Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

Metode
Pelaksanaan Dan
Alat Berat
Proses Pekerjaan Land
Clearing, Cara Penaksiran dan
Faktor Koreksi Produksi Land
Clearing

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Perencanaan Teknik Sipil W111700051 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
dan Desain
12

Abstract Kompetensi
Mahasiswa mampu membuat Mampu Menjelaskan dan menghitung
perhitungan produksi alat-alat berat case sederhana land clearing
untuk pekerjaan sipil.

2021 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


1 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pendahuluan
1. Pengertian Land Clearing

Land Clearing Adalah Proses pembersihan lahan sebelum aktivitas penambangan


dimulai. Land Clearing Tahapan pekerjaan penambangan umumnya diawali dengan
mempersiapkan lahan, yaitu mulai dari pemotongan pepohonan hutan, pembabatan sampai
ke pembakaran hasilnya, yang dinamakan land clearing. Jadi land clearing dapat diartikan
sebagai suatu aktivitas pembersihan material hutan yang meliputi pepohonan, hutan belukar
sampai alang-alang. Variabel yang mempengaruhi pekerjaan land clearing yaitu :
Pepohonan yang tumbuh Kondisi dan daya dukung tanah Topografi Hujan dan perubahan
cuaca Sfesifikasi pekerjaan Data yang diperlukan untuk menganalisis produksi, kebutuhan
alat dan akhirnya ke biaya meliputi: spesifikasi pekerjaan (proyek), kondisi lapangan biaya
alat (beli atau sewa). Untuk selanjutnya pembahasan akan fokuskan pada masalah teknis
dan tidak akan menyinggung masalah biaya.

2. Tahapan – Tahapan Land Clearing

1. SURVEY AREAL DAN BLOCK DESIGN

i. Survey Areal

Tujuan adalah untuk mengetahui keadaan vegetasi, menentukan klasifikasi


hutan (berat, sedang atau ringan) dan menggambarkan topografi areal (datar,
bergelombang, berbukit).

ii. Block Design

Luas satu blok tanaman yang ideal untuk tanaman kelapa sawit adalah ± 30
Ha dengan bentuk persegi panjang.

Panjang 1000 m arahnya Timur-Barat yang merupakan Jalan Koleksi dan lebar
300 m arah Utara–Selatan yang merupakan Jalan Utama,

iii. Bloking Areal

Setelah design blok jadi maka langkah selanjutnya melaksanakan bloking


areal yaitu melakukan rintisan lapangan pada titik-titik dan garis-garis yang
tergambarkan di peta design block, sehingga dapat tergambarkan secara detail
2021 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat
2 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
informasi sebenarnya yang ada di lapangan pada titik-titik dan garis-garis yang telah
dirintis, yaitu apakah tanahnya mineral, gambut atau lowland, berpasir atau tidak,
topografinya datar, berombak atau bergelombang, dan lainya.

2. METODE PEMBUKAAN LAHAN

i. Tanaman Baru (New Planting)

a. Imas (Underbrushing)

Semua pohon/tanaman hutan berdiameter kurang dari 10 cm, semak dan


tanaman merambat (creeper) harus ditebas rapat ke permukaan tanah.

b. Tumbang/Tebang (Felling)

Tumbang I dilaksanakan setelah pekerjaan imas selesai, yaitu memotong


pohon/kayu yang berdiameter 10–30 cm, dimana sisa tunggul maksimum hanya
boleh 30 cm dari permukaan tanah.

Tumbang II ditujukan pada pemotongan pohon/kayu yang berdiameter diatas


30 cm, dimana sisa tunggul maksimum 50 cm dari permukaan tanah. Pada waktu
penumbangan harus diusahakan tidak jatuh ke arah sungai, atau jalan dan arah
tumbangan harus satu arah, sejajar dengan rencana baris tanaman. Pada areal
lereng (kemiringan 22°) arah tumbangan pohon harus sejajar kontur.

c. Membuat pancang jalur tanam/pancang kepala

Jalur tanam dibuat menurut jarak antara barisan tanaman (gawangan),


pekerjaan ini dimaksudkan untuk memberi tanda sehingga memudahkan
pengerjaan pembersihan jalur tanam.

d. Memerun, Merumpuk dan Pembersihan Jalur Tanam secara manual :

Memerun adalah mencincang atau memotong kayu bulat bekas tebangan


berdiameter > 10 cm dan panjangnya > 4 m menjadi kayu-kayu yang panjangnya
<4m

Merumpuk atau pembersihan jalur tanam dan jalan pikul

2021 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


3 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hasil cincangan ditempatkan diantara jalur tanaman, dengan jarak 1 m di
kiri-kanan pancang. Disamping itu, pada jalur jalan pikul harus dibersihkan dari
kayu-kayu dengan lebar 1,5 m

Untuk memudahkan pemeriksaan blok/lapangan, merawat dan melangsir


pupuk maka perlu dibuatkan jalan kontrol selebar 1,5 m melintangi di tengah-
tengah blok arah Barat-Timur berjarak 150 m dari jalan collection road. Jalan
kontrol ini harus dibersihkan dari segala potongan kayu termasuk tunggul kayu
dipotong tandas.

e. Pembersihan jalur tanam secara mekanis (stacking)

dilakukan dengan menggunakan alat berat seperti Bulldozer, Excavator atau


tree & brush chipper, mesin pencacah kayu menjadi serpihan. Ketentuan dalam
perun mekanis adalah sebagai berikut :

Kayu-kayu yang sudah dicincang digusur dan dikumpulkan pada jalur


gawangan mati. Lebar rumpukan maksimum 4,0 m dan tinggi 2,0 m.

Arah rumpukan membujur dari Utara ke Selatan. Jarak antara rumpukan


yang satu dengan jalur rumpukan lain adalah 2 - 4 baris tanaman tergantung
volume kayu-kayu hasil tumbangan.

Jalur rumpukan kayu yang panjangnya ± 300 m harus diputus pada setiap
jarak 50 m, sehingga ada jalan untuk orang melintas antar jalur tanaman.

2021 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


4 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Metode Land Clearing
Metode kerja atau cara pengerjaan yang tepat dan benar akan sangat berpengaruh
terhadapa produktivitas alat. Untuk menentukan metode mana yang paling tepat tergantung
banyak faktor seperti volume / spefikasi proyek dengan volume besar sedangakan waktu
yang terdsedia relatif singkat , maka buldozer meruakan alat yang efisien sehingga dengan
demikian pembahasan mengenai cara pengerjaan (metode kerja) selanjutnya lebih dititik
beratkan pada penggunaan buldozer.

i. Metode Penebasan dan Penumbangan

Pekerjaan penebasan dan penumbangan dikerjakan secara bersamaan. Untuk


kegiatan ini dikenal beberapa metode, seperti metode perimeter, metode outcrop, metode
contour, dan metode zig-zag. Dari keempat metode tersebut di atas, metode mana yang
paling tepat untuk digunakan sangat tergantung pada kondisi medannya.

2021 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


5 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ii. Metode Perimeter

Metode ini cocok diterapkan pada real yang rata. Setelah plot areal yang akan dibuka
telah ditentukan, maka bulldozer mulai menebas atau menumbangkan pohon, dari luar
menuju ke dalam, mengelilingi plot areal dengan arah gerak bulldozer berlawanan dengan
arah jarum jam. Penumbangan dilakukan sedemikian rupa, sehingga arah tumbangnya
pohon tidak mengganggu pohon-pohon yang belum tumbang, melainkan jatuh di areal yang
telah dikerjakan.

Gambar 1: Metode Perimeter

iii. Metode Out Crop

Sama seperti metode perimeter, metode out crop cocok diterapkan untuk areal yang
rata. Perbedaannya terletak pada arah gerak bulldozer. Pada metode ini
penebasan/penumbangan dimulai dari tengah-tengah plot areal menuju keluar dengan
gerak bulldozer searah jarum jam

2021 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


6 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 2: Metode Out Crop

iv. Metode Contour

Metode ini umumnya diterapkan pada areal yang berbukit. Bulldozer menebas /
menumbangkan dari atas bukit ke bawah pada daerah dengan ketinggian yang sama
(contour yang sama)

Gambar 3: Metode Contour

2021 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


7 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
v. Metode zig-zag

Sama seperti metode primeter dan out crop,metode zig-zag dapat diterapkan pada
area yang rata.

Gambar 4: Metode Zig zag

vi. Metode Penumpukan (pilling)

Umumnya hasil penebangan seperti pohon, ranting dan sebagainya ditumpuk searah
dengan arah mata angin dan mengikuti garis contour. Jarak gusur bulldozer sekitar 15-25m,
sehingga nanti jarak tumpukan satu sama lainnya menjadi sekitar 30-50m. Metode
penumpukan guling.

Gambar 5: Metode Penumpukan

2021 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


8 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
vii. Metode Pembakaran

Dalam pembakaran, yang perlu diperhatikan adalah arah mata angin. Karena apinya
akan sulit dikendalikan lagi pula hasil pembakaran akan kurang sempurna.

Gambar 6: Metode Pembakaran

Jalur timbunan yang dibuat harus sesempit dan setinggi mungkin untuk mengurang
jumlah tanah yang terbakar, karena dalam pembakaran humus tanah akan ikut terbakar
sehingga mengurangi kesuburan

viii. Metode Harrowing

Dewasa ini terkenal dengan metode harowing. Salah satu metode yang memiliki
efisiensi kerja yang tinggi adalah “metode lompat kijang”(gambar 3.4). Berdasarkan data dan
pengalaman metode ini memilikin efisiensi kerja sebesar 98,8%.

Gambar 7: Metode Harrowing

2021 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


9 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penaksiran dan Faktor Koreksi Produksi Land
Clearing
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang menggunakan alat-alat besar,
produktivitas alat mutlak perlu diketahui untuk beberapa keperluan, seperti:
 Penentuan jumlah alat yang dibutuhkan
 Perhitungan biaya produksi
 Taksiran waktu yang diperlukan.

Jika suatu alat belum ditempatkan di lapangan untuk melakukan pekerjaan, maka
sulit untuk mengetahui nilai produktivitas yang sebenarnya dari alat tersebut. Yang dapat
diketahui hanyalah taksiran produksinya. Agar diperoleh nilai yang mendekati dengan
kenyataan di lapangan, maka dalam kalkulasi harus dimasukkan faktor koreksi yang layak
diterapkan pada kondisi di Indonesia. Faktor koreksi tersebut dapat pula digunakan untuk
produksi pada earth moving. Faktor koreksi tersebut antara lain sebagai berikut

1. Faktor Efisiensi Waktu


Efisiensi waktu merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam
penentuan taksiran produksi alat yang digunakan yang dinilai berdasarkan kondisi pekerjaan
seperti ditampilkan pada Tabel berikut.

2021 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


10 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. . Faktor Efisiensi Kerja
Sebagaimana efisiensi waktu, efisiensi kerja pun mutlak diperhitungkan untuk
menentukan taksiran produksi alat dengan memperhatikan keadaan medan dan keadaan
alat. Nilai efisiensi kerja ditunjukkan pada Tabel berikut

3. Faktor Efisiensi Operator

Seperti efisiensi waktu dan efisiensi kerja, efisiensi opertaor mutlak hams
diperhitungkan dalam penentuan taksiran produksi alat. Nilai efisiensi di sini sangat
dipengaruhi oleh ketrampilan operator yang mengoperasikan alat bersangkutan. Nilai
efisiensi opertor dapat dilihat pada Tabel berikut.

4. Faktor Ketersediaan Alat (Machine Availability)

Faktor ketersediaan alat (machine availability) adalah ketersediaan mesin agar selalu
dapat dioperasikan. Hal ini tidak hanya tergantung kepada kualitas maupun kemampuan
mesin, tetapi juga tergantung kepada dukungan spare parts & service dari dealer atau
pabrik pembuat alat. Demikian juga dengan kualitas kemampuan pemeliharaan, fasilitas
workshop & parts stock yang dimiliki user sangat mempengaruhi ketersediaan (availability)
mesin.

2021 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


11 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Faktor Pembatas Operasi

Dalam pengoperasian alat dikenal adanya faktor pembatas dalam operasi pemuatan,
menggali dan mengangkut. Dalam perhitungan, besarnya nilai faktor pembatas tersebut
diperhitungkan dengan menggunakan tabel-tabel berikut.

Tabel Blade Factor untuk Bulldozer

Tabel Bucket Factor Untuk Wheel Loader dan Dozer Shovel

2021 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


12 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tabel Pay Load Factor Untuk Motor Scraper dan Towed Scraper

Tabel Berat Material

2021 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


13 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Imam Sukoto, Ir, Mempersiapkan Lapis dasar Konstruksi 1,2, Badan Penerbit
Perkerjaan Umum, Dep. P.U, 1991
2. PT. United Tractors, Teknik dasar pemilihan alat-alat besar, 1984.
3. Susy Fatena R, Ir, Msc, Alat berat untuk proyek konstruksi, Pt. Rineka Cipta, Jakarta,
2002.
4. Asiyanto, “Diktat Kuliah Magister Teknik Sipil UI – Metoda Pelaksanaan Konstruksi”
1996
5. Modul Kuliah Metoda Pelaksnaan Konstruksi, Universitas Mercu Buana ,2003
6. “Land Clearing Pada Proses Penambangan Bahan Tambang.” Ocky Pradikha Riadi.
4 Juli 2015. Web. <https://ockypradikha.wordpress.com/2015/07/04/land-clearing-
pada- proses-penambangan-bahan-tambang/>
7. Ika Sari Damayanthi Sebayang, “Modul Kuliah Metode Pelaksanaan dan Alat Berat”,
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana, 2017, Jakarta

2021 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


14 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai