide ke pikiran pembaca
• Berikan solusi yang realistis terhadap persoalan
• Akhiri dengan “pukulan” yang mengulangi kata-kata pembuka
• Buatlah sebanyak 500 kata; Jangan pernah gunakan kata “Saya”
Contoh struktur editorial:

• Awali dengan penjelasan


persoalan/isu/kontroversi
•  Hadirkan opini anda
• Sangkal opini yang berseberangan dengan
anda
• Berikan alasan lain atau analogi
• Akhiri dengan “pukulan” yang menohok
Teknik Sajian Struktur Editorial
1. "Lead" dengan penjelasan yang objektif terhadap isu/kontroversi
tertentu. Jangan lupa menyertakan prinsip 5W 1H.
* Tariklah beragam fakta dan kutipan dari bahan-bahan yang relevan.
* Untuk memperkuat posisi, lakukan riset tambahan seperlunya.
 
2. Kemukakan opini oposisi Anda terlebih dahulu.
Sebagai penulis editorial, Anda tidak hendak menyetujui suatu opini
yang mengemuka. Identifikasikan pihak-pihak yang bertentangan
dengan Anda.
* Gunakan beragam fakta dan kutipan untuk menyatakan opinin
mereka secara objektif.
* Berikan posisi oposisi yang kuat. Anda tidak akan mendapat apa
pun kalau menyanggah posisi yang lemah
Teknik Sajian Struktur Editorial
3. Sanggah keyakinan pihak oposisi secara langsung.
Sebelum benar-benar menyanggah, artikel Anda dapat diawali dengan sebuah transisi.
* Tariklah fakta-fakta dan kutipan-kutipan dari orang-orang lain yang mendukung posisi
Anda.
* Akui poin yang valid dari pihak oposisi yang akan membuat Anda tampak rasional, yang
mempertimbangkan seluruh pilihan.
 
4. Berikan alasan/analogi asli lainnya.
Untuk mempertahankan posisi Anda, berikan alasan yang disajikan dalam urutan semakin
kuat.
* Gunakan alusi budaya atau literer yang akan memberikan kredibilitas dan rasa inteligensi.
5. Simpulkan dengan tegas.
Berikan solusi dari masalah atau tantang pembaca untuk berbagian memecahkan masalah.
* Sebuah kutipan akan efektif, khususnya jika berasal dari sumber terpercaya.
* Pertanyaan retoris dapat menjadi simpulan yang efektif juga. Sebab sering kali pertanyaan
seperti ini menyadarkan kalangan tertentu
Contoh

Anda mungkin juga menyukai