Anda di halaman 1dari 29

Tian Nopita Sari (1001) Reffy Anyati (1021)

Vanny Andirozse A (1003) Weriska Oktrivani (1023)


Feny Angraini (1005) Mukhlisin Putra (1025)
Uthari Chintya (1007) Lilian Meutia (1027)
Nama Anggota Yesika Sisilia (1009) Lara Claudia (1029)
Putri Rahmadani (1011) Ovitra Mulyawati (1031)
Amelia Jamirus (1013) Mutya Amal Dwi S (1033)
Olga Citra Novera (1015) Wulandari Astagina (2001)
Mutiara Yerivanda (1017) Fadhil Akbar (2003)
Fiza Isolpia (1019) Fara Annisa (2005)
Farmakologi berasal dari kata (Yunani)
yang artinya farmakon yang berarti obat
dalam makna sempit, dan dalam makna
luas adalah semua zat selain makanan
yang dapat mengakibatkan perubahan
susunan atau fungsi jaringan tubuh.
Definisi

Logos berarti ilmu. Sehingga Farmakologi adalah


ilmu yang mempelajari pengaruh bahan kimia pada sel
hidup dan sebaliknya reaksi sel hidup terhadap bahan
kimia tersebut.
Farmakognosi Biofarmasi Farmakokinetika

Farmakologi
dibagi menjadi
beberapa
bagian, yaitu:
Farmakodinamika Toksikologi Farmakoterapi
Obat
Diagnostis

obat-obatan yang Obat


digunakan dalam Farmakodina
mis
terapi
Obat
Kemotera
peutis
Penggolongan Obat Psik
Obat-obatan Obat
Obat Obat otropika
Bebas
Bebas Keras dan
Terbatas  
Narkotika

a. Psikotropika

b. Narkotika
Penggolongan obat
secara luas  Penggolongan obat berdasarkan jenisnya

dibedakan  Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat


 Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
berdasarkan
 Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian
beberapa hal,
 Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
diantaranya :
 Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi
 Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya
2. Farmakodinamik
1. Farmakokinetik Definisi Farmakodinamik
Farmakodinamika Farmakodinamik berasal
 Definisi Farmakokinetik
Dan dari bahasa Yunani “Farmako”
Farmakokinetik berasal dari
Farmakokinetik bahasa Yunani : “Farmako” yang
yaitu obat dan “Dinamic” yaitu
kemampuan (power).
artinya obat dan “Kinesis” yang artinya
perjalanan. a. Mekanisme Kerja Obat
b. Reseptor Obat
 Fase-fase Farmakokinetik c. Transmisi Sinyal Biologis
a. Absorpsi d. Interaksi Obat-Reseptor
Parameter Farmakokinetik e. Antagonisme
a. Bioavailabilitas b. Distribusi Farmakodinamika
b. Clearance c. Biotransformasi / Metabolisme f. Kerja Obat yang tidak
c. Volume distribusi Diperantarai Reseptor
d. Ekskresi
d. Waktu paruh g. Efek Obat
h. Faktor yang
mempengaruhi efek obat
Interaksi Obat
Jenis Interaksi Obat  berdasarkan mekanisme :
 Interaksi farmakokinetika
 Interaksi farmakodinamika

• Berkurang atau hilangnya


khasiat terapi.
• Meningkatnya aktivitas
obat, dan dapat terjadi
reaksi toksik obat
b. Interaksi Dalam Mekanisme
Distribusi (Kompetisi dalam
ikatan protein plasma)
A.  Interaksi Obat secara Farmakokinetika : 1. Warfarin – Fenilbutazon
a.    Interaksi Dalam Mekanisme Absorbsi 2. Warfarin – Kloralhidrat

Mekanisme interaksi akibat gangguan absorpsi antara lain :


1. Kompleksasi dan adsorbsi (interaksi langsung)
2. Perubahan pH saluran pencernaan
3. Perubahan motilitas atau laju pengosongan lambung
4. Penghambatan enzim pencernaan
5.  Perubahan flora saluran pencernaan
c.  Interaksi Dalam Mekanisme  Metabolisme Hepatik
 Metabolisme obat dipercepat
Contoh obat yang dapat berinteraksi dalam proses
metabolisme:
Lanjutan
1. Warfarin – Fenobarbital
2. Kontrasepsi Oral – Fenobarbital
 Metabolisme obat dihambat
3. Alkohol – Disulfiram
4. Merkaptopurin – Alopurinol

d.  Interaksi Dalam  Mekanisme Ekskresi


1. Interaksi Obat dengan Perubahan pH Urin
2. Interaksi Obat dengan Perubahan Transpor Aktif
B. Tipe Interaksi Obat secara Farmakodinamik
Lanjutan
1. Efek adisi terjadi ketika dua obat atau lebih dengan  efek yang sama
digabungkan  dan hasilnya adalah jumlah efek secara tersendiri sesuai
dosis yang digunakan.
2. Efek sinergis terjadi ketika dua obat atau lebih, dengan atau tanpa efek
yang sama digunakan secara bersamaan untuk mengombinasikan efek
yang memiliki  outcome yang lebih besar dari jumlah komponen aktif
Tipe-2 interaksi satu obat saja.
1. Interaksi aditif atau
3. Potensiasi mengambarkan  efek sinergistik tertentu; suatu interaksi obat
sinergistik
dimana hanya satu dari dua obat yang tindakannya diperbesar oleh
2. Dua obat memiliki efek
keberadaan obat kedua.
farmakologi yg sama, efek
aditif alkohol – sedatif, 4. Reaksi antagonis  memiliki efek sinergisme yang sebaliknya dan
tranquilizer menghasilkan suatu efek kombinasi yang lebih rendah dari komponen
aktif secara terpisah  ( protamine yang diberikan sebagai antidotum
terhadap aksi antikoagulan dari heparin).
1. Sistem metrik
Sistem desimal berdasar kelipatan 10. Unit dasar dari
pengukuran adalah gram (g, gm, G, Gm) untuk berat; liter (l,L) untuk
Cara Pemberian volume; dan meter (m, M) untuk pengukuran linera atau panjang.
dan Perhitungan Unit metrik yang paling sering dipakai dalam penulisan obat adalah:
Dosis  1 g = 1000 mg
 1 L = 1000 mL
 1 mg= 1000 µ (mkg)
2. Sitem farmasi

Lanjutan Menggunakan angka romawi dan tidak memakai angka arab untuk
menyatakan jumlah, dan angka romawi diletakkan setelah simbol
singkatan untuk unit pengukuran. dalam sistem farmasi, unit berat
adalah grain (gr) dan unit volume cairan adalah ounce (fluidounce),
dram (fluidram) dan minim(min).
3. Sistem rumah tangga
Pengukuran tidak setepat sistem metrik atau farmasi, pengukuran
bersifat kira-kira. Satu sendok teh (t) dianggap ekuivalen dengan 5 mL
menurut USP resmi. Ingat bahwa mililiter (mL) adalah sama dengan cc
(centimeter cubik). 3 sendok teh setara dengan 1 sendok makan.
Lanjutan B. Penghitungan Larutan
Suatu massa zat padat yang larut dalam suatu volume cairan lain
yang diketahui (g/mL, g/L, mg/mL). Larutan 10% = 10 g zat padat yang
dilarutkan dalam 100 mL larutan. Larutan 1 : 1000 = larutan yang
mengandung 1 g zat padat dlm 1000 mL cairan / 1 ml cairan dalam 1000
mL cairan lain.
C. Penghitungan Dosis Anak
Pemberian dosis obat pada anak memerlukan suatu pertimbangan
yang seksama terhadap perbedaan antara anak dan orang dewasa
sehubungan dengan farmakokinetika dan farmakologi obat.
1. BERDASARKAN UMUR
Rumus AUGSBERGER 3. Rumus DILLING : n/20 x dosis
Lanjutan
 Untuk 2-12 bulan: (m+13)% dari D
maksimal dewasa, dimana n adalah
 Untuk 1-11 tahun: (4n+ 20)% dari D
umur dari anak 8 tahun kebawah. (ex:
 Untuk 12-16 tahun : (5n+10)% dari D
umur anak 5 tahun, dosis dewasa : 2
 m = usia(bulan); n = usia(tahun)
sdt maka = 5/20 x 2 = 0.5 sdt)

2. Berdasarkan berat badan (formula


4. Berdasarkan luas permukaan tubuh
Clark)
Dosis anak = dosis dewasa x (luas permukaan
Dosis anak = dosis dewasa x (berat
tubuh(m2)/1,73)
badan(kg)/ 70 kg) (ex: dosis dewasa:2
Pada saat ini dianggap yang paling tepat karena
sdt,BB anak 35kg, maka 2 x (35/70) =  2 ketimpangan antara dosis anak dan dosis dewasa
lebih kecil..
x 0.5 = 1 sdt)
Untuk pemilihan obat pada anak perlu diperhatikan dalam:
a. Hindari pemberian anak obat-obatan yang diperuntukkan bagi
orang dewasa meskipun dengan dosis kecil
Lanjutan
b. Hindari pemberian obat dari resep dokter yang diberikan pada
orang lain dan buka atas nama anak
c. Memberikan obat khusus yang ditujukan hanya untuk anak
dengan kondisi yang khusus pula
Untuk pemberian antibiotik pada anak harus tepat dosis dan
durasinya.
5. Perhitungan dosis menurut formula
Pincus Catzell persentase dari dosis
dewasa, yaitu :
  bayi baru lahir 12%
  1-12 bulan 15-25%
  1-5 tahun 25-40%
  5-12 tahun 50-75%
D. Macam-Macam Dosis
Lanjutan 1. Dosis Terapi
2. Dosis Maksimum
3. Dosis Toxic
4. Dosis Lethal
5. Inithial Dose atau Loading dose
6. Loading dose
7. Maintenance Dose
E.     Penghitungan Dosis Obat

Dosis yang diprogramkan x Jumlah yang tersedia= Jumlah yang diberikan

a. Dosis yang tersedia


Dosis yang diprogramkan adalah jumlah obat murni yang diresepkan
dokter untuk seorang klien 
b. Dosis Pediatrik
Dosis anak = area permukaan tubuh anak x dosis dewasa normal
                   1,7 m persegi 
1. Benar 
Obat
6. Benar
pendoku 2. Benar
mentasia Dosis
n
F. Prinsip 6
BENAR

5. Benar  3. Benar
waktu pasien
4. Benar
cara
pemberia
n obat
Obat-obatan
Tradisional

2. Obat Herbal
1. Jamu 3. Fitofarmaka
Terstandar (OHT)
Sejarah obat tradisional :
 Tradisi : merupakan kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh
berkembang, terpeliharah pada sekelompok / golongan
masyarakat, yang pada akhirnya melahirkan satu budaya.
 Kebiasaan lahir dari pengalaman
 Pengalaman diperoleh dari berbagai cara, antara lain :
 mencoba-coba
 signatura
  petunjuk dari yang kuasa
A. Keuntungan obat tradisonal
1. Efek samping OT relatif kecil bila digunakan secara benar dan tepat
2. Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan obat
tradisional/komponen bioaktif tanaman obat.
Kelebihan dan 3. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi.
kekurangan obat 4. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan
tradisional degeneratif.

B. Kelemahan obat tradisonal


Adapun beberapa kelemahan tersebut antara lain : efek
farmakologisnya yang lemah, bahan baku belum terstandar dan
bersifat higroskopis serta volumines, belum dilakukan uji klinik dan
mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme.
Model Masuk Dan Daya Keracunan
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorpsi, menempel
Toxicology Obat pada kulit, atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil
dapat mengakibatkan cederadari tubuh dengan adanya rekasi kimia
(Brunner & Suddarth, 2001).

Jenis-jenis keracunan:
1. Cara terjadinya terdiri dari:
a. Self poisoning
Secara sederhana dan b. Attempted Suicide
ringkas, toksikologi dapat c. Accidental poisoning
didefinisikan sebagai kajian d. Homicidal poisoning
tentang hakikat dan
mekanisme efek berbahaya 2. Mulai waktu terjadi
(efek toksik) berbagai bahan a. Keracunan kronik
kimia terhadap makhluk hidup b. Keracunan akut
dan sistem biologik lainnya 3. Menurut alat tubuh yang terkena
4. Menurut jenis bahan kimia
Klasifikasi Daya
Keracunan Klasifikasi daya keracuan meliputi sangat-sangat
toksik, sedikit toksik dan lain-lain
1. Super Toksik : Struchnine, Brodifacoum, Timbal,
Arsenikum, Risin, Agen Oranye, Batrachotoxin, Asam
Flourida, Hidrogen Sianida.
2. Sangat Toksik :Aldrin, Dieldrin, Endosulfan, Endrin,
Organofosfat
3. Cukup Toksik :Chlordane, DDT, Lindane, Dicofol,
Heptachlor
4. Kurang Toksik :Benzene hexachloride (BHC)
Golongan racun berdasarkan
tempat racun mudah didapat
1. Racun di Rumah tangga
Faktor factor yang mempengaruhi
2. Racun yang ada di lapangan
Cara masuknya Racun ke pertanian/perkebunan terjadinya Keracunan
dalam tubuh
3. Racun yang digunakan dalam Ada beberapa factor yang
1. Mulut (Peroral, ingesti) dunia pengobatan mempengaruhi terjadinya keracunan
2. Saluran pernapasan 4. Racun yang digunakan dalam pada seseorang;
(Inhalasi) bidang industri dan
3. Suntikan (Parenteral, injeksi) laboratorium a. Jenis Racunnya
4. Kulit yang sehat/sakit
5. Racun yang ada di alam b. Dosis Racun
5. Dubur/vagina
(Perektal/pervaginal) bebas c. Cara masuk kedalam tubuh
d. Stabilitas racun dalam tubuh
e. Resapan racun dalam tubuh
f. Kondisi tubuh
1. Toksikologi obat
Dalam perkembangan lebih
Pembangian Ilmu 2. Toksikologi yang
menimbulkan
lanjut, toksikologi dibagi menjadi
toksikologi ketergantungan 5 cabang, yaitu:
1. Toksikologi Forensik
3. Toksikologi bahan makanan 2. Toksikologi Analitik
4. Toksikologi pestisida 3. Toksikologi Klinik
4. Toksikologi lingkungan
5. Toksikologi pekerjaan 5. Toksikologi hukum
6. Toksikologi lingkungan
7. Toksikologi asidental
8. Toksikologi kedokteran
forensic
9. Toksikologi perang
10. Toksikologi nuklir/ sinar
Cara Kerja racun
1. Racun bekerja setempat (Lokal) ;
menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan
disertai peradangan, kematian dan shock.
2. Racun bekerja sistemik (keseluruh tubuh
melalui aliran darah)
3. Racun bekerja setempat dan sistemik

Anda mungkin juga menyukai