Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ria Permata Sari

NIM : 1908155597
1. Urutan Eritosit muda sampai matang
Eritropoiesis adalah proses produksi dan maturasi (pematangan) sel darah merah atau eritrosit.
Proses maturasi tersebut terjadi di dalam sumsum tulang. Berdasarkan tahap pematangan dan identifikasi
morfologinya, eritropoiesis terbagi dalam 6 tahap yang berurutan. Semakin matur atau semakin matang sel
darah merah, maka ukuran sel semakin kecil seiring dengan semaikin meningkatnya kandungan
Hemoglobin. Seiring dengan pematangannya, ukuran inti sel darah merah akan semakin kecil dan akhirnya
inti akan keluar dari sel pada tahap maturasi sel darah merah yang lebih lanjut, sehingga darah merah yang
matur tidak mempunyai inti lagi. Ukuran sitoplasma sel darah merah akan meningkat seiring dengan
semakin maturnya sel darah merah tersebut, sehingga rasio inti dibanding sitoplasma semakin kecil.

Tahapan tahapannya antara lain:


a. Proeritroblast

Ciri-ciri :

 Ukuran diameter Proeritroblas/ Pronormoblas berkisar 14 sampai 24 mikron. Inti


memiliki ukuran diameter yang relative besar dibanding ukuran total diameter sel.
 Inti berbentuk bundar sampai oval. Inti berisi kromatin yang halus. Pada inti terdapat satu
atau lebih anak inti yang disebut sebagai nukleolus (tunggal atau jumlah anak inti satu)
atau nucleoli apabila anak inti jumlahnya lebih dari satu.
 Sitoplasma Proeritroblas/ Pronormoblas tipis dan berwarna biru tua dan kadang terdapat
daerah yang berwarna lebih terang di tepi (Perinuclear clearing).
b. Eritroblas Basofilik/ Normoblas Basofilik.
Ciri-ciri :
 Ukuran diameter sel berkisar 10 sampai 17 mikron. Hampir sama dengan tahap
sebelumnya, inti Eritroblas Basofilik/ Normoblas Basofilik relative besar dibandingkan
ukuran diameter total dari sel.
 Inti besar, berbentuk bundar sampai oval. Inti berisi kromatin yang agak kasar. Pada
tahap kedua eritropoiesis ini, biasanya di dalam inti sudah tidak terdapat anak inti lagi.
Apabila terdapat anak inti maka hanya tampak membayang saja.

c. Eritroblas Polikromatik/ Normoblas Polikromatofilik .

Ciri-ciri:
 Ukuran diameter sel berkisar 10 sampai 15 mikron. Pada tahap ini, inti Eritroblas
Polikromatik/ Normoblas Polikromatofilik berbentuk bundar dengan kromatin yang
kasar dan tidak terdapat anak inti atau nukleolus.
 Sitoplasma Eritroblas Polikromatik/ Normoblas Polikromatofilik berwarna biru terang
agak keabu-abuan

d. Eritroblas Ortokromatik/ Normoblas Ortokromik

Ciri-ciri :
 Ukuran diameter sel semakin kecil dibanding tahap sebelumnya, yaitu berkisar 8
sampai 12 mikron. Rasio inti dibanding sitoplasma semakin kecil. Pada tahap ini, inti
Eritroblas Ortokromatik/ Normoblas Ortokromik berukuran kecil dibanding ukuran
diameter total sel, berbentuk bundar dengan kromatin yang padat dan tidak terdapat
anak inti atau nucleolus
 . Inti cenderung eksentrik atau menepi di salah satu sisi, yang akhirnya inti akan keluar
dari sel (extruded). Sitoplasma Eritroblas Ortokromatik/ Normoblas Ortokromik
berwarna merah muda atau pink dan agak keabu-abuan

e. Retikulosit/ Sel Darah Merah Polikromatofilik

Ciri-ciri:
 Ukuran diameter sel semakin kecil dibanding tahap sebelumnya, yaitu berkisar 8
sampai 10 mikron. Pada tahap ini, sel darah merah sudah tidak memiliki inti lagi,
karena inti telah keluar dari sel (extruded).
 Sitoplasma Retikulosit/ Sel Darah Merah Polikromatofilik berwarna biru terang agak
merah muda atau pink. Kadang tampak sisa-sisa granula filamentosa dalam sitoplasma
sebagai bercak-bercak filamen yang berwarna keunguan

f. Eritrosit

Ciri-ciri:
 Ukuran diameter yang paling kecil dibanding tahap sebelumnya, yaitu berkisar 6
sampai 8 mikron. Pada tahap ini, sel darah merah tidak memiliki inti. Sel darah merah
berbentuk seperti cakram yang memiliki dua cekungan pada kedua sisinya (biconcave
disk).
 Sel darah merah memiliki daerah pucat di tengah sel yang disebut sebagai area of
central palor. Sel darah merah tidak memiliki inti. Sitoplasma Sel Darah Merah
berwarna merah muda atau pink. Semakin rendah kadar Hemoglobin yang terkandung
dalam Sel darah Merah maka warna sitoplasma semakin pucat.

1. Bentuk-Bentuk eritrosit normal dan patologi


1) Eritrosit normal
Ciri-ciri nya tidak dapat menembus dinding kapiler,mengandung Hb yang berwarna
merah,berumur kurang lebih 120 hari,berukuran 7,5-7,7um dan tebalnya 1-
2um,bentuknya bulat pipih yang bagian tengahnya cekug (bikonkaf)dan tidak berinti

2) Eritrosit abnormal
a. Kelainan ukuran eritrosit (Size)
- Mikrosit
Eritrosit lebih kecil dari pada eritrosit normal dengan ukuran <6um. Sel ini
dapat berasal dari fragmentasi eritrosit yang normal seperti pada anemia
hemolitik

- Makrosit
Makrosit adalah eritrosit yang berukuran lebih dari 8um. Sel ini dapat terjadi
pada anemia megaloblastic , penyakit hati dan retikulositosis.

- Anisositosis
Anisositosis terjadi pada penderita anemia mikrositik anemia makrositik
seperti yang bersamaan dengan anemia gizi,penyakit gizi,penyakit
mielomadisplasia atau anemia yang berhasil dari pengobatan.
b. Kelainan bentuk eritrosit
- Ovalosit
Berbentuk sel lonjong. Pada ovalositosis herediter,dalam sediaan hapus tampak lebih dari
90% eritrosit berbentuk oval. Bentuk ini harus di bedakan dari makroovalosis yang di
dapatkan dari anemia megaloblastic dengan eritrosit yang berukuran besar dan oval.
Dalam keadaan normal ovalosit dapat di jumpai dalam jumlah sedikit di dalam darah tepi.

- Sperosit
Sperosit dengan bentuk lebih bulat,lebih kecil dan lebih tebal dari eritrosit normal.
Dialami oleh penderita anemia hemolitik autoimun,lupuseritematous sistemik,septicemia
dan pasca transfuse.

- Schitosit atau fragmentosit


Merupakan fragmen eritrosit , ukuran selnya kecil,dan tidak beraturan. Terjadi pada
kelainan genetic seperti thalassemia,ovalositosis herediter. Kelainan eritrosit didapat
pada anemia megaloblastic,kelainan katup jantung pada keadaan ini fragmentosit
tampak sebagai sel helm dan pada luka bakar berat.
- Sel target atau leptosit
Eritrosit yang memiliki warna kemerahan di bagian tengah,terdapat pada penderita
thalassemia, anemia defisiensi berat dan penyakit hati menahun.

- Sel sabit atau sickle cell


Eritrosit berbentuk sabit. Terdapat pada proses reaksi transfuse dan anemia hemolitik
serta pada penyakit sel sabit heterozigot.

- Sel Burr
Ukuran kecil atau fragmentosit dengan duri yang berjumlah satu atau lebih pada permukaannya.
Banyak dijumpai pada urinemia dan disseminated intravascular coagulation (DIC).
- Akantosit
Sel ini dapat di jumpai pada metabolisme fosfolipid dari membran
eritrosit,dimana tepi eritrositnya mempunyai tonjolan-tonjolan yang berupa
duri.

- Tear drop cells


Eritrosit dengan bentuk seperti tetesan air mata . dapat dijumpai pada
penderita fibrosis sumsum tulang dan juga di beberapa anemia seperti anemia
hemolitik,anemia megaloblastic,thalassemia mayor.

- Rouleaux
Tersusun dari 3-5 eritrosit yang memiliki bentuk barisan yang autoaglutinasi
nya dengan keadaan eritrosit bergumpal.
- Poikilositosis
Istilah untuk menunjukkan bentuk eritrosit yang beragam dalam satu apusan
darah tepi.keadaan ini banyak di jumpai pada thalassemia mayor dan anemia
berat.

c. Kelainan warna eritrosit


- Hipokrom
Warna tampak pucat. Keadaaan ini terjadi pada keadaan hemoglobin menurun
,dijumpai pada anemia defisiensi besi,anemia sideroblastik.

- Polikrom
Berukuran lebih besar dan berwarna lebih biru dari eritrosit normal. Dapat di
jumpai pada penderita anemia hemolitik dan hemopoesis ekstrameduler.

Anda mungkin juga menyukai