0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan19 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang distribusi frekuensi melalui grafik dan jenis-jenis grafik yang dapat digunakan untuk merepresentasikan distribusi frekuensi seperti histogram, diagram lingkaran, diagram pencar, dan poligon frekuensi.
Dokumen tersebut membahas tentang distribusi frekuensi melalui grafik dan jenis-jenis grafik yang dapat digunakan untuk merepresentasikan distribusi frekuensi seperti histogram, diagram lingkaran, diagram pencar, dan poligon frekuensi.
Dokumen tersebut membahas tentang distribusi frekuensi melalui grafik dan jenis-jenis grafik yang dapat digunakan untuk merepresentasikan distribusi frekuensi seperti histogram, diagram lingkaran, diagram pencar, dan poligon frekuensi.
• Data yang dikumpulkan dari lokasi penelitian, pada
umumnya belum teratur, dan masih merupakan bahan keterangan yang sifatnya kasar dan data mentah. • Salah satu tugas statistik adalah menyusun data mentah dan menyajikannya dengan cara yang teratur, ringkas dan mudah dimengerti, sehingga dengan jelas dapat memberikan gambaran yang tepat mengenai ciri atau makna yang terkandung dalam data tersebut. • Untuk itu statistik mempersiapkan dua bentuk penyajian data, yaitu: Tabel dan Grafik. TABEL
• Tabel adalah alat penyajian data angka dalam bentuk
baris-baris dan kolom-kolom. • Data angka yang dikumpulkan disusun dan didistribusikan ke dalam baris-baris dan kolom- kolom menurut klasifikasi datanya. • Misalnya, • jumlah pegawai diklasifikasikan menurut jenis kelamin, umur dan pendidikan. • Jumlah penduduk diklasifikasikan menurut suku dan agama. GRAFIK
• Grafik adalah alat penyajian data yang
tertuang dalam bentuk lukisan, baik lukisan garis, gambar maupun lambang. • Jadi, dalam penyajian data angka melalui grafik, angka itu disajikan dalam bentuk lukisan garis, gambar, atau lambang tertentu. • Dengan kata lain, data angka divisualisasikan. KEUNGGULAN GRAFIK
• Penyajian data melalui grafik tampak lebih
menarik • Grafik dapat dengan cara lebih cepat memperlihatkan gambaran umum menyeluruh tentang sesuatu perkembangan perubahan maupun perbandingan. • Grafik yang dibuat menurut aturan yang tepat dan benar, akan terasa lebih jelas dan lebih dimengerti pembaca. KELEMAHAN GRAFIK
• Membuat grafik jauh lebih sukar dan memakan
waktu, biaya atau alat yang lebih banyak. • Data yang dapat disajikan dalam bentuk grafik, sangat terbatas. Jika data yang akan disajikan banyak macamnya, maka lukisan grafiknya menjadi ruwet dan memusingkan. • Umumnya grafik bersifat kurang teliti. Dalam tabel, dapat dimuat angka sampai tingkat ketelitian yang setinggi-tingginya. Misalnya, angka 6.35, 7.25 dapat dimuat dalam tabel, namun tidak mungkin dilakukan pada grafik. GRAFIK GARIS (POLYGON)
• Grafik garis biasanya dibuat untuk menunjukkan
perkembangan suatu keadaan. Perkembangan tersebut bisa naik ataupun bisa turun. Hal ini akan tampak secara visual melalui garis dalam grafik. • Dalam grafik garis menghubungkan tiap-tiap nilai atau nilai tengah dari tiap-tiap interval kelas secara berturut-turut. • Grafik garis dapat dibuat dari distribusi frekuensi data tunggal maupun dari distribusi data kelompok. CONTOH GRAFIK BATANG (HISTOGRAM)
• Grafik yang tersusun dari segi empat- segi empat yang
didirikan pada absis, membentang selebar-lebarnya kelas. Tinggi dari segi empat itu sebanding dengan frekuensi masing-masing kelas yang diwakili. • Seperti halnya dengan poligon, ordinatnya juga menyatakan frekuensi dan absisnya menyatakan tingkatan-tingkatan gejala. • Perbedaannya, absis pada poligon, dinyatakan dengan kelas, sedangkan absis pada histogram dinyatakan dengan batas nyatanya. • Histogram dapat dibuat dari distribusi frekuensi data tunggal maupun dari distribusi frekuensi data kelompok. CONTOH DIAGRAM LINGKARAN (PIECHART)
Digunakan untuk mempresentasikan distribusi
frekuensi relatif dari data kualitatif maupaun data kuantitatif yang telah dikelompokkan. DIAGRAM PENCAR
• Diagram pencar atau disebut juga dengan diagram
titik (diagram sebaran) ialah diagram yang menunjukkan gugusan titik-titik setelah garis koordinat sebagai penghubung diputus. • Untuk kumpulan data yang terdiri dari dua variabel dengan nilai kuantitatif maka diagramnya dapat dibuat dalam sistem sumbu koordinat dan gambarnya akan merupakan kumpulan titik-titik yang terpencar. CONTOH POLIGON FREKUENSI
• Poligon frekuensi adalah grafik garis dari data
dalam tabel distribusi frekuensi yang menghubungkan frekuensi setiap nilai tengah interval kelas yang dimulai dari interval kelas ke nol (sebelum interval kelas pertama) sampai dengan interval kelas ke n + 1 (sesudah interval kelas ke n). • Frekuensi interval kelas ke nol sama dengan nol, dan demikian pula halnya frekuensi interval kelas ke n +1 pun sama dengan nol. • Pada dasarnya pembuatan grafik poligon sama dengan histogram, hanya cara membuat batas-batas pada sumbu mendatar (horizontal) yang berbeda. • Perbedaan antara poligon dan histogram yaitu: • Histogram menggunakan nilai tepi kelas dalam menentukan absis (batas-batas sumbu horizontalnya) sedangkan poligon menggunakan nilai titik tengah sebagai absis (batas-batas sumbu horizontalnya). • Histogram berwujud berupa segi empat sedangkan grafik poligon berwujud garis-garis atau kurva yang saling berhubungan satu dengan lainnya yang ujung awal dan akhirnya menutup pada sumbu horizontal. CONTOH OGIVE
• Ogive adalah grafik garis dari suatu data dalam
distribusi frekuensi kumulatif dengan nilai-nilai skala horizontalnya berupa nilai tepi kelas (batas kelas) setiap interval kelas dan nilai skala vertikalnya berupa frekuensi kumulatif. • Jadi dalam nilai-nilai skala pada absis (horizontal) grafik ogive sama dengan pada absis histogram, sementara bentuk grafiknya berupa grafik garis seperti pada poligon. • Ada dua macam ogive yaitu ogive dengan frekuensi kumulatif kurang dari atau sama dengan dan ogive CONTOH PEMBUATAN GRAFIK DARI DISTRIBUSI FREKUENSI
• Membuat tabel persiapan, yaitu tabel distribusi frekuensi.
• Membuat sumbu Absis dan Ordinat. Sumbu Absis yaitu sumbu datar, disebut sumbu “X” , sedang sumbu ordinat, sumbu tegak disebut sumbu “Y”. • Pemberian nama pada sumbu. Sumbu X diberi nama Nilai tepat ditengah-tengahnya, sedang sumbu Y diberi nama frekuensi di sebelah kiri posisi tengah tepat di atasnya. • Perpotongan sumbu X dengan sumbu Y, ditetapkan sebagai titik nol. • Menempatkan nilai variabel pada sumbu X berturut-turut dari kiri ke kanan, dimulai dari nilai terendah sampai nilai tertinggi. • Menempatkan frekuensi pada sumbu Y. • Melukiskan grafiknya. • Pemberian nomor dan nama grafiknya.