Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Mekanika
Tanah 1
Klasifikasi Tanah

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Teknik Sipil Teknik Sipil W111700045 Fahmi, ST, MT,.

Abstract Kompetensi
Pemahaman hasil uji Sieve Mahasiswa dapat menjelaskan
Analysis, Hidrometer Analysis, dan tentang Sieve analysis dan
Batas-batas Atterberg dengan Hidrometer.
melihat Laporan Soil Investigation.
1. Pendahuluan
Sifat-sifat tanah selalu bergantung pada ukuran butirannya, sehingga masuk akal jika
ukuran butiran dupergunakan sebagai dasar klasifikasi tanah. Batas-batas ukuran butiran
untuk setiap kelompok, terlihat dalam gambar. Pada tanah berbutir kasar, ternyata perilaku
tanah berhubungan erat dengan ukuran butiran dan dengan demikian ukuran ukuran
butiran menjadi syarat utama yang digunakan untuk menilai dan mengklasifikasi tanah
tersebut. Pada tanah yang berbutir halus, ternyata tidak ada lagi hubungan secara
langsung antara perilaku tanah dengan ukuran butiran. Ini karena sifatnya dipengaruhi oleh
komposisi maupun ukuran butirannya. Oleh karena itu, telah ditemukan cara lain untuk
menilai dan mengklasifikasikan tanah tersebut, yaitu dengan uiji batas-batas Atterberg. Uji
ini dapat mengukur sifat plastis tanah.

2. Ukuran Butir dan Distribusi Ukuran Butiran


Untuk menentukan sifat-sifat tanah berbutir kasar yaitu dengan menggunakan cara melihat
kurva distribusi ukuran yang dihasilkan dari pengujian Analisa Saringan (Sieve Analysis) di
laboratorium.

Terdapat dua (2) golongan besar tanah , yaitu :

1. Tanah berbutir kasar, : gravel dan sand


2. Tanah berbutir halus, : silt dan clay

Tujuan dilakukannya ANALISA SARINGAN (SIEVE ANALYSIS) untuk mengetahui variasi


ukuran partikel-partikel tanah yang ada. Sedangkan untuk tanah berbutir halus, perilaku

01 Mekanika Tanah 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Fahmi, ST, MT,. http://www.mercubuana.ac.id
engineeringnya adalah kehadiran air dengan melakukan uji BATAS-BATAS ATTERBERG
(ATTERBERG LIMITS).

Dalam ASTM (1980) : C 136 dan D 422 serta AASHTO (1978) T27 dan T 88. Analisis
ayakan adalah mengayak, menggetarkan contoh tanah melalui satu set ayakan yang kita
pilih, dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil secara berurutan. Untuk standar
ayakan di Amerika serikat, nomor ayakan dan ukuran lubang seperti tabel berikut ini:

Untuk tanah berbutir halus (lebih halus dari saringan no 200 US Standart Sieve)
menggunakan analisa hidrometer. Analisa Hidrometer didasarkan pada Hukum Stokes :
butiran yang mengendap dalam cairan mempunyai kecepatan mengendap yang tergantung

01 Mekanika Tanah 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Fahmi, ST, MT,. http://www.mercubuana.ac.id
pada diameter butir dan kerapatan butir dalam cairan. ASTM (1980) D422, AASHTO (1978)
T88.

Hasil dari analisa mekanik (sieve analysis dan hidrometer), umumnya digambar di atas
kertas semi logaritmik , dikenal sebagai kurva distribusi ukuran butir.

Dari kurva tersebut dapat dibedakan :

- well graded : tanah bergradasi tidak seragam

- uniform graded : tanah bergradasi seragam poorly graded

- gap graded/ skip graded : tanah bergradasi berjenjang

Kurva distribusi ukuran butir dapat dilihat pada Gambar dibawah.

Untuk menentukan tipe gradasi tersebut ada parameter lain, yaitu :

Cu =
koefisien keseragaman :

D60 = diameter butir (dalam mm) yang berhubungan dengan 60% lolos

01 Mekanika Tanah 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Fahmi, ST, MT,. http://www.mercubuana.ac.id
D10 = diameter butir (dalam mm) yang berhubungan dengan 10% lolos

- Harga Cu makin kecil : tanah makin seragam

- Cu = 1 : tanah hanya mempunyai 1 ukuran

- Tanah yang bergradasi sangat jelek misalnya : pasir pantai, Cu = 2 atau 3

- Tanah dengan gradasi sangat baik Cu>15 atau lebih

- Harga Cu sampai dengan 1000

• Koefisien kelengkungan :

Cc =

- D30 = diameter butir (dalam mm) dimana 30% lolos saringan

- Cc di antara 1 dan 3 : gradasi baik

Sepanjang Cu > 4 untuk kerikil

Cu > 6 untuk pasir

Contoh alat ayakan.

Mula–mula contoh tanah dikeringkan dengan oven, pada temperatur 105-110ºC, semua
gumpalan-gumpalan harus benar-benar dipecah menjadi butir-butir yang berdiri sendiri,
kemudian baru diayak pada seperangkat ayakan. Pengayakan dengan getaran (shieve
shaker) lebih kurang 10 menit, didiamkan sebentar baru ditimbang masing-masing ayakan
dan contoh tanah. Dihitung presentase masing-masing tanah pada setiap ayakan dan
presentase kumulatif yang lolos pada tiap ayakan, kemudian digambar pada kertas semi
log.

01 Mekanika Tanah 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Fahmi, ST, MT,. http://www.mercubuana.ac.id
3. Analysis Hydrometer
Analisis ini berdasarkan pada prinsip pengendapan (sedimentasi) butir-butir tanah dalam
air. Jika suatu contoh tanah dilarutkan dalam air, partikel-partikel tanah akan mengendap
dengan kecepatan yang berbeda-beda, tergantung pada bentuk, ukuran, dan beratnya.
Untuk mudahnya dapat dianggap bahwa semua partikel tanah itu berbentuk bola (bulat)
dan kecepatan mengendap dari partikel-partikel tersebut dapat dinyatakan dalam Hukum
Stokes:

Dimana : v = kecepatan mengendap

𝛾s = berat volume partikel tanah / solid

𝛾w = berat volume air = 1gr/cm³

D = diameter partikel tanah

ŋ = kekentalan suspensi

01 Mekanika Tanah 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Fahmi, ST, MT,. http://www.mercubuana.ac.id
Persamaan tersebut dapat di subsitusikan menjadi :

Harga K merupakan fungsi dari Gs dan ŋ, yang tergantung pada tempat uji. Pada tabel
dibawah diberikan variasi harga K yang tergantung tempeatur harga Gs.

01 Mekanika Tanah 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Fahmi, ST, MT,. http://www.mercubuana.ac.id
Percobaan hidrometer dilakukan dalam gelas ukur yang mempunyai volume 1000 ml, tinggi
457,2 mm (18 inci), diameter 63,5 mm (2,5 inci). Contoh tanah seberat 50 gram kering oven
dicampur dengan Calgon (Natrium Hexametaphosphate) konsentrasi 2,5 %, dicampur
dengan air hingga volume totalnya 1000ml. (Tanah+Calgon+Air= 1000ml). Fungsi calgon
untuk memisahkan buturan tanah yang menggumpal (pendispersi). Alat hidrometer
dimasukan pada larutan dan dicatat waktu (T), serta tinggi (L). Pencatatan dilakukan pada
0,5; 1; 2; 4; 8; 16; 32; 64;…… dst menit, atau dapat juga pada bacaan (referensi lain)
1,2,4,8,15,30,60,120,240,480,960, hingga seluruh butiran mengendap dan airnya tampak
sudah jernih.

Dengan mengetahui jumlah tanah didalam larutan, L dan T, kita dapat menghitung
persentase berat dari tanah yang lebih halus dari diameter yang ditentukan.

01 Mekanika Tanah 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Fahmi, ST, MT,. http://www.mercubuana.ac.id
01 Mekanika Tanah 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Fahmi, ST, MT,. http://www.mercubuana.ac.id
01 Mekanika Tanah 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Fahmi, ST, MT,. http://www.mercubuana.ac.id
01 Mekanika Tanah 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Fahmi, ST, MT,. http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

a. M Das, Braja, Indrasurya B Mochtar dan Noor Endah. Mekanika Tanah


(Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis), jilid 1. Jakarta : Erlangga.
b. Craig . R.F dan Budi Susilo. 1989. Mekanika Tanah.Jakarta : Erlangga
c. Kovacs, WD dan Holtz. An Introduction to Geotechnical Engineering.
d. Bowlesh,E Joseph.1984.Physical and Geotechnical Properties of Soils.
McGraw Hill.
e. L D Wesley. Mekanika Tanah.
f. Hary Christady Hardiyatmo. Mekanika Tanah 1.

01 Mekanika Tanah 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Fahmi, ST, MT,. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai