Disusun Oleh:
1. Luluk Romsukhah (20144010001)
2. Sri Mulyani (20144010003)
3. Kholifatur Rosidah (20144010005)
4. Putri Wahyuni Hadiyanti (20144010007)
1. Definisi
Menurut buku Flu Burung karya Retno D. Soejoedono & Ekowati Handharyani, Flu
burung atau dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah avian flu atau avian influenza (AI).
Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dengan
diameter 90 – 120 nm.Menurut Keputusan MENKES Nomor 155 tahun 2007, Flu burung (
Alvian Influenza, AI) merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus influenza A subtype
H5N1 ( H=hemagglutinin; N=neuraminidase) yang pada umumnya menyerang unggas
(burung dan ayam).
2. Etiologi
• Determinan antigenik utama dari virus influensa A dan B adalah glikoprotein
transmembran hemaglutinin (H atau HA) dan neuroaminidase (N atau NA), yang
mampu memicu terjadinya respons imun dan respons yang spesifik terhadap
subtipe virus. Respons in sepenuhnya bersifat protektif di dalam, tetapi bersifat
protektif parsial pada lintas, subtipe yang berbeda. (Fouchier 2005).
• Menurut Keputusan MENKES Nomor 155 tahun 2007, Virus influenza tipe A
merupakan anggota keluarga orthomyxoviridae. Pada permukaan virus tipe A,
ada 2 glikoprotein, yaitu hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N)Virus
influenza pada unggas mempunyai sifat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada
suhu 220 C dan lebih dari 30 hari pada suhu 00 C. Di dalam tinja unggas dan
dalam tubuh unggas sakit, dapat hidup lama, tetapi mati pada pemanasan 600C
selama 30 menit, 560C selama 3 jam dan pemanasan 800C selama 1 menit. Virus
akan mati dengan detergen atau desinfektan misalnya formalin, cairan yang
mengandung iodin atau alcohol 70%. Virus H5N1 dapat bermutasi sehingga
dapat menjadi virus penyebab pandemic.
3. Tanda dan Gejala
Menurut Keputusan MENKES Nomor 155 tahun 2007, Pada umumnya gejala klinis
flu burung yang sering ditemukan adalah demam > 380C, batuk dan nyeri
tenggorokan, gejala lain yang dapat di temukan adalah pilek, sakit kepala, nyeri
otot, infeksi selaput mata, diare atau gangguan saluran cerna.
4. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Keputusan MENKES Nomor 155 tahun 2007, Pemeriksaan penunjang
yang dilakukan yaitu :
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan hematologi
• Pemeriksaan kimia darah
• Pemeriksaan radiologic
• Pemeriksaan post mortem
5. Patofisiologi Date: