Anda di halaman 1dari 13

Modul ke:

REKAYASA
HIDROLOGI
03 Fakultas
PRESIPITASI & CURAH HUJAN
FAKULTAS
TEKNIK
Program Studi
TEKNIK SIPIL
TIM DOSEN
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
PENGERTIAN

Presipitasi tidak sama dengan hujan, presipitasi


mempunyai arti sebagai air yang terdapat di dalam
atmosfir, berupa embun, hujan, kabut, salju dan es
(Mustafa and yusuf,2012). Namun di Indonesia hampir
tidak ada salju dan es, maka presipitasi seringkali
dianggap sebagai curah hujan.

<
← MENU AKHIRI >

ISTILAH-ISTILAH YANG TERKAIT CURAH HUJAN

a. Intensitas (i) : laju curah hujan/laju presipitasi (mm/jam, mm/hari,


mm/bulan, mm/tahun)

b. Durasi (t) : lama waktu curah hujan turun (menit/jam)

c. Tinggi Curah Hujan (d) : jumlah curah hujan dalam ketebalan (diatas
permukaan datar) (mm)

d. Frekuensi : banyaknya kejadian (biasanya dalam skala ulang), biasanya


dinyatakan sebagai sekali dalam setahun.

e. Luas (A) : luas geografis curah hujan A (luas di atas peta) (km2)

<
← MENU AKHIRI >

ALAT PENAKAR HUJAN

Alat penakar hujan adalah alat yang digunakan untuk mengukur


curah hujan, yaitu pencatat hujan dan penakar hujan. Adapun
jenis alat pencatat hujan terdiri dari penakar hujan biasa,
penakar hujan rata tanah, penakar hujan inggris, interim
reference precipitasion gauge. Sementara itu alat pencatat
hujan terdiri dari pencatat jungkit dan pencatat pelampung.
Frekuensi pengukuran bisa dilakukan sekali dalam sehari atau
sekali dalam seminggu atau sebulan, tergantung menggunakan
alat ukur hujan manual atau otomatis.
<
← MENU AKHIRI >

Alat Penakar Hujan Manual Alat Penakar Hujan Otomatis

<
← MENU AKHIRI >

ANALISIS HUJAN RATA-RATA HUJAN

Untuk menganalisa hujan rata-rata daerah


pengaliran, diperlukan peta Daerah Aliran Sungai
(DAS) seperti contoh DAS dengan 10 stasiun hujan
berikut ini :

•Ket.:

•X = stasiun pencatat hujan


•1 = lokasi stasiun 1
<
← MENU AKHIRI >

ANALISA CURAH HUJAN

A. Cara rata –rata hitung curah hujan

• Keterangan :
• d = tinggi curah hujan rata-rata DAS (mm)
• d1,d2…dn = tinggi curah hujan pada pos penakar 1,2,…,n (mm)

• n = banyaknya pos penakar

<
← MENU AKHIRI >

Cara Polygon Thiessen

Lama penyinaran matahari perhari rata rata di Indonesia


sebagai berikut :
a. Untuk daerah khatulistiwa lama penyinaran mataharinya
sekitar 12 jam per hari,
b. Untuk daerah yang letaknya pada 350 LU/LS, sekitar 10 –
14 jam perhari,
c. Untuk daerah yang letaknya 450 LU/LS sekitar 10 – 15
jam perhari.

<
← MENU AKHIRI >

Cara Polygon Thiessen

Keterangan :
• A = luas daerah (DAS)(km2)
• d = tinggi curah hujan rata-rata DAS (mm)
• d1,d2…dn= tinggi curah hujan pada pos penakar 1,2,…,n (mm)
• A1,A2,..An=luas daerah pengaruh pos1,2,3…n (km2)
<
← MENU AKHIRI >

Cara Ishoyet

Keterangan :
1. A1,A2,..An = luas daerah (DAS)(km2)
2. d = tinggi curah hujan rata-rata DAS (mm)
3. d0,d1…dn = tinggi curah hujan pada isohyet 0,1,2,…,n (mm)

4. A1,A2,..An = luas bagian areal yang dibatasi oleh isohyet-


isohyet (km2)
<
← MENU AKHIRI >

Langkah-langkah pembuatan garis
isohyet

Isohyet adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat

yang mempunyai tinggi hujan yang sama. Pada cara isohyet,

daerah yang terletak di antara 2 garis isohyet dianggap

mempunyai tinggi hujan yang merata dan besarnya

merupakan nilai rata-rata antara 2 garis isohyet tersebut.

<
← MENU AKHIRI >

Contoh Soal

<
← MENU AKHIRI >

Terima Kasih
TIM DOSEN

Anda mungkin juga menyukai