Mekanika
Tanah 1
Klasifikasi Tanah
03
Teknik Sipil Teknik Sipil W111700045 Fahmi, ST, MT,.
Abstract Kompetensi
Pemahaman hasil uji Sieve Mahasiswa dapat menjelaskan
Analysis, Hidrometer Analysis, dan tentang Sieve analysis dan
Batas-batas Atterberg dengan Hidrometer.
melihat Laporan Soil Investigation.
1. Pendahuluan
Sifat-sifat tanah selalu bergantung pada ukuran butirannya, sehingga masuk akal jika
ukuran butiran dupergunakan sebagai dasar klasifikasi tanah. Batas-batas ukuran butiran
untuk setiap kelompok, terlihat dalam gambar. Pada tanah berbutir kasar, ternyata perilaku
tanah berhubungan erat dengan ukuran butiran dan dengan demikian ukuran ukuran
butiran menjadi syarat utama yang digunakan untuk menilai dan mengklasifikasi tanah
tersebut. Pada tanah yang berbutir halus, ternyata tidak ada lagi hubungan secara
langsung antara perilaku tanah dengan ukuran butiran. Ini karena sifatnya dipengaruhi oleh
komposisi maupun ukuran butirannya. Oleh karena itu, telah ditemukan cara lain untuk
menilai dan mengklasifikasikan tanah tersebut, yaitu dengan uiji batas-batas Atterberg. Uji
ini dapat mengukur sifat plastis tanah.
Dalam ASTM (1980) : C 136 dan D 422 serta AASHTO (1978) T27 dan T 88. Analisis
ayakan adalah mengayak, menggetarkan contoh tanah melalui satu set ayakan yang kita
pilih, dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil secara berurutan. Untuk standar
ayakan di Amerika serikat, nomor ayakan dan ukuran lubang seperti tabel berikut ini:
Untuk tanah berbutir halus (lebih halus dari saringan no 200 US Standart Sieve)
menggunakan analisa hidrometer. Analisa Hidrometer didasarkan pada Hukum Stokes :
butiran yang mengendap dalam cairan mempunyai kecepatan mengendap yang tergantung
Hasil dari analisa mekanik (sieve analysis dan hidrometer), umumnya digambar di atas
kertas semi logaritmik , dikenal sebagai kurva distribusi ukuran butir.
Cu =
koefisien keseragaman :
D60 = diameter butir (dalam mm) yang berhubungan dengan 60% lolos
• Koefisien kelengkungan :
Cc =
Mula–mula contoh tanah dikeringkan dengan oven, pada temperatur 105-110ºC, semua
gumpalan-gumpalan harus benar-benar dipecah menjadi butir-butir yang berdiri sendiri,
kemudian baru diayak pada seperangkat ayakan. Pengayakan dengan getaran (shieve
shaker) lebih kurang 10 menit, didiamkan sebentar baru ditimbang masing-masing ayakan
dan contoh tanah. Dihitung presentase masing-masing tanah pada setiap ayakan dan
presentase kumulatif yang lolos pada tiap ayakan, kemudian digambar pada kertas semi
log.
ŋ = kekentalan suspensi
Harga K merupakan fungsi dari Gs dan ŋ, yang tergantung pada tempat uji. Pada tabel
dibawah diberikan variasi harga K yang tergantung tempeatur harga Gs.
Dengan mengetahui jumlah tanah didalam larutan, L dan T, kita dapat menghitung
persentase berat dari tanah yang lebih halus dari diameter yang ditentukan.