Anda di halaman 1dari 20

MODUL PERKULIAHAN

Metode
Pelaksanaan dan
Alat Berat
Pendahuluan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik Perencanaan Teknik Sipil W111700051 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
dan Desain

Abstract Kompetensi
Mata kuliah ini memberikan pemahaman tentang Mahasiswa Mampu menjelaskan tentang
prinsip dasar penggunaan alat-alat besar, sifat fisik Tahapan Pelaksanaan Teknis Proyek
material dan pemilihan alat dikaitkan dengan faktor Konstruksi
yang mempengaruhinya

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


1 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian Alat Berat dalam Konstruksi
Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek-proyek konstruksi dengan skala
yang besar. Tujuan penggunaan alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam
mengerjakan pekerjaan sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah
pada waktu yang relatif lebih singkat.

Alat yang umum dipakai didalam proyek konstruksi antara lain dozer, alat gali
diantaranya backhoe, front shovell, dumshell, alat pemuat diantaranya loader, alat
pengangkut seperti truck. Alat pemadat tanah diantaranya roller dan compactor, dan lain- lain.

Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan faktor penting dalam keberhasilan
suatu proyek. Alat berat yang dipilih harusnya tepat sehingga proyek/pekerjaan berjalan
lancar. Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan proyek pekerjaan tidak
lancar. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian pekerjaan dapat terjadi yang
menyebabkan biaya akan membengkak.

Jenis-Jenis Alat Berat

Dozer atau Buldozer

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


2 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Backhoe

Front Shovel

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


3 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Loader

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


4 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Truck

Compactor

Fungsi Alat Berat

 Dozer Atau Buldozer merupakan traktor yang dipasangkan pisau atau blade di
bagian depannya. Pisau berfungsi untuk mendorong, atau memotong material.

Jenis pekerjaan yang biasanya menggunakan dozer atau buldozer adalah :

o Mengupas top soil dan pembersihan lahan dari pepohonan.

o Pembukaan jalan baru.

o Memindahan material pada jarak pendek sampai dengan 100 m.

o Membantu mengisi material pada scraper.

o Menyebarkan material.

o Mengisi kembali saluran.

o Membersihkan quarry.

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


5 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Alat Penggalian Backhoe, Pengoperasian backhoe umumnya untuk penggalian
saluran, terowongan, atau basement. Backhoe beroda ban biasanya tidak digunakan
untuk penggalian, tetapi lebih sering digunakan untuk pekerjaan umum lainnya.

Backhoe digunakan pada pekerjaan penggalian di bawah permukaan serta untuk


penggalian material keras. Dengan menggunakan backhoe maka akan didapatkan
hasil galian yang rata. Pemilihan kapasitas bucket backhoe harus sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilakukan.

 Front Shovel Sebagai alat Penggali. Front shovel digunakan untuk menggali
material yang letaknya di atas permukaan di mana alat tersebut berada. Alat ini
mempunyai kemampuan untuk menggali material yang keras. Jika material yang
akan digali bersifat lunak, maka front shovel akan mengalami kesulitan. Dengan
demikian, waktu penggalian dapat menjadi lebih lama. Sama halnya dengan kondisi
di mana permukaan material yang akan digali lebih tinggi dari ketinggian minimum
yang diperbolehkan untuk mengisi bucket. Maka dari itu ada faktor pengali untuk
ketinggian penggalian dan pengaruh sudut putaran yang harus diperhitungkan dalam
menentukan produktivitas front shovel.

 Loader Sebagai Alat Pemindah Material. Loader adalah alat yang umum dipakai
dalam proyek konstruksi untuk pekerjaan pemuatan material hasil penggalian ke
dalam truk atau membuat timbunan material. Jarak tempuh loader biasanya tidak
terlalu jauh. Pada bagian depan loader terdapat bucket sehingga alat ini umumnya
disebut ront-end loader.

 Alat Berat Dump Truck. Dum Truck merupakan alat yang digunakan untuk
memindahkan material hasil galian dari lokasi quary ke lokasi proyek. Alat tersebut
biasanya digunakan untuk mengangkut material lepas (loose material) baik berupa
pasir, gravel/ kerikil, tanah, dan material mineral/batubara yang digunakan di dunia
konstruksi dan pertambangan.

 Compactor digunakan untuk memadatkan tanah atau material sedemikian hingga


tercapai tingkat kepadatan yang diinginkan.

Klasifikasi Fungsional dan Operasional Alat Berat


2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat
6 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Klasifikasi fungsional adalah pembagian alat berdasarkan fungsi-fungsi utama
alat. Berdasarkan fungsi alat berat dapat dibagi sebagai berikut :

a. Alat penggali, sepeti excavator, front shovel, backhoe, dragline, dan


clamshell.

b. Alat pengangkut material, seperti balt truck dan wagon.

c. Alat pemindah material. Seperti loader dan dozer.

d. Alat pemadat, seperti tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan


lain-lain

Alat-alat berat dalam pengoprasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke


tempat lain atau tidak dapat digerakan (statis). Jadi klarifikasi alat berdasarkan
penggerakanya dapat dibagi menjadi sebagai berikut:

a. Alat dengan penggerak, seperti crawler atau roda kelabang dan ban karet.

b. Alat statis, seperti tower crane, batching plant, dan crasher plant.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Berat

Pemilihan alat berat yang tepat pada tahap peracanaan merupakan faktor penentu. Tidak
semua jenis alat berat dapat digunakan unutk setiap tahap konstruksi. Kesalahan pemilihan
alat berat dapat berakibat terlambatnya pelaksanaan proyek yang mengakibatkan
membengkaknya biaya konstruksi.

Untuk itu pengetahuan atas fungsi dan spesifikasi alat berat memegang peranan
penting dalam pemeliharan alat berat yang benar-benar tepat. Beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam pemilihan alat berat antar lain:

1. Fungsi yang akan dilaksanakan, alat berat yang digunakan disesuaikan dengan
funginya terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2. Kapasitas peralatan, kesesuaian kapasitas pekerjaan dengan kapasitas alat


merupakan hal yang penting untuk meminimalisir biaya konstruksi.

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


7 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Cara pengoperasian, alat berat disesuaikan dengan mobilitas (arah gerak,
kecepatan, siklus gerak dll) yang telah ditetapkan.

4. Ekonomi, pemilihan alat juga harus mempertimbangkan biaya investasi atau sewa,
biaya operasional, dan biaya pemeliharaan.

5. Jenis proyek, pada jenis proyek yang berbeda, akan digunakan jenis alat berat yang
berbeda pula.

6. Lokasi proyek, lokasi proyek juga akan mempengaruhi pemilihan alat berat yang
digunakan.

7. Jenis dan kekuatan tanah, kekuatan tanah serta jenis tanah yang akan diolah juga
mempengaruhi pemilihan alat berat yang digunakan.

8. Kondisi lapangan, kondisi lapangan yang sulit akan berbeda dengan kondisi
lapangan yang standar dalam pemilihan alat.

Metode Pelaksanaan Konstruksi


Adapun metode yang digunakan yaitu sebagai berikut:

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan awal yang


dibutuhkan dalampelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan
sudah diurus, timeschedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing.
Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :

1. Pekerjaan Mobilisasi dan DemobilisasiMobilisasi bertujuan untuk


mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, danperlengkapan untuk
melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, danmengembalikan pada
keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.Dalam Pelaksanaan
Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan terdiri dari:

 Excavator 80

 Generator set

 Water Tanker

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


8 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Dump truck 3 -4 m

 Water tanker

 Concrete Mixer

 Stamper

Personil terdiri dari:

 Kepala Proyek

 Site Manager

 Quality Control

 Koordinator HSE

 Logistik

 Surveyor

 Operator-operator alat berat

Tenaga harian pada saat mobilisasi alat berat diangkut menggunakan


mobil trailer, trailer yangdigunakan harus memiliki perlengkapan yang
memadai.

Demobilisasi

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan


peralatan yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan
yang telah digunakan sebagai tempat penyimpanan alat, barak pekerja,
gudang, dan lain sebagainya kembali ke kondisi awal

2. Pekerjaan Pengukuran dan Pembersihan Lapangan Sebelum Pekerjaan dimulai


terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari sampah, rumput, dan
berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan.
Pembersihan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat berat excavator.
Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan disuatu
tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut dengan
menggunakan dump truck untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah
akhir.

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


9 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek
ini dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-
data proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu
pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.Setelah pekerjaan pembersihan
lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran lokasi. Hal ini
bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench
Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur.
Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yang menjadi acuan
ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan
panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.

3. Pekerjaan Pemasangan Bouplank Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau


setelah pekerjaan pengukuran dilakukan. Pemasangan Bouwplank
(Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek, Perencana
Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan.

Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada


patok kayu persegi 5/ 7cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk
menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari
papan bowplank harus di waterpass (horizontaldan siku), sedangkan untuk
mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran.Setiap titik
pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis
ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan
papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan
dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam
tanah.

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Bouplank

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


10 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Pembuatan Direksi Keet Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang
dibuat terdiri dari Kantor ukuran5x10m, Ruang rapat Ukuran 4x4m, gudang
ukuran 6 x 10m, barak pekerja ukuran3x10m (2 Lantai), rumah genset, serta
Toilet.

Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi,
gambarkerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat
pemadamkebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek.
Ruang inidigunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai
sewaktu-waktu perludilakukannya rapat kerja.Barak kerja dibuat untuk tempat
tinggal sementara tenaga kerja selama proyek berlansung.

Contoh Gambar Barak Pekerja

Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material


yang sifatnya untuk menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk
Gudang penyimpanan semen, tempatnya harus baik sehingga terlindung dari
kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan
harus kuat dan berjarak minimal 30cm dari permukaan tanah.

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


11 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar Gudang Material

Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan
mudah dicapaidalam proses bongkar muat material yang akan digunakan.

5. Pembuatan Jalan Kerja Proyek.Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah


aksesibiltas kendaraan yang masuk ke dalam lokasi proyek, sehingga
pengangkutan material dapat berjalan lancar.Jalan tersebut terbuat dari
material timbunan tanah yang dipadatkan. Jika cuaca panas dan permukaan
jalan kering maka dapat dilakukan pennyiraman dengan menggunakan water
tanker. Pekerjaan ini dilakukan beriringan dengan pekerjaan Direksi Keet.

Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada
setiap orang dilokasi proyek yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang yang
berada didalam lokasi proyek harus selalu memakai alat pelindung diri dan
Senantiasa mematuhi peraturan K3 yang ada di lokasi.

II. PEKERJAAN STUKTUR

1. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI

Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai


dilakukan, halyang dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi.
Galian tanah pondasi diperlukan untuk perletakan pondasi plat.

Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah


mendapat persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus
mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


12 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian harus
sesuai dengan gambar rencana.Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah
ditentukan oleh pengawas,karena tanah tersebut akan dipakai kembali

2. PEKERJAAN LANTAI KERJA

Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai
kerjadengan campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran beton diletakkan,
dasartanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar 5 cm , setelah
lantai kerja mengeras barulah diatasnya diletakkan pondasi Plat Setempat

3. PEKERJAAN URUGAN PASIR

Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian
dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk
menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir
dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan
gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 7 cm.

4. PEKERJAAN URUGAN TANAH

Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah


mengeras.Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun
pondasi.Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau
menggunakan alat stamper.Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan
lantai. Bagian lantai yangperlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug
yang dipakai dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan.
Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan
kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis

5. PEKERJAAN PONDASI

Dalam Proyek ini ada dua buah jenis pondasi yang digunakan yaitu pondasi tiang
pancang dan Pondasi Plat Setempat, yang mana metode pelaksanaan kedua pondasi
tersebut berbeda. Pondasi Plat Setempat dipakai pada bangunan Pos Jaga, Pagar
dan Bangunan Utama, sedangkan Pondasi Tiang Pancang Digunakan pada Gudang,
bangunan Utama dan Pagar Luar.

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


13 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Adapun Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang yaitu:

a. Pondasi Tiang Pancang

Tiang Pancang yang digunakan yaitu Tiiang Pancang Beton dengan


ukuran35x35 cm dan panjang sekitar 30 m. Tiang Pancang ini merupakan
barang pabrikan. Sekitar 1 minggu sebelum kegiatan pemancangan
dilakukan, tiang pancang telah dipesan.Pelaksanaan pemancangan yaitu
sebagai berikut :

 Melakukan pengukuran kembali dengan theodolit untuk mendapatkan


titik-titik yang akan dipancang dan sesuai dengan gambar kerja.

 Setelah didapatkan titik-titik yang akan dipancang, selanjutnya diatur


posisi atau kedudukan dari crane.

 Setelah itu dilakukan penyetelan tiang pancang agar tepat pada


posisinya(Centre Line).

 Jika tiang pancang telah pas (Centre) maka selanjutnya tiang


pancang dipukul dengan menggunakan hammer. Jika tiang pancang
tersebut telah hampir tertancap seluruhnya namun setelah dilakukan
tes calendering(PDA Test) masih belum mencapai tanah keras, maka
tiang pancang disambung dengan menggunakan las.

 Kegiatan pemancangan dapat dihentikan jika hasil tes calendering


(PDATest) telah menunjukkan nilai yang diinginkan atau telah
mencapai tanah keras. Untuk mengetahui tiang pancang telah
mencapai tanah keras yaitu jika dipukul hammer (alat pemukul) akan
membalik.

 Sisa tiang pancang yang muncul di permukaan tanah dipotong dan


dibobok dengan menggunakan alat potong, kemudian besi dari tiang
pancang yang muncul disambungkan ke balok Sloof dan Kolom.

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


14 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Pondasi Plat Setempat Pondasi Plat Setempat terbuat dengan mutu beton K-
300. Hal pertama dilakukan yaitu merakit tulangan dan bekisting pondasi
sesuai dengan gambarkerja. Perakitan dan pembuatan mal ini dapat
dilakukan bersamaan dengan pengalian tanah pondasi. Setelah itu bekisting
diletakkan diatas lantai kerja dan besi tulangan dimasukkan ke dalam bekisting.
Sebelum besi tulangan diletakkan di dalam bekisting, diatas lantai kerja di
berikan beton tahu kira-kira berukuran 2x2x2 cm dengan mutu beton yang
sama. Beton tahu ini berfungsi agar kedudukan tulangan pas berada di tengah
dan memberikan ruang untuk selimut beton yang cukup.Jika tulangan dan
bekisting telah dipasang maka campuran beton dapat dituang.
Ketinggian curahan harus diperhatikan agar seluruh rongga dapat tertutupi
oleh material.Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton harus
sesuai dengan job mix design yang ada. Bebas dari material organik, debu dan
telah mendapat persetujuan dari pengawas.

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


15 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6. PEKERJAAN COR BALOK SLOOF

Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat dan pile cap
selesai dilakukan. Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama
denganpelaksanaan Pondasi Plat Setempat. Bekisting dan tulangan besi dirakit
terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah itu barulah campuran beton
dituangkan, campuran beton yang digunakan sama dengan campuran beton Pondasi
yaitu mutu beton K-300. Campuran beton tersebut terlebih dahulu telah dilakukan job
mix design dan nilai slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis.Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas.

7. PEKERJAAN COR BETON KOLOM

Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut:

 Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi.


Besi yang digunakan yaitu besi Ø19 sebagai tulangan utama dan besi Ø10
sebagai sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop
drawing.

 Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat


dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.

 Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol


kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi
kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan
pembesian, jarak antar tulangan, panjang penjangkaran,ketebalan beton
decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan,posisi penempatan
water stop. Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran.
Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck
diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam
spesifikasi.Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama
dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan
kontrol kualitas.

 Kegiatan pengecoran

Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh

 Kegiatan Curing (perawatan)

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


16 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesaidilakukan
dengan dibasahi air dan dijaga/ dikontrol untuk tetap dalamkeadaan basah.

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

8. PEKERJAAN COR BETON BALOK & RING BALOK

Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom, hanya saja
dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ ubar. Kayu ini berfungsi
sebagai steger/ penopang dari bekisting agar bekisting tetap padatempatnya (tidak terjadi
lendutan). Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jaraksekitar 40 cm. Pelaksanaan
pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan Pelat lantai. Dalam
proyek ini tulangan yang digunakan yaitubesi Ø16 & Ø13 sebagai tulangan utama dan besi
Ø8 sebagai sengkang (begel)

9. PEKERJAAN COR BETON PLAT LANTAI Proses

pelaksanaan pekerjaan ini yaitu:

 Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi


balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


17 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah.
Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.

Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi
pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan.Pengaturan level balok
dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses
pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.

 Pekerjaan Pembesian Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah


bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian
balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai.Panjang
penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama.

 Leveling Pengecoran pelat lantai Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang
benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu
leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang
ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi
besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan
diukur pada level sesuai gambar desain.

 Pekerjaan Kontrol Kualitas Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol
kualitas yang dilakukan pada pekerjaan kolom.

 Pengecoran beton

Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan


penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus
balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete
Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibratoruntuk meratakan dan memadatkan
campuran. Selanjutnya finishing lantai corini adalah rata namun dibiarkan kasar karena
selanjutnya akan dilakukanpekerjaan lantai.

 Pekerjaan curing

Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan


seharisetelah dilakukan pengecoran.

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


18 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Proses Pelaksanaan Pekerjaan Balok & Pelat Lantai

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


19 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Imam Sukoto, Ir, Mempersiapkan Lapis dasar Konstruksi 1,2, Badan
Penerbit Perkerjaan Umum, Dep. P.U, 1991
2. PT. United Tractors, Teknik dasar pemilihan alat-alat besar, 1984.
3. Susy Fatena R, Ir, Msc, Alat berat untuk proyek konstruksi, Pt. Rineka Cipta,
Jakarta, 2002.
4. Asiyanto, “Diktat Kuliah Magister Teknik Sipil UI – Metoda Pelaksanaan
Konstruksi” 1996

5. Ika Sari Damayanthi Sebayang, “Modul Kuliah Metode Pelaksanaan dan Alat Berat”,
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana, 2017, Jakarta

2018 Metode Pelaksanaan dan Alat Berat


20 Elhazri Hasdian, ST, MT, MM, PMP
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai