Anda di halaman 1dari 36

ANEMIA BERDASARKAN

UKURAN, BENTUK, DAN WARNA ERITROSIT

Rinny Ardina, S.ST., M.Si


ANEMIA
• Anemia  penurunan kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, dan hematokrit pada
seseorang.

• Anemia berdasarkan ukuran  anemia normositik (ukuran sel eritrosit normal),


anemia mikrositik (ukuran sel eritrosit kecil), dan anemia makrositik (ukuran sel
eritrosit besar).

• Anemia berdasarkan warna hemoglobin  anemia normokromik (warna


hemoglobin normal), anemia hipokromik (kandungan dan warna hemoglobin
menurun) dan anemia hiperkromik (kandungan dan warna hemoglobin meningkat).
VARIASI UKURAN

• Sel eritrosit normal berbentuk seperti cakram/disk, berukuran sekitar 6 to 8 μm dengan nilai
MCV antara 80-100 fL dan MCHC antara 32% hingga 36%.

• Anisositosis adalah variasi ukuran/diameter eritrosit. Variasi ukuran ini berhubungan dalam
penentuan nilai RDW (red blood cell distribution width (RDW).

• Apabila nilai RDW lebih besar dari 14,5% maka ini mengindikasikan adanya kelompok
heterogen dari eritrosit dan ukuran eritrosit sangat bervariasi (anisotiosis ++)

• Apabila nilai RDW rendah  tidak signifikan menunjukkan apapun.

• Apabila nilai RDW normal  kelompok homogen dari eritrosit dan ukuran eritrosit sangat
sedikit bervariasi karena kondisi normal.
NORMOSITIK

Normositik  mempunyai
ukuran yang hampir sama
dengan inti dari sel limfosit.
Mempunyai nilai MCV 80-100 fL
MIKROSITIK

Mikrositik  memiliki nilai MCV


< 80 fL

Ditemukan pada kasus anemia


defisiensi besi, talasemia minor,
inflamasi kronik, keracunan
timbal, hemoglobinopati, dan
anemia sideroblastik
MAKROSITIK

Makrositik  memiliki nilai MCV >


100 fL

Ditemukan pada kasus penyakit


hati, defisiensi vitamin B12,
defisiensi asam folat, ditemukan
pada neonatus, dan retikulositosis
NORMOKROMIK
Central pallor

Normokromik  memiliki nilai


MCHC : 32-36 g/dl atau 32-36%

Warna merah pada eritrosit nampak


jelas terlihat dan bagian central pallor
(berwarna putih di tengah terlihat)
HIPOKROMIK
Centralpallor melebar Hipokromik  memiliki nilai MCHC
< 32-36 g/dl atau 32-36%.

Centralpallor (bagian berwarna putih di tengah sel


eritrosit) melebar. Nilai MCHC atau MCH
menurun/rendah dari normal

Ditemukan pada anemia defisiensi besi, talasemia,


anemia sideroblastik, keracunan timbal, beberapa
kasus anemia pada inflamasi kronik
DIKROMIK

Normokromik
Dikromik  memiliki dua populasi
yaitu normokromik dan hipokromik
Hipokromik
Ditemukan pada kasus transfusi dan
anemia sideroblastik
POLIKROMASIA

Polikromasia  RNA masih


tersimpan pada eritrosit

Ditemukan pada kasus hemoragik


(perdarahan) akut dan kronik,
hemolisis, dan neonatus
VARIASI BENTUK ERITROSIT
• Poikilositosis  menunjuk pada munculnya berbagai macam bentuk abnormal
dari sel eritrosit.
AKANTOSIT/SPUR CELL
Eritrosit dengan bentuk yang ireguler/tidak
Erirosit muda berinti sama di semua sisinya (seperti berduri),
bentuknya pinggirannya bervariasi dalam
hal lebar, panjang, maupun jumlah duri.
Biasanya padat dan central pallor tidak
nampak
Erirosit muda berinti
Akantosit
Ditemukan pada kasus penyakit hati
parah, malabsorpsi, hipotiroid, defisiensi
vitamin E
SKISTOSIT
SKISTOSIT
Warna : merah sampai salmon
Bentuk : eritrosit terfragmentasi, banyak
ukuran dan bentuk yang muncul pada
apusan darah

Ditemukan pada kasu : anemia hemolitik


mikroangiopati (sindrom uremia hemolitik,
trombositopeni purpura, disseminated
intravascular coagulation), luka bakar
sedang,
EKINOSIT / BURR CELL

Eritrosit berbentuk
seperti duri
disekelilingnya
Ditemukan pada
kasus : uremia,
defisiensi pyruvate
kinase, anemia
hemolitik
mikroangiopati, dan
bayi prematur
SFEROSIT
Warna : lebih gelap dibandingkan sel
eritrosit lain disekitarnya

Bentuk : bulat, tidak ada zona central


pallor

Ditemukan pada kasus : sferositosis


herediter, beberapa anemia hemoliti,
sel-sel transfusi darah, dan luka bakar
sedang
SFEROSIT
Warna : lebih gelap dibandingkan
sel eritrosit lain disekitarnya

Bentuk : bulat, tidak ada zona


central pallor

Ditemukan pada kasus : sferositosis


herediter, beberapa anemia
hemolitik, sel-sel transfusi darah,
dan luka bakar sedang
SEL TARGET / KODOSIT
SEL TARGET / KODOSIT
Warna : merah hingga salmon

Bentuk : Bull’s eye, hemoglobin


terkonsentrasi juga dibagian tengah
sedang sekelilingnya tidak terwarnai
Panah A : bentuk seperti bel
Panah B : bentuk seperti cangkir

Ditemukan pada kasus :


hemoglobinopati, talasemia, anemia
defisiensi besi, splenektomi, penyakit hati
obstruktif
SICKLE CELL / DREPANOSIT
Warna : merah gelap hingga
salmon, tidak ada central pallor

Bentuk : Sel memanjang


dengan bagian lancip di setiap
ujung; melengkung atau
berbentuk S

Komposisi : Hemoglobin S

Ditemukan pada kasus penyakit


hemoglobin S homozigot, dan
terkaang hemoglobin SC
SICKLE CELL / DREPANOSIT

Tanda panah : skistosit menyerupai


sickle cell. Catatan : area tengah nampak
jauh lebih tebal dari ujungnya
KRISTAL HEMOGLOBIN

Warna: merah gelap

Bentuk : heksagonal

Komposisi:
hemoglobin C

Ditemukan pada
penyakit hemoglobin
C homozigot
KRISTAL HEMOGLOBIN SC

Warna: merah gelap

Bentuk:
tampak seperti jari; mungkin terlihat
seperti sarung tangan atau
Monumen Washington (obelisk); sel
juga tampak seperti terlipat

Komposisi: hemoglobin SC

Ditemukan pada penyakit


hemoglobin SC
KRISTAL HEMOGLOBIN SC

Warna: merah gelap

Bentuk:
tampak seperti jari; mungkin terlihat seperti
sarung tangan atau Monumen Washington
(obelisk); sel juga tampak seperti terlipat

Komposisi: hemoglobin SC

Ditemukan pada penyakit hemoglobin SC


ELIPTOSIT / OVALOSIT

Eliptosit : eritrosit berbentuk


cerutu
Ovalosit : eritrosit berbentuk
telur

Ditemukan pada eliptositosis


atau ovalositosis herediter,
talasemia mayor, anemia
defisiensi besi, anemia
megaloblastik (ovalosit-makro),
anemia myelophthisic
TEAR DROP CELL
Eritrosit berbentuk seperti tetes
air mata atau buah pir, terdapat
bagian tumpul di ujungnya

Ditemukan pada myelofibrosis


primer, talasemia, anemia
myelophtistic
STOMATOSIT
Eritrosit dengan area tengah
berbentuk seperti celah (sama
seperti mulut atau stoma)

Ditemukan pada penyakit


stomatosis herediter, alkoholik,
penyakit hati, fenotipe Rh null
FORMASI ROULEAUX
Eritrosit tersusun berbaris seperti
tumpukan koin, adanya
peningkatan protein pada pasien
denganformasi rouleaux dapat
membuat latar belakang slide
tampak biru

Ditemukan pada gejala inflamasi


kronik dan akut, myeloma sel
plasma, limfoma

Agregat ini akan lenyap dengan


NaCl 0,9%
AUTO AGLUTINASI
Gumpalan eritrosit bahkan satu
sel eritrosit sukar ditemukan.
Cenderung bergerombol

Ditemukan pada reaksi antigen-


antibodi

Agregat ini tidak akan lenyap


dengan NaCl 0,9%
BENDA INKLUSI DALAM ERITROSIT

• Warna  biru gelap hingga ungu


• Bentuk  bulat hingga oval
• Ukuran  0,5-1,5 µm
• Komposisi  DNA
• Ditemukan pada : splenoktomi,
hyposplenism, anemia megaloblastik,
dan anemia hemolitik
BENDA INKLUSI DALAM ERITROSIT

• Warna  biru gelap hingga


ungu
• Bentuk  seperti butiran halus
atau kasar
• Jumlah per sel  jumlah
banyak dengan distribusi yang
merata
• Komposisi  RNA
• Ditemukan pada : intoksisitas
timbal, thalasemia, sintesis
heme abnormal
BENDA INKLUSI DALAM ERITROSIT

• Warna  biru terang


• Bentuk  seperti butiran halus tidak beraturan dalam bentuk kelompok
• Jumlah per sel  biasanya dalam satu kelompok; biasanya berada pada bagian pinggir sel
• Komposisi  iron/besi
• Ditemukan pada : splenektomi, anemia hemolitik, anemia sidroblastik, anemia megaloblastik, dan hemoglobinopati
BENDA INKLUSI DALAM ERITROSIT
• Warna  biru gelap hingga ungu
• Bentuk  seperti lingkaran, cincin,
atau seperti angka delapan (8);
mungkin seperti manik-manik di
dalam tali
• Jumlah per sel  1-2
• Komposisi  sisa-sisa benang
spindel mitosis
• Ditemukan pada : sindrom
myeodysplastic, anemia
megaloblastik. Catatan : bentuk ini
jarang ditemukan,hati-hati salah
identifikasi dengan
malaria/plasmodium
BENDA INKLUSI DALAM ERITROSIT

• Sel  eritrosit imatur/muda • Sel  eritrosit matur/matang


• Komposisi  RNA yang terpresipitasi • Komposisi  hemoglobin yang terpresipitasi
• Jumlah  ≥ 2 per sel • Jumlah  satu atau banyak
• Warna  biru tua
• Warna  biru tua hingga ungu
• Ditemukan pada : maturasi eritrosit
• Ditemukan pada : hemoglobin tidak stabil,
• Catatan : pewarnaan supravital yang
beberapa hemoglobinopati, beberapa
diambil dari sel yang masih hidup
defisiensi enzim eritrosit
DAFTAR PUSTAKA
1. Rodak, B. F., & Carr, J. H. 2013. Clinical Hematology Atlas, 4th Ed. Elsevier :
Missouri.

2. Ciesla, B. 2007. Hematology in Practice. F.A . Davis Company : Philadelphia.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai