Anda di halaman 1dari 51

Segala bentuk kekerasan berbasis gender yg

berakibat atau mungkin berakibat menyakiti


secara fisik, seksual, mental atau penderitaan
thd perempuan; tms ancaman dari tindakan
tersebut, pemaksaan atau perampasan
semena-mena kebebasan baik yg tjd dalam
ling mas maupun dalam kehidupan pribadi.
(deklarasi PBB, pasal 1, 1983)

2
3
3
Human Development Index (HDI) atau
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indonesia, 0,728

 Urutan Ke 107 dari 177 Negara di Dunia


 Urutan Ke 7 dari 7 Negara ASEAN

Sumber: Laporan UNDP 2007


4
HDI/IPM DI 7 (TUJUH) NEGARA ASEAN TAHUN 2007
1 0.922
0,894
0,9
0,781 0,811
0,771
0,8 0,728 0,733
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0 INDONESIA VIETNAM FILIPINA THAILAND MALAYSIA BRUNEI D. SINGAPURA

HDI 2007 SEBESAR 0,728 MENEMPATI URUTAN KE 107 DARI 177


NEGARA DI DUNIA, DAN URUTAN KE 7 DARI 7 NEGARA ASEAN

Sumber: Laporan UNDP 2007


5
ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN (AKI),
TAHUN 1997-2007

350 334
307
300

250
228
200

150

100

50

0
TH.1997 TH.2003 2007

Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 6


(%)

0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
Sulawesi Barat

Bali

Nusa Tenggara Timur

Papua

D.I. Yogyakarta

Bengkulu

Sumber: Sakernas Februari 2007


Kalimantan Tengah

Nusa Tenggara Barat

Jawa Timur

Kalimantan Selatan

Jawa Tengah

Kalimantan Barat

Jambi

Bangka Belitung

Maluku Utara

Sulawesi Tenggara

L
Sumatera Selatan

p
Kepulauan Riau

Sulawesi Tengah

Lampung

Gorontalo

DKI Jakarta

Sumatera Barat

Sumatera Utara
PENGANGGURAN TERBUKA

Irian Jaya Barat

Riau

Nanggroe Aceh Darussalam

Kalimantan Timur
MENURUT PROVINSI, FEBRUARI 2007 (%)

Banten

Jawa Barat

Sulawesi Selatan

Maluku

Sulawesi Utara
7
500
493
455 459
435 446
400 431 421
395

300

200

100
101
65 65 64
29 39 45 57
0
TH.1977 TH.1982 TH.1987 TH.1992 TH.1997 TH.1999 TH.2004 TH.2009

JUMLAH PEREMPUAN JUMLAH LAKI-LAKI

Sumber: Cetro
8
PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN (%)

3.08

3.07

3.06

Urban Rural Total

PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DI PERKOTAAN RELATIF SAMA DENGAN


DI PERDESAAN

Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006


99
9
TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
MENURUT JENIS KEKERASAN (%)

70
65.3 64.7 65.8

60

50

40

30
25.3
23.3
20.7
20 17.9 17.7 18 18.2
16.2
14.5
12.8
11.3 10.2
10

0
Penganiayaan Penghinaan Pelecehan Penelantaran Lainnya

Total Perkotaan Pedesaan

JENIS KEKERASAN YANG TERBANYAK DIALAMI PEREMPUAN ADALAH


”PENGHINAAN” (65,8%) DAN PENGANIAYAAN (25,3%)

Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006 10


10

10
TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
MENURUT TEMPAT KEJADIAN (%)

80
71.2
70 64.1

60

50

40
30.2
30 24.4

20

10 4.8
2.2 0.9 2.1
0
Dirumah luar rumah Tempat Kerja Lainnya

Perkotaan Pedesaan

TEMPAT TERJADINYA KEKERASAN YANG TERBANYAK ADALAH DI RUMAH


(PERDESAAN 64,1% DAN PERKOTAAN 71,2%)

Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006 11


11

11
TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
MENURUT FREKUENSI KEJADIAN (%)

60
53 51.9

50

40
32 31.9
30

20

10 5.7 6.3 7.3 7.8


2.1 2.4
0
Satu kali Beberapa kali Hampir setiap Hampir setiap Hampir setiap
bulan minggu hari

Perkotaan Pedesaan

FREKUENSI TERTINGGI KEJADIAN KEKERASAN YANG DIALAMI PEREMPUAN


ADALAH ”BEBERAPA KALI” (PERDESAAN 53%, PERKOTAAN 51,9%)

Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006 12


12
TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
MENURUT PENYEBAB UTAMA (%)
40
3 5.1
35 3 3 .1

30 2 8 .1

2 3 .9
25

20

14 14 .3 14 14
15 12 .9
10 .5
10

0
Ke s ulita n Tida k P a tuh P rila ku B uruk C e m buru La innya
Eko no m i

P e rko ta a n P e de s a a n

PENYEBAB KEKERASAN YANG TERBANYAK ADALAH ”KESULITAN EKONOMI”


(PERDESAAN 33,1%, PERKOTAAN 35,1%)

Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006 13


13
TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
MENURUT AKIBAT TERBERAT (%)
80
69.567.7 71
70

60

50

40

30

20
11.2 10 10 9.9
9 7.2
10 6.9 6.5 7.3
4.6 4.6 4.6

0
Luka cacat Stres/depresi Sakit hati Materi Lainnya

Total Perkotaan Pedesaan

AKIBAT TERBERAT YANG DIALAMI PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN


ADALAH ”SAKIT HATI” (PERDESAAN 69,5%, PERKOTAAN 67,7%)

Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006 14


14
TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
MENURUT TEMPAT MEMINTA PERLINDUNGAN (%)
70

58.6
60
50.3
50

40 35.4
29.5
30

20

10 5.1
3.1 4.4 4.4
2.5 1.4 2.1 2.8
0.2 0.1
0
Famili Polisi LSM Toga/toma Lainnya Tidak lapor Tidak tahu

Perkotaan Pedesaan

SEBAGIAN BESAR KORBAN KEKERASAN TIDAK LAPOR


(PERDESAAN 50,3%, PERKOTAAN 58,5%)

Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006 15


15
TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
MENURUT PELAKU (%)
70

58.8
60
55.1
50.6
50

40

30
21 19.6
20 17.9
12.1
10 8
5.4 4.7 4.9 5.2 5 4.4 4.6
3.8 3.6
2.4 1.7 2 1.6 2.5 1.7 2.9 0.3 0 0.2
0
Suami Ortu/mertua Anak/cucu Famili Tetang g a Atas an/majikan Rekan kerja Guru Lainnya

P e rko ta a n P e de s a a n To ta l

65,1% PELAKU KEKERASAN ADALAH ”SUAMI”


(PERDESAAN 50,4%, PERKOTAAN 58,8%)

Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006 16


16
TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
MENURUT PEMBERI PEMULIHAN TERAKHIR (%)

90
77.5 75.5
80 73
70
60
50
40

30
19.8
20 17
14.6

10 2.6 1.8 2.1 3.6 5.7 4.8


0.9 0.4 0.6
0
RS Toga/Toma LSM/Peksos Lainnya Tidak ada

Perkotaan Pedesaan Total

75,5% PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN TIDAK MEMPEROLEH PEMULIHAN


(PERDESAAN 73%, PERKOTAAN 77,5%)
Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006 17
17
PEREMPUAN KORBAN PENGANIAYAAN (%)
80

70

60

50

40
INDONESIA
30

20

10

-
1

1Sumatra Barat 2 Yo gyakarta 3 Sumatra Selatan 4 Sulbar 5 Lampung 6 Kals el 7 Kalteng


8 J atim 9 Kepri 10 NAD 11J ateng 12 Sumatra Utara 13 Bengkulu 14 DKI J akarta
15 Kaltim 16 J abar 17 Indo nes ia 18 Banten 19 Suls el 20 NTB 21Bangka Belitung
22 Sulteng 23 J ambi 24 Maluku 25 Bali 26 RIAU 27 Sulut 28 Maluku Utara
29 NTT 30 Kalbar 31Irian J aya Barat 32 Sultra 33 Go ro ntalo 34 P apua

17 PROVINSI DENGAN ANGKA PEREMPUAN KORBAN PENGANIAYAAN


DI ATAS RATA-RATA NASIONAL
18
Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006
18
PEREMPUAN KORBAN PENGHINAAN (%)

120
100 INDONESIA
80
60
40
20
0
1

Irian J aya Barat Go ro ntalo Kalb ar Bali Pap ua J ab ar Sulut


M alut DKI J akarta Sumut Kals el NTB Suls el Ind o nes ia
M aluku Sulteng NAD NTT Banten Sultra J atim
Kep ri J ateng Sulb ar Sums el Lamp ung RIAU Beng kulu
Sums el Bab el Sumb ar Kaltim J o yakarta Kalteng

20 PROVINSI DENGAN ANGKA PEREMPUAN KORBAN PENGHINAAN


DI ATAS RATA-RATA NASIONAL

Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006 19


19
PEREMPUAN KORBAN PELECEHAN (%)

40
35
30
25 INDONESIA
20
15
10
5
0
1

S uls e l M a luku Uta ra Ke pri J a m bi S ultra NTB


S um a tra S e la ta n NTT La m pung M a luku J a tim B e ngkulu
Go ro ntalo J a te ng J a ba r Ka ls e l P a pua S ulte ng
ind B a li Yo gya ka rta S ulut S um a tra Ba ra t Ka lba r
NAD B a nten DKI J a ka rta S um a tra Uta ra Ka lte ng Ka ltim

11 PROVINSI DENGAN ANGKA PEREMPUAN KORBAN PELECEHAN


DI ATAS RATA-RATA NASIONAL

Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006 20


20
PEREMPUAN KORBAN PENELANTARAN (%)
40

35

30

25
INDONESIA
20

15

10

0
1

B a ngka B e litung La m pung R IAU Ka ls e l M a luku Uta ra Ka ltim


S um a tra S e la ta n Yo gya ka rta B e ngkulu M a luku NAD Ke pri
NTT J a te ng J a m bi Go ro nta lo S ulte ng Ka lte ng
DKI J a ka rta Indo ne s ia NTB S ulba r Iria n J a ya B a ra t J a tim
S um a tra Ba ra t J a ba r S ulut Ba li S ultra P a pua
Ka lba r S um a tra Uta ra S uls e l Ba nte n

14 PROVINSI DENGAN ANGKA PEREMPUAN KORBAN PENELANTARAN


DI ATAS RATA-RATA NASIONAL
Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006 21
21
DATA KOMNAS PEREMPUAN:

 Tahun 2004  14.020 kasus


 Tahun 2005  20.391 kasus
 Tahun 2006  22.517 kasus
 Tahun 2007  25.522 kasus
 Tahun 2008  54.425 kasus

22
22
TAHUN JUMLAH P21 PELAKU KOR BAN

KASUS DEWASA ANAK

2004 76 35 83 103 -

2005 71 27 83 125 18

2006 84 59 155 496 129

2007 177 88 240 333 150

2008 53 38 11 8 22
(s.d Maret 2008)

Sumber : Bareskrim Polri 2008

23
1. Menurut kelompok umur:
anak, remaja, dewasa, usia
kerja, lansia, …
2. Menurut lokasi: rumah
tangga, tempat kerja, daerah
bencana dan konflik, tempat
umum, …
3. dll 24

24
Berdasarkan data tersebut, nampak
bahwa PEREMPUAN, merupakan
KORBAN KEKERASAN yang
terbanyak
 oleh sebab itu sasaran program:
PEREMPUAN

25

25
KEBIJAKAN
NASIONAL

26
Antara lain….

 UUD 1945
 UU NO 23 TH 2002 TTG PERLINDUNGAN ANAK
 UU NO. 23 TH 2004 TTG PENGHAPUSAN KDRT
 UU NO. 13 TH 2006 TTG PERLINDUNGAN SAKSI DAN/ATAU KORBAN
 UU NO. 21 TH 2007 TTG PTPPO
 UU No. 44 TH 2008 TTG PORNOGRAFI
 PP NO. 4 TH 2006 TTG PENYELENGGARAAN DAN KERJASAMA
PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DLM RUMAH TANGGA
 PP NO. 9 TH 2008 TTG MEKANISME DAN TATA CARA
PENANGANAN TERPADU BG SAKSI DAN/ATAU KORBAN TPPO
 PERMENNEG PP NO. 1 TH 2007 TTG FORUM KOORDINASI
PENYELENGGARAAN KERJASAMA PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN KDRT
 PERMENNEG PP NO 2 TH 2008 TTG PEDOMAN PELAKSANAAN
PERLINDUNGAN PEREMPUAN
 PERMENNEG PP NO 1 TAHUN 2009 TTG SPM PELAYANAN 27
TERPADU BAGI SAKSI DAN/ATAU KORBAN TPPO KABUPATEN/KOTA 27
SETIAP ANGGOTA KELUARGA
ADALAH SUBYEK ATAS
HAK-HAKNYA

SETIAP ORANGTUA
DIBEBANI TANGGUNG
JAWAB UNTUK HIDUP
DAN TUMBUH KEMBANG PERLINDUNGAN
ANAK/ANGGOTA KEL

MASYARAKAT
HARUS IKUT BERPARTISIPASI
DALAM TANGGUNG JAWAB ORANGTUA
DAN KEWAJIBAN NEGARA

NEGARA BERKEPENTINGAN TERHADAP


KUALITAS SETIAP WARGA, SHG DIBEBANI KEWAJIBAN
UNTUK MENDAYAGUNAKAN SELURUH
SUMBERDAYANYA, TERMASUK HUKUM,
UNTUK MELINDUNGI SETIAP WARGA DAN HAK-HAKNYA
28
POLA PIKIR
PERLINDUNGAN PEREMPUAN

Masyarakat
Masyarakat Masalah Akibat
Rentan

Miskin • Trafficking
Pendidikan • Exploitasi
Pencari
• Migrasi
Kesehatan •
Pekerjaan Diskriminasi
Ekonomi Terbatas • Pembatasan KEKERASAN
Akses
Sosial Lansia • Penindasan
• Pelanggaran
Hukum Pengungsi Hak Asasi
dll

29
“PERLINDUNGAN”

“Sesudah”
“Sebelum”

PENANGANAN
PENCEGAHAN
1. Pelayanan  “SPM”
- Penanganan Pengaduan
• Kebijakan - Pelayanan Kesehatan
- Rehabilitasi Sosial
• Advokasi, Sosialisasi
- Penegakan dan bantuan Hukum
• Pelatihan, TOT - Pemulangan dan Reintegrasi
• KIE 2. Pemberdayaan
- Pendidikan dan pelatihan
• Penegakan Hukum - Ekonomi
- dll
30

30
BIDANG
PERLINDUNGAN PEREMPUAN

VISI MISI
1. Menurunkan tindak kekerasan terhadap
perempuan.
2. Meningkatkan perlindungan
perempuan di daerah rawan konflik dan
“Perempuan bencana.
3. Meningkatkan perlindungan tenaga
Indonesia yang kerja perempuan di DN dan di LN.
4. Meningkatkan perlindungan
terlindungi dari perempuan lanjut usia dan perempuan
tindak dengan kebutuhan khusus.
5. Meningkatkan perlindungan
kekerasan” perempuan dari dampak masalah
sosial.
31
Pengembangan dan penyerasian
perangkat hukum dan kebijakan
Peningkatan koordinasi dan kemitraan
Penguatan kapasitas dan jejaring
kelembagaan di tingkat lokal, nasional
dan internasional
Pelaksanaan aksi afirmasi untuk situasi
tertentu

32
1.Kebijakan PENCEGAHAN
2.Kebijakan PELAYANAN
3.Kebijakan PEMBERDAYAAN

33

33
1. Kekerasan Fisik
2. Kekerasan Psikis
3. Kekerasan Seksual
4. Penelantaran
5. Eksploitasi  TRAFICKING !!!
6. Kekerasan ekonomi
7. dll

34

34
1. Penanganan pengaduan/laporan korban
kekerasan terhadap perempuan dan anak:
% Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan penanganan
pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit
layanan terpadu
Indikator penunjang:
% Cakupan ketersediaan petugas di layanan
terpadu yang mempunyai kemampuan untuk
menindaklanjuti pengaduan masyarakat
35

35
2. Pelayanan kesehatan bagi perempuan dan anak
korban kekerasan:
% Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan
yang mendapatkan pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas atau
PPT/PKT di RS
Indikator penunjang:
- % Cakupan Puskesmas mampu tatalaksana kasus
kekerasan terhadap perempuan dan anak
- % Cakupan RSUD/RSUP/RS swasta/RS Polri yang
melaksanakan pelayanan terpadu bagi perempuan
dan anak korban kekerasan
- % Cakupan tenaga kesehatan terlatih tentang
tatalaksana kasus korban kekerasan terhadap
perempuan dan anak di Puskesmas 36

36
3. Rehabiltasi sosial bagi perempuan dan anak
korban kekerasan:
- % Cakupan pelayanan rehabilitasi sosial yang
diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih
bagi perempuan dan anak korban kekerasan di
dalam rumah perlindungan sosial
- % Cakupan pelayanan bimbingan rohani yang
diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih
bagi perempuan dan anak korban kekerasan di
dalam unit layanan terpadu
Indikator penunjang:
% Cakupan petugas rehabilitasi sosial terlatih
% Cakupan petugas yang terlatih dalam
melakukan bimbingan rohani 37

37
4. Penegakan hukum kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak, serta bantuan hukum
bagi perempuan dan anak korban kekerasan:
- % Cakupan penegakan hukum dari tingkat
penyidikan s/d penuntutan di pengadilan atas
kasus-kasus KtP/A dengan menggunakan
peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan kekerasan terhadap
perempuan dan anak
- Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan layanan
bantuan hukum
38

38
4. Penegakan dan bantuan hukum bagi
perempuan dan anak korban kekerasan:
Indikator penunjang:
- % Cakupan ketersediaan polisi yang terlatih
dalam memberikan layanan yang sensitif
gender
- % Cakupan ketersediaan sarana dan
prasarana yang ada di Unit PPA
- % Cakupan penyelesaian penanganan kasus
kekerasan terhadap perempuan dan anak di
tingkat kepolisian (tahap 2)
39
4. Penegakan dan bantuan hukum bagi
perempuan dan anak korban kekerasan:
Indikator penunjang:
- % Cakupan ketersediaan jaksa yang terlatih
dalam penuntutan kasus kekerasan
terhadap perempuan dan anak yang
berperspektif korban
- % Cakupan ketersediaan hakim yang terlatih
dalam menangani perkara kekerasan
terhadap perempuan dan anak
- % Cakupan ketersediaan ruang sidang
khusus untuk penanganan perempuan dan
anak korban kekerasan di Pengadilan Negeri
40
5. Pemulangan dan reintegrasi bagi perempuan
dan anak korban kekerasan:
- % Cakupan pelayanan pemulangan bagi
perempuan dan anak korban kekerasan
- % Cakupan reintegrasi sosial bagi
perempuan dan anak korban kekerasan

41

41
5. Pemulangan dan reintegrasi bagi perempuan
dan anak korban kekerasan:
Indikator penunjang:
- % Cakupan ketersediaan petugas
pendamping hukum atau advokat yang
mempunyai kemampuan pendampingan
pada saksi dan/atau korban kekerasan
terhadap perempuan dan anak
- % Cakupan ketersediaan petugas terlatih
untuk melakukan reintegrasi sosial 42

42
 Komprehensif
 Holistik
 Sesegera mungkin
– Oleh berbagai multidisiplin & profesional

 Dilakukan pada: satu tempat (satu


atap)
– Mudah diakses & selalu siap
– Terjaga kerahasiaannya
DALAM LAYANAN TERPADU
warga RS
DEPT. LAIN
masyarakat
PKT/PPT
PEMDA
AHLI
PENDIDIKAN
RPK/ AHLI
POLRI KESEHATAN
KORBAN JIWA
AHLI AGAMA
DLL
LSM
warga
Pekerja
masyarakat Sosial KEJAKSAAN

RMH AMAN KEHAKIMAN


(SHELTER)
a. PENDIDIKAN:
 SEMUA PEREMPUAN HARUS BERPENDIDIKAN
SETINGGI-TINGGINYA; JANGAN SAMPAI ADA
PEREMPUAN YANG BUTA HURUF
b. KESEHATAN:
 HAK DAN KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN
c. EKONOMI:
 PENINGKATAN PENDAPATAN PEREMPUAN AGAR
PEREMPUAN LEBIH MANDIRI DAN TURUT
MENURUNKAN KEMISKINAN

45
45
d. POLITIK:
 PERLU DIDORONG PENINGKATAN PERAN
PEREMPUAN DI BIDANG POLITIK , TERUTAMA
PADA POSISI PENGAMBIL KEPUTUSAN, JUGA
DALAM LEMBAGA LEGISLATIF (DPR DAN DPRD)
e. LINGKUNGAN HIDUP:
 PERAN PEREMPUAN DALAM PENYELAMATAN
LINGKUNGAN HIDUP UNTUK MENDUKUNG
PERUBAHAN IKLIM DAN PEMANASAN GLOBAL
f. BIDANG PEMBANGUNAN LAINNYA:
 PERAN AKTIF PEREMPUAN…
46
46
a. PENCEGAHAN TERJADINYA KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK:
 ADVOKASI, SOSIALISASI, PELATIHAN, KIE, DLL
UNTUK PENCEGAHAN TERJADINYA KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN BAIK KEKERASAN DI
DALAM KELUARGA, DI TEMPAT KERJA, MAUPUN DI
MASYARAKAT

47
47
b. PELAYANAN BAGI PEREMPUAN KORBAN
KEKERASAN:
 STAKEHOLDERS AGAR DAPAT BERPERAN
AKTIF DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN BAGI
PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN:
1. Penanganan pengaduan korban
2. Pelayanan kesehatan bagi korban
3. Rehabilitasi sosial bagi korban
4. Penegakan dan bantuan hukum bagi korban
5. Pemulangan dan reintegrasi bagi korban

48
48
c. PEMBERDAYAAN BAGI PEREMPUAN
KORBAN KEKERASAN:
1. Pemberdayaan ekonomi: agar lebih fokus pada
“perempuan korban kekerasan yang
mengalami penelantaran”
2. Pemberdayaan melalui pendidikan: agar lebih
fokus pada korban yang “tercabut” dari
pendidikan formalnya.
3. Pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan
dalam upaya memberikan “nilai lebih” agar
perempuan dapat mandiri
4. dll
49
49
PEREMPUAN adalah MITRA LAKI-LAKI
PERAN PEREMPUAN:
- INDIVIDU
- ISTERI DAN/ATAU ANGGOTA KELUARGA
- ANGGOTA ORGANISASI
- ANGGOTA MASYARAKAT
PERAN PEREMPUAN:
- OBYEK PEMBANGUNAN
- SUBYEK PEMBANGUNAN
 DI SELURUH BIDANG PEMBANGUNAN
50
50
51
51

Anda mungkin juga menyukai