Anda di halaman 1dari 27

TUGAS ETIKA KEPERAWATAN

"KASUS PELANGGARAN ETIKA, NORMA , MORAL


, AGAMA BUDAYA DALAM PELAKSANAAN
KEPERAWATAN KOLABORASI ANTAR
PROFESI,TOKOH FORMAL ATAU NON FORMAL
BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN"
N A M A ANGGOTA
1.Nabila Hana Prilita (P1721021309
2.Aradea Solly Surya K 7)
3.Nadiah Fitriana P (P17210213074)
4.Vitania Angel Y
5.Karina Bindi M (P17210211055)
(P17210211054)
D EFINIS
I ETIKA ETIKA BERASAL DARI KATA YUNANI,
YAITU ETHOS YANG BERARTI ADAT
ISTIADAT ATAU KEBIASAAN. ETIKA
BERHUBUNGAN DENGAN PERTIMBANGAN
PEMBUAT KEPUTUSAN, BENAR ATAU
TIDAKNYA SUATU PERBUATAN KARENA
TIDAK ADA UNDANG-UNDANG ATAU
PERATURAN MENGENAI HAL YANG
HARUS DILAKUKAN.
·B E B E R A P A FAKTOR
P E N Y E B A B PELANGGARAN
ETIKA:
1.tidak berjalannya control dan
pengawasan dri masyarakat
2. Kurangnya iman dari
individu tersebut.
3. rendahnya pengetahuan masyarakat
mengenai substansi kode etik pada setiap
bidang, karena buruknya pelayanan
sosialisasi dari pihak prepesi sendiri
4. belum terbentuknya kultur dan
kesadaran dari orang tersebut.
5. tidak adanya kesadaran etis dan
·FAKTOR
MEMPENGARUHI
PELANGGARAN ETIKA:
1. Kebutuhan Individu
2. Tidak Ada Pedoman
3. Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang
Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
4. Lingkungan Yang Tidak Etis
Perilaku Dari Komunitas
·SANKSI
PELANGGARAN ETIKA
1. Sanksi Sosial
Skala relatif kecil, dipahami sebagai
kesalahan yang dapat ‘dimaafkan’
2. Sanksi Hukum
Skala besar, merugikan hak pihak
lain
D EFINIS
I
MORAL ISTILAH MORAL BERASAL DARI BAHASA
LATIN. BENTUK TUNGGAL KATA ‘MORAL’
YAITU MOS SEDANGKAN BENTUK
JAMAKNYA YAITU MORES YANG MASING-
MASING MEMPUNYAI ARTI YANG SAMA
YAITU KEBIASAAN, ADAT.
·FAKTOR-FAKTOR
P E N Y E B A B TERJADINYA
KERUSAKAN MORAL:
1.Kemajuan teknologi,
2.Memudarnya kualitas keimanan.
3.Pengaruh lingkungan.
4.Hilangnya kejujuran.
5.Hilangnya Rasa Tanggung Jawab.
6.Tidak Berpikir Jauh ke Depan.
7.Rendahnya Disiplin.
KONSEP M O R A L D A L A M
PRAKTIK KEPERAWATAN

Advokasi
Akuntabilitas
Loyalitas
D EFINIS
I NILAI
NILAI ADALAH KUALITAS DARI SUATU
YANG BERMANFAAT BAGI KEHIDUPAN
MANUSIA (LAHIR DAN BATIN)
D EFINIS
I
NORMA SUATU NILAI YANG MENGATUR DAN
MEMBERIKAN PEDOMAN ATAU
PATOKAN TERTENTU BAGI SETIAP
ORANG ATAU MASYARAKAT UNTUK
BERSIKAP TINDAK, DAN BERPERILAKU
SESUAI DENGAN PERATURAN-
PERATURAN YANG TELAH DISEPAKATI
BERSAMA.
M A CA M -
MACAM
NORMA NORMA AGAMA
NORMA KESUSILAAN
NORMA
KESOPANAN
NORMA HUKUM
·FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PELANGGARAN N O R M A
a.Faktor Internal:
1.Kurangnya pengetahuan tentang norma
2.Rendahnya kualitas Pendidikan
3.Desakan faktor ekonomi
4.Rendahnya kesadaran hukum masyarakat
5.Kurangnya kualitas iman
b.Faktor Eksternal:
1.Pengaruh teman yang tidak patut dicontoh
2.Karena perbedaan kepentingan
JUDUL KASUS: K A S U S
PRITA MULYASARI V S
R S OMNI
INTERNASIONAL
KRONOLOGI
7 Agustus 2008, 20:30 Prita Mulyasari datang ke RS Omni
Internasional dengan keluhan panas tinggi dan pusing kepala. Hasil
pemeriksaan laboratorium: Thrombosit 27.000 (normal 200.000),
suhu badan 39 derajat. Malam itu langsung dirawat inap, diinfus dan
diberi suntikan dengan diagnosa positif demam berdarah. ¢ 8 Agustus
2008 Ada revisi hasil lab semalam, thrombosit bukan 27.000 tapi
181.000. Mulai mendapat banyak suntikan obat, tangan kiri tetap
diinfus. Tangan kiri mulai membangkak, Prita minta dihentikan infus
dan suntikan. Suhu badan naik lagi ke 39 derajat.
9 Agustus 2008 Kembali mendapatkan suntikan obat. Dokter
menjelaskan dia terkena virus udara. Infus dipindahkan ke tangan
kanan dan suntikan obat tetap dilakukan. Malamnya Prita terserang
sesak nafas selama 15 menit dan diberi oksigen. Karena tangan kanan
juga bengkak, dia memaksa agar infus diberhentikan dan menolak
disuntik lagi. ¢ 10 Agustus 2008 Terjadi dialog antara keluarga Prita
dengan dokter. Dokter menyalahkan bagian lab terkait revisi
thrombosit. Prita mengalami pembengkakan pada leher kiri dan mata
11 Agustus 2008 Terjadi pembengkakan pada leher kanan, panas kembali 39 derajat.
Prita memutuskan untuk keluar dari rumah sakit dan mendapatkan data-data medis
yang menurutnya tidak sesuai fakta. Prita meminta hasil lab yang berisi thrombosit
27.000, tapi yang didapat hanya informasi thrombosit 181.000. Pasalnya, dengan
adanya hasil lab thrombosit 27.000 itulah dia akhirnya dirawat inap. Pihak OMNI
berdalih hal tersebut tidak diperkenankan karena hasilnya memang tidak valid. Di
rumah sakit yang baru, Prita dimasukkan ke dalam ruang isolasi karena dia
terserang virus yang menular.
15 Agustus 2008 Prita mengirimkan email yang berisi keluhan atas pelayanan
diberikan pihak rumah sakit ke customer_care@banksinarmas.com dan ke
kerabatnya yang lain dengan judul “Penipuan RS Omni Internasional Alam
Sutra”. Emailnya menyebar ke beberapa milis dan forum online.
30 Agustus 2008 Prita mengirimkan isi emailnya ke „Surat Pembaca Detik.com‟
¢ 5 September 2008 RS Omni mengajukan gugatan pidana ke Direktorat Reserse
Kriminal Khusus. 22 September 2008 Pihak RS Omni International
mengirimkan email klarifikasi ke seluruh costumernya. ¢
8 September 2008 Kuasa Hukum RS Omni Internasional menayangkan iklan
berisi bantahan atas isi email Prita yang dimuat di harian Kompas dan Media
Indonesia.
24 September 2008 Gugatan perdata masuk. ¢
11 Mei 2009 Pengadilan Negeri Tangerang memenangkan Gugatan Perdata
RS Omni. Prita terbukti melakukan perbuatan hukum yang merugikan RS
Omni.
Prita divonis membayar kerugian materil sebesar 161 juta sebagai pengganti
uang klarifikasi di koran nasional dan 100 juta untuk kerugian imateril.
Prita langsung mengajukan banding.
13 Mei 2009 Mulai ditahan di Lapas Wanita Tangerang terkait kasus pidana
yang
juga dilaporkan oleh Omni. ¢
2 Juni 2009 Penahanan Prita diperpanjang hingga 23 Juni 2009. Informasi itu
diterima keluarga Prita dari Kepala Lapas Wanita Tangerang. ¢
Juni 2009 Megawati dan JK mengunjungi Prita di Lapas. Komisi III DPR RI
meminta MA membatalkan tuntutan hukum atas Prita. Prita dibebaskan dan
bisa berkumpul kembali dengan keluarganya. Statusnya diubah menjadi
tahanan kota.
4 Juni 2009 Sidang pertama kasus pidana yang menimpa Prita mulai
disidangkan di PN Tangerang.
TINJAUAN KASUS

a. Berdasarkan Sudut Pandang Hukum Dalam


Kitab-Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
kelalaian yang mengakibatkan celaka atau bahkan
hilangnya nyawa orang lain. Pasal 359, misalnya
menyebutkan, “Barangsiapa karena kealpaannya
menyebabkan matinya orang lain, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun atau
kurungan paling lama satu tahun”. Sedangkan
kelalaian yang mengakibatkan terancamnya
keselamatan jiwa seseorang dapat diancam dengan
sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 360 KitabUndang-Undang Hukum Pidana
(KUHP).
b. Berdasarkan Kode Etik Dalam KODEKI pasal 2
dijelaskan bahwa; “seorang dokter harus senantiasa
berupaya melaksanakan profesinya sesuai denga
standar profesi tertinggi”. Jelasnya bahwa seeorang
dokter dalam melakukan kegiatan kedokterannya
seebagai seorang proesional harus sesuai dengan
ilmu kedokteran mutakhir, hukum dan agama.
KODEKI pasal 7d juga menjelaskan bahwa “setiap
dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban
melindungi hidup insani”. Artinya dalam setiap
tindakannya, dokter harus betujuan untuk
memelihara kesehatan dan kebahagiaan manusia.
C. Berdasarkan Undang-Undang Pasal 14
Permenkes no. 749a/1989 tentang tujuan dan
fungsi rekam medis yaitu sebagai dasar pelayanan
kesehatan dan pengobatan, pembuktian hukum,
penelitian dan pendidikan, dasar pembiayaan
pelayanan kesehatan, dan statistik kesehatan.
Maka rekam medis harus dibuat relevan, kronologis
dan orisinil. Data yang diberikan haruslah berupa
data yang sebenarnya dan bukan karangan semata.

 
·SOLUSI
Dengan melihat faktor-faktor penyebab dan juga segala macam
sanksi hukum serta segala macam pelanggaran kode etik atas
kasus yang kami ambil dalam hal ini malpraktek administrasi
berupa pelanggaran dalam rekam medis dan kesalahan diagnosis
oleh beberapa dokter tersebut, maka pencegahan terjadinya
malpraktek harus dilakukan dengan melakukan perbaikan sistem,
mulai dari pendidikan hingga ke tatalaksana praktek kedokteran.
Dan juga penanaman Kode Etik harus lebih diperhatikan lagi sejak
dini.
ANALISIS KASUS
Masalah Etik Keperawatan:
Kesalahan diagnosa oleh pihak lab yang terbukti bukan fakta yang
sebenarnya kepada pasien Prita yang mengakibatkan dokter dan perawat
juga salah melakukan tindakan penanganan pada keluhan pasien tersebut
yang membuat keluhan tersebut semakin parah dan malah tidak
menyembuhkan keluhan nya.Hal tersebut membuat Prita menggugat RS
OMNI kepada jalur hukum yang pada akhirnya RS tersebut tidak
bersalah,dan malah pasiennya yang bersalah.Ternyata Ketika Prita pindah
RS ia malah terkena diagnose virus menular.
Orang Yang Terlibat
1. Tenga labaratorium yang membuat diagnosa yang tidak sesuai fakta
2.Tenaga dokter yang melakukan tindakan yang salah dikarenakan
kesalahan diagnose yang membuat pasien tersebut keluhannya menjadi
lebih parah
3.Pasien Prita yang mengalami keluhan yang parah dan tidak percaya
bahwa diagnose lab tidak sesuai fakta.
Solusi Yang Diharapkan
1.Pencegahan terjadinya malpraktik harus dilakukan perbaikan
sistem,mulai dari Pendidikan hingga tatalaksana praktik
kedokteran,dan juga penanaman kode etik harus lebih diperhatikan
lagi sejak dini
2.Penegakan diagnosa harus diperbaiki dan diteliti terlebih dahulu
dan lebih diperhatikan lagi

Keuntungan
Tidak ada keuntungan dari kasus
tersebut

Kerugian
Pasien yang menggugat RS tersebut malah yang
bersalah,dan keluhannnya tidak sembuh.
Prinsip Etik Yang Mendukung
Perawat dan dokter telah melakukan segala cara agar pasien
tersebut sembuh dari keluhannya

Prinsip Etik Yang Bertentangan


1.Kesalahan diagnose oleh pihak lab yang membuat kerugian
terhadap keluhan pasien semakin parah,dan membuat tindakan yang
dilakukan oleh dokter dan perawat membuat kelihan pasien semakin
parah.Hal ini bertolakbelakang dengan prinsip etik yaitu tidak
merugikan pasien.
2.Kesalahan penanganan oleh dokter dan perawat yang tidak
sesuai dengan SOP nya membuat keluhan pasein semakin
parah.Hal ini bertolak belakang dengan prinsip etik yaitu keadilan
Dampak Yang Mungkin Terjadi Jika Tidak Dilakukan (Kerugian)
1.Jika tidak dilakukan perbaikan system,maka kejadian malpraktik
tersebut akan timbul lagi dan tidak akan bisa dilakukan
pencegahan terhadap malpraktik.
2.Jika pengakkan diagnose tidak diperhatikan dan diteliti dengan
baik,maka kejadian salah diagnose akan terjadi lagi,dan
penaganan terhadap diagnosa tersebut akan salah dan membuat
diagnose tersebut semakin parah.
Dampak Yang Mungkin Terjadi Jika Dilakukan (Keuntungan)
3.Jika dilakukan perbaikan system,maka akan membuat praktik
rumah sakit menjadi valid dan membuat pasien tersebut nyaman
jika berabobat kesana.
4.Jika dilakukan penegakan dianosa yang baik,maka akan lebih
mudah penanganan terhadap diagnosa tersebut menjadi lebih
efisien,dan tidak malah menimbulkan keluhan yang lain yang
semakin parah.
KESIMPULAN

Berdasarkan kasus yang telah


dikaji maka dapat disimpulkan
bahwa sebagai tenaga medis yang
profesional harus dibutuhkan
adanya penanam moral dan
penghayatan terhadap Standard
Operating Procedure (SOP), kode
etik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai