Anda di halaman 1dari 25

Pendidikan pancasila

Drs. Andi Aco Agus, SH., M. Pd


VISI DAN MISI PENDIDIKAN PANCASILA

1) Mengembangkan potensi akademik


peserta didik (misi psikopedagogis)
2) Menyiapkan peserta didik untuk hidup
Terwujudnya kepribadian sivitas akademika dan berkehidupan dalam masyarakat,
yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila bangsa dan Negara (misi psikososial)
3) Membangun budaya ber-Pancasila sebagai
salah satu determinan kehidupan (misi
sosiokultural)
4) Mengkaji dan mengembangkan
pendidikan Pancasila sebagai sistem
pengetahuan terintegrasi atau disiplin ilmu
sintetik (synthetic discipline), sebagai misi
akademik.
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
Asal Mula Pancasila
Menurut Prof. Dr. Notonegoro, S.H.,
(dalam Kaelan, 1996) Pancasila jika
ditinjau dari asal mulanya atau sebab
Sebelum disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh musababnya Pancasila dapat dipakai
Panitian Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), sebagai falsafah Negara, maka
bahwa nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara Pancasila memenuhi empat syarat
Republik Indonesia telah ada pada bangsa Indonesia sebab (kausalitas), yakni:
sejak zaman dahulu kala. 1. Causa Materialis (asal mula bahan)
2. Causa Formalis (asal mula bentuk)
3. Causa Efisien (asal mula karya)
4. Causa Finalis (asal mula tujuan)
PANCASILA DARI BERBAGAI SEGI

Pengertian Pancasila secara Etimologis

Pengertian Pancasila secara Historis

Pengertian Pancasila sesuai Istilah


Resmi

Pengertian Pancasila secara Yuridis


DASAR PEMIKIRAN (PERLUNYA)
PENDIDIKAN PANCASILA
1) Nilai-nilai perjuangan bangsa (semangat 3) Pengaruh perkembangan IPTEKS, khususnya
kebangsaan) telah mengalami pasang surut teknologi informasi, komunikasi, dan
sesuai dengan dinamika kehidupan dan telah transportasi yang membuat dunia menjadi
mengalai penurunan sampai pada titik kritis; semakin transparan;

2) Pengaruh globalisasi, pengaruh Negara maju,


dan engaruh kekuatan lembaga-lembaga 4) Pengaruh isu-isu/ persoalan/ permasalahan

internasional yang telah sering menimbulkan global (demokratisasi, HAM, dan lingkungan

berbagai berbagai konflik kepentingan di hidup) yang sering dan telah memengaruhi

kalangan bangsa Indonesia; kondisi nasional.


TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

Tujuan Pendidikan Pancasila


• Secara Umum, Pendidikan Pancasila adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa
dan bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan
usantara, serta ketahanan nasional dalam diri para mahasiswa calon sarjana atau ilmuwan Negara NKRI
yang sedang mengkaji dan akan menguasai IPTEKS.
• Secara Khusus, tujuan Pendidikan Pancasila terkandung dalam tujuan Pendidikan Nasional, yaitu:
meningkatkan manusia yang kualitas, berintak, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,
tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan
produktif, serta sehat jasmani dan rohani … dan harus menumbuhkan jiwa patriotik, mempertebal rasa
cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah
bangsa, sikap menghargai jasa para pahlawan, dan berorientasi ke masa depan.
Menurut hasil lokakarya mata kuliah
Pancasila 1978: Tujuan Perkuliahan a. Mahasiswa mengerti dan menghayati tentang Pancasila
Pancasila di Perguruan Tinggi.
yang sah dan benar sebagaimana yang telah dirumuskan
secara formal dalam Pembukaan UUD 1945, alenia IV
b. Mahasiswa mengamankan Pancasila dari segala macam
bahaya ddarimana pun datangnya.
c. Mahasiswa dapat mengamalkan Pancasila dalam
kehidupannya sehari-hari dalam masyarakat sesuai
dengan keahliannya masing-masing.
d. Mahasiswa ikut aktif berperan dalam mengusahakan
kelestarian Pancasila, pandangan hidup bangsa dan
dasar Negara Republik Indonesia.
1) Dapat memahami dan mampu melaksanakan
jiwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 (UUD 1945) dalam kehidupannya
sebagai warganegara Republik Indonesia.
2) Menguasai pengetahuan dan pemahaman
tentang beragam masalah dasar kehidupan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
hendak diatasi dengan penerapan pemikiran
dari Departemen Pendidikan Nasional Nomor yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
265/Dikti/Kep/2000 Pasal 4, merumuskan tujuan 3) Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai dan norma Pancasila,
Pendidikan Pancasila yang mencakup unsur sehingga menanggapi perubahan yang terjadi
Filsafat Pancasila di Perguruan Tinggi. dalam rangka keterpaduan IPTEKS dan
pembangunan.
4) Membantu mahasiswa dalam proses belajar,
proses berpikir, memecahkan masalah dan
mengambil keputusan dengan menerapkan
strategi heuristic terhadap nilai-nilai
Pancasila.
Laboratorium Pendidikan Pancasila (Lapsila)
IKIP Malang, 1990 (dalam Soegito, 2003)
a. Meningkatkan penghayatan dan
merumuskan tujuan mempelajari Pendidikan pengalaman (nilai) Pancasila yang
Pancasila adalah untuk benar dan sah, yang dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum,
teoritis ilmiah, filosofi ideologis, etis-
moral, teistis-religius

b. Meningkatkan kesadaran dan


kebanggaan bahwa nilai Pancasila
bersumber dari sosio-budaya bangsa,
sebagai perwujudan jiwa dan c. Meningkatkan kesadaran dan
kepribadian bangsa. kebangsaan sebagai warga Negara
kesatuan nilai yang utuh, bangsa
Indonesia bertekad mengembangkan,
mewariskan dan melestarikan Pancasila
dan UUD 1945.
a. Menjadi pribadi yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa b. Sehat jasmani dan rohani,
berakhlak mulia, dan berbudi
pekerti luhur

Menurut Direktur Pembelajaran dan


Kemahasiswaan (2013) Pendidikan
Pancasila sebagai bagian dari pendidikan
nasional mempunyai tujuan c. Memiliki kepribadian yang mantap,
mempersiapkan mahasiswa sebagai calon mandiri, dan bertanggung jawab sesuai
sarjana yang berkualitas berdedikasi tinggi hati nurani
dan bermartabat agar

e. Mampu ikut mewujudkan kehidupan d. Mampu mengikuti


yang cerdas dan mewujudkan perkembangan IPTEK dan seni
kesejahteraan bagi bangsa.
Secara spesifik tujuan penyelenggaran pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk:
a. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah Negara dan ideology bangsa melalui revitalisasi nilai-nilai dasar
Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
b. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila kepada mahasiswa
sebagai warga Negara Republik Indonesia, dan membimbing untuk dapat menerepkannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945.
d. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta penguatan masyarakat madani yang demokratis,
berkeadilan dan bermartabat berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal
dan eksternal masyarakat bangsa Indonesia.
KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN
PANCASILA
Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 (Pasal 35 ayat 3) tentang Pendidikan Tinggi dijelaskan

bahwa Kurikulum Pendidikan Tinggi wajib memuat mata kuliah a) Agama; b) Pancasila; c)

Kewarganegaraan; dan d) Bahasa Indonesia yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baik pada

program sarjana maupun diploma. Sebagai mata kuliah wajib, mata kuliah Pendidikan Pancasila tidak

dapat dipisahkan dengan Sistem Pendidikan Nasional Indonesia. Dasar Pendidikan Nasional yakni

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. pancasila sebagai dasar

kerohanian pendidikan nasional mengandung arti bahwa segala pelaksanaan pendidikan harus

bermuara pada pembentukan karakter manusia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.


Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai
dasar pendidikan nasional mengandung makna,
Winataputra, US (2009) menjelaskan makna-makna
tersebut sebagai berikut:

a. Secara filosofis
.

sistem pendidikan nasional merupakan keniscayaan dari sistem

nilai yang terkandung dalam Pancasila.


b. Secara substantive-edukatif
sistem pendidikan nasional harus bertujuan menghasilkan
manusia yang dewasa Indonesia yang “beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab” sebagaimana yang diamanatkan dalam
tujuan pendidikan nasional.

c. Secara sosio-politik

manusia dewasa Indonesia yang “beriman dan bertakwa kepada


Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab” itu harus menjadi individu anggota masyarakat, individu
anak bangsa, dan individu yang kolektif-nasional mau dan mampu
membangun watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
d. Secara sosio-politik

sistem nilai yang terkandung dalam Pancasila itu harus diwujudkan sebagai proses

belajar anak dan orang dewasa sepanjang hayat melalui proses belajar yang bersifat

konsentris tentang Pancasila (knowing Pancasila), belajar melalui proses yang

mencerminkan jiwa dan aktualisasi Pancasila nilai-nilai Pancasila (doing Pancasila) dan

belajar untuk membangun tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara

Indonesia yang religious, beradab, bersatu, demokratis dan berkeadilan (building

Pancasila).
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Pancasila

Domain Standar Kompetensi Lulusan


1. Sikap a. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang dewasa
yang beriman, berakhlak mulia, mandiri, kreatif,
bertanggung jawab, berbudaya dan berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan social alam.
b. Berkontribusi aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara termasuk berperan dalam pergaulan dunia
dengan menjunjung tinggi penegakan hukum.
2. Pengetahuan a. Memiliki pengetahuan procedural dan metakognitif dalam
konsep teoretis bidang pengetahuan tertentu secara umum
dan khusus serta mendalam dengan wawasan kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban.
b. Terkait dengan fenomena dan kejadian yang mencakup
penyebab, alternative solusi, kendala, dan solusi akhir.

3. Keterampilan a. Memiliki kemampuan piker dan tindak yang efektif dan


inovatif dalam ranah abstrak dan konkret terkait dengan
pengembangan diri sesuai dengan bakat dan
kemampuannya.
b. Mampu memberikan petunjuk dalam memilih alternative
solusi secara mandiri dan/ atau kelompok.
Wreksosuhardjo, S (2004) merumuskan kompetensi yang diharapkan dari Pendidikan Pancasila di
Perguruan Tinggi, yaitu:

a. Kompetensi Filosofis
1) Mampu memahami dunia
tempat kita hidup ini secara
b. Kompetensi Kultural
1) Mampu menempatkan diri secara benar di tengah-tengah kehidupan
rasional
bersama dengan manusia lainnya
2) Memiliki pandangan hidup
2) Mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan manusia lainnya
sesuai dengan pemahamannya itu
secara bertanggung jawab dari segi Pancasila
3) Merumuskan fungsi praktis
3) Mampu melaksanakan tugas kewajibannya kepada masyarakat,
dan fungsi teoretis pandangan
bangsa, dan Negara sesuai dengan panggilan hidupnya.
hidupnya
4) Mampu menjelaskan hakikat
abstrak Pancasila.
c. Kompetensi Historis
1) Mampu menjelaskan bahwa secara material Pancasila sudah terdapat di
dalam kehidupan bangsa Indonesia di sepanjang masa
2) Mampu menjelaskan bahwa Pancasila dalam arti formal sebagai dasar filsafat
Negara adalah prose pengukuhan Pancasila dalam arti material melalui
berdirinya Negara Republik Indonesia Proklamasi 17 Agustus 1945
3) mampu menjelaskan bahwa secara historis dan yuridis, Pancasila sungguh
merupakan dasar kekal abadi Negara Republik Indonesia yang kekal abadi.

d. Kompetensi Yuridis
1) Mampu menjelaskan bahwa dilihat dari segi hukum, pembukaan UUD 1945 mempunyai
kedudukan hukum yang kokoh dan bahwa setiap pengubahan dan peniadaan terhadapnya
adalah bertentangan dengan hukum dan oleh karenanya patut dikenai sanksi hukum
2) Mampu menjelaskan bahwa Pancasila adalah pusat, dasar, dan inti pembukaan UUD 1945
yang mempunyai kedudukan hukum tertinggi di dalam Negara Republik Indonesia
proklamasi 17 Agustus 1945 dan bahwa Pancasila adalah sumber daro segala sumber
hukum di dalam Negara RI.
TANTANGAN PENDIDIKAN PANCASILA DI MASA DEPAN

Faktor ketersediaan sumber daya, dan spesialisasi


INTERNAL program studi yang makin tajam (yang
menyebabkan sebagian mahasiswa kurang tertarik
terhadap Pendidikan Pancasila).

Krisis keteladanan dari para elite politik dan maraknya


EKSTERNAL
gaya hidup hedonistic di dalam masyarakat.
MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI
BANGSA INDONESIA SEKARANG

Masalah Korupsi

Korupsi telah menyebabkan terjadinya krisis


ekonomi di Indonesia tahun 1998. masalah korupsi
sampai sekarang masih terjadi, baik di pusat maupun
di daerah. Indonesia termasuk peringkat 64 dari 177
urutan Negara paling korup di dunia tahun 2013

(Trnasparansi Internasional 2013).


Masalah Disintegrasi Bangsa

Setelah terjadinya reformasi di Indonesia sejak tahun 1998


bermunculan masalah-masalah. Reformasi di Indonesia
menghasilkan perbaikan-perbaikan dalam tatanan Negara
Republik Indonesia juga memunculkan dampak negatif yaitu
berkurangnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Masalah Dekadensi Moral

Akhir-akhir ini fenomena materialism dan hedonism telah


memengaruhi kehidupan bermasyarakat. Paham-paham tersebut telah
mengikis moralitas dan akhlak masyarakat khususnya generasi muda
Indonesia. Fenomena dekadensi moral tersebut banyak kita ketahui
melalui berbagai media baik media cetak maupun media televise dan
alat komunikasi lain yang telah berkembang dengan pesat dewasa ini.
Masalah Narkoba

Masalah Narkoba di Indonesia sekarang ini sangat menyedihkan


karena telah menyentuh hamper semua lapisan masayarakat, anak-
anak, remaja pejabat Negara seniman yang mengakibatkan dampak
Masalah Penegakan Hukum yang negarif bagi keselamatan hidup bangsa Indonesia. Dampak negatif
Berkeadilan
dari letak geografis, dilihat dari kacamata Bandar narkoba,
Indonesia strategis dalam hal pemasaran obat-obatan terlarang.

Salah satu tujuan dari gerakan reformasi adalah mereformasi sistem hukum dan sekaligus
meningkatkan kualitas penegakan hukum. Kualitas penegakan hukum di Indonesia saat ini
menjadi sorotan yang sangat tajam. Tujuan hukum adalah untuk menegakkan keadilan, kepastian
dan kemanfataan bagi seluruh rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Banyak faktor
yang berpengaruh terhadap efektivitas penegakan hukum akan tetapi faktor dominan ialah
manusianya. Inilah perlunya mata kuliah Pendidikan Pancasila yaitu meningkatkan kesadaran
hukum para mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa.
Masalah Kesadaran Perpajakan
Kesadaran perpajakan menjadi masalah utama bangsa, karena uang dari
pajak menjadi tulang punggung pembiayaan pembangunan APBN
2016, sebesar 74,6% penerimaan Negara berasal dari pajak. Masalah
yang muncul adalah masih banyak Wajib Pajak Perorangan maupun
badan (lembaga/instansi/perusahaan/dan lain) yang masih belum sadar
dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
Masalah Lingkungan

Indonesia dikenal sebagai paru-paru dunia. Namun, citra tersebut perlahan mulai luntur
seiring dengan banyaknya kasus pembakaran hutan, perambahan hutan menjadi lahan
pertanian, dan yang paling santer dibicarakan, yaitu beralihnya hutan Indonesia menjadi
perkebunan.
Selain masalah hutan, masalah keseharian yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini adalah
sampah, pembangunan yang tidak memperhatikan ANDAL dan AMDAL, polusi yang
diakibatkan pabrik dan kendaraan yang semakin banyak. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan masih perlu ditingkatkan. Peningkatan
kesadaran lingkungan tersebut juga merupakan perhatian pendidikan Pancasila.
Masalah Terorisme

Salah satu masalah besar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah terorisme
yaitu kelompok ekstrim yang melakukan kekerasan kepada orang lain
dengan melawan hukum dan mengatasnamakan agama. Sejumlah tokoh
berasumsi bahwa lahirnya terorisme disebabkan oleh himpitan ekonomi,
rendahnya tingkat pendidikan, pemahaman keagamaan yang kurang
komprehensif terkadang membuat mereka mudah dipengaruhi oleh
keyakinan ekstrim. Agama yang sejatinya menuntun manusia berperilaku
santun dan penuh kasih saying, di tangan teroris, agama mengejawantah
menjadi keyakinan yang bengis tanpa belas kasihan terhadap sesama.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai