Anda di halaman 1dari 39

BAB II

PANCASILA
DALAM SEJARAH
PERJUANGAN
BANGSA
Pendahuluan
Secara implisit Pancasila telah tumbuh dan berkembang sejak Zaman
prasejarah dan Zaman sejarah kerajaan
Secara eksplisit Pancasila berkembang sejak bangkitnya kesadaran
kebangsaan, bangkitnya kesadaran politik, dan bangkitnya kesadaran
ideologi
IRONIS
Terjadi kemerosotan nilai-nilai dan wibawa Pancasila sebagai dasar
negara dan sekaligus ideologi negara
▪ Banyak warga negara Indonesia yg tidak hafal Pancasila
▪ Banyak warga negara Indonesia tidak memahami sejarah dan makna
filosofis yg terkandung didalamnya
BIANG KELADINYA

Absen atau tidak diajarkan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi


A. Nilai-nilai awal Pancasila
1. Zaman Pra-sejarah Nusantara
Ahli geologi menyatakan bahwa kepulauan Indonesia terjadi dalam
pertengahan jaman tersier kira-kira 60 juta tahun yang silam.
Baru pada jaman quarter (dimulai sekitar 600.000 tahun) Indonesia
didiami oleh manusia
berdasarkan hasil penemuan fosil Meganthropus Paleo Javanicus,
Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, Homo Wajakensis, serta
Homo Mojokertensis.
Berdasarkan artefak yang ditinggalkan, mereka mengalami hidup tiga
zaman yaitu :
a. Paleolitikum (zaman batu tua)
adalah zaman yang memiliki ciri khas berupa perkembangan alat2
batu
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan, biasa disebut
Chopper (alat penetak/pemotong)
Lanjut
b. Mesolitikum (zaman Batu Madya)
adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, antara
Paleolitik atau zaman batu tua dan Neolitik atau zaman Batu Muda
c. Neolithicum (zaman batu muda)
adalah fase atau tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang
mempunyai ciri-ciri berupa unsur kebudayaan, seperti peralatan dari
batu yang diasah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan
tembikar.

Inti dari kehidupan bangsa Indonesia pada masa Pra Sejarah


hakekatnya adalah nilai-nilai Pancasila itu sendiri, yaitu :
1) Nilai religi
▪ Adanya kerangka mayat yg menggambarkan adanya penguburan
▪ Dalam menghadapi tantangan alam tenaga gaib sangat tampak
▪ Ditemukan alat2 baik dari batu maupun perunggu yg digunakan
utk aktifitas religi seperti upacara mendatangkan hujan, dll.
▪ Adanya keyakinan thd pemujaan roh leluhur
Lanjut
▪ Adanya penempatan menhir (batu panjang) di tempat2 yang tinggi
yang dianggap sebagai tempat roh leluhur, tempat yang penuh
keajaiban dan sebagai batas antara dunia manusia dan roh leluhur
Pada masa Pra Sejarah sudah mengenal nilai2 kehidupan religi dalam
makna animisme dan dinamisme sebagai wujud dari religious behavior.

2) Nilai peri kemanusiaan


Tampak dalam perilaku penghargaan terhadap hakekat kemanusiaan
yang ditandai dengan penghargaan yang tinggi terhadap manusia
meskipun sudah meninggal
▪ Mereka tidak hidup terbatas di wilayahnya, ttp sudah mengenal
sistem barter antara kelompok pedalaman dengan pantai
Hal ini menggambarkan perilaku berbuat baik terhadap sesama
manusia, yang pada hakekatnya merupakan wujud kesadaran akan
nilai kemanusiaan

Lanjut
3) Nilai kesatuan
Adanya kesamaan bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa
Austronesia, sehingga muncul kesamaan dalam kosa kata dan
kebudayaan
▪ Kecakapan berlayar karena menguasai pengetahuan tentang laut,
musim, perahu, dan astronomi, menyebabkan adanya kesamaan
karakteristik kebudayaan Indonesia
Lautan juga merupakan tempat tinggal selain daratan, karenanya
mereka menyebut negerinya dengan istilah Tanah Air.
4) Nilai musyawarah
▪ Kehidupan bercocok tanam dilakukan secara bersama-sama
▪ Sudah memiliki aturan untuk kepentingan bercocok tanam,
sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya adat sosial
▪ Kehidupan mereka berkelompok dlm desa2, klan, marga atau suku
yg dipimpin oleh seorang kepala suku yg dipilih secara
musyawarah berdasarkan Primus Inter Pares (yg pertama diantara
yg sama).
Lanjut
5) Nilai keadilan sosial
▪ Dikenalnya pola kehidupan bercocok tanam secara gotong-royong
berarti masyarakat pada saat itu telah berhasil meninggalkan pola
hidup foodgathering menuju ke pola hidup foodproducing
Hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu upaya kearah perwujudan
kesejahteraan dan kemakmuran bersama sudah ada

2. Zaman Sejarah Kerajaan-kerajaan Nusantara


a. Kerajaan Kutai
▪ Berdiri di Kaltim, hulu sungai Mahakam, Ds. Tenggarong.
Merupakan Kerajaan Hindu tertua
▪ Rajanya Kudungga, anak bernama Aswawarman, dan cucunya
bernama Mulawarman.
▪ Prasasti 7 yupa (tiang batu)
Masy Kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya,
menampilkan nilai-nilai sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk
kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para Brahma
b. Kerajaan Sriwijaya (abad VII)
▪ Di bawah kekuasaan Wangsa Sailendra (Melayu Kuno &
menggunakan huruf Palawa), di kenal dengan kerajaan Maritim
yang membuat jalur perhubungan laut, dan menguasai selat Sunda
(686 M) dan selat Malaka (775M))
▪ Sistem perdagangan diatur dengan baik, pemerintah melalui
pegawai Raja membentuk badan untuk mengumpulkan hasil
kerajinan rakyat supaya rakyat mengalami kemudahan dalam
pemasarannya.
▪ Sudah ada badan yg bertugas mengurus pajak, harta benda
kerajaan, kerohaniawan yg menjadi pengawas teknis
pembangunan, gedung2 dan patung2 suci sehingga kerajaan dapat
menjalankan sistem negaranya dengan nilai-nilai ketuhanan
▪ Berdiri Universitas Agama Budha yang terkenal di Asia, Pelajar
dari Universitas ini dapat melanjutkan studi ke India, banyak
guru-guru tamu dari India
Lanjut
▪ Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah
tercermin dalam perkataan "Marvuai Vannua Criwijaya
Siddhayatra Subhika" (suatu cita-cita negara yang adil dan
makmur).
Hakekatnya nilai2 budaya Kerajaan Sriwijaya telah menunjukan nilai2
Pancasila, yaitu:
1. Nilai Ketuhanan
Adanya agama Budha dan Hindu yg hidup berdampingan secara
damai. Pada Kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan
pembinaan dan pengembangan agama Budha
2. Nilai Kemanusiaan
Terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti
Marsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India
meunjukan telah tumbuh nilai2 politik luar negeri yg bebas aktif
3. Nilai Persatuan
Sebagai negara maritim, Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan
konsep negara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan
nusantara
Lanjut
4. Nilai Musyawarah
Memiliki kedaulatan yang luas, meliputi Siam dan Semenanjung
Melayu (INA sekarang)
5. Nilai Keadilan Sosial
Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan
sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur

c. Kerajaan Majapahit (1293 M)


▪ Sebelum kerajaan majapahit berdiri telah berdiri kerajaan di jawa
Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti yaitu kerajaan
Kalingga (abad ke-VII), Sanjaya (abad ke-VIII)
▪ Sebagai refleksi puncak budaya kerajaan tersebut dibangunnya
Candi Borobudur (candi agama Budha pada abad ke-IX) dan
Candi Brambanan (candi agama Hindu pada abad ke-X)
Agama yg dianut pada zaman Majapahit, adalah Agama Hindu dan
Budha yg saling berdampingan secara damai. Pada masa ini mulai
dikenal beberapa isitilah dan Nilai-nilai pancasila, antara lain:
Lanjut
1. Nilai Ketuhanan
Adanya agama Budha dan Hindu yg hidup berdampingan secara
damai
Istilah Pancasila terdapat dalam buku Negara Kertagama karangan
Empu Prapanca
Empu Tantular mengarang buku Sutasoma yang terdapat seloka
persatuan nasional yang berbunyi "Bhineha Tunggal Ika tan Hana
Dharma Mangrua”
2. Nilai Kemanusiaan
Terwujud hubungan baik Raja Hayam Wuruk dengan kerajaan
Tiongkok, Ayoda, Champa, dan kamboja.

3. Nilai Persatuan
terwujud dengan keutuhan kerajaan, khususnya Sumpah Palapa,
yang di ucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu
dan Menteri-menteri tahun 1331

Lanjut
4. Nilai Musyawarah
Terdapat penasehat dalam tata pemerintahan Majapahit yang
menunjukan nilai-nilai musyawarah mufakat.
Dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat semacam
penasehat kerajaan, seperti Rakryan I Hino, I Sirikan dan I Halu
yang berarti memberikan nasehat kepada Raja
5. Nilai Keadilan Sosial
Kerajaan Majapahit berdirinya selama beberapa abad yang
ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya

3. Zaman Kebangkitan Nasional


Pereode ini juga disebut sebagai fase munculnya Pancasila secara
eksplisit, di masa ini mulai muncul rintisan gagasan untuk mencari
sintesis antar ideologi dan gerakan seiring dengan proses penemuan
Indonesia sebagai kode kebangsaan bersama (civic nationalism)
Pada awal abad ini terjadi peristiwa munculnya nilai2 Pancasila secara
fragmentaris dalam tiga tahapan, yaitu:
Lanjut
1. Bangkitnya kesadaran kebangsaan, lewat peristiwa dan tokoh:
▪ RA. Kartini dalam tulisan dan perilaku yg memperjuangkan
emansipasi dan pendidikan bagi kaum wanita
Nilai dasar yg diketengahkan olehnya adalah mengangkat
martabat dan perkembangan pribadi manusia (cermin sila ke 2)

▪ Berdirinya Boedi Oetomo th 1908, mendirikan kemandirian,


martabat bgs dan kesadaran nasional dg tumpuan kekuatan
kebudayaan.
Perjuangan ini mencerminkan sila ke 1, 2, dan 5

▪ Berdirinya Sarekat Dagang Islam (SDI) yg nantinya menjadi


Sarekat Islam (SI) th 1911, yg memperjuangkan persamaan
derajat, kemandirian, solidaritas, dan perkembangan sosial
ekonomi masy, dg tumpuan kekuatan agama dan perdagangan
Gerakan ini mencerminkan sila ke 1, 3, dan 5
2. Bangkitnya kesadaran politis, yg terwujud dlm gerakan politik
▪ Berdirinya Indische Partij pimpinan Douwes Dekker pd 1912,
ingin mencapai kemerdekaan dan membangun patriotisme
semua kaum Hindia, menegakkan persamaan derajad,
solidaritas, dan keadilan sosial
Gerakan ini mencerminkan sila ke 1, 3, dan 5

▪ Berdirinya Jong Java, Jog Ambon, Jong Sumatra, dll yg


menanamkan nilai kepribadian, kemandirian dan solidaritas
serta mewujudkan cita2 persatuan dengan dasar nasionalisme
menuju terwujudnya Indonesia Raya
Gerakan ini mencerminkan sila ke 3

▪ Berdirinya PNI dan Partai2 lain yg ingin memperjuangkan


kemerdekaan Indonesia dengan semangat nasionalisme dan
patriotisme
Gerakan ini mencerminkan sila ke 3, dan 4
3. Bangkitnya kesadaran ideologis, yg tertandai oleh gerakan dan
peristiwa sbb:
▪ Konggres Pemuda Indonesia 1928, yang menghasilkan Sumpah
Pemuda: Kesatuan tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia yg
memperjuangkan persamaan derajad dan kemerdekaan.
Peristiwa ini mencerminkan sila ke 2, 3, dan 4
▪ pembuangan, penyingkiran, dan pengasingan sejumlah tokoh
kemerdekaan ke berbagai daerah, seperti Boven Digul, Ende,
Banda Naira dls
B. Pancasila Dalam Sejarah
Pengusulan, Perumusan, dan Pengesahan

Sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi


bangsa diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang sudah mulai
tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat
menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa
Kemudian, disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928
merupakan momenmomen perumusan diri bagi bangsa Indonesia
Pada 7 September 1944
Peristiwa yang melatar belakangi dibentuknya BPUPKI:
▪ Jepang menderita kekalahan, tekanan dan serangan dari pihak
sekutu
▪ Adanya tuntutan dan desakan dari para pemimpin bangsa kepada
Balatentara Jepang agar segera memerdekaan Indonesia
▪ Jepang megeluarkan janji “Kemerdekaan Indonesia dikemudian
hari” yang direncanakan pada tanggal 24 Agustus 1945 Lanjut
Pada 1 Maret 1945, panglima tentara ke-16 Jepang di Jakarta (Letjen
Kumakichi Harada) menyetujui pembentukan BPUPKI, Kemudian
diresmikan pada 29 April 1945, dan dilantik pada 28 Mei 1945

1. Periode pengusulan

Sidang BPUPKI ke-1 (pertama) merupakan awal perumusan Pancasila


sebagai ideologi yang dilaksanakan pada 29 Mei s/d 1 Juni 1945
Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul
untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk
dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia
Ketua: Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat
Ketua Muda: Raden Panji Soeroso
Ketua Muda: Ichibangase (Anggota Luar Biasa-Orang Jepang)
Anggota: 60 Orang (tidak termasuk ketua dan ketua muda)

Lanjut
Sidang pertama BPUPKI diselenggarakan dengan materi pokok
pembicaraan calon dasar negara, sidang tersebut menampilkan beberapa
pembicara, yaitu :
1. Mr. Muh Yamin
2. Mr. Soepomo.
3. Ir.Soekarno

▪ Muhammad Yamin pada 29 Mei 1945 menyampaikan pidato berjudul


“Asa dan Dasar Negara Kebangsaan RI” dan mengajukan usul
mengenai dasar negara secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
▪ Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis
yang juga terdiri atas lima hal, yaitu:
Lanjut
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

▪ Prof. Dr. Supomo pada tanggal 31 Mei 1945 terdapat pokok-pokok


pikiran yang tidak banyak berbeda seperti berikut:
1. Negara Indonesia Merdeka hendaknya merupakan negara nasional
yang bersatu dalam arti totaliter atau integralistik
2. Setiap warganya dianjurkan agar takluk kepada tuhan, tetapi urusan
agama hendaknya terpisah dari urusan negara dan diserahkan
kepada golongan2 agama yang bersangkutan
3. Dalam susunan pemerintahan negara harus dibentuk suatu Badan
Permusyawaratan, agar pemimpin negara dapat bersatu jiwa
dengan wakil-wakil rakyat secara terus-menerus.
Lanjut
4. Sistem ekonomi Indonesia hendaknya diatur berdasarkan asas
kekeluargaan, system tolong-menolong dan system koperasi
5. Negara Indonesia yang berdasar atas semangat kebudayaan
Indonesia yang asli, dengan sendirinya akan bersifat negara Asia
Timur Raya
Prof. Supomo dengan tegas menolak aliran individualisme dan
liberalisme maupun teori kelas ajaran Marx, dan Lenin, sebagai dasar
Indonesia Merdeka. Kemudian Prof. Supomo juga menyodorkan dasar
negara yaitu:
1.  Paham negara kebangsaan
2.  Warga negara hendaknya tunduk kepada Tuhan dan supaya setiap saat
ingat kepada Tuhan
3.  Sistem badan permusyawaratan
4.  Ekonomi negara yang bersifat Asia Timur Raya
5.  Hubungan antarbangsa yang bersifat Asia Timur Raya
▪ Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan usul
mengenai calon dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:
Lanjut
1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut
Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas
menjadi Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan
Tiga hal ini menurut Ir. Sukarno juga dapat diperas menjadi Ekasila
yaitu Gotong Royong
Istilah “sila” itu sendiri dapat diartikan sebagai aturan yg
melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa; kelakuan atau
perbuatan yg menurut adab (sopan santun); dasar adab, akhlak, dan
moral
Lanjut
Pada akhir sidang pertama, pada 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI
sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil (8 orang) tugasnya
adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta
melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI
Tiap anggota BPUPKI diberi kesempatan mengajukan usul secara
tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945, yg akan
dibahas pd sidang berikutnya pada 10 Juli s/d 17 Juli 1945
Panitia kecil terdiri: 1. Ir. Soekarno, 2. Ki Bagus Hadikusumo, 3. K.H. Wachid Hasjim, 4. Mr. Muh. Yamin, 5. M. Sutardjo
Kartohadikusumo, 6. Mr. A.A. Maramis, 7. R. Otto Iskandar Dinata, 8. Drs. Muh. Hatta

2. Periode perumusan
▪ Pada 18 s/d 21 Juni 1945 (masa reses BPUPKI) Ir. Sukarno
menghadiri sidang Chuo Sangi In (Dewan Pertimbangan Pusat
BPUPKI) terkait tugas Panitia Kecil.
Pada akhir sidang Ir. Sukarno membentuk panitia kecil / panitia
sembilan (9 orang), anggotanya dari Panitia kecil bentukan BPUPKI
yg berdomisili di Jakarta dan anggota BPUPKI yg berdomisili di
Jakarta
Panitia kecil terdiri: Gol kebangsaan :1. Ir. Soekarno (ketua), 2. Drs. Muh. Hatta, 3. Mr. Muh. Yamin, 4. Mr. A.A. Maramis,
5. Mr. Ahmad Subardjo. Gol Islam yg mewakili 6. K.H. Wachid Hasjim, 7. Abdul Kahar Muzakkir , 8. H. Agus Salim, 9. R.
Abikusno Tjokrosujoso

Tugas panitia sembilan, adalah menyelidiki perumusan dasar negara


yang melahirkan konsep rancangan Pembukaan UUD Negara RI
Tahun 1945
Konsep Rancangan Pembukaan UUD disetujui dan ditanda tangani
panitia kecil pada 22 Juni 1945, atau yang disebut sebagai Piagam
Jakarta (Jakarta Charter)
Sidang BPUPKI ke-2 (dua), pada 10 Juli s/d 17 Juli 1945
membahas Rancangan UUD beserta Pembukaannya
Panitia Perancang UUD menyetujui Pembukaan UUD yg diambil
dari Piagam Jakarta
Panitia Perancang UUD melaporkan hasil kerja kepada sidang, sbb:
1. Pernyataan Indonesia Merdeka
2. Pembukaan UUD
3. undang-undang Dasar (batang tubuh)
Keputusan penting pada periode ini, adalah:
1. Keputusan soal bentuk negara Republik pada 10 Juli 1945
2. Keputusan soal wilayah negara baru pada 11 Juli 1945
3. Keputusan istilah hukum dasar mejadi UUD pada 15 Juli 1945

BPUPKI di bubarkan pada 7 Agustus 1945


PPKI (Dokuritsu Junbi Iinkai) di bentuk pada 7 Agustus 1945
PPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 3
orang dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan,
1 orang dari Nusa tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang dari
golongan Tionghoa).
Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan bertambah 6
3. Periode pengesahan
Pada 17 Agustus 1945
Proklamasi kemerdekaan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada
hari Jum’at legi, jam 10 00 WIB.

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini meyatakan kemerdekaan Indonesia.


Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain,
diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya
Jakarta, hari 17 bulan Agustus tahun 1945

Atas nama bangsa Indonesia


Sukarno/hatta

Pada 18 Agustus 1945, PPKI mulai bersidang pertama


Lanjut
PPKI bersidang sebanyak tiga (3) kali, yakni tanggal 18, 19, dan 22
Agustus 1945
Hasil sidang Pertama PPKI tanggal 18 Agustus 1945
1. Mengesahkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
2. Menetapkan ketua PPKI Ir. Soekarno dan wakil PPKI Drs. Moh.
Hatta sebagai Presiden dan wakil presiden Negara Indonesia
3. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
Hasil sidang Kedua PPKI tanggal 19 Agustus 1945
1. Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi, meliputi
wilayah Sumatra, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Maluku,
Sunda Kecil, Kalimantan, dan Sulawesi.
2. Pembentukan Komite Nasional Daerah
3. Menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai
departemen, dan 4 menteri negara
Hasil sidang Ketiga PPKI tanggal 22 Agustus 1945
1. Pembentukan Komite Nasional Indonesia
2. Pembentukan Partai Nasional
3. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat
C. Pancasila setelah Proklamasi
Awal kemerdekaan, konstitusi RIS, dan UUDS1950
1. Pancasila pada awal kemerdekaan
Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Setelah proklamasikan kemerdekaan seharusnya tatanan kenegaraan


dapat berjalan dengan baik dan tertib, ternyata tidak.
Bentuk ancaman muncul dari pihak Belanda yang ingin menjajah
kembali Indonesia dg propaganda, bahwa kemerdekaan Indonesia
merupakan hadiah dari jepang, maupun serangan bersenjata dan dari
dalam negeri sendiri. Lanjut
Dari Belanda:
▪ Perjanjian Linggarjati 11 s/d 15 Nop 1946, ditanda tangani pada 25
Maret 1947, isi:
1) Belanda mengakui secara de facto wilayah RI, yaitu Jawa,
Sumatera dan Madura
2) Belanda harus meninggalkan wilayah RI selambat2tnya 1 Jan
1949
3) Belanda dan Indonesia sepakat membentuk negara RIS
▪ Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli hingga 4 Agustus 1947:
Alasannya Belanda melakukan Agresi Militer I :
Terjadi pelanggaran Perjanjian Linggarjati
▪ Akibat, Agresi Militer Belanda I:
1) Wilayah-wilayah penting di Sumatra dan Jawa dikuasai Belanda
2) Tentara Indonesia dg dukungan rakyat melakukan serangan
gerilya
3) Upaya meredakan konflik, memicu diselenggarakannya
perjanjian Renville
Lanjut
▪ Perjanjian Renville, pada 17 Januari 1948 di geladak USS Renville,
kapal perang Amerika yg berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, isi:
1) Wilayah RI yang diakui Belanda hanya, Yogyakarta, Jawa
Tengah, dan Sumatera
2) Tentara Indonesia harus ditarik mundur dari Jawa Barat dan Jawa
Timur atau wilayah-wilayah kekuasaan Belanda
3) Disetujuinya garis demarkasi yang menjadi pemisah antara
wilayah Indonesia dengan daerah pendudukan Belanda
▪ Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948:
Alasannya Belanda melakukan Agresi Militer II:
1) Menghancurkan Republik yang merupakan suatu kesatuan
sistem ketatanegaraan
2) Membentuk Pemerintah Interim Federal yang didasarkan atas
Peraturan Pemerintahan dalam Peralihan
▪ Perjanjian Roem-Royen pada 7 Mei 1949, isi:
1) Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua
aktivitas gerilya Lanjut
2) Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi
Meja Bundar
3) Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta
4) Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi
militer dan membebaskan semua tawanan perang
Dari Dalam negeri:
▪ 18 sept 1948 Pemberontakan PKI Madiun, tujuannya mendirikan
Negara soviet Indonesia yg berideologi komunis
▪ 17 Agustus 1949 Pemberontakan DI/TII. oleh Sukarmaji Marijan
Kartosuwiryodi tandai dg didirikannya Negara Islam Indonesia
(NII)
2. Pancasila pada masa konstitusi RIS dan UUDS1950
(27 Desember 1949 s/d 5 Juli 1959)
Dari Belanda
▪ Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 23 Agt s/d 2 Nop 1949 di
Den Haag
Lanjut
▪ Pada 2 Nopember 1949 ditandatangani persetujuan KMB
▪ pada 27 Desember 1949 penyerahan kedaulatan Belanda terhadap
Indonesia disahkan
▪ Isi Konferensi Meja Bundar (KMB):
1) Belanda mengakui kedaulatan kepada RIS pada 27 Des 1949
2) Mengenai Irian Barat penyelesaiannya ditunda satu tahun
setelah pengakuan kedaulatan
3) Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni
Indonesia-Belanda yang akan diketuai Ratu Belanda
4) Segera akan dilakukan penarikan seluruh tentara Belanda
5) Pembentukan Angkatan Perang RIS (APRIS) dengan Tentara
Nasional sebagai intinya
Teks Pancasila Dlm Konstitusi RIS maupun UUDS1950:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri-Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial Lanjut
▪ Pada 17 Agustus 1950 Indonesia kembali ke bentuk negara
kesatuan, menggunakan UUDS1950
Disebut sementara, karena UUD yang final akan dirumuskan oleh
konstituante yang anggota2nya dipilih langsung oleh rakyat melalui
pemilu.
▪ Pada 29 September 1955 diselenggarakan Pemilu yg diikuti 28
Partai politik
▪ Pada 10 Nopember 1956 Pelantikan Konstituante hasil Pemilu 1955
▪ Pada 5 Juli 1959 Dekrit Presiden, isi:
1) Membubarkan konstituante
2) Menetapkan berlakunya kembali UUD1945 dan tidak
berlakunya UUDS1950
3) Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang
sesingkat2nya
Dari Dalam Negeri
▪ 25 April 50 Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan)
▪ 2 Maret 57 Perberontakan Permesta (Perjuangan Rakyat semesta)
▪ 15 Peb 58 Pemberontakan PRRI (pemrintah revolusioner RI)
Lanjut
D. Masa Orde Lama
5 Juli 1959 s/d 11 Maret 1966
Pemberlakuan Dekrit Presiden memiliki dua sisi: Positif dan Negatif
▪ Sisi positifnya, adalah dasar negara Pancasila kian dikokohkan dengan
kembalinya ke UUD1945
▪ Sisi negatifnya, adalah Dekrit membuka jalan bagi pemerintah otoriter
yang dijalankan Presiden Sukarno dengan konsep demokrasi
terpimpin
Konsep ini kian dikukuhkan oleh sosialisasi gencar Manipol USDEK
yang digagas Presiden Sukarno dalam pidato tanggal 17 Agust 1959.
Manipol, adalah manifestasi politik yang terdiri atas UUD1945,
sosialisasi Indonesia, demokrasi terpimpin, dan kepribadian Indonesia
(USDEK)

Presiden Sukarno juga memperkenalkan konsep NASAKOM

Lanjut
Tokoh2 politik PKI mulai mengetengahkan tafsiran2 atas Pancasila
yang sesungguhnya tidak sesuai dengan nilai2 Pancasila

▪ Aidit menguraikan, Bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan


ruang bagi kebebasan untuk tidak beragama.
Menurut Aidit, Pancasila hanya alat pemersatu.
▪ Nyoto mengartikan Peri-kemanusiaan sebagai internasionalisme,
yaitu persatuan buruh di seluruh dunia (Soerjanto, 1089:19)

Mencetusnya pemberontakan G30S 1965 ditengah inflasi menggila


(650%)
Gerakan ini dapat ditanggulangi TNI setelah mendapat kepercayaan
dan wewenang dari Presiden Sukarno kepada Letjen Suharto dalam
bentuk Supersemar 1966, untuk menguasai keadaan yang serba tidak
menentu dan sulit di kendalikan
Peristiwa yang menjadi awal berakhirnya era Orde Lama dan
datangnya era Orde Baru
Lanjut
E. Masa Orde Baru
11 Maret 1966 s/d 21 Mei 1998
Yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang menutut
dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Isi tiga tuntutan atau yang dikenal dengan ‘Tritura’, sebagai berikut :
a. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
b. Pembersihan kabinet dari unsur G 30 S PKI
c. Penurunan harga
▪ Pada 22 Pebruari 1967, Sukarno menyerahkan kekuasaan
pemerintahan kepada Jendral Suharto di Istana Merdeka
▪ Pada 7 s/d 12 Maret 1967, MPRS mengadakan sidang istimewa, hasil:
Tap No. XXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan kekuasaan
pemerintahan dari Sukarno dan menarik kembali mandat MPRS serta
segala sesuatu kekuasaan pemerintah negara yang diatur dalam
UUD1945 dari Presiden Sukarno
Jend Suharto sebagai pengemban Supersemar diangkat menjadi
pejabat presiden hingga terpilihnya presiden oleh MPR hasil Pemilu
▪ Pada 20 s/d 30 Maret 1968, MPRS mengadakan sidang umum V, hasil:
Mengangkat Jend Suharto sebagai presiden RI sampai terpilihnya
presiden oleh MPR hasil Pemilu
Orde baru muncul dengan tekad untuk melaksanakan Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekuen

Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

▪ Pada 22 Maret 1978, ditetapkan TAP MPR Nomor II/MPR/1978


tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(Ekaprasetya Pancakarsa)
P4 merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara bagi setiap warga negara
Indonesia
Hasil tafsir sepihak Orde Baru terhadap Pancasila, dijadikan ideologi
tunggal dan satu-satunya sumber nilai serta kebenaran.
Nilai-nilai hasil tafsiran orde baru ditanamkan dalam benak
masyarakat melalui doktrinasi
Warga negara yang berbeda tafsir, tidak sepemahaman, dan tidak
melaksanakan hasil tafsir sepihak Orde Baru dianggap melanggar
ideologi dan dasar negara
▪ Pada 21 Mei 1998, pesiden suharto mengundurkan diri, diganti Wakil
presiden BJ. Habibi. Momen yg menandai berakhirnya era Orde baru
dan datangnya Orde reformasi
F. Masa Reformasi
▪ Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan
menuntun masyarakat.
▪ Masyarakat terkesan masa bodoh dalam melakukan implementasi
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila memang sedang kehilangan legitimasi
▪ Tap MPR no XVIII/MPR/1998, tanggal 13 November 1998, Tentang
dicabutnya Tap MPR No. II/MPR/1978 mengenai Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, dan penetapan tentang
penegasan Pancasila sebagai dasar negara.

▪ Reformasi telah merombak semua segi kehidupan secara mendasar


untuk menjadikan nilai2 Pancasila sebagai dasar negara dalam rangka
mempertahankan jatidiri bangsa, dan persatuan dan kesatuan nasional
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai