GEOLOGI DAN LINGKUNGAN

NAMA: FITRIA
NIM: 2110115120004
KELAS: A1 (PENDIDIKAN GEOGRAFI)
 KARAKTERISTIK SAMBUNG GUNUNG UTAMA
UKURAN DAN KESELARASAN

SABUK GUNUNG UTAMA SANGAT PANJANG DIBANDINGKAN DENGAN LEBARNYA. GAMBAR 5.3
MENUNJUKKAN DUA SABUK GUNUNG UTAMA DI AMERIKA UTARA. PEGUNUNGAN APPALACHIAN
DI SEPANJANG PANTAI TIMUR DAN CORDILLERA AMERIKA UTARA DI BARAT. BEBERAPA RENTANG
YANG LEBIH DIKENAL DI CORDILLERA DI AMERIKA UTARA, SEPERTI SIERRA NEVADA DAN
PEGUNUNGAN ROCKY, DI BERI LABEL. PERHATIKAN BAHWA SABUK GUNUNG DI AMERIKA UTARA
CENDERUNG SEJAJAR DENGAN GARIS PANTAI. NAMUN, BEBERAPA SABUK GUNUNG DI TEMPAT
LAIN DI DUNIA (TERUTAMA HIMALAYA) TIDAK SEJAJAR DENGAN GARIS PANTAI.

ZAMAN SABUK GUNUNG DAN BENUA

SABUK GUNUNG UTAMA DENGAN JAJARAN PEGUNUNGAN YANG LEBIH TINGGI CENDERUNG
LEBIH MUDA SECARA GEOLOGIS DARIPADA YANG PEGUNUNGANNYA LEBIH RENDAH.

DAERAH PEGUNUNGAN BIASANYA MENUNJUKKAN BUKTI BAHWA EREKA PERNAH TINGGI DI ATAS
PERMUKAAN LAUT SELAMA OROGENI, TERKIKIS MENJADI PERBUKITAN ATAU DATARAN RENDAH,
DAN KEMUDIAN NAIK LAGI PADA EPISODE BERIKUTNYA DARI PENGANGKATAN ISOSTATIC.
EPISODE PENGANGKATAN DAN EROSI SEPERTI ITU DAPAT TERJADI BEBERAPA KALI SELAMA
SEJARAH PANJANG PEGUNUNGAN. PADA AKHIRNYA, PEGUNUNGAN MENAJDI STABIL DAN
TERKIKIS MEJADI DARATAN.

DIBENUA AMERIKA UTARA, PEGUNUNGAN APPALACHIN MEMANJANG DARI KANADA TIMUR KE

SELATAN MELALUI AMERIKA SERIKAT BAGIAN TIMUR KE ALABAMA ( GAMBAR 5.3). DI
APPALACHIN, FOSIL DAN USIA ISOTOP BATUAN MENUNJUKKAN BAHWA PEGUNUNGAN INI MULAI
BEREVOLUSI LEBIH AWAL DARI SABUK GUNUNG DI SEPANJANG PANTAI BARAT AMERIKA UTARA.
DATARAN INTERIOR ANTARA APPALACHIAN DAN CORDILLERA DIANGGAP TELAH BEREVOLUSI DARI SABUK GUNUNG DI MASA
LALU GEOLOGIS YANG SANGAT JAUH (SELAMA PRAKAMBRIUM). AKAR YANG DULU TERTANAM DALAM DARI BEKAS SABUK
GUNUNG PRAKAMBRIUM ADALAH RUANG BAWAH TANAHBATU UNTUK BAGIAN TENGAH BENUA YANG SEKARANG STABIL. LAPISAN
BATUAN SEDIMEN PALEOZOIKUM DAN YANG LEBIH MUDA MENUTUPI SEBAGIAN BESAR RUANG BAWAH TANAH ITU. USIA BESAR
EPISODE OROGENIK YANG MENDAHULUI SEDIMENTASIPALEOZOIKUM DIKONFIRMASI OLEH TANGGAL YANG DITENTUKAN SECARA
ISOTOPIK LEBIH DARI 1 MILIAR TAHUN YANG DIPEROLEH DARI BATUAN PLUTONIK DAN METAMORF DI BEBERAPA LOKASI
TERSEBAR DI MANA RUANG BAWAH TANAH TERPAPAR. (YANG PALING PENTING ADALAH GRAND CANYON DI ARIZONA, KUBAH
OZARK DI MISSOURI, BLACK HILLS DI SOUTH DAKOTA, BEBERAPA PEGUNUNGAN DI PEGUNUNGAN ROCKY, DAN ADIRONDACKS DI
NEW YORK.) WILAYAH BENUA YANG SECARA STRUKTURAL STABIL UNTUK JANGKA WAKTU YANG LAMA DISEBUT A
KRATON(GAMBAR 5.3, 5.4, DAN 5.5). BAGIAN TENGAH AMERIKA SERIKAT DAN KANADA SEMUANYA MERUPAKAN BAGIAN DARI
KRATON. BENUA LAIN JUGA MEMILIKI KRATON PADA INTINYA.

SEBAGIAN BESAR KRATON DI AMERIKA SERIKAT BAGIAN TENGAH MEMILIKI SELIMUT YANG SANGAT TIPIS—HANYA 1.000 HINGGA
2.000 METER—LAPISAN BATUAN SEDIMEN YANG MELAPISI RUANG BAWAH TANAHNYA. SEDIMEN SEBAGIAN BESAR DIENDAPKAN DI
LAUT PEDALAMAN YANG DANGKAL SELAMA WAKTU PALEOZOIKUM; NAMUN, UNTUK KRATON DI SEBAGIAN BESAR KANADA TIMUR
DAN UTARA, SERTA GREENLAND, TIDAK ADA BATUAN SEDIMEN YANG MENUTUPI SISA-SISA PEGUNUNGAN TUA YANG TERKIKIS.
WILAYAH INI ADALAH PERISAI PRAKAMBRIUM— YAITU, KOMPLEKS BATUAN METAMORF DAN PLUTONIK PRAKAMBRIUM YANG
TERSINGKAP DI AREA YANG LUAS. PERISAI DAN KOMPLEKS BAWAH TANAH KRATON SEPERTI ITU MEWAKILI AKAR PEGUNUNGAN
YANG MENYELESAIKAN PROSES DEFORMASI LEBIH DARI SATU MILIAR TAHUN YANG LALU.
KETEBALAN DAN KARAKTERISTIK LAPISAN BATUAN PENUTUPAN BATUAN SEDIMEN YANG RELATIF TIPIS DI
ATAS BASEMENT DI DALAM KRATON SANGAT KONTRAS DENGAN URUTAN SEDIMEN TEBAL YANG KHAS DARI
SABUK GUNUNG (GAMBAR 5.4). DI SABUK GUNUNG, BATUAN SEDIMEN BERLAPIS UMUMNYA LEBIH DARI 10
KILOMETER TEBALNYA. SEKARANG KITA TAHU BAHWA SEKUEN TEBAL DARI SEBAGIAN BESAR BATUAN
SEDIMEN YANG DIENDAPKAN DI LAUT AWALNYA DIENDAPKAN DI TEPI KONTINEN (LANDAS KONTINEN DAN
LERENG KONTINEN—LIHAT BAB 3). JIKA BATUAN SEDIMEN SEBAGIAN BESAR BERUPA SERPIH, BATUPASIR,
DAN BATUGAMPING, KITA DAPAT MENYIMPULKAN BAHWA PENGENDAPAN LAUT BERADA PADA BATAS
KONTINEN PASIF. JIKA SEDIMEN MEMILIKI KOMPONEN MATERIAL VULKANIK YANG SIGNIFIKAN,
LINGKUNGAN PENGENDAPANNYA ADALAH TEPIAN KONTINEN AKTIF. BATUAN SEDIMEN DI KRATON
MUNGKIN TIDAK MENUNJUKKAN DEFORMASI, ATAU MUNGKIN TELAH MELENGKUNG DENGAN LEMBUT
MENJADI CEKUNGAN DAN KUBAH DIATAS RUANG BAWAH TANAH. SEBALIKNYA, SABUK GUNUNG DICIRIKAN
OLEH BERBAGAI LIPATAN DAN PATAHAN YANG MENUNJUKAN DEFORMASI OROGENIC SEDANG HINGGA
SANGAT INTENS.
POLA LIPAT DAN SESAR

MEREKONSTRUKSI POSISI SEMULA DAN MENENTUKAN KETEBALAN LAPISAN BATUAN

SEDIMEN DAN VULKANIK DI SABUK GUNUNG RUMIT KARENA, DALAM BANYAK KASUS,
LAPISAN BATUAN TELAH TERLIPAT DAN PATAH SETELAH DIENDAPKAN. (LIHAT GAMBAR
5.6 SAAT ANDA MEMBACA PARAGRAF BERIKUT.) LIPATAN AKAN TERBUKA DI BAGIAN
SABUK GUNUNG DI MANA DEFORMASI TIDAK TERLALU INTENS. LIPATAN YANG LEBIH
RAPAT (GAMBAR 5.7) MENUNJUKKAN DEFORMASI YANG LEBIH BESAR. LIPATAN BESAR
YANG TERBALIK DAN TERLENTANG (GAMBAR 5.8) DAPAT TERSINGKAP DI BAGIAN SABUK
GUNUNG YANG TERDEFORMASI LEBIH PARAH. SESAR TERBALIK SERING TERJADI,
TERUTAMA DI DAERAH YANG SANGAT TERLIPAT. TERUTAMA YANG PERLU DIPERHATIKAN
ADALAH LIPAT DAN DORONG SABUK BANYAK DITEMUKAN DI DAERAH PEGUNUNGAN.
INI DICIRIKAN OLEH SESARSESAR DORONG YANG BESAR (PATAHAN TERBALIK PADA
SUDUT RENDAH KE HORIZONTAL), BERTUMPUK SATU SAMA LAIN; BATUAN PERANTARA
BIASANYA TERLIPAT SAAT SEDANG DIANGKUT SELAMA PATAHAN.

SECARA KESELURUHAN, LIPATAN DAN PATAHAN DORONG DI SABUK GUNUNG

MENUNJUKKAN TEKANAN YANG LUAR BIASA ATAUPEMENDEKAN
KERAKDANPENEBALAN KERAK.BATUAN SEDIMEN PEGUNUNGAN ALPEN, MISALNYA,
DIPERKIRAKAN TELAH MENUTUPI AREA DASAR LAUT DENGAN LEBAR SEKITAR 500
KILOMETER KETIKA DIENDAPKAN. SELAMA OROGENI ALPINE, MEREKA DIKOMPRESI
MENJADI LEBAR PEGUNUNGAN ALPEN SAAT INI, YANG KURANG DARI 200 KILOMETER.
METAMORFISME DAN PLUTONISME

KOMPLEKS BATUAN METAMORFIK DAN PLUTONIK REGIONAL UMUMNYA DITEMUKAN DI PEGUNUNGAN DI BAGIAN SABUK GUNUNG UTAMA YANG
PALING SERING MENGALAMI DEFORMASI. SEBAGIAN BESAR BATUAN METAMORF PADA AWALNYA ADALAH BATUAN SEDIMEN DAN VULKANIK YANG
TELAH TERKUBUR DALAM DAN MENGALAMI TEKANAN DAN SUHU TINGGI SELAMA OROGENI.MIGMATIT(BATUAN GRANIT DAN METAMORF YANG
BERCAMPUR DAPAT MEWAKILI BAGIAN-BAGIAN DARI SABUK GUNUNG YANG PERNAH BERADA PADA TINGKAT YANG LEBIH DALAM DI KERAK, DI MANA
SUHU YANG LEBIH TINGGI MENYEBABKAN PENCAIRAN SEBAGIAN BATUAN. INI PASTI TELAH DIANGKUT KE TINGKAT KERAK YANG JAUH LEBIH TINGGI
SELAMA DAN SETELAH OROGENI. BATHOLITH, SEBAGIAN BESAR GRANIT, JUGA BERASAL DARI KERAK BAWAH (ATAU MANTEL PALING ATAS). ALIH-ALIH
TERTINGGAL DI BELAKANG DAN MEMBENTUK MIGMATIT, MAGMA YANG DIHASILKAN DARI PENCAIRAN SEBAGIAN TERKUMPUL DALAM GUMPALAN
BESAR (DIAPIRS) YANG BEKERJA NAIK KE TINGKAT ATAS KERAK BUMI.

SESAR NORMAL

BAGIAN YANG LEBIH TUA DARI BEBERAPA SABUK GUNUNG UTAMA TELAH MENGALAMI PATAHAN NORMAL (GAMBAR 5.9). HUBUNGAN CROSSCUTTING
MENUNJUKKAN BAHWA SESAR NORMAL TERJADI SETELAH OROGENI YANG MENGAKIBATKAN PELIPATAN RAPAT, PATAHAN DORONG, DAN
METAMORFISME, DAN SETELAH SEBAGIAN BESAR BATOLIT TERBENTUK. TAHAP AKHIR DARI SESAR NORMAL (DIJELASKAN DALAM BAB 6 TENTANG
STRUKTUR GEOLOGI) ADALAH HASIL DARI: PENGANGKATAN VERTIKALATAUEKSTENSI HORIZONTAL.SALAH SATU DARI KONTRAS INI DENGAN
PEMENDEKAN KESELURUHAN YANG BERLAKU SELAMA OROGENI. SESAR NORMAL JUGA DAPAT TERJADI DI BAGIAN TENGAH YANG TINGGI DARI SABU
K GUNUNG SELAMA OROGENI SAAT MELIPAT DAN PATAHAN DORONG TERJADI DI BAGIAN LUAR SABUK. SAAT SABUK GUNUNNG DITEKAN DAN TERJADI
PEMENDEKAN, BAGIAN TENGAH DIDIORONG E ATAS. ESTENSI, BERSAMA DENGAN SESAR NORMAL, TERJADI KETIKA BATUAN PADA TINGKAT TINGGI
MENGALIR KELUAR DI ATAS BATUAN YANG DI KOMPRESI PADA TINGKAT YANG LEBIH RENDAH.
KETEBALAN DAN KEPADATAN BATUAN
PENGUKURAN GRAVITASI MENUNJUKKAN BAHWA BATUAN DI KERAK BENUA (TERMASUK SABUK
GUNUNG) ADALAH LEBIH RINGAN (KURANG PADAT) DIBANDINGKAN DENGAN KERAK
SAMUDERA. KECEPATAN SEISMIK MENUNJUKKAN KOMPOSISI YANG MENDEKATI KOMPOSISI
GRANIT UNTUK KERAK BENUA. SELANJUTNYA, BUKTI DARI STUDI SEISMIK MENDUKUNG
PANDANGAN BAHWA KERAK YANG LEBIH RINGAN INI JAUH LEBIH TEBAL DI BAWAH SABUK
GUNUNG DARIPADA DI BAWAH KRATON DAN BAHWA KERAK LEBIH TEBAL DI BAWAH SABUK
GUNUNG YANG LEBIH MUDA DARIPADA DI BAWAH YANG LEBIH TUA.
FITUR PEGUNUNGAN AKTIF
GEMPA BUMI YANG SERING TERJADI MERUPAKAN
KARAKTERISTIK DARI BAGIAN SABUK GUNUNG
YANG SECARA GEOLOGIS MASIH MUDA DAN
DIANGGAP MASIH AKTIF. JUGA PARIT LAUT DALAM
DITEMUKAN SEJAJAR DENGAN BANYAK SABUK
GUNUNG MUDA (ANDES, MISALNYA). PARIT
TERBENTANG DARI PANTAI BUSUR PULAU YANG
DAPAT DIANGGAP SEBAGAI PEGUNUNGAN YANG
SANGAT MUDA. GUNUNG BERAPI AKTIF YANG
TERISOLASI BERTENGGER DI ATAS BATU YANG LEBIH
TUA DIPEGUNUNGAN MENUNJUKKAN BAHWA
PENCAIRAN MASIH TERJADI DI KEDALAMAN
 EVOLUSI SAMBUNG GUNUNG
OROGENESIS DAN KONVERGENSI LEMPENG

,SETIAP OROGENI ADALAH EPISODE DEFORMASI INTENS BATUAN DI SUATU

WILAYAH; DEFORMASI BIASANYA DISERTAI DENGAN METAMORFOSIS DAN
AKTIVITAS BEKU. BATUAN BERLAPIS DIKOMPRESI MENJADI LIPATAN. SESAR
TERBALIK (TERUTAMA PATAHAN DORONG) TERSEBAR LUAS SELAMA OROGENI.
SESAR NORMAL JUGA DAPAT TERJADI TETAPI TIDAK MELUAS.

BATUAN YANG TERKUBUR LEBIH DALAM, MENGALAMI METAMORFISME REGIONAL,

DIUBAH MENJADI SEKIS DAN GNEISSES. MAGMA YANG DIHASILKAN DI KERAK
DALAM ATAU MANTEL ATAS BEKERJA KE ATAS UNTUK MELETUS DI GUNUNG
BERAPI ATAU MEMBENTUK BATHOLIT.

SALAH SATU ASPEK PENTING DARI OROGENI ADALAH BAHWA KERAK BENUA
MENJADI LEBIH TEBAL. HAL INI DICAPAI DENGAN KOMPRESI INTENS YANG
MENGHASILKAN LIPATAN KETAT DAN SESAR TERBALIK. TAMBAHAN BATHOLITHS
DI KERAK JUGA MEMBANTU MENGENTALKAN KERAK DAN MEMBUATNYA LEBIH
APUNG. KERAK YANG LEBIH TEBAL AKAN SECARA ISOSTATIK “MENGAMBANG”
LEBIH TINGGI PADA MANTEL DI BAWAHNYA, MENGHASILKAN PEGUNUNGAN YANG
LEBIH TINGGI.

SETIAP SABUK GUNUNG MEMILIKI KARAKTERISTIK DAN SEJARAHNYA SENDIRI.

NAMUN, DENGAN MEMAHAMI SALAH SATU DARI TIGA JENIS KONVERGENSI
LEMPENG YANG TERJADI (DIJELASKAN DALAM BAB 4), KITA DAPAT LEBIH
MEMAHAMI PROSES PEMBENTUKAN GUNUNG YANG DIALAMI SABUK GUNUNG
SELAMA OROGENI. KETIGA JENIS KONVERGENSI DIBAHAS SELANJUTNYA.
OROGENESIS DAN KONVERGENSI BENUA LAUT

BATUAN YANG TERPERANGKAP DAN DITARIK KE BAWAH ZONA SUBDUKSI MENGALAMI GESERAN YANG KUAT. JIKA BATUAN DIBAWA LEBIH JAUH KE
BAWAH ZONA SUBDUKSI, IA MENJADI BERMETAMORFOSIS. SABUK LIPAT DAN DORONG DAPAT TERBENTUK DI SISI KRATON (BUSUR BELAKANG) SABUK
GUNUNG (GAMBAR 5.6 DAN 5.10). DORONGAN MENJAUHI BUSUR MAGMATIK MENUJU KRATON. BUSUR MAGMATIK BERADA PADA ELEVASI YANG TINGGI
KARENA KERAKNYA LEBIH TEBAL DAN SEBAGIAN BESAR TERDIRI DARI BATUAN BEKU PANAS DAN BATUAN METAMORF. LEMBAR DORONG BESAR
BERGERAK KE ARAH DAN KADANG-KADANG DI ATAS KRATON. (DI PEGUNUNGAN ROCKY, PATAHAN DORONG DARI KRATON ITU SENDIRI TELAH
TERJADI.) PENDORONGAN ITU MUNGKIN SEBAGIAN BESAR DISEBABKAN OLEH PEMENDEKAN KERAK YANG DISEBABKAN OLEH KONVERGENSI.
NAMUN, ADA BEBERAPA KONTROVERSI DI ANTARA AHLI GEOLOGI ATAS PROSES TAMBAHAN YANG MUNGKIN TERJADI. BEBERAPA AHLI GEOLOGI
MENGANGGAP ALIRAN GRAVITASI (DARI BUSUR MAGMATIK YANG TINGGI DAN BERGERAK KE LUAR DI ATAS KRATON YANG RENDAH DAN KAKU)
UNTUK BERKONTRIBUSI SECARA SIGNIFIKAN TERHADAP PROSES TERSEBUT. YANG LAIN BERPIKIR BAHWA BUSUR MAGMATIK YANG MELUAS
MENDORONG BATUAN SEDIMEN (DAN KADANG-KADANG METAMORF DAN BEKU) KELUAR MENJADI LIPATAN DAN SABUK DORONG. (BUSUR MAGMATIK
DISAMAKAN DENGAN BULDOSER YANG MENDORONG IRISAN MATERIAL LEPAS KELUAR).

PADA AKHIR 1980-AN DAN AWAL 1990-AN, PARA AHLI GEOLOGI MENGEMBANGKAN MODEL YANG MENJELASKAN (1) LIPATAN DAN SABUK DORONG, (2)
PATAHAN NORMAL SIMULTAN, DAN (3) BAGAIMANA BATUAN METAMORF YANG DALAM SEKALI NAIK KE TINGKAT ATAS DI SABUK GUNUNG. APA YANG
DIYAKINI TERJADI ADALAH BAHWA BAGIAN SABUK GUNUNG YANG TEBAL DAN TINGGI MENJADI TERLALU TINGGI DAN TIDAK STABIL SECARA
GRAVITASI, MENGAKIBATKAN KERUNTUHAN DAN PENYEBARAN GRAVITASI.BAGIAN YANG BERGERAK MENJADI SEMAKIN MENINGKAT SELAMA
KONVERGENSI LEMPENG. HAL INI DISEBABKAN OLEH KOMPRESI BATUAN SEDIMEN DAN METAMORF, SERTA LETUSAN GUNUNG BERAPI DAN
PENEMPATAN PLUTON. SETELAH BEBERAPA WAKTU, BEKAS DI SABUK GUNUNG MENJADI TERLALU TINGGI UNTUK DITOPANG OLEH BATUAN DI
BAWAHNYA DAN KERUNTUHAN DIMULAI. (GEOLOG JOHN DEWEY, SAAT ITU DI UNIVERSITAS OXFORD, MENYARANKAN BAHWA KERUNTUHAN DIMULAI
KETIKA BILUR MELEBIHI 3 KILOMETER DI ATAS PERMUKAAN LAUT.) SEPERTI YANG DITUNJUKKAN PADA GAMBAR 5.10, KERUNTUHAN GRAVITASI
MEMAKSA BATU KE LUAR MAUPUN KE BAWAH. PADA TINGKAT YANG LEBIH DALAM DI SABUK GUNUNG, BATU ITUELASTIS(ATAUPLASTIK) DAN ARUS;
LEBIH DEKAT KE PERMUKAAN, BATUAN RETAK, JADI PERGERAKANNYA MELALUI PATAHAN. BATU DIDORONG KE LUAR DAN MEMBANTU
MENCIPTAKAN, BERSAMA DENGAN PEMENDEKAN KERAK, LIPATAN DAN SABUK DORONG.

DI BAGIAN YANG TINGGI, BATUAN YANG MENGALIR KELUAR MENGHASILKAN EKSTENSI (GAMBAR 5.10). OLEH KARENA ITU, PATAHAN BATUAN DEKAT
PERMUKAAN DAN PATAHAN NORMAL TERJADI. POLA ALIRAN (SEPERTI YANG DITUNJUKKAN PADA GAMBAR 5.10) JUGA DAPAT MENJELASKAN
BAGAIMANA BATUAN METAMORF YANG DULUNYA DALAM (MIGMATIT, MISALNYA) DITEMUKAN DI TINGKAT ATAS SABUK GUNUNG. BATUAN KERAK
YANG LEBIH RENDAH TERJEPIT, MEMAKSANYA MENGALIR KE ATAS DAN KE LUAR, MEMBAWANYA LEBIH DEKAT KE PERMUKAAN.
KONVERGENSI BENUA BUSUR TERKADANG BUSUR PULAU BERTABRAKAN
DENGAN BENUA (GAMBAR 5.11). SAAT BUSUR DAN BENUA BERTEMU, DASAR
LAUT YANG MENGHALANGI DIHANCURKAN OLEH SUBDUKSI. KETIKA
TABRAKAN TERJADI, BUSUR, SEPERTI BENUA, TERLALU RINGAN UNTUK
DITUNDUKKAN. KONVERGENSI LANJUTAN DARI DUA LEMPENG DAPAT
MENYEBABKAN DASAR LAUT YANG TERSISA UNTUK MELEPASKAN DIRI DARI
BUSUR DAN MEMBUAT SITUS SUBDUKSI BARU DAN PARIT BARU KE ARAH
LAUT BUSUR (GAMBAR 5.11C). PERHATIKAN BAHWA ARAH SUBDUKSI BARU
BERLAWANAN DENGAN ARAH SUBDUKSI ASLI (INI KADANG-KADANG
DISEBUT AMEMBALIK ZONA SUBDUKSI), TETAPI MASIH DAPAT MEMASOK
BUSUR DENGAN MAGMA. BUSUR SEKARANG TELAH DILAS KE BENUA,
MENINGKATKAN UKURAN BENUA.

JENIS TUMBUKAN INI TAMPAKNYA TERJADI SELAMA WAKTU GEOLOGIS

BARU-BARU INI DI NUGINI UTARA (AUSTRALIA UTARA). TABRAKAN SERUPA
MUNGKIN TELAH MENAMBAHKAN BUSUR PULAU KE KOMPLEKS SIERRA
NEVADA DI CALIFORNIA SELAMA WAKTU MESOZOIKUM, KETIKA ZONA
SUBDUKSI MUNGKIN ADA DI TEMPAT YANG SEKARANG ADALAH CALIFORNIA
TENGAH. BANYAK AHLI GEOLOGI BERPIKIR BAHWA SEBAGIAN BESAR
AMERIKA UTARA BAGIAN BARAT TELAH TERBENTUK DARI SERANGKAIAN
BUSUR YANG BERTABRAKAN DENGAN AMERIKA UTARA (DIBAHAS NANTI
DALAM BAB INI DI BAGIAN “TERAN YANG TERGUSUR”). SELAMA
PALEOZOIKUM, TABRAKAN BUSUR-BENUA MEMAINKAN PERAN PENTING
DALAM PEMBANGUNAN APPALACHIAN (GAMBAR 5.12).
OROGENIES DAN KONVERGENSI BENUA-BENUA

SEPERTI YANG DIJELASKAN DALAM BAB 4, BEBERAPA SABUK GUNUNG TERBENTUK KETIKA CEKUNGAN
LAUT MENUTUP DAN BENUA BERTABRAKAN DI SEPANJANG ZONA JAHITAN. SABUK GUNUNG YANG KITA
TEMUKAN DI DALAM BENUA (DENGAN KRATON DI KEDUA SISINYA) DIYAKINI SEBAGAI PRODUK
KONVERGENSI BENUA-BENUA. PEGUNUNGAN URAL DIHASILKAN DARI TUMBUKAN ASIA DAN EROPA.
KONVERGENSI LEMPENG AFRIKA DAN EROPA MENCIPTAKAN PEGUNUNGAN ALPEN (GAMBAR 5.13).
GUNUNG TERTINGGI KAMI BERADA DI SABUK HIMALAYA. OROGENI HIMALAYA DIMULAI SEKITAR 45 JUTA
TAHUN LALU KETIKA INDIA MULAI BERTABRAKAN DENGAN ASIA (INDIA AWALNYA BERADA DI BELAHAN
BUMI SELATAN). SEKUEN TEBAL BATUAN SEDIMEN YANG TERBENTUK DI KEDUA TEPI KONTINEN
MENGALAMI PATAHAN DAN LIPATAN YANG KUAT. SABUK LIPAT DAN DORONG DIKEMBANGKAN DAN
DIUKIR OLEH EROSI KE DALAM JAJARAN PEGUNUNGAN YANG MEMBENTUK HIMALAYA. GUNUNGGUNUNG
MASIH NAIK, DAN GEMPA BUMI YANG SERING TERJADI MENUNJUKKAN AKTIVITAS TEKTONIK YANG TERUS
BERLANJUT. DI UTARA HIMALAYA, TIBET NAIK MENJADI APA YANG SEKARANG MENJADI DATARAN TINGGI
TERTINGGI DI DUNIA. SESAR NORMAL DI DATARAN TINGGI TIBET MEMBERI TAHU KITA BAHWA
KERUNTUHAN GRAVITASI SEDANG TERJADI. TINGKAT DAN JENIS EROSI YANG TERJADI SELAMA OROGENI
MEMPENGARUHI KETINGGIAN SERTA BENTUK PEGUNUNGAN. EROSI YANG INTENS JUGA BERINTERAKSI
DENGAN KEKUATAN TEKTONIKUNTUK MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN HIMALAYA YANG TINGGI, MENURUT
HIPOTESIS YANG BARU-BARU INI DITERBITKAN. GAMBAR 5.14 MENUNJUKKAN PATAHAN DORONG YANG
BERTUMPUK SATU SAMA LAIN. INI DIPRODUKSI OLEH TABRAKAN INDIA DENGAN ASIA. GERAKAN
KESELURUHAN HIMALAYA SAAT INI ADALAH KE UTARA, SEPERTI YANG DITUNJUKKAN PADA GAMBAR 5.15.
NAMUN, DI HIMALAYA YANG TINGGI, BATU ADALAH MENGALIR DI BAWAH TANAH DAN MENGGANTIKAN
BATUAN YANG TERKIKIS DI PERMUKAAN. INI ADALAH BLOK ANTARA PATAHAN TIBET SELATAN DAN
PATAHAN DORONG PUSAT UTAMA YANG DITUNJUKKAN PADA GAMBAR 5.14. MENURUT HIPOTESIS, BATU DI
SINI SEDANG DIEKSTRUSI DARI JAUH DI BAWAH DATARAN TINGGI TIBET DAN DISEBABKAN OLEH
RUNTUHNYA DATARAN TINGGI TIBET YANG SEDANG BERLANGSUNG. BATUAN YANG ULET (ATAU PLASTIS)
PADA KEDALAMAN DITEKAN DAN DIEKSTRUSI MENUJU ZONA DENGAN HAMBATAN PALING KECIL. ZONA
DENGAN RESISTENSI PALING RENDAH ADALAH TEMPAT EROSI BERLANGSUNG DENGAN LAJU YANG
SANGAT TINGGI KARENA CURAH HUJAN YANG TINGGI.
PEGUNUNGAN APPALACHIAN ADALAH CONTOH KONVERGENSI BENUA-BENUA TETAPI DENGAN SEJARAH
YANG LEBIH RUMIT. KONVERGENSI BUSUR-BENUA DAN KONVERGENSI SAMUDERA-BENUA JUGA
TERLIBAT, DAN SABUK GUNUNG KEMUDIAN TERBELAH OLEH DIVERGENSI LEMPENG. VERSI OROGENI
YANG KENTAL DI APPALACHIAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT (GAMBAR 5.12): SELAMA MASA
PRAKAMBRIUM AKHIR DAN PALEOZOIKUM PALING AWAL, LELUHUR SAMUDRA ATLANTIK BERKEMBANG
SEBAGAI DASAR LAUT YANG MENYEBAR MEMAKSA BATAS PASIF AMERIKA UTARA, EROPA, DAN AFRIKA
MENJAUH SATU SAMA LAIN. SELAMA PALEOZOIKUM, GERAKAN LEMPENG BERGESER, SUBDUKSI
DIMULAI, DAN CEKUNGAN LAUT MULAI MENUTUP. BUSUR PULAU BERKEMBANG DI ANTARA BENUA. INI
MENJADI DIPLESTER KE KRATON AMERIKA UTARA SAAT CEKUNGAN ATLANTIK LELUHUR DITUTUP.
BEBERAPA RATUS JUTA TAHUN SETELAH SUBDUKSI DIMULAI, CEKUNGAN LAUT TERTUTUP SEPENUHNYA,
PERTAMA DENGAN EROPA DAN KEMUDIAN DENGAN AFRIKA MENABRAK AMERIKA UTARA. PADA AKHIR
PALEOZOIKUM, KETIGA BENUA DIJAHIT MENJADI SATU. APPALACHIAN DAN APA YANG SEKARANG
MENJADI SABUK GUNUNG CALEDONIDE DI INGGRIS RAYA DAN NORWEGIA DAN PEGUNUNGAN ATLAS DI
AFRIKA UTARA ADALAH BAGIAN DARI SABUK GUNUNG TUNGGAL DI DALAM
SUPERKONTINENPANGEA.SABUK GUNUNG SEBANDING DENGAN HIMALAYA SAAT INI.

DI AWAL ERA MESOZOIKUM, SUPERKONTINEN TERBELAH, KIRA-KIRA SEJAJAR DENGAN ZONA JAHITAN
LAMA. BENUA SAAT INI BERGERAK (DAN TERUS BERGERAK) SEMAKIN JAUH DARI BATAS DIVERGEN
MEREKA SAAT INI, PUNGGUNGAN ATLANTIK TENGAH.

APA YANG TERJADI PADA APPALACHIAN TAMPAKNYA TIDAK MASUK AKAL. NAMUN, JIKA SESEORANG
MENERIMA PRINSIP-PRINSIP TEORI LEMPENGTEKTONIK DAN MEMERIKSA BATUAN DAN STRUKTUR DI
APPALACHIAN (DAN REKAN-REKAN MEREKA DI EROPA DAN AFRIKA), ARGUMEN UNTUK URUTAN
PERISTIWA INI TIDAK HANYA MASUK AKAL TETAPI JUGA MEYAKINKAN.

SIKLUS TERBELAHNYA SUPERKONTINEN, PEMBUKAAN CEKUNGAN SAMUDERA, DIIKUTI PENUTUPAN

CEKUNGAN DAN TUMBUKAN BENUA DIKENAL SEBAGAISIKLUS WILSON.AHLI GEOLOGI KANADA J. TUZO
WILSON MENGUSULKAN SIKLUS PADA 1960-AN UNTUK SEJARAH TEKTONIK APPALACHIAN.
PENINGKATAN PASCA-OROGENIK DAN BLOCK-FAULTING

SETELAH OROGENI BERHENTI MEMPENGARUHI SEBAGIAN ATAU SELURUH SABUK GUNUNG DAN
GAYA TEKAN YANG ADA DILONGGARKAN, ADA PERIODE PENGANGKATAN YANG PANJANG
DISERTAI DENGAN EROSI. PENYESUAIAN ISOSTATIK TERJADI SELAMA OROGENI, TETAPI
DIBAYANGI OLEH GAYA HORIZONTAL TEKAN KONVERGENSI PELAT. DENGAN GAYA HORIZONTAL
MENJADI TIDAK SIGNIFIKAN PADA AKHIR OROGENI, PENYESUAIAN ISOSTATIK MENGAMBIL ALIH
SEBAGAI PROSES YANG DOMINAN. SELAMA JUTAAN TAHUN, WILAYAH BESAR DI SABUK GUNUNG
BERGERAK VERTIKAL KE ATAS. EROSI DAPAT MENGIMBANGI DENGAN PENGANGKATAN DAN AREA
TERSEBUT TETAP RENDAH. SEBAGAI ALTERNATIF, PENGANGKATAN UNTUK SEMENTARA DAPAT
MELEBIHI EROSI, YANG MENGHASILKAN DATARAN TINGGI ATAU PEGUNUNGAN. PEGUNUNGAN
APPALACHIAN SAAT INI ADALAH HASIL DARI PENGANGKATAN DAN EROSI YANG TELAH TERJADI
LAMA SETELAH OROGENI TERAKHIR BERAKHIR LEBIH DARI 250 JUTA TAHUN YANG LALU. SANGAT
MUNGKIN BAHWA PEGUNUNGAN APPALACHIAN TERKIKIS MENJADI DATARAN SETELAH OROGENI
PALEOZOIKUM TERAKHIR. DATARAN PESISIR TIMUR APPALACHIAN TERBUAT DARI BATUAN
SEDIMEN MUDA YANG TIDAK SELARAS DI ATAS BATUAN METAMORF DAN BEKU YANG
MERUPAKAN BAGIAN DARI SABUK GUNUNG ASLI. WILAYAH INI MASIH BERUPA DATARAN.
APPALACHIAN SAAT INI MEWAKILI PEREMAJAAN SETELAH PENINGKATAN YANG RELATIF BARU DI
AKHIR WAKTU TERSIER. PENGANGKATAN MUNGKIN DISEBABKAN OLEH REAKTIVASI SESAR
DORONG KUNO YANG DISEBABKAN OLEH TEGANGAN TEKAN DI DALAM LEMPENG AMERIKA
UTARA YANG BERGERAK KE BARAT. DATARAN PANTAI BELUM BERGERAK KE ATAS, MUNGKIN
KARENA KURANGNYA SESAR NAIK. JADI TOPOGRAFI APPALACHIAN SECARA GEOLOGIS CUKUP
MUDA, SEDANGKAN STRUKTUR ASLINYA AKIBAT DEFORMASI OROGENIK CUKUP TUA.
PEGUNUNGAN ADIRONDACK DI UTARA NEW YORK JUGA BERPARTISIPASI DALAM PENGANGKATAN
DAN PEREMAJAAN, TETAPI OROGENI YANG MEREKA LALUI ADALAH PRAKAMBRIUM—JAUH LEBIH
TUA DARIPADA OROGEN APPALACHIAN. AKHIRNYA, SELURUH SABUK GUNUNG APPALACHIAN
ISOSTATIS

MENURUT KONSEP ISOSTATIS, KERAK BENUA YANG LEBIH RINGAN DAN KURANG PADAT “MENGAPUNG”
LEBIH TINGGI DI MANTEL DARIPADA KERAK SAMUDERA YANG LEBIH PADAT. KRATON TELAH MENCAPAI
KESEIMBANGAN DAN MENGAMBANG PADA TINGKAT YANG TEPAT UNTUK KETEBALANNYA. PEGUNUNGAN,
KARENA KERAK BENUA YANG LEBIH TEBAL, "MENGAMBANG" LEBIH TINGGI DARI BENUA YANG STABIL.
SAAT MATERIAL DIHILANGKAN DARI PEGUNUNGAN OLEH EROSI, KISARAN TERSEBUT MENGAPUNG KE
ATAS UNTUK MENDAPATKAN KEMBALI KESEIMBANGAN ISOSTATIKNYA (GAMBAR 5.16). PROSES INI DAPAT
DIANGGAP SEBAGAI “TARIKAN EROSI”. PENYESUAIAN ISOSTATIK TIDAK TERJADI SECARA INSTAN.
BIASANYA, AKAN ADA JEDA WAKTU YANG CUKUP LAMA ANTARA EROSI DAN PENYESUAIAN ISOSTATIK.
SAAT GUNUNG-GUNUNG AUS MENJADI DATARAN RENDAH, EROSI MENJADI HAMPIR TIDAK EFEKTIF DAN
KERAK YANG SEKARANG TIPIS MENCAPAI KESEIMBANGAN ISOSTATIK; BEKAS SABUK GUNUNG MENJADI
BAGIAN DARI KRATON. ALASAN KRATON TERDIRI DARI BATUAN PLUTONIK DAN METAMORF ADALAH
BAHWA INI ADALAH BATUAN YANG MEMBENTUK AKAR DALAM DARI BEKAS SABUK GUNUNG. DI
SEBAGIAN BESAR TEMPAT DI BENUA, KETINGGIAN DI ATAS PERMUKAAN LAUT TERKAIT DENGAN
KETEBALAN KERAK LOKAL. DI BAWAH DATARAN TINGGI TIBET SETINGGI 5 KILOMETER, KERAKNYA
SETEBAL 75 KILOMETER. DI BAWAH KANSAS, KERAKNYA SETEBAL 44 KILOMETER, DAN DI BAWAH
DENVER, "KOTA MILEHIGH", KERAKNYA SETEBAL 50 KILOMETER. (JIKA AMERIKA SERIKAT PERNAH
BERGABUNG DENGAN SELURUH DUNIA DAN MENJADI METRIK, DENVER AKAN DIKENAL SEBAGAI "KOTA
SETINGGI 1,6 KILOMETER.") TEPAT DI SEBELAH BARAT DENVER, KETINGGIAN PEGUNUNGAN ROCKY
MELONJAK HINGGA 2 KILOMETER LEBIH TINGGI DARIPADA DI DENVER. PARA ILMUWAN BERHARAP
MENEMUKAN PENEBALAN KERAK YANG SESUAI DI BAWAH PEGUNUNGAN INI. MEREKA DIKEJUTKAN OLEH
STUDI SEISMIK TAHUN 1995 YANG MENUNJUKKAN BAHWA KERAK TIDAK LEBIH TEBAL DI BAWAH ROCKIES
DARIPADA DI DENVER. (PERBEDAAN SERUPA ANTARA KETEBALAN KERAK DAN KETINGGIAN GUNUNG
TELAH DILAPORKAN UNTUK SIERRA NEVADA SELATAN.) AHLI GEOLOGI MENJELASKAN KETINGGIAN YANG
LEBIH TINGGI DENGAN MENGANGGAP MANTEL LEBIH PANAS DAN KARENANYA KURANG PADAT DI BAWAH
BAGIAN ROCKIES ITU. KERAK DITAMBAH MANTEL YANG KURANG PADAT MENGAMBANG DI BAGIAN YANG
SESAR NORMAL

SESAR NORMAL BERKEMBANG SETELAH OROGENIES DALAM BEBERAPA SETTING. SALAH SATUNYA ADALAH KETIKA
SEBUAH BENUA TERBELAH DAN BATAS YANG BERBEDA TERBENTUK). CONTOHNYA ADALAH PECAHNYA PANGEA DI
AWAL MESOZOIKUM, SETELAH OROGENI TERAKHIR DI APPALACHIAN (GAMBAR 5.12F) DAN PEGUNUNGAN REKANAN
DI AFRIKA DAN EROPA. SESAR NORMAL JUGA AKAN BERKEMBANG JIKA BAGIAN DARI KERAK BERGERAK KE ATAS
SECARA ISOSTATIK LEBIH BANYAK DARIPADA KERAK YANG BERDAMPINGAN.

DI BAGIAN BEBERAPA SABUK GUNUNG, KERAK PECAH MENJADI BLOK PATAHAN. JIKA BALOK YANG DILEMPAR
CUKUP BESAR, ITU MENJADI PEGUNUNGAN BLOK PATAHAN.SESAR NORMAL MENYIRATKAN REGANGAN EKSTENSI
HORIZONTAL,REGIONAL MENARIK TERPISAH DARI KERAK. PENYESUAIAN VERTIKAL ISOSTATIK DARI BLOK
KESALAHAN MUNGKIN TERJADI PADA WAKTU YANG SAMA.

PEGUNUNGAN SESAR DIBATASI OLEH SESAR NORMAL DI KEDUA SISI PEGUNUNGAN, ATAU, LEBIH UMUM, BLOK
SESAR MIRING DI MANA PENGANGKATAN TELAH BESAR SEPANJANG SATU SISI RENTANG, SEDANGKAN SISI
RENTANG LAINNYA TELAH BERPUTAR SEOLAH-OLAH BERENGSEL (GAMBAR 5.17). PEGUNUNGAN SIERRA NEVADA
(CALIFORNIA) DAN TETON (WYOMING) ADALAH PEGUNUNGAN BLOK PATAHAN YANG MIRING (GAMBAR 5.18).
AKTIVITAS VULKANIK YANG TERISOLASI MUNGKIN TERKAIT DENGAN BEBERAPA PATAHAN. ERUPSI TERJADI DI
SEPANJANG PATAHAN MEMANJANG JAUH KE DALAM KERAK ATAU MANTEL ATAS. PENGANGKATAN TIDAK CEPAT
ATAU TERUS MENERUS. BAGIAN DARI PEGUNUNGAN MUNGKIN TIBA-TIBA BERGERAK KE ATAS BEBERAPA
SENTIMETER (ATAU, LEBIH JARANG, BEBERAPA METER) DAN KEMUDIAN TIDAK BERGERAK LAGI SELAMA RATUSAN
TAHUN. EROSI BEKERJA TANPA HENTI DI PEGUNUNGAN YANG BARU TERANGKAT, MENGUKIR BALOK MENJADI
PUNCAK SELAMA KENAIKAN PANJANG DAN SPASMODIK. SELAMA PERIODE WAKTU YANG LAMA, EPISODE
SELANJUTNYA DARI PATAHAN DAN PENGANGKATAN BARU MELIBATKAN GERAKAN VERTIKAL YANG SEMAKIN
SEDIKIT. SESAR BLOK TERJADI DI SEBAGIAN BESAR AMERIKA SERIKAT BAGIAN BARAT—PROVINSI BASIN AND
RANGE (JUGA DISEBUT GREAT BASIN) DI NEVADA DAN SEBAGIAN UTAH, ARIZONA, NEW MEXICO, IDAHO, DAN
CALIFORNIA (GAMBAR 5.19). RATUSAN PEGUNUNGAN KECIL DENGAN SESAR MENJADI BUKTI. MEREKA DIPISAHKAN
OLEH LEMBAH YANG DIPENUHI PUING-PUING YANG TERKIKIS DARI PEGUNUNGAN. PERLUASAN DI BASIN AND
RANGE MUNGKIN DISEBABKAN OLEH MANTEL YANG LEBIH PANAS DI BAWAH KERAK SEPERTI YANG DITUNJUKKAN
PADA GAMBAR 5.20
DELAMINASI

HIPOTESIS DELAMINASI LITOSFER DIGUNAKAN UNTUK MENJELASKAN SESAR BLOK, KERAK TIPIS, DAN AKTIVITAS VULKANIK
MUDA SECARA GEOLOGIS DI CEKUNGAN DAN RENTANG. DELAMINASI LITOSFER(ATAU HANYA DELAMINASI) ADALAH
PELEPASAN BAGIAN DARI MANTEL BAGIAN LITOSFER DI BAWAH SABUK GUNUNG (GAMBAR 5.21). SEPERTI YANG ANDA
KETAHUI, LITOSFER TERDIRI DARI KERAK DAN MANTEL YANG KAKU DI BAWAHNYA. DI BAWAH LITOSFER TERDAPAT MANTEL
ASTENOSFER YANG LEBIH PANAS DAN ULET. SELAMA OROGENI, KERAK SERTA MANTEL LITOSFER DI BAWAHNYA MENEBAL.
MANTEL LITOSFER LEBIH DINGIN DAN LEBIH PADAT DARIPADA MANTEL ASTENOSFER. SEPERTI DITUNJUKKAN PADA GAMBAR
5.21, BAGIAN MANTEL LITOSFER YANG MENEBAL TIDAK STABIL SECARA GRAVITASI, JADI SETELAH MELUNAK DARI
ASTENOSFER KONVEKSI, IA PECAH DAN TENGGELAM MELALUI ASTENOSFER KE TINGKAT YANG LEBIH RENDAH DI MANTEL.
MANTEL ASTENOSFER YANG PANAS MENGALIR MASUK UNTUK MENGGANTIKAN MANTEL YANG LEBIH DINGIN DAN
TENGGELAM. PEMANASAN KERAK MENGIKUTI, MEMUNGKINKAN KERAK BAWAH MENGALIR. KERAK YANG DULUNYA TEBAL
MENJADI LEBIH TIPIS DIBANDINGKAN DENGAN DAERAH-DAERAH DI SABUK GUNUNG YANG BERSEBELAHAN.

DELAMINASI DI BAWAH BASIN AND RANGE MEMBANTU MENJELASKAN LETUSAN RIOLITIK DAN BASALTIK EKSTENSIF YANG
TERJADI PULUHAN JUTA TAHUN SETELAH AKHIR OROGENI TERAKHIR. PEMANASAN DI BAGIAN BAWAH KERAK HINGGA 700 ° C
AKAN MENGHASILKAN MAGMA SILIKAT YANG MELETUS SEBAGAI RIOLIT. MAGMA BASALTIK AKAN TERBENTUK DARI
PENCAIRAN SEBAGIAN ASTENOSFER KETIKA BERGERAK KE ATAS (MENGGANTIKAN MANTEL LITOSFER YANG TENGGELAM)
DAN TEKANAN BERKURANG. BAHWA KERAK DULUNYA LEBIH TEBAL DI BASIN AND RANGE DIDUKUNG OLEH STUDI TERBARU
TENTANG FOSIL TUMBUHAN YANG MENUNJUKKAN BAHWA BASIN AND RANGE LEBIH TINGGI 3 KILOMETER DARIPADA SAAT INI.
DELAMINASI JUGA DIGUNAKAN UNTUK MEMBANTU MENJELASKAN MENGAPA, KETIKA PANGEA BUBAR, AMERIKA UTARA
BERPISAH DARI EROPA DAN AFRIKA KURANG LEBIH DI SEPANJANG ZONA JAHITAN LAMA. KERUNTUHAN GRAVITASIDAPAT
BERKONTRIBUSI PADA MELEMAHNYA DAN MENIPISNYA BAGIAN SABUK GUNUNG YANG DULUNYA TEBAL INI SELAMA OROGENI
TERAKHIRNYA. PECAHNYA SUPERKONTINEN DIMULAI SEKITAR 30 JUTA TAHUN SETELAH OROGENI PALEOZOIKUM AKHIR
BERAKHIR. DELAMINASI MANTEL LITOSFER DI BAWAHNYA AKAN MENGAKIBATKAN PEMANASAN DAN PENIPISAN LITOSFER
YANG TERSISA DI ATASNYA. RIFTING SUPERKONTINEN DIMULAI DENGAN PATAHAN NORMAL DAN DISERTAI DENGAN LETUSAN
DAN INTRUSI BASALTIK. APPALACHIAN BERPISAH DARI CALEDONIDES EROPA. EROPA, AFRIKA, DAN AMERIKA UTARA BERPISAH
SAAT ATLANTIK TERBUKA DAN MELEBAR. DELAMINASI (SEPERTI KERUNTUHAN GRAVITASI) ADALAH CONTOH HIPOTESIS YANG
DIBANGUN DI ATAS TEORI LEMPENG TEKTONIK. DIUSULKAN KARENA MENJELASKAN DATA LEBIH BAIK DARIPADA KONSEP
LAIN. MASIH PERLU PENGUJIAN LEBIH LANJUT UNTUK DITERIMA SECARA LUAS SEBAGAI TEORI.
Gambar 5.21 delaminasi dan penipisan kerak benua mengikuti orogeni.
(tidak ditarik ke skala)
 PERTUMBUHAN BENUA
BENUA TUMBUH LEBIH BESAR SAAT SABUK GUNUNG BEREVOLUSI DI SEPANJANG TEPIANNYA. AKUMULASI SEDIMEN DAN
AKTIVITAS BATUAN BEKU MENAMBAH KERAK BENUA BARU DI LUAR GARIS PANTAI SEBELUMNYA. DI ERA PALEOZOIKUM,
APPALACHIAN DITAMBAHKAN KE AMERIKA UTARA BAGIAN TIMUR, DAN SELAMA ERA MESOZOIKUM DAN KENOZOIKUM, BENUA
ITU TUMBUH KE ARAH BARAT KARENA AKUMULASI DAN PROSES OROGENIK DI BANYAK BAGIAN YANG SEKARANG DISEBUT
CORDILLERA. OLEH KARENA ITU, JIKA KITA SECARA ISOTOP MENENTUKAN PENANGGALAN BATUAN YANG TELAH MELALUI
OROGENI, MULAI DARI PERISAI KANADA DAN BEKERJA KE ARAH PANTAI TIMUR DAN BARAT, KITA AKAN MENEMUKAN BATUAN
TERSEBUT SEMAKIN MUDA. DALAM CARA YANG SANGAT UMUM, TAMPAKNYA DEMIKIAN; NAMUN, ADA BEBERAPA PENGECUALIAN
YANG AGAK MENCOLOK.

TERRANES YANG TERGUSUR

UNTUK MEMBANTU MEMAHAMI GEOLOGI SABUK GUNUNG, AHLI GEOLOGI DALAM BEBERAPA DEKADE TERAKHIR MULAI
MEMBAGI SABUK GUNUNG UTAMA MENJADI: MEDAN TEKTONOSTRATIGRAFI(ATAU, LEBIH SEDERHANA, TERRANES), DAERAH DI
MANA TERDAPAT KONTINUITAS GEOLOGIS. GEOLOGI DI SATU TERRANE SANGAT BERBEDA DARI TERRANE TETANGGA. BATAS
TERRAN BIASANYA BERUPA PATAHAN. BIASANYA, TERRANE MENCAKUP RIBUAN KILOMETER PERSEGI. TERRANES DINAMAI
BERDASARKAN FITUR GEOGRAFIS UTAMA; MISALNYA, WRANGELLIA, BAGIAN YANG SEKARANG BERADA DI ALASKA DAN KANADA
BANYAK TERRAN TAMPAKNYA TELAH TERBENTUK PADA DASARNYA DI TEMPAT SEBAGAI AKIBAT DARI AKUMULASI DAN OROGENI
DI SEPANJANG TEPI BENUA. TERRANES LAIN MEMILIKI JENIS DAN USIA BATUAN YANG TAMPAKNYA TIDAK TERKAIT DENGAN
GEOLOGI LAINNYA DI SABUK GUNUNG DAN TELAH DISEBUT TERRAN YANG DICURIGAI,YAITU, TERRANES YANG MUNGKIN TIDAK
TERBENTUK DI LOKASI MEREKA SAAT INI. JIKA BUKTI MENUNJUKKAN BAHWA TERRANE TIDAK TERBENTUK DI LOKASINYA YANG
SEKARANG DI SEBUAH BENUA, ITU DIANGGAP SEBAGAI TERASERING.TERRAN YANG BERTAMBAH YANG DAPAT DITUNJUKKAN
TELAH MENEMPUH JARAK YANG SANGAT JAUH DIKENAL SEBAGAI TERRAN EKSOTIS. TERRANE YANG DICURIGAI AKAN MEMILIKI
JENIS DAN USIA BATUAN YANG BERBEDA DARI TERRAN YANG BERSEBELAHAN, TETAPI UNTUK MEMBUKTIKAN BAHWA ITU
BERASAL DARI TEMPAT LAIN DI DUNIA (DAN KARENANYA MERUPAKAN TERRAN YANG BERTAMBAH), AHLI GEOLOGI DAPAT
MEMBANDINGKAN KUMPULAN FOSIL ATAU MENENTUKAN KUTUB PALEOMAGNETIK DARI BATUAN TERRANE. JIKA TERRANE ITU
EKSOTIS, KUMPULAN FOSILNYA HARUS MENUNJUKKAN IKLIM YANG SANGAT BERBEDA ATAU PENGATURAN LINGKUNGAN
DIBANDINGKAN DENGAN TERRANE YANG BERSEBELAHAN. UNTUK TERRANE YANG EKSOTIS, KUTUB PALEOMAGNETIK UNTUK
BATUAN DI TERRANE AKAN BERADA DI BEBERAPA BAGIAN DUNIA YANG SANGAT JAUH DARI KUTUB-KUTUB TERRANE YANG
BERSEBELAHAN YANG TERBENTUK DI TEMPAT. INI MENUNJUKKAN BAHWA TERRANE TERTENTU TERBENTUK DI BAGIAN BUMI
YANG BERBEDA DAN MELAYANG KE BENUA YANG SEKARANG MENJADI BAGIANNYA. BEBERAPA TERRAN YANG BERTAMBAH
TERIMAKASIH