Anda di halaman 1dari 127

TEORI

LEMPENG TEKTONIK DAN


GEMPA
LAPISAN BUMI DAN SIFAT FISIKNYA

• BUMI TERDIRI DARI 3 LAPISAN KONSENTRIS


 Inti Bumi (Core)
•Inti Bumi padat (Solid Core) ------ 1100 km
• Inti Bumi cair (Liquid Core) ------ 2400 km
 Mantel Bumi (Mantle) -------------- 2900 km
 Kerak Bumi (Crust) ---------------- 5 - 65 km
• BUMI BERLAPIS-LAPIS, DI-DEDUKSI DARI 2 KUMPULAN
DATA GEOFISIS:
 Data gelombang akustik yang dibangkitkan oleh gempa
 Data medan gravitasi: densitas bumi bertambah menurut
kedalaman
LAPISAN BUMI BERDASARKAN REOLOGI

Reologi adalah ilmu yang mempelajari tentang deformasi


dan pola alir material penyusunnya (Rheology is the sciences
dealing with the deformation and flow of matter )
Memperkenalkan sistem dua lapisan bumi: (a) Litosfer
(Lithosphere) dan (b) Astenosfer (Astenosphere)
Litosfer bersifat rigid dan Astenosfer bersifat elastis-plastis
yang terdiri dari kerak dan bagian atas mantle yang plastis
Astenosfir adalah sisa mantel seluruhnya
5 -- 65 Km

Solid Crust 2.900 Km

Fluid Core 2.900 Km

Solid Core 2.200 Km

Radius Bumi
6.378.000 M

MANTLE
MOUNTAINS

CONTINENT

OCEAN
KERAK BENUA, 35 - - 65 Km

KERAK SAMUDRA, 5 - - 10 Km

MANTEL

KERAK BENUA (CONTINENTAL CRUST )


- Dengan ketebalan 35 – 65 km.
- Bahkan ada yang sampai 100 km.
KERAK SAMUDRA (OCEANIC CRUST )
- Dengan ketebalan 5 – 10 km.
MENURUT TEORI LEMPENG TEKTONIK,
LAPISAN TERLUAR BUMI KITA TERBUAT DARI
SUATU LEMPENGAN TIPIS DAN KERAS YANG
MASING-MASING SALING BERGERAK RELATIF
TERHADAP YANG LAIN. GERAKAN INI TERJADI
SECARA TERUS-MENERUS SEJAK BUMI INI
TERCIPTA HINGGA SEKARANG.
TEORI LEMPENG TEKTONIK MUNCUL TAHUN
1960-AN, DAN HINGGA KINI TEORI INI TELAH
BERHASIL MENJELASKAN BERBAGAI PERISTIWA
GEOLOGIS, SEPERTI GEMPA BUMI, TSUNAMI, DAN
MELETUSNYA GUNUNG BERAPI, JUGA TENTANG
BAGAIMANA TERBENTUKNYA GUNUNG, BENUA,
DAN SAMUDRA.
LEMPENG TEKTONIK TERBENTUK OLEH
KERAK BENUA (CONTINENTAL CRUST)
ATAUPUN KERAK SAMUDRA (OCEANIC
CRUST), DAN LAPISAN BATUAN TERATAS DARI
MANTEL BUMI (EARTH'S MANTLE). KERAK
BENUA DAN KERAK SAMUDRA, BESERTA
LAPISAN TERATAS MANTEL INI DINAMAKAN
LITOSFER.
 KEPADATAN MATERIAL PADA KERAK SAMUDRA
LEBIH TINGGI DIBANDING KEPADATAN PADA KERAK
BENUA. DEMIKIAN PULA, ELEMEN-ELEMEN ZAT PADA
KERAK SAMUDRA (MAFIK) LEBIH BERAT DIBANDING
ELEMEN-ELEMEN PADA KERAK BENUA (FELSIK).
 DI BAWAH LITOSFER TERDAPAT LAPISAN BATUAN
CAIR YANG DINAMAKAN ASTENOSFER. KARENA
SUHU DAN TEKANAN DI LAPISAN ASTENOSFER INI
SANGAT TINGGI, BATU-BATUAN DI LAPISAN INI
BERGERAK MENGALIR SEPERTI CAIRAN (FLUID).
 LITOSFER TERPECAH KE DALAM BEBERAPA
LEMPENG TEKTONIK YANG SALING BERSINGGUNGAN
SATU DENGAN LAINNYA. BERIKUT ADALAH NAMA-
NAMA LEMPENG TEKTONIK YANG ADA DI BUMI, DAN
LOKASINYA BISA DILIHAT PADA PETA TEKTONIK.
 Menurut teori ini lapisan kerak bumi (lithosfer) dapat
diasumsikan sebagai suatu lempengan yang sangat
kuat dan relatif dingin yang mengapung di atas
mantel astenosfer yang liat dan sangat panas
 Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi,
namun akibat adanya aliran panas yang mengalir di
dalam astenofer menyebabkan kerakbumi ini pecah
menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang
disebut lempeng kerakbumi.
 Pasifik  Antartika
 Arab  Karibia
 Amerika Utara  Indo-Australia
 Philipina  Kokos
 Eurasia  Amerika Selatan
 Fiji  Nazka
 Afrika  India
 Juan de Fuka  Skotia
 ANTARA 2 LEMPENG YANG BERGERAK TERJADI DEFORMASI
PADA BATAS KE DUA LEMPENG.
 BENTUK DEFORMASI: PADA

BATAS LEMPENG: DIVERGENSI


ZONA PEMEKARAN, UMUMNYA TERJADI DI LANTAI
SAMUDERA KONVERGENSI
TUBRUKAN (COLLISION), DISEBUT TUMBUKAN
HORISONTAL
 SISTEM SESAR (FAULT SYSTEM)
 PENUNJAMAN (SUBDUKSI)
PERGERAKAN LEMPENG
( PLATE MOVEMENT )
 PEMEKARAN TERJADI UMUMNYA DI LANTAI SAMUDERA (OCEAN FLOOR
SPREADING)
 MATERIAL BARU DARI ASTENOSFER NAIK KE ATAS MEMBENTUK KERAK BUMI
DENGAN 2 MACAM BENTUK RUPABUMI.
RIDGE (PEMATANG)
 GERAKAN EKSTENSIONAL, TERJADI “RIFT” (CELAH, RENGGANG, RETAK) DI
PUNCAKNYA
 PEMEKARAN KEMUDIAN DAPAT DIIKUTI DENGAN PENYESARAN(FAULTING)
 CONTOH: MID ATLANTIC RIDGE
RISE (JENDUL)
 TIDAK TERJADI RIFT DI PUNCAKNYA.
 CONTOH: EAST PACIFIC RISE
 Terjadi pada dua lempeng tektonik yang
bergerak saling memberai (break apart).
Ketika sebuah lempeng tektonik pecah,
lapisan litosfer menipis dan terbelah,
membentuk batas divergen.
 Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut
(seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini
menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah
antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
 Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh
divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang
Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua
Amerika.
2. KONVERGENSI

• Suatu gerakan kompresi


• Terjadi penunjaman (subduction, subduksi)
– Antara lempeng samudera dgn lempeng samudera
• Parit (trench); palung (trough) di dasar samudera
• Barisan pulau-pulau gunung api sejajar palung/parit
– Antara lempeng samudera dgn lempeng benua
• Parit atau palung di dasar samudera
• Barisan gunung api di tepi benua sejajar palung atau parit
– Penunjaman pada ke dua sisi lempeng
• Terjadi sesar undak (thrust fault)
• Atau, terjadi tubrukan (tumbukan, collision)
– Antara lempeng benua dengan lempeng benua
Contoh himalaya, alpen (tidak vulkanis)
Antara Lempeng
Samudera dengan
Samudera

Antara Lempeng
Samudera dengan
Lempeng Benua

Antara Lempeng
Benua dengan
Lempeng Benua
Tidak terbentuk
gunung api
 Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed)
ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya
bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip
beneath another).
 Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke
bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut
dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona
tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-
api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches)
juga terbentuk di wilayah ini.
Batas konvergen ada 3 macam, yaitu antara:
 LEMPENG BENUA DENGAN LEMPENG SAMUDRA,
 DUA LEMPENG SAMUDRA DAN
 DUA LEMPENG BENUA.

LEMPENG BENUA—SAMUDRA (Oceanic—Continental )


KETIKA SUATU LEMPENG SAMUDRA MENUNJAM KE BAWAH LEMPENG BENUA,
LEMPENG INI MASUK KE LAPISAN ASTENOSFER YANG SUHUNYA LEBIH TINGGI,
KEMUDIAN MELELEH. PADA LAPISAN LITOSFER TEPAT DI ATASNYA, TERBENTUKLAH
DERETAN GUNUNG BERAPI (VOLCANIC MOUNTAIN RANGE). SEMENTARA DI DASAR
LAUT TEPAT DI BAGIAN TERJADI PENUNJAMAN, TERBENTUKLAH PARIT SAMUDRA
(OCEANIC TRENCH).
PEGUNUNGAN ANDES DI AMERIKA SELATAN ADALAH SALAH SATU PEGUNUNGAN
YANG TERBENTUK DARI PROSES INI. PEGUNUNGAN INI TERBENTUK DARI
KONVERGENSI ANTARA LEMPENG NAZKA DAN LEMPENG AMERIKA SELATAN.
SALAH SATU LEMPENG SAMUDRA MENUNJAM
KE BAWAH LEMPENG SAMUDRA LAINNYA,
MENYEBABKAN TERBENTUKNYA PARIT DI
DASAR LAUT, DAN DERETAN GUNUNG BERAPI
YANG PARAREL TERHADAP PARIT TERSEBUT,
JUGA DI DASAR LAUT.

PUNCAK SEBAGIAN GUNUNG BERAPI INI ADA YANG TIMBUL SAMPAI KE PERMUKAAN,
MEMBENTUK GUGUSAN PULAU VULKANIK (VOLCANIC ISLAND CHAIN).

PULAU ALEUTIAN DI ALASKA ADALAH SALAH SATU CONTOH PULAU VULKANIK DARI
PROSES INI. PULAU INI TERBENTUK DARI KONVERGENSI ANTARA LEMPENG PASIFIK
DAN LEMPENG AMERIKA UTARA.
Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya.
Karena keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat
dan tidak cukup berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan
meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras dan menebal,
membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain range).

Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh


pegunungan yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk
dari konvergensi antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia
 TERJADI BILA DUA LEMPENG TEKTONIK BERGERAK SALING
MENGGELANGSAR (SLIDE EACH OTHER), YAITU BERGERAK SEJAJAR
NAMUN BERLAWANAN ARAH.
 KEDUANYA TIDAK SALING MENUNJAM MAUPUN SALING MENUMPU. BATAS
TRANSFORM INI JUGA DIKENAL SEBAGAI SESAR UBAHAN-BENTUK
(TRANSFORM FAULT).

Batas transform umumnya berada di dasar


laut, namun ada juga yang berada di daratan,
salah satunya adalah Sesar San Andreas (San
Andreas Fault) di California.
Sesar ini merupakan pertemuan antara
Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke arah
tenggara, dengan Lempeng Pasifik yang
bergerak ke arah barat laut
• GERAKAN MENGGESER SECARA HORISONTAL DAN ATAU VERTIKAL TANPA
MEMBENTUK KERAK BARU DISEBUT “SESAR” ATAU “FAULT”
ADA 5 BENTUK SISTEM SESAR: SESAR NORMAL; SESAR BALIK (REVERSE);
STRIKE-SLIP FAULT (SESAR PERALIHAN, TRANSFORM FAULT),OBLIQUE-SLIP
FAULT DAN HANGING FAULT
• JIKA LEMPENG BERGERAK HORISONTAL RELATIF KE KANAN DISEBUT SESAR
DEXTRAL; JIKA HORISONTAL RELATIF BERGERAK KE KIRI DISEBUT SESAR
SINISTRAL
CONTOH: SESAR PERALIHAN TERKENAL/TERPANJANG DIDUNIA:
SESAR SUMATERA (~1600 KM); SESAR SAN ANDREAS (USA); SESAR ALPIN
(NEW ZEALAND), DSB.
Sesar Sumatera
di sekitar
Danau Toba
Gerakan sesar
menganan
(dextral)
a. Subduksi
B. PEMEKARAN
C.TUMBUKAN
• Garis putus-putus adalah
garis pantai saat ini

• Panah hitam arah


displacement total blok
Sumatera Tenggara

• Garis-garis miring
adalah indikasi
“stretching” masa depan

• Titik bintik-bintik
mengindikssi daerah yg
sudah stretch

• (sumber Le Pitchon 1984)


ZONA BENIOFF-
WADATI ADALAH
PERMUKAAN
GESEKAN ANTARA
LEMPENG SUBDUKSI

JIKA TIDAK ADA


GETARAN/AKTIVITAS
SEISMIK DALAM KURUN
WAKTU TERTENTU
DIMUNGKINKAN TERJADINYA
FENOMENA SEISMIC GAP.
AKIBATNYA ENERGI
TERKUMPUL DAN
PELEPASAN ENERGI
KEMUDIAN DIRASAKAN

Contoh Subduksi di sebagai gempa bumi


Selatan Jawa
 INDONESIA BERADA DI DEKAT BATAS LEMPENG TEKTONIK EURASIA DAN
INDO-AUSTRALIA.
 JENIS BATAS ANTARA KEDUA LEMPENG INI ADALAH KONVERGEN.
 LEMPENG INDO-AUSTRALIA ADALAH LEMPENG YANG MENUNJAM KE
BAWAH LEMPENG EURASIA.
 DI BAGIAN TIMUR, BERTEMU 3 LEMPENG TEKTONIK SEKALIGUS, YAITU
LEMPENG PHILIPINA, PASIFIK, DAN INDO-AUSTRALIA
BATAS ANTAR LEMPENG GUNUNG BERAPI
1. SUBDUKSI ANTARA LEMPENG INDO-AUSTRALIA DAN LEMPENG EURASIA
MENYEBABKAN TERBENTUKNYA PEGUNUNG BERAPI YANG TAK LAIN
ADALAH BUKIT BARISAN DI PULAU SUMATRA DAN DERETAN GUNUNG
BERAPI DI SEPANJANG PULAU JAWA, BALI DAN LOMBOK, SERTA PARIT
SAMUDRA YANG TAK LAIN ADALAH PARIT JAWA (SUNDA).
2. AKIBAT AKTIVITAS LEMPENG DAPAT MENTRIGER/MEMICU TERJADINYA
GEMPA DAN TSUNAMI SERTA MENINGKATNYA KENAIKAN MAGMA KE
PERMUKAAN.
3. JADI, TIDAK HERAN BILA TERJADI GEMPA YANG BERSUMBER DARI
DASAR SAMUDRA HINDIA, YANG SERINGKALI DIIKUTI DENGAN TSUNAMI,
AKTIVITAS GUNUNG BERAPI DI SEPANJANG PULAU SUMATRA DAN JAWA
JUGA TURUT MENINGKAT.
GUNUNG BERAPI (Volcanic)
Hingga saat ini, gunung berapi
masih merupakan misteri bagi
manusia. Ilmu yang telah dicapai
manusia tentang gunung berapi
sangat sedikit sekali. Itupun hanya
bagian luarnya saja.
Bagaimana proses terbentuknya,
mengapa ada gunung berapi yang
aktif dan non aktif, mengapa ada
letusan gunung berapi yang kecil
dan ada yang besar, mengapa
tanah di wilayah sekitar gunung
berapi relatif subur, dan
sebagainya.
✪ PENJELASAN INI TAK LEPAS DARI PEMAHAMAN KITA
TENTANG LEMPENG TEKTONIK BUMI DAN LAPISAN
KERAK BUMI.
✪ HASIL ANALISA PARA ILMUWAN, GUNUNG BERAPI
TERBENTUK KARENA ADANYA DESAKAN-DESAKAN
DARI DALAM PERUT BUMI.
✪ PENYEBAB DARI DESAKAN ITU SENDIRI, HINGGA KINI
PARA ILMUWAN BELUM DAPAT MEMAHAMINYA.
JENIS-JENIS GUNUNG BERAPI
1. GUNUNG-API REKAHAN (FISSURE VOLCANO), merupakan
sebuah retakan panjang pada permukaan bumi dimana aliran
magma keluar melalui retakan tersebut. Akibat retakan ini
timbullah lapisan basal yang sangat tebal dan luasnya dapat
mencapai ribuan kilometer persegi.
Contoh gunung-api yang cukup besar yang terbentuk dari proses
ini adalah Plato Kolumbia di bagian barat-laut Amerika Serikat;
dan Plato Deccan di India.
2. GUNUNG-API PERISAI (SHIELD VOLCANO), bukan terbetuk
dari letusan, melainkan karena adanya aliran lava basal cair yang
kemudian membeku. Karena lava basal bersifat tipis dan basah,
aliran lava ini secara bertahap membentuk gundukan yang sangat
landai, seperti perisai dengan landasan yang melebar luas.
Contoh: Gunung Mauna Loa dan Mauna Kea adalah contoh
gunung-api terbesar yang terbentuk dari proses ini.
3. GUNUNG-API KUBAH (DOME VOLCANO), disebut juga kubah-
sumbat (plug dome), terbuat dari lava kental mengandung asam
yang keluar saat terjadi letusan. Lava ini mengisi lubang kawah di
bagian puncak gunung. Lava yang mengeras pada kawah ini dapat
menutup lubang pada dinding gunung, dan ini dapat
mengakibatkan terjadinya ledakan. Gunung-api kubah umumnya
memiliki sisi yang curam dan bentuk yang cembung.
Contoh gunung-api kubah ini diantaranya adalah Puncak Lassen di
Sierra Nevada, dan Gunung Pelée di Martinique.
4. KERUCUT BARA (CINDER CONE), dibentuk terutama oleh bara
basal dan abu vulkanik dari reruntuhan material piroklastik, atau
dari material yang dikeluarkan pada saat terjadi letusan eksplosif.
Karena dibentuk oleh serpihan material dan bukan dari lava,
gunung ini mudah mengalami erosi, dan ukurannya pun relatif lebih
kecil daripada gunung-api campuran. Gunung-api ini juga
cenderung tidak bertahan lama, dibandingkan dengan gunung-api
campuran yang terus bertambah lapisannya setiap kali terjadi
letusan dari satu lubang.
5. GUNUNG-API CAMPURAN (COMPOSITE VOLCANO), dikenal
juga dengan nama gunung-api strato (stratovolcano), dibentuk oleh
kombinasi aliran lava dan material piroklastik pada letusan
eksplosif. Lapisan-lapisan lava yang bercampur dengan material
piroklastik ini semakin lama semakin memadat dan terakumulasi
menjadi lapisan massa baru. Gunung-api campuran umumnya
berbentuk simetris dan mengerucut, dengan sisinya yang jauh
lebih tinggi dan lebih curam dibanding gunung-api perisai.
Contoh Gunung Fuji di Jepang, dan Gunung Etna di Sisilia.
6. KALDERA (CALDERA), adalah suatu kawasan berbentuk bulat
atau oval yang membentang rendah di tanah. Kawasan ini
terbentuk pada saat tanah ambles akibat adanya letusan yang
eksplosif. Letusan yang eksplosif dapat meledakkan bagian atas
gunung, atau memuntahkan magma yang ada di dalam perut
gunung. Kedua aksi ini sama-sama dapat menyebabkan gunung-
api amblas. Diameter kaldera dapat berukuran lebih besar dari
diameter gunung-api perisai
 Letusan gunung berapi merupakan suatu pemandangan yang spektakuler.
Pancaran lahar panas yang menyala-nyala memperlihatkan kepada kita betapa
dahsyatnya kekuatan yang tersimpan dalam perut bumi kita ini.
 Dalam beberapa letusan, gumpalan awan besar naik ke atas gunung, dan sungai
lava mengalir pada sisi-sisi gunung tersebut. Dalam letusan yang lain, abu merah
panas dan bara api menyembur keluar dari puncak gunung, dan bongkahan batu-
batu panas besar terlempar tinggi ke udara. Sebagian kecil letusan memiliki
kekuatan yang sangat besar, begitu besar sehingga dapat memecah-belah
gunung.
 Letusan gunung berapi kadang juga terjadi di pulau-pulau vulkanik. Pulau
vulkanik sebenarnya merupakan bagian puncak dari gunung berapi yang terletak
di dasar samudra. Gunung berapi ini terbentuk dari proses letusan yang terjadi
secara berulang-ulang.
 Letusan lain dapat terjadi di sepanjang celah sempit di dasar samudra. Pada
letusan semacam ini, lava mengalir dari celah tersebut, dan membentuk dasar
samudra.
 Gunung berapi terbentuk dari aktivitas magmatik, yaitu batuan cair yang
terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di
dalam interior bumi.
 Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan meleleh,
menghasilkan gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian
besar magma terbentuk dikedalaman 60 hingga 160 km di bawah
permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24
hingga 48 km.
 Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan
karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di
sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-
batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada
kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma
chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan
material-material vulkanik berasal.
 Magma yang berada dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah
tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya.
 Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit
(saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak
keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan.
 Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas.
Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang
disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material
vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini.
 Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk
biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang
utama terdapat di dasar kawah tersebut
1. LETUSAN PLINIAL
 Merupakan jenis letusan dahsyat yang mengakibatkan
kerusakan parah terhadap wilayah di sekitarnya.
Letusan ini pulalah yang telah mengubur kota Pompeii
dan Herculaneam.
 Magma pada letusan Plinial sangat kental dan memiliki
kandungan gas yang sangat tinggi. Material piroklastik
yang dihasilkan dalam letusan ini dapat terlempar
sampai setinggi 48 km di udara, dengan kecepatan
ratusan kilometer per detik.
 Letusan Plinial dapat berlangsung selama beberapa jam,
bahkan beberapa hari dan mengeluarkan asap tebal ke
udara.
 Letusan Plinian dapat mengeluarkan aliran lava yang
bergerak sangat cepat dan memusnahkan apa pun yang
dilaluinya.
2. LETUSAN HAWAIIAN

 Secara umum, letusan jenis ini tidak terlalu eksplosif juga tidak terlalu
merusak. Letusan ini tidak memancarkan terlalu banyak material
piroklastik ke udara, melainkan lebih banyak mengeluarkan lava yang
tidak terlalu kental.
 Lava mengalir dengan bermacam cara, namun yang paling menarik
adalah air mancur api, sesuai namanya memang merupakan air mancur
lava berwarna oranye terang yang memancar setinggi ratusan meter ke
udara, kadang hanya terjadi sesaat, kadang juga bisa beberapa jam.
 Lava yang mengalir dan memancar dari air mancur api dapat merusak
tanaman dan pepohonan di sekitarnya, namun gerakannya cukup lamban
sehingga memungkinkan penduduk sekitar untuk mengungsi dan
menyelamatkan diri.
 Letusan ini dinamakan Letusan Hawaii karena jenis letusan ini memang
umum dijumpai pada pegunungan berapi di Kepulauan Hawaii.
 Letusan ini mengeluarkan sejumlah kecil lava yang menjulang
setinggi 15 hingga 90 meter ke udara, dengan letupan-letupan pendek.
 Lava cukup kental, sehingga tekanan gas harus terlebih dulu
meningkat sebelum mampu mendesak material terbang ke udara.
 Ledakan-ledakan yang teratur pada letusan ini dapat menimbulkan
bunyi dentuman seperti suara bom, namun letusannya relatif kecil.
 Letusan Strombolian, secara umum tidak menghasilkan aliran lava,
namun sebagian lava mungkin akan menyertai proses letusan.
 Seperti halnya letusan Strombolian, letusannya juga disertai dengan
ledakan-ledakan pendek.
 Diameter asap yang membubung ke udara pada letusan ini pada
umumnya lebih besar dibandingkan dengan Strombolian,
 Asap yang keluar sebagian besar tersusun oleh material piroklastik.
 Ledakan diawali dengan keluarnya magma kental dengan kandungan
gas tinggi, dimana sebagian kecil tekanan gas mendorong magma
terlempar ke udara.
 Selain abu tepra, letusan Vulkanian juga meluncurkan gumpalan-
gumpalan piroklastik seukuran bola sepak ke udara.
 Umumnya, letusan Vulkanian ini tidak disertai dengan aliran lava.
5. Letusan Hidrovulkanik

✪ Bila letusan gunung berapi terjadi di dekat samudra, awan


mendung, atau wilayah lembab lainnya, interaksi antara magma
dan air dapat menciptakan gumpalan asap yang unik.
✪ Sebenarnya dalam proses ini magma yang panas memanaskan air
sehingga menjadi uap. Perubahan bentuk yang cepat dari air ke
uap dapat menyebabkan ledakan dalam partikel-partikel air, yang
dapat memecahkan material piroklastik, dan kemudian
menciptakan debu api.
✪ Letusan hidrovulkanik sangat bervariasi. Sebagian lebih banyak
diwarnai oleh letupan-letupan pendek, sebagian lainnya ditandai
dengan munculnya bubungan asap yang bertahan selama
beberapa saat.
✪ Letusan ini juga dapat melelehkan salju dalam skala besar, yang
mengakibatkan terjadinya tanah longsor dan banjir bandang.
6. Letusan Rekahan (Fissure Eruptions)

 Tidak semua letusan gunung berapi dimulai dengan ledakan yang


disebabkan oleh tekanan gas. Letusan rekahan terjadi apabila
magma mengalir ke atas melalui celah-celah di tanah dan bocor
keluar ke permukaan. Ini seringkali terjadi pada lokasi dimana
pergeseran lempeng menimbulkan retakan besar di penampang
bumi, dan mungkin juga menciptakan landasan gunung berapi
dengan sebuah lubang di bagian tengahnya.
 Letusan rekahan ditandai dengan adanya tirai api, sebuah tirai yang
memuntahkan lava ke atas permukaan tanah. Letusan rekahan
dapat mengeluarkan aliran lava yang sangat berat, meskipun
lavanya sendiri umumnya bergerak dengan sangat lamban.
GEMPABUMI MERUPAKAN GAMBARAN FENOMENA PELEPASAN ENERGI
REGANGAN ELASTIS BATUAN (ELASTICALLY-STRAINED ROCK) PADA
LAPISAN LITHOSPHERE
Teori yang paling mendasar dalam seismologi adalah
TEORI PERGESERAN SESAR dan TEORI KEKENYALAN
ELASTIS (ELASTIC REBOUND THEORY)

TEORI PERGESERAN SESAR, intinya menerangkan fenomena


gerak/deformasi yang terjadi secara tiba-tiba di sepanjang sesar
akibat fenomena pelepasan energi yang mendadak.
TEORI KEKENYALAN ELASTIS, jika permukaan bidang sesar
saling bergesekan maka akan terjadi terakumulasinya energi di
dalam tubuh batuan yang terdeformasi elastis, maka bila
fenomena ini terjadi secara terus menerus dan energi yang
terakumulasi akan melewati ambang batas keseimbangan
elastisnya ………… terjadilah fenomena gempabumi dan sistem
sesar akan menuju pada keseimbangan elastis yang baru.
Contoh: sebuah sistem pegas yang terdeformasi (misal di
tekan) mendadak kita lepaskan ……… beberapa saat kemudian
sistem pegas akan kembali pada kesetimbangan barunya.
Ilmu ini mengkaji tentang:
 Apa yang terjadi pada permukaan bumi di saat gempa,
 Bagaimana energi goncangan merambat dari dalam perut
bumi ke permukaan dan bagaimana energi ini dapat
menimbulkan kerusakan, serta
 Proses penunjaman antar lempeng pada sesar bumi yang
menyebabkan terjadinya gempa
 Titik dalam perut bumi yang
merupakan sumber gempa
dinamakan hiposentrum atau
fokus.
 Proyeksi tegak lurus
hiposentrum ini ke permukaan
bumi dinamakan episentrum.
 Gelombang/energi gempa
merambat dari hiposenter ke
patahan sesar / fault rupture.
 Bila kedalaman fokus dari permukaan adalah 0 - 70 km,
dikenal sebagai gempa dangkal (shallow earthquake),
sedangkan bila kedalamannya antara 70 - 700 km, dikenal
sebagai gempa dalam (deep earthquake).
 Gempa dangkal menimbulkan efek goncangan yang lebih
dahsyat dibanding gempa dalam.
 Sesar (fault) adalah celah pada kerak bumi yang berada di
perbatasan antara dua lempeng tektonik.
 Gempa sangat dipengaruhi oleh pergerakan batuan dan
lempeng pada sesar ini.
 Bila batuan yang menumpu
merosot ke bawah akibat  Bila kedua batuan pada
batuan penumpu di kedua sesar bergerak saling
menggelangsar, sesarnya
sisinya bergerak saling dinamakan sesar
menjauh, sesarnya dinamakan geseran-jurus (strike-
sesar normal (normal fault). slip fault).

 Bila batuan yang menumpu


terangkat ke atas akibat batuan
penumpu di kedua sisinya
bergerak saling mendorong,
sesarnya dinamakan sesar
terbalik (reverse fault).

Sesar normal dan sesar terbalik, keduanya menghasilkan perpindahan


vertikal (vertical displacement), sedangkan sesar geseran-jurus
menghasilkan perpindahan horizontal (horizontal displacement).
Gelombang Seismik
(Seismic Wave)
 Gerakan batuan yang tiba-tiba di sepanjang celah pada
sesar bumi menimbulkan getaran (vibration) yang
mentransmisikan energi dalam bentuk gelombang (wave).
 Gelombang yang merambat di sela-sela bebatuan di bawah
permukaan bumi disebut dengan gelombang badan (body
wave).
 Sedangkan gelombang yang merambat dari episenter ke
sepanjang permukaan bumi disebut dengan gelombang
permukaan (surface wave).
1. Gelombang Badan (Body
Waves)
Ada 2 macam gelombang badan, yaitu gelombang primer
atau gelombang P (primary wave) dan gelombang sekunder
atau gelombang S (secondary wave).
 Gelombang P atau gelombang mampatan (compression wave),
adalah gelombang longitudinal yang arah gerakannya sejajar
dengan arah perambatan gelombang. Ini merupakan
gelombang seismik tercepat yang merambat di sela-sela
bebatuan dengan kecepatan 6-7 km per/detik.
 Gelombang S (shear wave), adalah gelombang transversal yang
arah gerakannya tegak lurus dengan arah perambatan gelombang.
Gelombang seismik ini merambat di sela-sela bebatuan dengan
kecepatan sekitar 3,5 km/detik.

 Gelombang P maupun gelombang S umumnya dipergunakan


untuk menentukan posisi hiposenter dan episenter.
 Saat kedua gelombang ini menjalar di dalam dan di permukaan
lapisan bumi, keduanya mengalami pemantulan (reflection) dan
pembiasan (refraction) atau membelok (bias), Para ahli
seismologi memeriksa pembelokan ini untuk menentukan dari
mana suatu gempa berasal.
Gelombang permukaan (Surface
Waves)
 Ada 2 macam gelombang permukaan, yaitu gelombang
rayleigh, diambil dari nama fisikawan Inggris Lord Rayleigh;
dan gelombang love, diambil dari nama geofisikawan Inggris
A.E.H. Love.

 GELOMBANG
RAYLEIGH
menimbulkan efek
gerakan tanah
yang sirkular.
Hasilnya tanah
bergerak naik turun
seperti ombak di
laut.
 Sedangkan gelombang love menimbulkan efek gerakan tanah
yang horizontal, dan tidak menghasilkan perpindahan vertikal.
 Kecepatan merambat kedua gelombang permukaan ini selalu
lebih kecil dari pada kecepatan gelombang P, dan umumnya
lebih lambat dari gelombang S.
UKURAN KEKUATAN GEMPA
Mengukur kekuatan gempa dapat menggunakan pendekatan
kuantitatif & kualitatif. Maka berdasarkan pendekatannya, skala
pengukuran gempa dibagi menjadi dua, yaitu:

1. MAGNITUDO (SKALA KUANTITAITF)


Magnitudo gempa mengukur gempa berdasarkan energi yang
dilepaskan dari sumber gempa. Ada bermacam-macam jenis
magnitudo gempa, diantaranya adalah:
 Magnitudo lokal ML (local magnitude)
 Magnitudo gelombang badan MB (body-wave magnitude)
 Magnitudo gelombang permukaan MS (surface-wave magnitude)
 Magnitudo momen MW (moment magnitude)
 Magnitudo gabungan M (unified magnitude)
 Namun yang paling populer adalah magnitudo lokal ML yang tak
lain adalah Magnitudo Skala Richter (SR). Magnitudo ini
dikembangkan pertama kali pada tahun 1935 oleh seorang
seismologis Amerika, Charles F. Richter, untuk mengukur
kekuatan gempa di California.
 Richter mengukur magnitudo gempa berdasarkan nilai amplitudo
maksimum gerakan tanah (gelombang) pada jarak 100 km dari
episenter gempa.
 Besarnya gelombang ini tercatat pada seismograf. Seismograf
dapat mendeteksi gerakan tanah mulai dari 0,00001 mm (1x10-5
mm) hingga 1 m.
 Untuk menyederhanakan rentang angka yang terlalu besar dalam
skala ini, Richter menggunakan bilangan logaritma berbasis 10.
Ini berarti setiap kenaikan 1 angka pada skala Richter
menunjukkan amplitudo 10 kali lebih besar.
 Diperkirakan bahwa magnitudo sebesar 12 SR akan
melepasakan energi yang cukup untuk membuat bumi kita ini
terbelah dua ………………… Skala Richter (SR)
2. INTENSITAS
 Dulu, sebelum manusia mampu mengukur magnitudo gempa,
besarnya gempa hanya dinyatakan berdasarkan efek yang
diberikan terhadap manusia, alam, struktur bangunan dan
reaksi hewan.
 Besarnya gempa yang ditentukan melalui observasi
semacam ini dinamakan dengan intensitas gempa.
 Skala intensitas pertama kali diperkenalkan pada tahun 1883
oleh seismolog Italia M.S. Rossi dan ilmuwan Swiss F. A.
Forel yang dikenal dengan skala Rossi-Forel.
 Skala ini kemudian dikembangkan lagi pada tahun 1902 oleh
seismolog Itali Giuseppe Mercalli. Lalu pada tahun 1931,
seismolog Amerika, H. O. Wood dan Frank Neuman
mengadaptasi standar yang telah ditetapkan Mercalli untuk
kondisi di California dan menghasilan skala Modified Mercalli
Intensity (MMI).
 Karena sifatnya yang kualitatif, skala ini sangat subjektif dan
sangat tergantung pada kondisi lokasi dimana gempa terjadi.
 Gempa dengan magnitudo yang sama, namun terjadi di dua
tempat yang berbeda mungkin akan memberikan nilai
intensitas yang berbeda.
 Namun demikian antara skala magnitudo dan skala intensitas
dapat dibuat kesetaraannya, seperti contoh perbandingan
skala Richter dan MMI di bawah ini
SKALA
SKALA MMI RICHTER
I Tidak terasa, terdeteksi oleh seismograf < 3,4
II Sangat sedikit yang merasakan.
III Cukup banyak yang merasa, namun tidak menyadari 3,5 – 4,2
sebagai gempa.
IV. Di dalam ruang terasa, seperti ada truk yang menabrak 4,3 – 4,8
gedung.
V Terasa oleh hampir setiap orang, yang tidur terjaga, pohon 4,9 – 5,4
berayun, tiang bergoyang.
VI Dirasakan oleh semua, orang² berlarian ke luar, perabotan
bergerak, kerusakan ringan. 5,5 – 6,1
VII Semua orang lari keluar, bangunan² berstruktur lemah
rusak, kerusakan ringan terjadi dimana-mana.
VIII. Bangunan² berstruktur terencana rusak, sebagian
runtuh. 6,2 – 6,9
IX. Seluruh gedung mengalami kerusakan cukup parah,
pondasi bergeser, tanah mengalami keretakan.
X. Sebagian besar struktur bangunan rusak parah, 7,0 – 7,3
tanah mengalami keretakan besar.
XI. Hampir seluruh struktur bangunan runtuh, jembatan 7,4 – 7,9
patah, retak pada tanah sangat lebar.
XII. Kerusakan total. Gelombang terlihat jelas di tanah,
>8
objek² berhamburan.

SKALA RICHTER
2.5 Secara umum tidak terasa, tapi tercatat pada seismograf.
3.5 Dirasakan oleh banyak orang.
4.5 Kerusakan lokal dapat terjadi.
6.0 Menimbulkan kerusakan hebat.
7.5 Gempa berkekuatan besar dengan tingkat kerusakan sangat besar.
<8.0 Gempa dengan kekuatan sangat dahsyat.
 Untuk gempa berkekuatan besar, saat ini para ilmuwan lebih
sering menggunakan magnitudo momen Mw sebagai revisi
terhadap magnitudo Richter.
 Magnitudo momen dikembangkan pada tahun 1979 oleh
seismolog Amerika, Tom Hanks dan Hiroo Kanamori.
 Berbeda dengan magnitudo Richter yang hanya
memperhitungkan amplitudo lokal, magnitudo momen
menghitung kekuatan gempa berdasarkan momen seismik
(seismic moment).
 Momen seismik menghitung jumlah energi yang dilepaskan
oleh gempa dengan memperhitungkan perpindahan yang
terjadi dalam slip di sepanjang sesar, dan luas permukaan
sesar yang mengalami slip.
 Magnitudo momen tidak cocok digunakan untuk gempa
berskala kecil, karena perpindahan dalam slip relatif kecil atau
kurang signifikan.
 Menurut data dari USGS, magnitudo
momen gempa di Aceh (26 Des '04)
adalah 9,0; sedang di Jogja (27 Mei '06)
6,3; dan Pangandaran (17 Jul '06) 7,7.
 HINGGA SAAT INI GEMPA TERBESAR YANG TERCATAT
SEPANJANG SEJARAH DUNIA ADALAH 9,5 MAGNITUDO MOMEN,
YAITU GEMPA DI CHILI YANG TERJADI PADA TANGGAL 22 MEI
1960. GEMPA INI JUGA MENIMBULKAN TSUNAMI DAN AKTIVITAS
GUNUNG BERAPI.
 KALAU DI LIHAT PADA PETA BUMI, WILAYAH CHILI MEMANG
SELURUHNYA ADALAH PANTAI DAN POSISINYA TEPAT BERADA
DI PERBATASAN ANTARA LEMPENG TEKTONIK NASKA DAN
AMERIKA SELATAN. KEDUA LEMPENG INI PUN BERSIFAT
KONVERGEN, DIMANA LEMPENG SAMUDRA NASKA ADALAH
YANG MENUNJAM KE BAWAH LEMPENG BENUA AMERIKA
SELATAN. SEHINGGA, MENJOROK SEDIKIT DARI PANTAI, DI
SEPANJANG WILAYAH CHILI INI JUGA TERDAPAT DERETAN
GUNUNG BERAPI. NAH, BISA DIBAYANGKAN KAN, BAGAIMANA
DAHSYATNYA EFEK GEMPA SAAT ITU? BAHKAN TSUNAMINYA
MENCAPAI PANTAI JEPANG 22 JAM SETELAH GEMPA TERJADI.
PETA ZONA AKTIF GEMPABUMI
 KARENA INDONESIA TERLETAK PADA
JALUR AKTIVITAS GEMPA BUMI --
GLOBAL CIRCUMPACIFIC (LIHAT GB.
BERIKUT), MAKA SEBAGIAN BESAR
WILAYAH INDONESIA DIKENAL
SEBAGAI KAWASAN RAWAN
BENCANA GEMPA.

• KADANG GEMPA MENGAKIBATKAN


GELOMBANG TSUNAMI, NAMUN
DEMIKIAN TIDAK SEMUA PUSAT
GEMPA YANG BERADA DI DASAR
LAUT AKAN MENGHASILKAN
TSUNAMI
TSU --- PELABUHAN
NAMI --- GELOMBANG

 Dalam bahasa Inggris GREAT WAVES, gelombang besar, bukan


“Tidal Waves” karena tsunami tidak terkait dengan “tides” (Pasang-
Surut Laut atau Pasut)

 Menjadi bagian bahasa dunia, setelah gempa besar 15 Juni 1896,


yang menimbul kan tsunami besar melanda kota pelabuhan
Sanriku (JEPANG) dengan korban 22.000 orang tewas serta
merusak pantai timur Honshu sepanjang 280 km.
 Tsunami dapat dibangkitkan oleh :
– Gempa di bawah dasar laut (paling sering terjadi)
– Letusan gunung api di bawah laut (tidak sering terjadi)
– Landslide di dasar laut (jarang terjadi)
– Jatuhnya komet/meteorit besar di laut (belum pernah terjadi,)
 Gelombang tsunami bergerak dengan kecepatan
ratusan kilometer per jam di lautan dalam dan dapat
melanda daratan dengan ketinggian gelombang
mencapai 30 m atau lebih.
 Magnitudo Tsunami yang terjadi di Indonesia berkisar
antara 1,5-4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang
Tsunami maksimum mencapai pantai berkisar antara 4 -
24 m dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar
antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.
Catatan:

 Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang


dibangkitkan oleh macam-macam gangguan di dasar
samudra.
 Tsunami tidak kelihatan saat masih berada jauh di
tengah laut dalam, namun begitu mencapai wilayah
dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan
semakin membesar
 Periode (T) tsunami bervariasi mulai dari 2 menit -- < 1
jam, dengan λ 100-200 km. Bandingkan dengan ombak
di pantai selancar (surfing) yang hanya memiliki T = 10
detik dengan λ=150 meter. Karena itulah pada saat
masih di tengah laut, gelombang tsunami hampir tidak
nampak dan hanya terasa seperti ayunan air saja.
Tsunami sering disangka sebagai gelombang air
pasang. Ini karena saat mencapai daratan, gelombang
ini memang lebih menyerupai air pasang yang tinggi
daripada menyerupai ombak biasa yang mencapai
pantai secara alami oleh tiupan angin.
Gelombang tsunami tidak berkaitan dengan fenomena
pasang surut air laut.
Untuk menghindari pemahaman yang salah, para ahli
oseanografi menggunakan istilah gelombang laut
seismik (seismic sea wave), yang secara ilmiah lebih
akurat.
 BILA LEMPENG SAMUDRA PADA SESAR BERGERAK NAIK (RAISING),
TERJADI AIR PASANG DI WILAYAH PANTAI HINGGA WILAYAH
TERSEBUT AKAN MENGALAMI BANJIR SEBELUM KEMUDIAN
GELOMBANG AIR YANG LEBIH TINGGI DATANG MENERJANG.

BILA LEMPENG
SAMUDRA
BERGERAK
NAIK, WILAYAH
PANTAI AKAN
MENGALAMI
BANJIR AIR
PASANG
SEBELUM
DATANGNYA
TSUNAMI
 Bila lempeng samudra pada sesar bergerak turun (sinking), kurang
lebih pada separuh waktu sebelum gelombang tsunami sampai di
pantai, air laut di pantai surut. Pada pantai yang landai, surutnya
air bisa mencapai lebih dari 800 meter menjauhi pantai.

Bila lempeng
samudra
bergerak
turun, di
wilayah
pantai air
laut akan
surut
sebelum
datangnya
tsunami.
Pada suatu gelombang, bila rasio kedalaman air dg λ
menjadi sangat kecil, gelombang tersebut dinamakan
gelombang air-dangkal.
Karena gelombang tsunami memiliki λ yang sangat besar,
gelombang tsunami berperan sebagai gelombang air-
dangkal, bahkan di samudra yang dalam.
Gelombang air-dangkal bergerak dengan kecepatan yang
setara dengan akar kuadrat hasil perkalian antara
percepatan gravitasi (9,8 m/s2) dan kedalaman air laut.

v = velocity (kecepatan)
g = gravitation (9,8 m/s2)
d = depth (kedalaman)
CONTOH
Di Samudra Pasifik, dimana kedalaman air rata-rata adalah 4.000 meter,
gelombang tsunami merambat dengan kecepatan ± 200 m/s (kira-kira 712
km/jam) dengan hanya sedikit energi yang hilang, bahkan untuk jarak
yang jauh. Sementara pada kedalaman 40 meter, kecepatannya mencapai
± 20 m/s (sekitar 71 km/jam), lebih lambat namun tetap sulit dilampaui.

ENERGI GELOMBANG TSUNAMI merupakan fungsi perkalian antara


tinggi gelombang dan kecepatannya. Nilai energi ini selalu konstan, yang
berarti tinggi gelombang berbanding terbalik dengan kecepatan merambat
gelombang. Oleh sebab itu, ketika gelombang mencapai daratan,
tingginya meningkat sementara kecepatannya menurun.
Saat memasuki wilayah dangkal, kecepatan gelombang
tsunami menurun sedangkan tingginya meningkat,
menciptakan gelombang mengerikan yang sangat merusak.

KEDALAMAN KECEPATAN PANJANG GELOMBANG


(M) (MPH) (KM)
7000 586 282
4000 443 213
2000 313 151
200 99 48
50 49 23
10 22 10.6

Tsunami bergerak maju ke satu arah dari sumbernya, sehingga


wilayah yang berada di daerah "bayangan" relatif dalam kondisi
aman. Namun demikian, gelombang tsunami dapat saja berbelok
di sekitar daratan. Gelombang ini juga bisa saja tidak simetris
tergantung dari kondisi geografis wilayah sekitarnya.
Berdasarkan Katalog gempa (1629 - 2002) di Indonesia
pernah terjadi Tsunami sebanyak 109 kali , yakni 1 kali akibat
longsoran (landslide), 9 kali akibat aktivitas gunung berapi dan
98 kali akibat gempabumi tektonik.
Gempa yang menimbulkan tsunami sebagian besar berupa gempa
yang mempunyai mekanisme fokus dengan komponen dip-slip,
yang terbanyak adalah tipe thrust (Flores 1992) dan sebagian kecil
tipe normal (Sumba 1977). Gempa dengan mekanisme fokus strike
slip kecil sekali kemungkinan untuk menimbulkan tsunami.
Tanda-tanda akan datangnya tsunami di daerah pinggir
pantai adalah :
 Air laut yang surut secara tiba-tiba.
 Bau asin yang sangat menyengat.
 Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara gemuruh yang
sangat keras
Tsunami terjadi jika :
 Gempa besar dengan kekuatan gempa > 6.3 SR
 Lokasi pusat gempa di laut
 Kedalaman dangkal < 40 Km
 Terjadi deformasi vertikal dasar laut
Tektonik di Asia
Tenggara (Daerah
sesar dan subduksi)

Magnitudo pusat
Gempa di atas 6.0 SR
Mari kita pelajari TEORI LEMPENG TEKTONIK
sebagai salah satu topik dalam Ilmu Geodinamika
TEKTONIK artinya “Construction”, dengan kata lain
“Teori Tektonik Lempeng” (Theory of Plate Tetonics)
adalah Teori tentang Konstruksi Lempeng Bumi.
Kerak Bumi terdiri dari lempeng-lempeng yang
membungkus Bumi.
TEKTONIK LEMPENG adalah suatu pendekatan teori guna
menerangkan proses dinamis pembentukan jalur pegunungan,
gunung berapi, jalur seismik (gempa), tejadinya lipatan, serta
fenomena geologis lain yang terjadi di muka bumi akibat dari
pola pergerakan lempeng.
PETA LEMPENG TEKTONIK GLOBAL
BENUA PANGEA (~200 juta Tahun Lalu)

Wegener (1930)
mengembangkan teori
“Continental drift”,
namun Wegener tidak
dapat menjelaskan
mengapa Benua
Bergerak

Teori ini ditinggalkan


setelah Teori Tektonik
Lempeng muncul dan
dapat diterima.
ILUSTRASI
POLA PEMISAHAN /
PERGERAKAN LEMPENG
BENUA & SAMUDRA
BERDASARKAN UMUR
GEOLOGIS (DARI 225 JUTA
TAHUN YG LALU HINGGA
SEKARANG
Adanya panas pada batas Inti – Mantel yang muncul ke permukaan
bumi sebagai “hotspot” (Konsep C)
LEMPENG TEKTONIK GLOBAL
 Litosfer terdiri dari lempeng besar dan kecil yg saling bergerak dgn
kecepatan sampai dgn 12 cm/tahun
– Lempeng Indo-Australia (kini L.Australia dan L.India)
– Lempeng Eurasia
– Lempeng Pasifik
– Lempeng Nazca
– Lempeng Amerika Utara
– Lempeng Amerika Selatan
– Lempeng Artarktika
– Lempeng Afrika
 Beberapa lempeng yang bersifat regional:
Laut Filipina; Cocos; Arab; Persia; Cina, dll.
POLA PERGERAKAN LEMPENG TEKTONIK GLOBAL
LAJU GERAK LEMPENG TEKTONIK GLOBAL
Pemisahan Lempeng Indo – Australia menjadi Lempeng Australia dan Lempeng
India (Riset USA, tahun 1994)
Antara 2 lempeng yang bergerak terjadi deformasi pada batas ke 2
lempeng

TERDAPAT 3 BENTUK DEFORMASI:


 DIVERGENSI
(Zona pemekaran umumnya terjadi di lantai samudera)

 KONVERGENSI
Fenomena Subduksi (Penunjaman)
Tubrukan (collision)

 HORIZONTAL
(Sistem sesar/fault system)
Pemekaran umumnya terjadi di lantai samudera (ocean floor spreading)
Material baru dari astenosfer naik ke atas membentuk kerak bumi dengan 2
macam bentuk rupabumi.

RIDGE (pematang)
• Gerakan ekstensional, terjadi “rift” (celah, renggang, retak) di puncaknya
• Pemekaran kemudian dapat diikuti dengan penyesaran(faulting)
• Contoh: Mid Atlantic Ridge

RISE (jendul)
• Tidak terjadi rift di puncaknya.
• Contoh: East Pacific Rise
 Suatu gerakan kompresi
 Terjadi fenomena penunjaman (subduksi)
– Antara lempeng samudera dgn lempeng samudera
• Parit (trench); palung (trough) di dasar samudera
• Barisan pulau-pulau gunung api sejajar palung/parit
– Antara lempeng samudera dgn lempeng benua
• Parit atau palung di dasar samudera
• Barisan gunung api di tepi benua sejajar palung atau parit
– Penunjaman pada ke dua sisi lempeng
• Terjadi sesar undak (thrust fault)
• Atau, terjadi tubrukan (tumbukan, collision)
– Antara lempeng benua dengan lempeng benua
Contoh Himalaya, Alpen (non vulkanis)
Antara lempeng
samudera dengan
lempeng benua

Antara lempeng
benua dengan
benua, tak
terbentuk G Api

ILUSTRASI FENOMENA DEFORMASI KONVERGEN


DEFORMASI HORISONTAL

GERAKAN BERGESER SECARA HORISONTAL DAN/ATAU VERTIKAL TANPA


MEMBENTUK KERAK BARU, DISEBUT “SESAR” ATAU “FAULT”

ADA 5 BENTUK SISTEM SESAR: SESAR NORMAL; SESAR BALIK (REVERSE);


STRIKE-SLIP FAULT (SESAR PERALIHAN, TRANSFORM FAULT),
OBLIQUE-SLIP FAULT DAN HANGE FAULT

JIKA LEMPENG BERGERAK HORISONTAL RELATIF KE KANAN DISEBUT


SESAR DEXTRAL; JIKA HORISONTAL RELATIF BERGERAK KE KIRI
DISEBUT SESAR SANISTRAL

CONTOH: SESAR PERALIHAN TERKENAL/TERPANJANG DIDUNIA:


SESAR SUMATERA (~1600 KM); SESAR SAN ANDREAS (USA); SESAR
ALPIN (NEW ZEALAND), DSB.
ILUSTRASI BENTUK SESAR
( FAULT )

REVERSE FAULT

NORMAL FAULT
Sesar Gantung (Hange Fault)
Sesar Sumatera di sekitar Danau Toba, gerakan
sesar ke kanan (dextral)
SUBDUKSI

a. Subduksi
PEMEKARAN
TUMBUKAN
SESAR (FAULT)
ZONA SUBDUKSI DI SEBELAH BARAT P. SUMATERA
Zona Benioff-Wadati
adalah permukaan
gesekan antar
lempeng subduksi

Jika tidak ada getaran


seismik dinamakan
SEISMIC GAP.
Akibatnya energi
terkumpul dan
pelepasan energi
kemudian dirasakan

Contoh Subduksi di sebagai gempa bumi Selatan Jawa


TERJADI KARENA:
 Gerakan lempeng tektonik (subduksi, atau patahan vertikal)
 Letusan Gunung Api, seperti Krakatau 1883 dengan tinggi
gelombang 38 meter

Namun, tidak semua gempa bumi membangkitkan tsunami,


hanya gempa besar yang membuat dislokasi besar dari lempeng
tektonik di dasar laut

Tsunami terbentuk oleh rangkaian gelombang yang


dibangkitkan di badan air karena gangguan impulsif oleh
perpindahan kolom air secara vertikal
 Interaksi antar lempeng pada batas lempeng
 Umumnya terjadi di litosfer, tetapi banyak juga terjadi
di atenosfer (mantel bagian sebelah luar/atas)
 Zone Benioff-Wadati (permukaan gesekan antar litosfer
yang menunjam)
 75% gempa dangkal terjadi di jalur Circum-Pacific
 23% gempa terjadi di jalur memotong Asia-Alaska,
 2% di tempat lain
 Mekanisme gempa dangkal sederhana tetapi tidak
dapat sepenuhnya dipahami
 8 Agustus 1303`: Kairo dan Alexandria hancur
 Des. 1403 : tsunami di pantai Libanon (Levantine)
 Jan 1404 : tsunami di pantai Libanon (Levantine)
 10 Sept 1509 : tsunami di laut Marmara. Kota Istanbul rusak
 21 Juli 1752 : tsunami di pantai LIbanon (Levantine) diguncang
 26 Des. 1939 : gempa 8 SR di Turkey 43.000 meninggal, 76.000
lukaluka; 200.000 kehilangan rumah
 23 Nop 1995 : gempa 7,5 SR di teluk Akaba menghancurkan
gedung-gedung di Jordan, Mesir, Israel, Saudi Arabia
 1995 : Gempa Kobe (Jepang)
 17 Agust 1999 : gempa 7,4 SR di zone patahan Anatolia (Istambul,Turki),
17,127 meninggal, 49,963 luka, 250,000 orang tanpa rumah
 26 Des. 2004 : gempa 8,9 SR di Aceh. 50 kali lebih dahsyat dari
Gempa/tsunami Maumere, tsunami Aceh terbesar setelah
tsunami akibat Krakatau meletus; 160.00 meninggal
• Cyclon
1970: 500.000 korban manusia ketika cyclon dgn
kecepatan 230 km/jam menyapu seluruh desa-desa
• Gempa Bumi di daratan
1988 gempa 6,9 SR di Armenia, korban 25.000 orang
• Hurricane Mitch
1988, Honduras & Nicaragua, 10.000 orang meninggal
• Badai Salju, Forest Fire dan Avalanche
1970 di Peru dgn korban 18,000 di satu desa saja
• Erupsi Gunung Api
1815, G. Tambora, Indonesia, korban 90.000 orang
VEKTOR LAJU PERCEPATAN (Mm/Thn) GERAKAN LEMPENG
TEKTONIK KE ARAH HORIZINTAL
DI WILAYAH INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai