Anda di halaman 1dari 14

MENGELOLA MASJID

DI ERA DIGITAL

Emma Himayaturohmah
[Widyaiswara PAI
Balai Diklat Keagamaan Bandung]

WORKSHOP
MANAJEMEN PEMBERDAYAAN MASJID
DI JAWA BARAT
PROGRAM KEAGAMAAN JABAR JUARA

PESANTREN JUARA

MASJID JUARA

ULAMA JUARA

SADESHA JUARA
 Secara metaforik, Jawa Barat boleh disebut sebagai
Provinsi Sejuta Masjid, saking banyaknya jumlah
rumah ibadah umat Islam yang ada di wilayah ini.

MASJID  Jawa Barat memiliki lebih dari 50.000 masjid dan


DI JAWA BARAT 40.000 mushala. Sementara, jumlah masjid yang
ada di seluruh Indonesia berkisar di angka 800.000,
bahkan mungkin sudah menyentuh angka sejuta.
Bahkan, lebih.
 Saat ini, kalau pergi ke mana saja, kita bisa dengan
mudah menemukan masjid, baik di perkantoran, sekolah
hingga pusat perbelanjaan atau mall. Keberadaan masjid
di pusat perbelanjaan dapat membuat pusat perbelanjaan
itu menjadi semakin ramai, karena memudahkan umat
MASJID ADA Muslim beribadah di sana.
DI MANA_MANA  Sebagai contoh, jika bapak ibu jalan-jalan ke pusat
perbelanjaan Trans Studio Mal di Bandung, begitu
memasuki gerbangnya kita akan disambut dengan
sebuah masjid besar yang cantik. Begitulah keadaannya
sekarang.
 Selama kurang lebih dua dasawarsa terakhir, dari tahun
2000-an ke sini, kita menyaksikan semangat umat yang
luar biasa dalam membangun masjid.
 Tetapi, pertanyaannya kemudian adalah: Seberapa jauh
mesjid-mesjid itu berfungsi secara maksimal bagi
PERAN MASJID masyarakat sekitarnya, terlebih di masa pandemi seperti
sekarang? Bagaimana pula mengelola masjid di era yang
sudah serbadigital seperti sekarang?
 Pada titik inilah mestinya masjid turut andil mengatasi
masalah dan membantu menenteramkan sekaligus
memberdayakan masyarakat.
 Masjid bahkan harus memunculkan dirinya sebagai
pusat solusi atas situasi pandemi yang telah
menimbulkan dampak luas dalam berbagai sektor
KOMITMEN kehidupan di tengah-tengah masyarakat Jawa Barat.
 Masjid bahkan harus menjadikan dan memunculkan
dirinya sebagai pusat solusi atas situasi pandemi yang
telah menimbulkan dampak luas dalam berbagai sektor
kehidupan di tengah-tengah masyarakat Jawa Barat.
 Masjid juga harus dikelola dengan semangat zaman:
Pada zaman digital seperti saat ini, maka masjid juga
harus dikelola dengan pendekatan digital.
DIGITALISASI MASJID

Pandemi Covid-19 telah


memberikan dampak yang
sangat signifikan dalam
pengelolaan masjid dan
berbagai pelaksanaan ibadah
di dalamnya.
 Situasi
pandemi telah memaksa masjid
untuk melakukan revitalisasi peran dan
fungsi di tengah-tengah masyarakat. .
DARI  Para Pengelola Masjid [DKM] harus terus
KONVENSIONAL melakukan inovasi dalam pemberian layanan
KE DIGITAL jamaah.
 Situasi pandemi memerlukan berbagai terobosan
baru agar tetap bisa survive dengan segala
kondisi.
 Pandemi Covid-19 memaksa setiap orang beralih
dari tatanan dan kebiasaan konvensional menjadi
serba digital.
 Digitalisasi masjid telah menjadi sesuatu yang tak
terhindarkan.
DIGITALISASI MASJID
DAN LITERASI DIGITAL
SDM MASJID
MELEK TEKNOLOGI

Digitalisasi masjid adalah


keniscayaan bagi para
pengelola dengan tidak
mengenyampingkan
mekanisme konvensional.
 
Digitalisasi masjid mempersyarati
tersedianya SDM masjid yang melek
teknologi
 Digitalisasi adalah proses alih media dari bentuk tercetak,
audio, maupun video menjadi bentuk digital. Prosesnya
dilakukan dengan membuat arsip berbentuk digital, untuk
fungsi fotokopi, dan untuk membuat koleksi dokumen.
 Digitalisasi memerlukan peralatan seperti komputer,
INOVASI scanner, operator, media, sumber dan perangkat lunak
pendukung. Hasil digitalisasi adalah dokumen elektronik.
Diperlukan kolaborasi dengan seluruh
stakeholders untuk menghasilkan pengelola
KOLABORASI masjid yang melek teknologi. Pandemi Covid-19
mengajarkan pentingnya Inovasi dan kolaborasi
(spirit visi jabar juara) untuk melakukan
digitalisasi masjid.

 
MANFAAT
DIGITALISASI MASJID

MEMUDAHKAN

MENYENANGKAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai