Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK

PERGURUAN TINGGI
BAB 1 PENDAHULUAN

Kelompok 1 :
1. Abdullah Ammar Arafat (01011281924027)
2. Duta enseven (01011381924147)
3. M.Daffa Dhiya’ulhaq (01011381924169)
4. Rahmatul Akbar (01011381924150)
Pokok Bahasan
 Tujuan Pendidikan Pancasila
 Manfaat Pendidikan Pancasila
 Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila
 Konsep Pendidikan Pancasila
 Landasan Pokok Pendidikan Pancasila
Tujuan Pendidikan Pancasila

 Tujuan pendidikan Pancasila tentu tidak bisa lepas dari tujuan nasional

bangsa yang tertuang dalam UUD 1945 alinea keempat yaitu,


”melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial …”
Tujuan Secara Umum dan Khusus
 Secara umum Tujuan Utama Pendidikan Pancasila adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran berbangsa dan bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air dan bersendikan
kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para mahasiswa
calon sarjana/ilmuwan NKRI yang sedang mengkaji dan akan menguasai IPTEK.
 Secara khusus tujuan Pendidikan Pancasila terkandung dalam tujuan Pendidikan Nasional,
yaitu: meningkatkan manusia yang berkualitas, berimtak, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja,
profesional, bertanggungjawab, dan produktif, serta sehat jasmani dan rohani ... dan harus
menumbuhkan jiwa patriotik, mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat
kebangsaan, kesetiakwanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, sikap menghargai jasa
para pahlawan, dan berorientasi ke masa depan.
Manfaat Pendidikan Pancasila
 Melalui Pendidikan Pancasila mahasiswa dapat mengembangkan potensi dirinya, berfikir

rasional serta peduli dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara berdasarkan nilai-
nilai Pancasila serta diupayakan dapat mengaktulisasikan nilai tersebut dalam berbagai macam
kehidupan, baik pada saat menjadi mahasiswa maupun setelah menyelesaikan studi dan
mengabdikan diri di tengah-tengah masyarakat nantinya.

 Mahasiswa sebagai insan dewasa yang akan menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, dan

profesional nantinya harus dibekali dengan sejumlah pengetahuan berkaitan dengan Pancasila
(learning to know), kemampuan untuk berbuat baik dalam segala bidang sesuai dengan nilai
Pancasila (learning to do), serta kemampuan menjadikan nilai Pancasila sebagai proses hidup
dan berkehidupan bersama (learning to be and learning to live together), hari ini dan hari esok.
Tabel 1. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Pancasila

Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila


Domain Standar Kompetensi Lulusan
1. Sikap a. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang dewasa
yang beriman, ber-akhlak mulia, mandiri, kreatif, bertang-
gung jawab, berbudaya dan berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social serta alam.
b. Berkontribusi aktif dalam kehidupan ber-bangsa dan
bernegara termasuk berperan dalam pergaulan dunia dengan
  menjunjung tinggi penegakan hukum.

2. Pengetahuan a. Memiliki pengetahuan prosedural dan metakognitif dalam


konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum
dan khusus serta mendalam dengan wawasan kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban.
b. Terkait dengan fenomena dan kejadian yang mencakup
penyebab, alternatif solusi, kendala, dan solusi akhir.

3. Keterampilan a. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan


  inovatif dalam ranah abstrak dan konkret terkait dengan
pengembangan diri sesuai dengan bakat dan
kemampuannya.
b. Mampu memberikan petunjuk dalam memilih alternatif
solusi secara mandiri dan/atau kelompok.
Konsep Pendidikan Pancasila
1. Asal Mula Pancasila
Menurut Prof. Dr. Notonegoro, S.H. (dalam Kaelan, 1996) Pancasila kalau ditinjau dari asal mulanya, atau sebab
musabab Pancasila dapat dipakai sebagai falsafah negara, maka Pancasila memenuhi syarat empat sebab
(kausalitas) yakni:
 Causa Materialis (asal mula bahan)

Causa materialis artinya asal mula bahan, artinya sebelum Pancasila dirumuskan sebagai asas kehidupan bangsa,
maka unsur-unsur Pancasila sudah ada sejak zaman dahulu, yang dapat dilihat dari adat istiadat, kebudayaan, dan
dalam agama-agama.
 Causa Formalis (asal mula bentuk)

Causal formalis artinya asal mula bentuk atau bangunan. Hal ini mengandung arti bahwa pembentuk negara
dalam hal ini adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai anggota BPUPKI bersama-sama anggota
BPUPKI lainnya merumuskan dan membahas Pancasila. Hal ini juga disebut sebagai asal mula tujuan.
 Causa Efisien (asal mula karya)

Causa efisien atau asal mula karya mengandung arti bahwa sejak mulai dirumuskannya, dibahas
dalam sidang BPUPKI pertama dan kedua, juga dalam rangka proses pengesahan Pancasila oleh PPKI
yang menjadikan
Pancasila sebagai dasar filsafat negara pada tanggal 18 Agustus 1945 sebagai asal mula karya.
Juga di dalam Panitia Sembilan 22 Juni 1945 yang merumuskan Piagam Jakarta yang memuat
rancangan dasar negara Pancasila sebagai asal mula sambungan.
 Causa Finalis (asal mula tujuan)

Causa finalis atau asal mula tujuan yakni berkaitan dengan tujuan dirumuskannya
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia. Panitia Sembilan termasuk di dalamnya
Ir.Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, menyusun Piagam Jakarta (Pembukaan UUD 1945) pertama
kali dibentuk, dan yang memuat Pancasila. Kemudian BPUPKI menerima rancangan tersebut
dengan segala perubahannya. Hal ini dimaksudkan agar Pancasila dijadikan dasar filsafat
Negara Republik Indonesia. (Prof. Dr.Notonagoro, 1975, dalam Kaelan, 1996).
2. Tinjauan Pancasila dari Berbagai Segi
 Pengertian Pancasila dari segi etimologis

Secara etimologis (pengertian kata), istilah Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari
India yang mengandung dua arti yakni. Pancasyila: “panca” artinya lima sedangkan “syila”
vocal i pendek artinya batu sendi atau dasar. “syiila” vokal i panjang artinya peraturan
tingkah laku yang baik, yang penting. Oleh karena itu secara etimologis, kata “Pancasila”
berarti lima aturan tingkah laku yang baik dan penting.
 Pengertian Pancasila Sesuai Istilah Resmi
Istilah resmi adalah “Pancasila” atau “lima dasar” yang diusulkan oleh Ir.Soekarno pada
tanggal 1 Juni 1945 tepatnya dalam sidang Pertama BPUPKI. Pada tanggal 1 Juni saat ini
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Hal ini karena pada tahun 1947 pidato Ir.
Soekarno diterbitkan dan dipublikasikan dengan diberi judul “lahirnya Pancasila”, sehingga
pada saat itu sangatlah popular bahwa 1 Juni disebut sebagai hari lahirnya Pancasila.
 Pengertian Pancasila secara yuridis

Secara yuridis (hukum) pengertian Pancasila atau lima dasar terdapat dalam tata
urutan/rumusannya tercantum dalam alinea ke-empat Pembukaan UUD 1945. Rumusan
Pancasila tersebut yakni :
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3) Persatuan Indonesia.

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Landasan Pokok Pendidikan Pancasila
Landasan Historis
 Nilai-nilai Pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri, seperti nilai-nilai ketuhanan
(kepercayaan kepada Tuhan telah berkembang dan sikap toleransi sudah lahir), dan
nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dan sila-sila lainnya.
 Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar negara Indonesia oleh para tokoh bangsa saat
akan melahirkan negara RI.
 Nilai-nilai
Pancasila tetap tercantum dalam pembukaan UUD 1945, biarpun
perjalanan ketata-negaraan mengalami perubahan dan pergantian undang-undang:
dari UUD 45, Konstitusi RIS, UUD Sementara, sampai kembali keUUD 45.
Landasan Kultural
 Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia
merupakan pencerminan nilai-nilai yang tumbuh dalam kehidupan
bangsa Indonesia.
 Nilai-nilai yang dirumuskan dalam Pancasila merupakan hasil pemikiran konseptual
dari tokoh bangsa Indonesia seperti: Soekarno, Drs. Mohammad. Hatta, Mr.
Muhammad Yamin, Prof. Mr. Dr. Supomo, dan tokoh lainnya.
 Nilai-nilai Pancasila itu digali dari budaya bangsa Indonesia.

Landasan Yuridis
 UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ps 39 ayat 2 yang
menyebutkan tentang isi kurikulum, jalur, dan jenjang pendidikan wajib yang
memuat:
a) Pendidikan Pancasila;
b) Pendidikan Agama; dan
c) Pendidikan Kewarganegaraan
 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menetapkan
kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat Pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan dan bahasa.
 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 30 tahun 1990,
menetapkan status pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan tinggi
sebagai mata kuliah wajib untuk setiap program studi dan bersifat nasional.
Landasan Filosofis
 Nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila merupakan filosofi bangsa
Indonesia sebelum mendirikan negara Republik Indonesia.
 Nilai-nilai itu:
 bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan,
 berkemanusiaan yang adil dan beradab,
 selalu berusaha mempertahankan persatuan dan mewujudkan keadilan
 Pancasila sebagai dasar filsafat negara menjadi sumber bagi segala tindakan
para penyelenggara negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan.
 Pancasila sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai
pembangunan nasional dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya,
pertahanan keamanan.

Anda mungkin juga menyukai