Anda di halaman 1dari 25

Analisa Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan Proyek

Perkerasan Jalan Kebun Durian-Gunung Sahilan-Gunung Sari


Kabupaten Kampar

Analysis of heavy use in the work road pavement project at kebun durian-gunung sahilan-
gunung sari Kampar district

Novri Husnita Rezky, Arhan Wanim dan Deddy Purnomo Retno


Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam Riau
Jl.Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284
deddypurnomo@gmail.com

Abstrak
Jalan merupakan sarana penghubung yang sangat penting guna menunjang proses
pembangunan serta mendorong kearah terwujudnya keseimbangan antara daerah dan tingkat
pertumbuhan perekonomian. Pembangunan disegala bidang menuntut kebutuhan akan pembangunan
yang merupakan sarana untuk mencapai kemajuan. Pekerjaan tanah dalam skala besar tidak mungkin
dilakukan dengan cara manual karena akan memerlukan waktu dan tenaga yang sangat besar dan
biaya yang banyak. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kapasitas produksi per jam, biaya sewa
alat berat dan mencari alternatif yang lebih efisien dari beberapa kombinasi alat berat dan
membandingkan dengan yang ada dilapangan. Metode yang digunakan pada pekerjaan proyek
perkerasan jalan lapis pondasi aggregat kelas A di jalan Kebun Durian–Gunung Sahilan–Gunung Sari
adalah metode analisis dengan memakai 2 (dua) alternatif alat berat dengan memperhitungkan
kapasitas produksi, waktu pemakaian alat berat, dan biaya operasional dari alat berat yang
optimal.Berdasarkan hasil perhitungan lapis pondasi agregat kelas A diperoleh kapasitas produksi,
waktu penyelesaian, biaya, dan penggunaan alat berat pada alternatif II lebih efisien dan optimal yaitu:
Wheel Loader, kapasitas produksi 122,460 m3/jam, waktu 112 jam, jumlah alat 1 unit, dan biaya Rp.
56.904.592,64; Dump Truck, kapasitas produksi 5,629 m3/jam, waktu 406 jam, jumlah alat 6 unit, dan
biaya Rp. 1.189.158.909; Motor Grader, kapasitas produksi 289,836 m 3/jam, waktu 48 jam, jumlah
alat 1 unit, dan biaya Rp. 27.165.752,64; dan pekerjaan pemadatan Tandem Roller, kapasitas produksi
105,852 m3/jam, waktu 130 jam, jumlah alat 1 unit, dan biaya Rp. 31.317.960,7; dan Water Tank,
kapasitas produksi 118,571 m3/jam, waktu 116 jam, jumlah alat 1 unit, dan biaya Rp. 32.714.643,64.
Kata Kunci : Alat Berat, Kapasitas Produksi, Waktu, Biaya Operasional.

Abstract
The road is a very important means of connecting to support the development process and lead to the
establishment of a balance between regions and economic growth rates. Development in all fields of
development which requires the need for a means to achieve progress . Ground work on a large scale
can not be done manually because it will take time and enormous effort and cost that much. This study
aims to calculate the production capacity per hour , heavy equipment rental costs and looking for a
more efficient alternative than some combination of machine and comparing with the existing
field.The method used in the project work pavement foundation layers aggregate in road grade A -
Mount Garden Durian Sahilan - Gunung Sari is a method of analysis using alternative II heavy
equipment taking into account the production capacity, the time consumption of heavy equipment, and
operational costs of the optimal machine.Based on the results of the calculation of the aggregate
Class A foundation layer obtained production capacity, turnaround time, cost, and the use of heavy
equipment on the second alternative is more efficient and optimal namely : Wheel Loader, the
production capacity of 122.460 m3, time of 112 hours, the number of devices 1 unit, and cost of Rp.
56,904,592.64 ; Dump Truck, production capacity of 5,629 m 3/hr, time of 406 hours, the number of
appliance 6 units, and the cost of Rp. 1.189.158.909 ; Motor Grader, the production capacity of
289.836 m3, 48 hours, 1 unit number of tools, and cost Rp. 27.165.752,64 ; and Tandem Roller
compaction work, the production capacity of 105.852 m3, time of 130 hours, the number of devices 1
unit, and the cost of Rp. 31,317,960.7 ; and Water Tank, the production capacity of 118.571 m 3, time of
116 hours, the number of devices 1 unit, and the cost of Rp. 32.714.643,64.

Keywords : Heavy Equipment, Production Capacit , Time, Operating Expenses .


PENDAHULUAN
Kabupaten Kampar merupakan kabupaten yang terluas di Propinsi Riau, untuk
itu pemerintah secara bertahap meningkatkan berbagai fasilitas yang bermanfaat bagi
masyarakat, salah satu fasilitas yang akan dikerjakan adalah peningkatan perkerasan jalan.
Langkah pertama adalah penimbunan badan jalan dengan menggunakan tanah, yang
pekerjaannya memerlukan ketelitian baik dalam pekerjaan penghamparan, perbaikan maupun
perkuatan tanah dasarnya. Pekerjaan ini memerlukan penanganan khusus dan efisiensi kerja
yang tinggi sehingga dari segi kualitas dan kuantitas dapat menghasilkan pekerjaan yang
sesuai dengan persyaratan teknis.
Penggunaan alat – alat berat dalam proses kegiatan atau pelaksanaan pekerjaan teknik
sipil, pertambangan dan pekerjaan pemindahan tanah mekanis yang berskala besar hampir
tidak dapat dipisahkan. Bahkan alat – alat tersebut merupakan faktor yang sangat menentukan
keberhasilan penyelesaian pekerjaan tepat waktu sesuai dengan kualitas yang disyaratkan.
Pekerjaan tanah dalam skala besar tidak mungkin dilakukan dengan cara manual karena
akan memerlukan waktu dan tenaga yang sangat besar dan biaya yang banyak. Untuk
penanganan pekerjaan tanah ini, maka diperlukan alat-alat berat antara lain : Excavator,
Wheel Loader, Motor Grader, Tandem Roller, Dump Truck, Water Tank, dan sebagainya.
Sehingga dengan menggunakan alat berat tersebut lebih efektif dalam pekerjaan
tanah.Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat baik jenis, ukuran maupun
jumlahnya. (Rostiyanti, 2002).

Jenis dan Fungsi Alat Berat.


Pemakaian alat berat bertujuan untuk mempermudah pekerjaan – pekerjaan yang sulit
dikerjakan oleh tenaga manusia secara manual karena memakan waktu yang relatif lama.
Maka penggunaan alat berat adalah merupakan suatu solusi yang sangat baik,karena
pekerjaan dilaksanakan relatif cepat dan efisien. Alat berat memiliki jenis dan fungsi yang
berbeda-beda,adapun fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Wheel Loader
Wheel Loader adalah alat pemuat material ke dump truck dan sebagai alat penggerak
utamanya (prime movers loader) adalah tractor dan ditinjau dari penggerak
utamanya tadi maka dapat kita kenal dua jenis yaitu :
a. Wheel Loader penggerak crawler tractor (roda rantai) atau disebut traxcavator.
b. Wheel Loader penggerak wheel tractor (roda karet).
Adapun fungsi utama dari Wheel Loader adalah :
a. Sebagai alat pemuat material (jarak pendek).
b. Memindahkan material (jarak pendek).
c. Mengumpulkan material.
d. Mengisi Hopper.
Pada saat sekarang wheel loader banyak dibuat dengan kendali hidrolis (hydraulic
controlled) dilengkapi dengan tangan yang kaku untuk mengoperasikan bucketnya. Ukuran
bucket berkisar antara 0,15 m3 sampai 15 m3. Bucket wheel loader biasanya direncanakan
untuk membongkar muatan yang mempunyai ketinggian 8 – 15 ft, dengan ketinggian ini
cukup untuk membongkar muatan ke atas dump truck. Ukuran yang paling sering digunakan
adalah 6 m3. Dalam pengoperasian biasanya wheel loader, antara waktu memuat dan
membongkar biasanya memerlukan jarak untuk manuver. Jika jarak ini sempit akan
menimbulkan masalah. Untuk jarak terbatas maka sebaiknya menggunakan traxcavator
(crawler tractor) sebagai alternatif yang tepat karena loader tipe ini melakukan manuver
dengan perlahan – lahan.
Penggunaan wheel loader yang lain adalah untuk menggali pondasi basement, dengan
syarat ruangnya memungkinkan untuk bekerjanya wheel loader, memuat material yang telah
diledakkan, misalnya pada pembuatan terowongan, pada daerah pengambilan batu
(quarrying), menggali butiran – butiran lepas bebatuan untuk dibongkar pada grizly hopper
dalam proses pemecahan batu pada stone crusher plant.
Waktu siklus yang ada pada perhitungan produksi wheel loader terdiri dari beberapa
bagian antara lain :
a. Raise time yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat bucket dari bawah ke
suatu ketinggian yang diinginkan.
b. Lower time yaitu waktu yang dibutuhkan bucket yang telah kosong.
c. Dump time yaitu waktu yang dibutuhkan untuk membongkar muat.
d. Variable time yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut dan mengatur posisi.
Waktu tetap (membongkar, memuat, dan manuver) diperkirakan besarnya antara 0,2 -
0,5 menit dan masih dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh sebab itu waktu tetap harus
ditambah atau dikurangi pengerjaannya seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Waktu muat


Material Menit
Berbutir seragam 0,02 – 0,05
Berbutir campuran 0,04 – 0,06
Lanau basah 0,05 – 0,07
Tanah atau kerikil 0,05 - 0,20
Material berbeton 0,10 – 0,20
Sumber : Peurifoy, 1985

Tabel 2.Faktor Pemuatan Bucket / Bucket Fill Factor.


Material Faktor
Material seragam atau campuran 0,95 - 1,00
Batu kerikil 0,85 - 0,90
Batuan hasil peledakan (baik) 0,80 - 0,95
Batuan hasil peledakan (rata-rata) 0,75 – 0,90
Batuan hasil peledakan (buruk) 0,60 – 0,75
Batuan berlumpur 1,00 – 1,20
Lanau basah 1,00 – 1,10
Material berbeton 0,85 – 0,95
Sumber : Rostiyanti, 2002

Produksi kerja wheel loader adalah beberapa meter kubik (m3) material dapat dimuat
dalam satu jam kerja. Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan produktivitas
wheel loader yaitu : tipe bucket dan kapasitasnya, kondisi material, area untuk pergerakannya,
waktu siklusnya dan waktu efisiennya.
Produksi kerja wheel loader dapat diperoleh dengan rumus :
1. Produksi perjam (Q)

……………..................................................................(1)

Dimana : Q = produksi perjam (m3/jam)


q = produksi persiklus (m3)
E = efisiensi kerja
Cm = waktu siklus (menit)

2. Kapasitas aktual bucket (q)


............................................................................................(2)
Dimana : q1 = kapasitas bucket (m3)
K = faktor bucket
3. Waktu siklus (Cm)
a.Cross loading (pemuatan melintang)

.…………………...……………………….(3)

b.V-shape loading (pemuatan bentuk “V”)

………………………..…………..(4)

c.Load and carry (muat angkut)

...…………………………………………..…(5)

Dimana : D = jarak angkut (m)


F = kecepatan maju (km/menit)
R = kecepatan mundur (km/menit)
Z = waktu tetap (menit)

Waktu tetap adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk pergantian gigi (parsneling),
memuat, berputar, membuang muatan, serta menunggu dump truck yang dinyatakan dalam
menit.(Rochmanhadi, 1984).
Adapun ketentuan untuk kecepatan maju (F), mundur (R), dan waktu tetap (Z), sebagai
berikut :
a. Untuk cross loading dan V-shape loading
F dan R = 0,8 × kecepatan maksimum (memakai torgflow)........................(6)
b. Untuk load and carry
D< 50 m, F dan R = 10 – 15 Km/jam
50 m <D < 100 m, F dan R = 10 – 20 Km/jam
D > 100 m, F dan R = 15 – 25 Km/jam
c. Waktu tetap (Z)
Besarnya waktu tetap dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.Waktu tetap, dalam menit.


Model mesin Cross loading V-shape loading Load and carry

Mesin gerak langsung 0,25 0,35 -


Mesin gerak hidrolis 0,20 0,30 -
Mesin gerak torgflow 0,20 0,30 0,35
Sumber : Rochmanhadi, 1984

2. Motor Grader
Motor Grader adalah suatu alat yang digunakan untuk keperluan perataan permukaan
tanah, membuat selokan samping (bentuk “V”) dan membentuk permukaan tanah yang
dikehendaki. Hal ini bisa dilaksanakan karena pisau (blade) dari motor grader tersebut bisa
diatur. Membentuk serta meratakan suatu pekerjaan tanah terutama pada tahap penyelesaian
agar diperoleh kerataan dan ketelitian yang lebih baik serta dapat dipergunakan untuk aplikasi
lain yaitu membuat kemiringan tanah / badan jalan atau membuat saluran air secara
sederhana. Kemampuan ini akibat gerakan – gerakan flexibel yang dipunyainya terhadap
blade dan roda – roda ban.
Motor Grader digunakan untuk keperluan – keperluan sebagai berikut :
a. Grading (perataan permukaan tanah).
b. Shaping (pemotongan untuk mendapatkan bentuk / profil tanah).
c. Bank shoping (pemotongan dalam pembuatan talud).
d. Scarifying (penggarukan untuk pembuatan saluran).
e. Dithing (pemotongan untuk pembuatan saluran).
f. Mixing and spreading (mencampur dan menghamparkan material dilapangan).

Motor Grader adalah tipe peralatan yang dapat dipakai dalam berbagai variasi dalam
pekerjaan. Kelengkapan – kelengkapan lain dari motor grader adalah (Rocmanhadi,1992) :
a. Scarifier teeth (ripper dalam bentuk penggaruk kecil) dipasang dibagian depan blade
dan dapat digunakan secara sendiri.
b. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan).
c. Elevating grader unit (alat pengatur grading).
Sesuai dengan fungsinya sebagai pembentuk permukaan tanah, maka produksi kerja
Motor Grader adalah berapa meter kwadrat (m2) luas permukaan tanah yang dapat dibentuk
atau dibersihkan setiap jam kerja. Dengan kata lain produksi kerja Motor Grader dihitung
dalam m2/jam. Dalam menghitung produksi motor grader dipengaruhi oleh bahan yang
dikerjakan, kecakapan operator, dan kondisi medan.
Produksi kerja Motor Grader dapat diperoleh dengan rumus :
a. Produksi perjam (Q)
.....................................................................(7)
Di mana : Q = Produksi per jam (m2 / jam)
V = Kecepatan kerja (Km / jam)
Le = Panjang blade efektif (m)
Lo = Lebar tumpang tindih (m), biasanya diambil 0,3 m
E = Efisiensi kerja
Untuk kecepatan rata – rata dalam pekerjaan Motor Grader dapat dilihat pada Tabel 4:

Tabel 4.Kecepatan Kerja Motor Grader.


Jenis pekerjaan Kecepatan kerja (km / jam)

Perbaikan jalan biasa 2,0 – 6,0


Membuat parit (trens) 1,6 – 4,0
Finishing tanah asli (perapian tebing) 1,6 – 2,6
Meratakan tanah 1,6 – 4,0
Mengatur ketinggian (leveling) 2,0 – 8,0
Sumber : Rochmanhadi, 1984

Tabel 5.Faktor Efisiensi Kerja Motor Grader


Kondisi Operasi Faktor Efisiensi

Pekerjaan jalan datar 0,8


Galian parit “V” 0,7
Menyebar, Pendakian 0,6
Menggali parit, Salju 0,5
Sumber : Komatsu,Edisi 15

Untuk spesifikasi panjang blade motor grader dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 6.Spesifikasi Motor Grader.


Model (Le - Lo) Kecepatan operasi
Tinggi
Panjang
Sudut Sudut angkat Minimum Maksimal
pisau
60 0 45 0 pisau (Km/jam) (Km/jam)
(mm)
(mm)

GD 200A-1 2200 1600 1240 285 3,8 31,1


3,6 28,8
GD 300A-1 3100 2390 1890 340 3,7 30,4
4,9 31,0
GD 500R-2 3710 2910 2320 375 3,7 18,6
5,1 25,5
GD 600R-1 3710 2910 2320 400 4,1 20,1
4,8 23,6
GD 605R-1 3710 2910 2320 400 3,5 43,6
4,1 51,6
GD 650R-1 4010 3170 2540 400 4,1 20,1
4,8 23,6
GD 655R-1 4010 3170 2540 400 3,5 43,6
4,1 51,6
GD 655A-1 4010 3170 2540 400 3,5 43,6
4,1 51,6
Sumber : Wigroho dan Suryadharma, 1983

Keterangan :
Untuk kecepatan operasi :
- Angka di atas untuk kecepatan maju
- Angka di bawah untuk kecepatan mundur

b. Waktu penyelesaian yang dibutuhkan (T)

...................................................................................................(8)

Di mana : T = waktu kerja (jam)


N = jumlah trip
D = jarak kerja (km)
V = kecepatan kerja (km/jam)
E = efisiensi kerja

Jika motor grader bekerja pada satu site, dengan jalur-jalur leveling yang sejajar,
maka jumlah trip dapat dihitung dengan rumus :

.....................................................................................(9)

Dimana : N = jumlah trip


W = lebar total untuk pekerjaan leveling (m)
Le = Panjang blade efektif (m)
Lo = lebar tumpang tindih (m)
n = jumlah grading / rit yang diperlukan untuk
mencapai permukaan yang dikehendaki

3. Tandem Roller
Alat pemadat (Compactor) merupakan suatu alat berat yang digunakan pada pekerjaan
konstruksi yang bertujuan untuk memadatkan tanah atau material sehingga tercapai kepadatan
yang diinginkan. Proses pemadatan merupakan proses untuk mengurangi adanya rongga antar
partikel tanah atau material sehingga volumenya menjadi kecil.
Ada empat faktor yang mempengaruhi proses pemadatan, yaitu :

a. Gradasi material yang akan dipadatkan.


b. Kadar air dari material (moisture content).
c. Usaha pemadatan (compactive effort),
d. Karateristik tanah.

Jenis – jenis alat pemadat adalah :


a. Three Wheel Roller
b. Pneumatic Tired Roller
c. Vibratory Roller
d. Sheep Foot Type Roller
e. Tandem Roller
f. Segment Roller

Tandem roller merupakan salah satu jenis alat pemadatan yang digunakan pada pekerjaan
jalan kontruksi jalan raya.
Jenis dan kegunaan Tandem Roller :
a. Berporos dua (two axle) biasanya digunakan untuk menggilas permukaan aspal beton.
b. Berporos tiga (three axle) biasanya digunakan untuk memadatkan dan memperhalus
permukaan timbunan yang sudah dipadatkan.

Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin


penggilas (roller), klasifikasi roller yang dikenal antara lain adalah :
a. Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi ada juga yang harus ditarik
alat penarik seperti bulldozer.
b. Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (steel wheel) dan ada
yang terbuat dari karet (pneumatic).
c. Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan halus (plain),
bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dsb.
d. Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (three wheel), roda dua
(tandem roller), dan three axle tandem roller.
e. Alat pemadat yang menggunakan penggetar (vibrator).

Adapun cara operasi alat berat ini adalah dengan system maju mundur, dimana saat
beroperasi memadatkan, alat ini bergerak maju dan kembali dengan cara mundur juga
dalam keadaan beroperasi.

Produksi kerja tandem roller dapat diperoleh dengan rumus :


a. Produksi kerja aktual per jam dalam satuan
volume

........................................................................(10)

Dimana : Q = produksi per jam (m3/jam)


V = kecepatan operasi (km/jam)
W = lebar pemadatan (m)
H = tebal pemadatan (m)
E = efisiensi kerja
Nc = jumlah pemadatan (jumlah pass oleh compactor)
b. Produksi per jam dalam satuan luas

.................................................................................(11)

Dimana : Q = produksi per jam (m2/jam)

Tabel 7. Lebar Pemadatan.


Tipe compactor Lebar pemadatan (W)

Compactor tanah Lebar roda gerak 0,2 meter


Mesin gilas getar Lebar roda gerak 0,2 meter
Mesin gilas roda besi Lebar roda gerak 0,1 - 0,2 meter
Mesin gilas roda karet Lebar roda gerak 0,2 meter
Sumber : Rochmanhadi, 1984

Tabel 8. Kecepatan Operasional.


Tipe compactor Kecepatan compactor (V)

Compactor tanah 4 - 10 Km/jam


Temper sekitar 1,0 Km/jam
Mesin gilas getar sekitar 1,5 Km/jam
Mesin gilas roda besi sekitar 2,0 Km/jam
Mesin gilas roda karet sekitar 2,5 Km/jam
Sumber : Rochmanhadi, 1984

Tabel 9.Jumlah Pass Pemadatan.


Tipe compactor Jumlah pass pemadatan (N)

Compactor tanah 3–5


Mesin gilas getar 4–8
Mesin gilas roda besi 4–8
Mesin gilas roda karet 4 – 10
Sumber : Rochmanhadi,1984

4. Dump Truck
Dump truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan material pada jarak
menengah sampai jarak jauh (500 meter atau lebih). Muatannya diisikan oleh alat pemuat,
sedangkan untuk membongkar muatannya, alat ini dapat bekerja sendiri. Ditinjau dari besar
muatannya, dump truck dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan, yaitu :
a. On High Way Dump Truck, muatannya lebih kecil dari 20 m3.
b. Off High Way Dump Truck, muatannya lebih besar dari 20 m3.

Ada beberapa macam jenis Dump Truck yang digunakan (Rochmanhadi, 1992) yaitu :
a. Side Dump Truck (yang membuang muatan kesamping).
b. Rear Dump Truck (yang membuang muatan kebelakang).
c. Rear and Side Dump Truck (yang membuang muatan kebelakang dan
kesamping).
Analisa produksi kerja Dump truck adalah menghitung kemampuan alat mengangkut
material dari suatu tempat ke tempat lain dalam satuan meter kubik (m3) selama satu jam
kerja.
Produksi kerja dump truck dapat diperoleh dengan rumus :
a. Produksi per jam

............................................................................................(12)

Dimana : Q = Produksi per jam (m3/jam)


C = Produksi per sikus (m3)
Et = Faktor efisiensi kerja dump truck
Cmt = Waktu siklus dump truck (menit)

b. Produksi per siklus


…...................................................................................(13)
Dimana : C = Produksi per siklus (m3)
nwl = Jumlah siklus yang dibutuhkan loader untuk mengisi muatan ke dalam
dumpt truck
q1 = Kapasitas bucket penuh / munjung (m3)
K = Faktor bucket

c. Waktu siklus dump truck


Waktu siklus terdiri dari waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu pembongkaran
muatan, waktu perjalanan kembali, dan waktu antri.

………………............(14)

Dimana : nwl×Cms = Waktu muat (menit)


Cms = Waktu siklus loader (menit)
Ddt = Jarak angkut dump truck (m)
V1 = Kecepatan rata – rata dump truck dalam
keadaan membawa muatan (m/menit)
V2 = Kecepatan rata – rata dump truck dalam keadaan
kosong (m/menit)
t1 = waktu membuang muatan (menit)
t2 = waktu yang dibutuhkan dump truck untuk
mencapai posisi untuk dimuati (menit)

d. Jumlah siklus loader untuk memuat dump truck

………………………………………………................(15)

Dimana : C1 = kapasitas dump truck (m3)


q1 = kapasitas bucket loader atau munjung (m3)
K = Faktor bucket, untuk :
tanah (umum) = 1,6
batu pecah =2
batu = 2,2

e. Jumlah dump truck


……………………………………………....................(16)

Dimana : M = jumlah dump truck

Tabel 10. Waktu Bongkar dan Waktu Tunggu.


Kondisi operasi kerja t1 (menit)
Baik 0,50 – 0,70
Sedang 1,00 – 1,30
Kurang 1,50 – 2,00
Sumber : Rochmanhadi, 1984

Tabel 11. Waktu Tetap atau Waktu Pengambilan Posisi.


Kondisi Operasi Kerja t2 (menit)
Baik 0,10 – 0,20
Sedang 0,25 – 0,35
Kurang 0,40 – 0,50
Sumber : Rochmanhadi, 1984

5.Water Tanker
Water Tanker merupakan sarana yang berfungsi untuk mendistribusi air yang pada
waktu pemadatan atau pengaspalan. Alat ini terkait erat dengan tire roller dan tandem roller,
hal ini dikarenakan pada waktu penggilasan dan pemadatan timbunan, air sangat dibutuhkan
sebagai alat pemberat pada pekerjaan pemadatan timbunan dan pemyemprotan timbunan agar
pada waktu pemadatan di dapat hasil yang lebih sempurna.(Rostiyanti, 1999 : 76).
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa air sangat dibutuhkan pada proses pemadatan
dalam usaha pencegahan penempelan lapisan aspal pada waktu pekerjaan penggilasan oleh
Tandem Roller dan Tire Roller.
Produksi kerja water tanker dapat diperoleh dengan rumus :
Produksi perjam Water Tanker :

.............................................................................................(17)

Dimana : qa = volume tangki air (m³)


np = pengisian tangki perjam
E = faktor efisiensi alat
Wc = kebutuhan air/m³ material padat (m³)

Karateristik Tanah
Tanah (soil) merupakan bagian dari pekerjaan konstruksi yang harus diperhatikan
karena tanah adalah elemen utama pendukung struktur dalam dunia konstruksi. Beberapa
jenis tanah mungkin cocok digunakan dalam keadaan aslinya, sementara yang lain harus
digali, diproses, dan dipadatkan agar memenuhi tujuannya. Pengetahuan mengenai sifat–sifat,
karakteristik, dan perilaku tanah sangat penting bagi para pelaku proses konstruksi. Sifat–sifat
ini berpengaruh langsung atas mudah atau sulitnya penanganan tanah, pemilihan peralatan,
dan laju produksi peralatan.

Sifat – Sifat Tanah


Menurut Rochmanhadi (1982) material tanah (soil) tidak mempunyai sifat yang benar–
benar khas,Material tanah di alam terdiri dari dua bagian yaitu bagian padat terdiri dari
partikel–partikel material tanah yang padat, sedangkan bagian pori berisi air dan udara. Sifat–
sifat fisik material tanah juga perlu diketahui, tetapi yang penting disini adalah keadaan
material tanah yang dapat berpengaruh terhadap volume tanah yang dijumpai dalam usaha
pemindahan tanah, yaitu :
a) Kondisi asli (Bank Condition), yaitu keadaan material tanah yang masih alami dan
belum mengalami gangguan teknologi (penggalian, pemindahan, pengangkutan, dan
pemadatan). Dalam keadaan ini butiran–butiran tanah masih terkonsolidasi dengan baik.
Ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam ukuran alam atau bank measure =
Bank Cubic Meter (BCM).
b) Kondisi lepas (Loose Condition),yaitu keadaan material (tanah) setelah diadakan
pengerjaan (disturb) dan mengalami perubahan volume (mengembang) dari kondisi
aslinya yang disebabkan oleh penambahan rongga udara diantara butiran–butiran
material. Biasanya terdapat didepan dozer blade, diatas dump truck, dan didalam bucket,
dan sebagainya.
c) Kondisi Padat (Compact Condition), yaitu keadaan material (tanah) setelah ditimbun
kembali dengan disertai usaha pemadatan. Perubahan volume terjadi karena adanya
penyusutan rongga udara diantara partikel–partikel tanah tersebut. Volumenya
berkurang sedangkan beratnya tetap. Volume tanah setelah pemadatan mungkin lebih
besar atau lebih kecil dari volume tanah dalam keadaan asli. Ukuran tanah demikian
biasanya dinyatakan dalam compact measure= Compact Cubic Meter (CCM).

Tabel 12. Faktor Kembang


Jenis Tanah Swell (% BM)

Pasir 5 – 10
Tanah Permukaan (top soil) 10 – 25
Tanah Biasa 20 – 45
Lempung (clay) 30 – 60
Batu 50 – 60
Sumber : Rochmanhadi, 1983

Pengembangan (Swell) dan Penyusutan (Shrinkage)


1.Pengembangan
Bila tanah mengalami perubahan atau diusik dari kondisi aslinya, bagian pori tanah akan
dimasuki udara sehingga volumenya lebih besar dari keadaan asli atau bank volume.

Swell (%) = ……………………………….............(18)

2.Penyusutan (shrinkage).
Bila tanah dipadatkan, bagian udara dipaksa keluar dari pori tanah sehingga volumenya lebih
kecil daripada keadaan loose volume maupun bank volume.

Shringkage (%) = ……………………….............(19)

Dimana :
Swell : pengembangan
Shringkage : penyusutan
B : berat volume keadaan asli( kg/m3)
L : berat volume keadaan lepas( kg/m3)
C : berat volume keadaan padat( kg/m3)

Tabel 12. Faktor Konversi untuk Volume Material.


Jenis material Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi
awal asli lepas padat
Asli 1,00 1,11 0,99
Sand / pasir Lepas 0,90 1,00 0,80
Padat 1,05 1,17 1,00
Asli 1,00 1,25 0,90
Sand Clay / tanah
Lepas 0,80 1,00 0,72
liat berpasir
Padat 1,11 1,39 1,00
Asli 1,00 1,25 0,90
Clay / tanah liat Lepas 0,70 1,00 0,63
Padat 1,11 1,59 1,00
Asli 1,00 1,42 1,03
Firmed Gravel /
Lepas 0,70 1,00 0,91
Kerikil kasar
Padat 0,77 1,10 1,00
Asli 1,00 1,65 1,22
Pecahan cadas atau
Lepas 0,61 1,00 0,74
batuan lunak
Padat 0,82 1,35 1,00
Asli 1,00 1,70 1,31
Pecahan granit atau
Lepas 0,59 1,00 0,77
batuan keras
Padat 0,76 1,30 1,00
Asli 1,00 1,75 1,40
Pecahan batu Lepas 0,57 1,00 0,80
Padat 0,71 1,24 1,00
Asli 1,00 1,80 1,30
Batuan hasil ledakan Lepas 0,56 1,00 0,72
Padat 0,77 1,38 1,00
Sumber : Rochmanhadi, 1992

Waktu Siklus
Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan untuk merampungkan suatu siklus pekerjaan.
Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan proses gerakan dari suatu alat mulai dari
gerakan awalnya hingga sampai lagi ke gerakan awal tersebut, jadi kegiatan tersebut
dilakukan berulang – ulang. Waktu siklus sangat berpengaruh terhadap produksi kerja alat
berat karena waktu siklus adalah faktor penentu dalam menghitung trip atau rit yang dapat
dilakukan dalam satu jam kerja.

Tabel 13. Komponen Waktu Siklus Alat Berat.


Waktu Siklus
No Jenis Alat
I II III IV
Waktu
Waktu Waktu Waktu
1 Wheel Loader mengisi
angkut buang kembali
Bucket
Waktu
2 Motor Grader Berputar - -
grading
Waktu Waktu Waktu Waktu
3 Dump truck
memuat angkut buang kembali
Waktu
4 Compactor - - -
memadatkan
Sumber : Suhendra, 2006
.
Efisiensi Kerja (E)
Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu produktif dengan waktu kerja yang
tersedia.Efisiensi kerja tergantung pada banyak faktor seperti : topografi, keahlian operator,
pemilihan standar pemeliharaan, dan sebagainya yang menyangkut operasi alat. Pekerja atau
alat berat tidak mungkin bekerja terus – menerus dalam 60 menit/ 1 jam, karena hambatan -
hambatan kecil akan selalu terjadi, misalnya : menunggu alat, pemeliharaan dan pelumasan
mesin, operator istirahat, dan lain – lain.
Keberhasilan kerja alat–alat berat tergantung pada berbagai faktor yang secara
keseluruhan akan membentuk efisiensi. Efisiensi kerja adalah faktor pengendali untuk
produktifitasnya standar suatu alat dalam kondisi ideal. Ada dua faktor yang menyebabkan
kita perlu memperhitungkan faktor – faktor efisiensi kerja.Kedua faktor tersebut adalah faktor
mesin dan faktor manusia sebagai operatornya.
Ditinjau dari segi alatnya, jelas tidak mungkin menggunakan alat berat dalam jangka
waktu tak terbatas tanpa istirahat. Mesin perlu diistirahatkan untukpendinginan agar
penggunaan mesin secara optimal dapat tercapai. Sesuai anjuran pabrik, alat perlu
pendinginan setelah mencapai jam kerja tertentu. Waktu yang digunakan untuk pendinginan
ini secara keseluruhan akan mengurangi waktu kerja. Dengan demikian pengoperasian alat
tidak dapat dilakukan secara penuh selama 60 menit setiap jam. Dengan kata lain waktu
efektif yang digunakan, tidak lagi mencapai 100%.
Kemudian bila dilihat dari segi tenaga manusia yang mengoperasikan alat sebagai
operator dapat dipastikan bahwa tenaga manusia pun tidak akan sanggup bekerja secara terus
– menerus dalam interval waktu yang cukup panjang. Hal ini disebabkan oleh kondisi kerja
yang bervariasi dan cuaca di lapangan yang tidak menentu. Waktu istirahat ini diperlukan
untuk memulihkan tenaga dan konsentrasi, sehingga kesinambungan pekerjaan dengan
kuantitas dan kualitas selalu terjamin. Misalnya jika operator menginginkan waktu istirahat
selama 10 menit setiap jam, maka efisiensi kerja dapat dihitung berdasarkan waktu efektif
yang digunakan untuk bekerja satu jam. Dari permisalan di atas dapat dinyatakan bahwa
waktu efektifnya hanya 50 menit. Ini berarti mempunyai efisiensi 50/60 × 100% = 83% atau
0,83.

Faktor – faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja adalah :


1) Faktor metode kerja
Metode kerja yang baik dan dan pemilihan yang tepatakan memberikan angka efisiensi
yang tinggi. Besarnya nilai dari faktor ini dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Faktor Metode Kerja.


Pemilihan alat
Metode kerja Baik Buruk
Baik Sedang Buruk
sekali sekali

Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63


Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,47 0,32
Sumber : Rochmanhadi, 1984

2) Faktor keterampilan operator


Kecakapan/keterampilan dan pengalaman seorang operator sangat memerlukan
produktivitas peralatan secara maksimal. Seorang operator harus mengetahui dan mengenal
dengan baik jenis peralatan yang akan dioperasikannya. Besarnya nilai faktor keterampilan
operator dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15.Faktor Keterampilan Operator.


Keterampilan
Wheel type Crawler type
Operator
Baik sekali 1,00 1,00
Baik 0,80 0,85
Biasa 0,60 0,75
Kurang 0,50 0,60
Sumber : Dirjen Pengairan, 1985

3) Faktor kondisi mesin


Kondisi mesin yang prima akan mampu memberikan efisiensi kerja yang tinggi, hal
ini terjadi pada mesin yang masih baru dan terpelihara dengan baik. Besar nilai faktor ini bisa
dilihat dalam Tabel 16.

Tabel 16.Faktor Kondisi Mesin.


Pemeliharaan Mesin
Kondisi Operasi
Alat Baik Buruk
Baik Sedang Buruk
sekali sekali

Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63


Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber : Rochmanhadi, 1984

4) Faktor kondisi kerja dan tata laksana


Kondisi kerja yang baik dan tata laksana operator dan alat yang baik akan memberikan
angka efisiensi yang tinggi. Besarnya nilai faktor ini dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Faktor Kondisi Kerja dan Tata Laksana.

Kondisi Tata Laksana


Baik
Kondisi Seda Buru
sekal Baik
Pekerjaan ng k
i

Baik sekali 0,84 0,81 0,76 0,70


Baik 0,78 0,75 0,71 0,65
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52
Sumber : Rochmanhadi, 1984

METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan studi literatur yaitupenelitian
yang dilakukan berasarkan data-data dari kontraktor/konsultan ataupun Dinas Pekerjaan
Umum dengan penyelesaiannya dari rumus-rumus diberbagai buku-buku ataupun literature
yang terkait dengan alat berat.
Penelitian dilakukan pada proyek jalan Kebun Durian – Gunung Sahilan – Gunung sari
yang panjangnya 28,750 km yang dilaksanakan oleh PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
sebagai kontraktor dan CV. TERASIS ERO JAYA sebagai konsultan. Pada proyek ini penulis
melakukan penelitian terhadap alat berat pada pekerjaan perkerasan berbutir non aspal yaitu
lapis pondasi agregat kelas A.Alat berat yang digunakan pada pekerjaan lapis pondasi agregat
kelas A adalah :Wheel Loader, Dump Truck, Motor Grader, Tandem Roller, Water Tank
Data – data yang terkait dengan penelitian adalah :
Pemilik : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Kampar Prov. Riau
Nama Proyek : Peningkatan Jalan Di Kecamatan Kampar Kiri
Nama Paket : Peningkatan Jalan Kebun Durian – Gunung Sahilan – Gunung Sari.
Panjang Efektif : 28.750 Km.
Lebar Efektif :5m
Nilai Pekerjaan
Aggregat Kelas A : Rp. 8.193.438.869,43
Konsultan : PT. WASKITA KARYA (PERSERO)
Kontraktor : PT. TERASIS EROJAYA

Cara Analisa Alat Berat Yang Digunakan


Alat berat yang digunakan dikombinasikan antara jenis alat yang satu dengan jenis alat
yang lainnya, sehingga tercapai produktifitas yang optimal dari penggunaan alat. Pilihan–
pilihan alat berat yang digunakan pada pekerjaan ini dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Alternatif Pilihan Alat Berat

MODEL ALAT
NAMA ALAT
ALTERNATIF I ALTERNATIF II

Wheel Loader Caterpillar 928F Komatsu WA 320

Dump Truck Mitsubishi 190 PS Mitsubishi 220 PS

Motor Grader Komatsu GD 511A Komatsu GD 511A

Tandem Roller Caterpillar CB 434D Caterpillar CB 543D

Water tank Toyota Toyota

Dari berbagai kombinasi pilihan alat berat tersebut dilakukan perhitungan terhadap
produktifitas alat berat, kebutuhan alat berat, waktu yang dibutuhkan, dan biaya
operasionalnya.
Dalam optimalisasi penggunaan alat berat dilakukan tinjauan terhadap :
1. Produktifitas alat berat pada pekerjaan perkerasan berbutir.
Pada penelitian
ini pekerjaan perkerasan berbutir meliputi pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A.
Dalam produktifitas pekerjaan alat berat digunakan beberapa pilihan alat berat yang
dikombinasikan. Dari hasil perhitungan maka diperoleh produktifitas dari masing –
masing alat.
2. Kebutuhan peralatan, waktu, dan biaya operasional.
Dari hasil produktifitas alat berat maka dapat diperoleh banyak alat yang digunakan,
waktu, dan biaya opersionalnya. Setelah diketahui jumlah, waktu, dan biaya
operasionalnya, maka peneliti dapat membandingkan alat berat mana yang lebih
efisien.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Volume Pekerjaan
Data volume pekerjaan ini berisi tentang volume pekerjaan yang dikerjakan oleh alat-
alat berat yang digunakan pada pekerjaan perkerasan berbutir yaitu pekerjaan lapis pondasi
agregat kelas A sebesar 13.700,60 m 3. Alat – alat berat yang digunakan pada pekerjaan ini
adalah: wheel loader, motor grader, tandem roller, dump truck, dan water tank. Pada Quarry
agregat kelas A diperoleh dan diangkut dengan dump truck menuju lokasi pekerjaan sejauh 62
km.
Hasil Analisa Kapasitas Produksi Alat Berat
Hasil analisa kapasitas produksi alat berat ini dilakukan pada ketiga pilihan, sehingga
diperoleh alat berat mana yang lebih efisien digunakan pada pekerjaan perkerasan
berbutir.Pelaksanaan pekerjaan secara mekanis dimana agregat kelas A diangkut dari Quarry
dengan menggunakan alat angkut, diratakan, dan kemudian dipadatkan. Jarak angkut material
ke lokasi pekerjaan adalah 62 Km.
Hasil analisa kapasitas produksi alat berat untuk masing – masing pilihan dan di
lapangan pada pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A dapat dilihat pada Tabel 19 dan
Gambar 1.
Tabel 19. Hasil Analisa Kapasitas Produksi untuk masing–masing alternatif dan di lapangan

Jenis Alat Alternatif I Alternatif II Di lapangan


No
Berat (m3/jam) (m3/jam) (m3/jam)

1 Wheel Loader 116,627 122,460 114,942

2 Dump Truck 3,204 5,629 1,591

3 Motor Grader 289,836 289,836 85,470

4 Tandem Roller 93,375 105,825 34,965

5 Water Tank 118,571 118,571 70,921

Gambar 1. Grafik Perbandingan Kapasitas Produksi

Dari Tabel19 dan Gambar 1 dapat dilihat alternatif II memiliki kapasitas produksi yang lebih
besar yaitu :
Wheel Loader = 122,460 m3/jam
Dump Truck = 5,629 m3/jam
Motor Grader = 289,836 m3/jam
Tandem Roller = 105,825 m3/jam
Water Tank = 118,571 m3/jam

Waktu Pelaksanaan ( jam )


Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat kelas A
Hasil analisa waktu untuk masing – masing pilihan dan di lapangan pada pekerjaan
lapis pondasi agregat kelas A dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Hasil Analisa Waktu untuk masing – masing alternatif dan di lapangan
Jenis Alat Alternatif I Alternatif II Di lapangan
No
Berat (jam) (jam) (jam)

1 Wheel Loader 118 112 120

2 Dump Truck 389 406 718

3 Motor Grader 48 48 81

4 Tandem Roller 147 130 392


5 Water Tank 116 116 194

Dari Tabel 20 dapat dilihat alternatif II memiliki waktu yang lebih efisien yaitu :
Wheel Loader = 112 jam
Dump Truck = 406 jam
Motor Grader = 48 jam
Tandem Roller = 130 jam
Water Tank = 116 jam

Hasil Analisa Biaya


Hasil analisa biaya untuk masing – masing alternatif dan di lapangan dapat dilihat
pada Tabel 21 dan Gambar 2.

Tabel 21. Hasil Analisa Biaya untuk masing – masing alternatif dan di lapangan
Jenis Alat Alternatif I Alternatif II Di lapangan
No
Berat (Rp) (Rp) (Rp)

1 Wheel Loader 59.953.052,96 56.904.592,64 60.969.204,4

2 Dump Truck 2.109.623.123 1.189.158.909 4.247.841.279


3 Motor Grader 27.165.752,64 27.165.752,64 91.684.415,16

4 Tandem Roller 35.413.386,33 31.317.960,7 94.435.696,88

5 Water Tank 32.714.643,64 32.714.643,64 54.712.421,26

Total 2.264.869.959 1.337.261.859 4.549.643.017

Gambar 2. Grafik Perbandingan Biaya

Dari Tabel 21 dan Gambar 2 dapat dilihat alternatif II memiliki biaya yang efisien yaitu :
Wheel Loader = Rp. 56.904.592,64
Dump Truck = Rp. 1.189.158.909
Motor Grader = Rp. 27.165.752,64
Tandem Roller = Rp. 31.317.960,7
Water Tank = Rp. 32.714.643,64

Hasil Analisa Penggunaan Alat Berat


Hasil analisa penggunaan alat berat untuk masing – masing alternatif dan lapangan
dapat dilihat pada Tabel 22 dan Gambar 3.

Tabel 22. Hasil Analisa Penggunaan Alat Berat untuk masing – masing
alternatif dan di lapangan
No Jenis Alat Berat Alternatif I Alternatif II Lapangan

1 Wheel Loader 1 1 1

2 Dump Truck 11 6 12
3 Motor Grader 1 1 2

4 Tandem Roller 1 1 1

5 Water Tank 1 1 1

Gambar 3. Grafik Perbandingan Penggunaan Alat Berat

Dari hasil Tabel 22 dan Gambar 3 dapat dilihat tiap alternatif II menggunakan alat berat lebih
kecil yaitu :
Wheel Loader :1
Dump Truck :6
Motor Grader :1
Tandem Roller :1
Water Tank :1

Pembahasan
Dari hasil analisa kapasitas produksi, waktu penyelesaian, dan penggunaan alat berat
pada beberapa alternatif dan di lapangan didapat bahwa alternatif II lebih efisien yaitu :
1. Untuk wheel loader, kapasitas produksi sebesar 122,460 m3/jam, waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan 112 jam dengan jumlah alat berat yang
digunakan 1 unit dan biayanya sebesar Rp. 56.904.592,64.
2. Untuk dump truck, kapasitas produksi sebesar 5,629 m3/jam, waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan 406 jam dengan jumlah alat berat yang digunakan 6
unit dan biayanya sebesar Rp. 1.189.158.909.
3. Untuk motor grader, kapasitas produksi sebesar 289,836 m3/jam, waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan 48 jam dengan jumlah alat berat yang
digunakan 1 unit dan biayanya sebesar Rp. 27.165.752,64.
4. Untuk tandem roller, kapasitas produksi sebesar 105,825 m3/jam, waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan 130 jam dengan jumlah alat berat yang
digunakan 1 unit dan biayanya sebesar Rp. 31.317.960,7.
5. Untuk water tank, kapasitas produksi sebesar 118,571 m3/jam, waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan 116 jam dengan jumlah alat berat yang digunakan 1
unit dan biayanya sebesar Rp. 32.714.643,64.
Setelah dilakukan optimalisasi ternyata dapat dilakukan penghematan pemakaian
peralatan dengan memilih alat berat yang mempunyai produktifitas lebih besar, karena dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang relatif singkat dan tentu biaya yang dibutuhkan
juga dapat ditekan. Namun ada beberapa hal yang dapat menyebabkan optimalisasi tidak
dapat dilakukan dengan peralatan yang lebih besar diakibatkan medan pekerjaan yang tidak
mungkin dapat dilalui oleh alat-alat berat yang mempunyai produktifitas yang besar, ditambah
lagi faktor cuaca yang sangat berpengaruh terhadap kapasitas dan ketahanan alat tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan perhitungan yang telah dianalisa pada pekerjaan lapis pondasi agregat
kelas A pada proyek peningkatan jalan Kebun Durian – Gunung Sahilan – Gunung Sari, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan dari penggunaan alat berat yang efektif yaitu sebagai
berikut :
1. Besarnya kapasitas produksi alat berat yang efektif yaitu pada alternatif 2, untuk
pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A yang menggunakan alat berat Wheel Loader
Komatsu WA 320 kapasitas produksinya sebesar 122,460 m3/jam, waktu penyelesaian
pekerjaan 112 jam dan biaya sewa alat beratnya sebesar Rp. 56.904.592,64. Dump Truck
Mitshubishi 220 PS kapasitas produksinya sebesar 5,629 m3/jam, waktu penyelesaian
pekerjaan 406 jam dan biaya sewanya sebesar Rp.1.189.158.909. Motor Grader Komatsu
GD 511A kapasitas produksinya 289,836 m3/jam, waktu penyelesaian pekerjaan 48 jam
dan biaya sewanya Rp.27.165.752,64. Pada pekerjaan pemadatan Tandem Roller
Caterpillar CB 534D kapasitas produksinya sebesar 105,825 m3/jam, waktu penyelesaian
pekerjaan 130 jam dan biaya sewanya sebesar Rp. 31.317.906,7 dan Water Tank Toyota
kapasitas produksinya 118,571 m3/jam, waktu penyelesaian pekerjaan 116 jam dan biaya
sewanya sebesar Rp.32.714.643,64.
2. Penggunaan alat berat di lapangan belum efektif. Hal ini diakibatkan beberapa faktor
yaitu : pemilihan jenis dan tipe alat berat, kapasitas alat, efisiensi alat, umur alat, faktor
operator, kondisi lapangan, dan sebagainya.
3. Penggunaan alat berat yang efektif adalah pada alternatif II karena kapasitas
produksinya besar, waktu penyelesaiannya cepat, pemakaian alatnya sedikit dan biaya
sedikit.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1981, “Specification and Performance Handbook”, Edisi 7, Komatsu, Jepang.
Anonim, 1983, “Specification and Performance Handbook”, Edisi 15, Komatsu, Jepang.
Anonim, 1995, “Caterpillar Performance Handbook”, Edisi 26, Illinois, USA.
Nabar, Darmansyah, 1998, “Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-alat Berat”, Universitas
Sriwijaya, Palembang.
Prodjosumarto, Partanto, 1983, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Departemen Tambang, Institut
Teknologi Bandung.
Rochmanhadi, 1982, “Alat-alat Berat Dan Penggunaannya”, Badan Penerbit Pekerjaan
Umum, Jakarta.
Rochmanhadi, 1984, “Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan
Rostiyanti, Susy Fatena, 2002, “Alat-alat Berat untuk Proyek Konstruksi” , Rineka Cipta,
Jakarta.
Suyadharma, Hendra, 1987, “Alat-alat Berat”, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai