Anda di halaman 1dari 73

 

STRATEGI PELAPORAN
KORPORAT
 

 
Materi Week-4 : 
PSAK 15 INVESTASI ENTITAS ASOSIASI
PSAK 16 ASET TETAP
Fiantonius Sihotang, M.Ak, CPMA, CA, CPA

JUMAT 18 MARET 2022


MAGISTER AKUNTANSI - UNIKA ATMA JAYA
Agenda
1. PSAK 15 INVESTASI ENTITAS
ASOSIASI

1. LINGKUP & DEFINISI


2. PENGARUH SIGNIFIKAN &
METODE EKUITAS
3. PENGUNGKAPAN

2. PSAK 16 ASET TETAP


1. PEROLEHAN & PENGGUNAAN
2. DEPRESIASI

2
PSAK 15 TUJUAN & LINGKUP

Par. 01 :
Mengatur perlakuan akuntansi investasi pada entitas asosiasi dan
Tujuan
mengatur persyaratan penerapan metode ekuitas dan akuntansi
investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama.

Par. 02 :
Diterapkan oleh seluruh entitas yang merupakan investor dengan
Ruang
Lingkup pengendalian bersama atau pengaruh signifikan terhadap
investee

3
DEFINISI

Entitas asosiasi

• entitas yang mana investor memiliki pengaruh signifikan

Pengaruh signifikan

• kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan


kebijakan keuangan dan operasional investee, tetapi
tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas
kebijakan tersebut

4
DEFINISI

Ventura Bersama

• pengaturan bersama yang para pihaknya memiliki


pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas
aset
neto dari pengaturan
Venturer Bersama

• pihak dalam ventura bersama yang memiliki


pengendalian
bersama atas ventura bersama tersebut
Pengendalian Bersama

• Persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian atas


suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan
tentang
aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan dengan suara
bulat dari seluruh pihak yang berbagi pengendalian

5
Pengaruh Signifikan
• Hak suara ≥20% dianggap memiliki pengaruh
signifikan, kecuali dapat dibuktikan
Indikasi
kuantitatif • sebaliknya
Hak suara <20% dianggap tidak memiliki
pengaruh signifikan, kecuali dapat
sebaliknya
dibuktikan

• Keterwakilan dalam dewan direksi dan


komisaris atau organ setara di investee
• Partisipasi proses pembuatan kebijakan,
Indikasi termasuk dividen dan distribusi lain
kualitatif
• Transaksi material investor dengan
• investee
• Pertukaran personel manajerial
Penyediaan informasi teknis pokok
Entitas kehilangan pengaruh signifikan ketika entitas kehilangan
kekuasaan untuk berpatisipasi dalam keputusan kebijakan
keuangan
dan operasional investee.
Walaupun tanpa ada perubahan tingkat kepemilikan secara absolut
dan relatif.

6
Pengaruh
Signifikan
Keberadaan dan dampak hak suara potensial (waran,
opsi beli saham, dan lainnya) dipertimbangkan

Kecuali hak suara potensial tersebut tidak dapat


dikonversi atau dieksekusi sampai suatu tanggal i
masa depan atau sampai terjadinya suatu peristiwa di
d masa depan

Entitas akan menguji seluruh fakta dan keadaan yang


mempengaruhi hak potensial,

kecuali intensi manajemen dan kemampuan


keuangan untuk melaksanakan atau mengkonversi hak
potensial tersebut

7
Metode Ekuitas

Diakui Bagian 1. Bagian investor


sebes investo atas rugi
ar r investee setelah
biaya atastanggal perolehan.
perole setelah
laba
tanggal
2. Penerimaan
han distribusi dari
invest
perolehan investee
ee.

Bagian investor atas laba atau rugi investee diakui


dalam laporan laba rugi investor.
Metode Ekuitas

Penyesuaian terhadap nilai tercatat juga diperlukan jika


terdapat perubahan dalam proporsi bagian investor atas
investee yang timbul dari pendapatan komprehensif
lain investee.

Bagian investor atas perubahan tersebut diakui dalam


pendapatan komprehensif lain investor.

Hak suara potensial tidak mempengaruhi


bagian laba investor

9
CONTOH 1

Investor membeli 20% saham Investee (PT X)


seharga $100,000 pada awal tahun 20X1.
Investor
dinilai memiliki pengaruh signifikan atas investee.

Investasi pada PT X 100,000


Kas 100,000

PT X melaporkan laba bersih $60,000.

Investasi pada PT X 12,000


Bagian laba pada PT 12,000
X
20% x $60,000
9

10
CONTOH 1

PT X mengumumkan dividen $20,000.

Piutang / Kas 4,000


Investasi pada PT 4,000
X
20% x $20,000

Investasi pada PT X
Perolehan awal 100,000
Bagian laba Dividen
($60,000 x .20) 12,000 ($20,000 x .20) 4,000
Saldo Akhir 108,000

11
CONTOH 1

Jika Investor membeli saham Investee pada


tanggal 1 Oktober seharga $109,000, maka:

Investasi pada PT X
Perolehan awal 109,000
Bagian laba Dividen
($60,000 x 1/4 x .20) 3,000 ($20,000 x .20) 4,000
Saldo Akhir 108,000

12
CONTOH 1
Tanggal 31 Desember 20X2, PT X mengakui
peningkatan nilai wajar atas Available for
Sale Securities dengan mencatat :
Investasi Tersedia untuk Dijual 10,000
Pendapatan komprehensif lain 10,000

Atas kejadian tersebut, Investor akan mencatat:

Investasi Tersedia untuk Dijual 2,000


Pendapatan komprehensif lain 2,000

20% x $10,000

13
PENERAPAN METODE EKUITAS
Entitas dengan mencatat
Entitas dengan investasi
pengendalian menggunakan
pengendalian
atau pengaruh bersama
bersama signifikan metode
atau pengaruh signifikan
atas investee
ekuitas
atas investee
Kecuali Investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama
dimiliki (langsung maupun tidak) oleh organisasi
modal ventura, reksadana, unit perwalian, entitas
serupa
siyang
Entitas memiliki investasi pada entitas asosiasi
sebagiannya dimiliki secara tidak langsung melalui
organisasi modal ventura, reksadana, unit
mengukur investasi pada entitas asosiasi

ventura bersama pada nilai wajar melalui


laba rugi sesuai PSAK 55

14
Penerapan Metode Ekuitas
Investasi dicatat sesuai PSAK 58: Aset

Investasi
pada entitas
Tidak Lancar yang Dimiliki untuk
asosiasi atau Dijual dan Operasi Dihentikan.
ventura
bersama
yang Jika tidak lagi memenuhi kriteria
memenuhi aset dimiliki untuk dijual:
kriteria Metode ekuitas harus diterapkan
dimilik sejak tanggal diklasifikasikan sebagai
i aset dimiliki untuk dijual
untuk (restrospektif)
dijual • Laporan keuangan sejak periode
klasifikasi harus disesuaikan

15
16
Perubahan Status Entitas Asosiasi 
Ventura Bersama
Jika investasi pada Investasi pada ventura
entitas asosiasi bersama berubah
berubah menjadi menjadi entitas
ventura bersama atau asosiasi

Entitas melanjutkan penerapan metode ekuitas dan


tidak perlu mengukur kembali kepentingan yang
tersisa

17
Perubahan dalam Bagian Kepemilikan
Jika bagian
kepemilikan
kepemilikan Entitas mereklasifikasi ke laba rugi proporsi
pada entitas keuntungan/kerugian yang diakui sebelumnya
asosiasi atau dalam penghasilan komprehensif lain
ventura yang terkait dengan pengurangan bagian
bersama
kepemilikan;
berkurang,
tetapi tetap • Jika keuntungan dan kerugian disyaratkan untuk
menerapkan direklasifikasi ke laba rugi atas pelepasan aset
metode atau liabilitas terkait
ekuitas,

18
Transaksi Hulu dan Hilir
Laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi “hilir” dan “hulu” antara
suatu investor (termasuk entitas anak yang dikonsolidasikan) dan
suatu entitas asosiasi diakui dalam laporan keuangan investor
tersebut hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas
asosiasi.

Transaksi misalnya, penjualan aset entitas asosiasi


“hilir” kepada investor.

Transaksi misalnya, penjualan aset dari investor kepada


“hulu” entitas asosiasi.
BagianBagian
investor atas atas
investor labalaba
atau rugi
atau entitas
rugi entitasasosia
si yang
dihasilkan
asosiasidari
yangtransaksi-transaksi ini dieliminasi.
dihasilkan dari transaksi-transaksi
ini dieliminasi.

19
20
Laporan Keuangan Investee
Laporan keuangan entitas asosiasi atau ventura bersama yang paling
terkini digunakan dalam penerapan metode ekuitas

Jika tanggal pelaporan berbeda  penyesuaian dilakukan terhadap


dampak dari setiap transaksi atau peristiwa signifikan yang terjadi di
antara tanggal laporan keuangan entitas asosiasi dengan investor.

Jika penyamaan tanggal tidak mungkin dilakukan  laporan


keuangan dapat disusun pada tanggal yang berbeda, tetapi
perbedaan antara akhir periode pelaporan entitas asosiasi
dengan
investor tidak boleh lebih dari tiga bulan.

Laporan keuangan investor disusun dengan menggunakan kebijakan


akuntansi yang sama dengan entitas asosiasi untuk transaksi dan
peristiwa dalam keadaan yang serupa.

21
22
Investee Merugi
Bagian entitas atas rugi investee > kepentingan pada
investee, entitas menghentikan pengakuan bagian atas
rugi lebih lanjut.

Setelah kepentingan entitas dikurangkan menjadi 0,


tambahan kerugian dicadangkan dan liabilitas
diakui hanya sepanjang entitas memiliki
kewajiban
konstruktif atau hukum atau melakukan
pembayaran atas nama investee

23
Rugi Penurunan Nilai
Investor menerapkan persyaratan dalam PSAK 55 untuk
menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan
kerugian penurunan nilai dengan memperhatikan investasi
neto investor dalam entitas asosiasi atau ventura bersama.

entitas asosiasi atau ventura bersama (tidak diakui secara


terpisah), maka tidak dilakukan pengujian penurunan nilai
secara terpisah.
• Ketentuan penurunan nilai mengacu ke PSAK 48

24
SESSI II
PSAK 16 ASET TETAP
Aset Tetap dalam PSAK

Aset PSAK PSAK Properti


Tetap 16 13 Investasi

Beban PSAK PSAK Penurunan


Pinjaman 26 48 Nilai

Aset Tak PSAK PSAK


Sewa
Berwujud 19 30

Aset Tidak Lancar Dimiliki PSAK ISAK Hak atas


untuk Dijual dan Operasi 58 25 tanah
yang Dihentikan

26
PENGERTIAN
• Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (Par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.

 Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
 Tidak berlaku untuk
usually depreciated.
► Possess physical substance. Hak penambangan
Reservasi tambang
Tanaman produktif (bearer plants) termasuk ruang lingkup aset tetap

27
PENGAKUAN ASET TETAP
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset
jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di
masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal.

 Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan


awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.

28
PENGAKUAN ASET TETAP
 Suku cadang utama dan peralatan siap pakai termasuk
aset tetap jika
 digunakan lebih dari satu periode
 hanya digunakan untuk aset tertentu
 komponen yang diganti tidak diakui lagi.

 Contoh: Entitas membeli suatu komponen suku cadang dari


suatu mesin. Suku cadang tersebut spesifik dan harganya
material dibandingkan dengan nilai aset tersebut. Jangka
waktu pemakaian suku cadang tersebut lebih satu tahun.
 Suku cadang dikategorikan sebagai aset pada saat pembelian,
dengan syarat komponen yang akan diganti dihapuskan dari
pembukuan.

29
PENGAKUAN ASET TETAP - MATERIALITAS

 Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi entitas.


Kriteria agregasi atau invidual.
 Mempengaruhi nilai aset
 Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi  Laba
(potensi earning management)

 Materialitas digunakan sebagai tambahan kriteria untuk menentukan, apakah


pengeluaran akan dicatat sebagai aset tetap
 Pengeluaran yang memenuhi kriteria aset tetap namun tidak material dari sisi
jumlah seringkali tidak dikapitalisasi dan dicatat sebagai beban pada periode
berjalan.
 Suatu aset secara individu tidak material, namun pembelian dalam jumlah banyak
 material sehingga dikapitalisasi

30
PENGUKURAN AWAL

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai


aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya
perolehan (Par 15)

Biaya Perolehan

Biaya yang dapat


diatribusikan secara
langsung
Biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset

31
BIAYA PEROLEHAN AWAL

 Seluruh biaya terkait aset yang memiliki


manfaat di masa mendatang.
 Aset lain yang berfungsi agar suatu aset
dapat memiliki manfaat di masa
mendatang.
 Alat yang dipasang agar pabrik dapat
berjalan sesuai dengan ketentuan
pengolahan limbah industri.

32
BIAYA SETELAH PEROLEHAN AWAL

 Biaya pemeliharaan dan perbaikan  diakui beban di laporan


laba rugi komprehensif periode berjalan
 Perawatan
 Suku cadang kecil
 Penggantian aset akan menambah aset jika:
 Memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat lebih dari
satu periode dan diukur dengan andal)
 Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset
 Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai aset jika:
 Memenuhi kriteria aset
 Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan
pencatatanya

3
33
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN

a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;
b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan keinginan dan maksud manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul
– ketika aset tersebut diperoleh, atau
– karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk
tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.

34
BIAYA DIATRIBUSIKAN LANGSUNG

a) Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau


akuisisi aset tetap.
b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
c) Biaya handling dan penyerahan awal;
d) Biaya perakitan dan instalasi
e) Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik
(setelah dikurangi hasil penjualan produk tersebut)
f) Komisi profesional

35
BUKAN KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN

a) Biaya pembukaan fasilitas baru


b) Biaya pengenalan produk baru
c) Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk
biaya pelatihan staf
d) Administrasi dan overhead umum
e) Biaya saat alat belum beroperasi penuh
f) Kerugian awal operasi
g) Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas.
h) Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari
lahan yang belum digunakan).
i) Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan
perusahaan.

36
ILUSTRASI BIAYA PEROLEHAN

CONTOH

• Entitas membeli peralatan tambang, diimport dari


luar negeri. Harga peralatan 200.000 USD.
• Cost insurance and freight sebesar 10.000 USD.
• Peralatan tersebut dikenakan bea masuk dan bea
masuk tambahan sebesar 15% dari nilai CIF.
• PPN 10%, PPnBM 10% dan PPh 22 sebesar 2,5%.
• Kurs spot atas atas pembelian peralatan tersebut
sebesar 11.000 dan kurs KMK yang berlaku pada saat
transaksi sebesar 11.100.

37
ILUSTRASI BIAYA PEROLEHAN
• Nilai peralatan : 200.000 + 10.000 = 210.000 USD
• 210.000 x 11.000 = 2.310.000.000 pencatatan perusahaan
• Bea masuk 210.000 x 15% x 11.100 = 349.650.000
• Total CIF + bea masuk (kurs pajak) = 210.000 x 115% x 11.100 = 2.680.650.000
• PPN = 10% x 2.680.650.000 = 268.065.000
• PPnBM = 20% x 2.680.650.000 = 536.130.000
• PPh 22 = 2,5% x 2.680.650.000 = 67.016.250
• Nilai peralatan 2.310.000.000 + 349.650.000 + 536.130.000 = 3.195.780.000

Peralatan 2.310.000.000 3.195.780.000


Utang Dagang 2.310.000.000
Peralatan (bea masuk) 349.650.000
Peralatan (PPnBM) 536.130.000
Kas 885.780.000
PPN Masukan 268.065.000
Pajak dby dmk PPh22 67.016.250
Kas 604.800.000

38
ILUSTRASI BIAYA PEROLEHAN
Contoh Lain

Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka perolehan
mesin baru untuk produk barunya:
1. 20 milyar untuk pembelian mesin
2. 1.300 juta biaya tenaga kerja untuk memodifikasi dan instalasi
mesin sesuai layout pabrik. Diskusikan
3. 200 juta untuk penyiapan lokasi pabrik mana yang
4. 300 juta untuk pengiriman mesin merupakan
5. 1.000 juta PPN dan 1.500 juta bea masuk. biaya
6. Biaya promosi produk baru 700 juta perolehan??
7. Biaya pengetesan awal 250 juta
8. Biaya grand opening 350 juta
9. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan instalasi
150 juta
10. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 120
juta

39
PENGUKURAN AWAL
Contoh Lain

• Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar


20.000+1.300+200+300+1.500+250+250+150 =
23.700 milyar
• Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan
perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut
tidak boleh diakui.
1. Biaya grand opening 350 juta
2. Biaya promosi produk baru 800 juta
3. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya
overhead 120 juta

40
DISKUSI-PENGUKURAN AWAL

Entitas membeli peralatan dengan harga 2,4 milyar. Biaya instalasi dan
pemasangan 200 juta. Biaya komisi / perantara sebesar 600 juta, biaya
pengadaan dan perjalanan dinas terkait pengadaan peralatan tersebut
400 juta?
• Biaya lain-lain tersebut apakah dapat dikategorikan sebagai biaya
perolehan aset ?

 Berdasarkan konsep perolehan semua biaya yang terkait dengan


pengadaan dapat ditambahkan dalam penilaian aset.
 Namun jika nilai biaya ini material, akan membuat nilai tercatat
aset tidak mencerminkan manfaat yang akan diperoleh di masa
mendatang.
 Aset dapat dicatat mengalami penurunan nilai pada periode
berikutnya

41
DISKUSI-PENGUKURAN AWAL

 Bagaimana pencatatan nilai aset dan biaya-biaya lain terkait dengan aset
tersebut?
 Apakah perlu dipisahkan atau dicatat menjadi satu?

 Praktik yang sering dilakukan, semua biaya tersebut dicatat menjadi satu
sebagai nilai aset.
 Dokumen transaksi yang menjelaskan secara rinci komponen biaya
perolehan.
 Tanggal pengeluaran biaya seringkali berbeda-beda, dapat terjadi sebelum
atau sesudah aset utama diperoleh.
– Untuk sebelum aset utama diperoleh jika dapat diidentifikasi berhubungan
langsung dengan aset dapat diakui sebagai beban tangguhan sebelum dicatat
sebagai aset.
– Untuk beban setelah aset utama diakui sebagai penambah nilai aset tetap 
ditentukan titik pengakuan saat aset mulai digunakan.

42
DISKUSI-PENGUKURAN AWAL

• Apakah pencatatan aset dilakukan secara global sebagai satu


kesatuan atau pencatatan harus dilakukan untuk masing-masing
komponen.
• Pertimbangan pencatatan sebagai aset terpisah
– Manfaat dan biaya dari pencatatan aset secara terpisah
– Aset dapat diidentifikasi secara terpisah
– Entitas dapat secara ekonomis memisahkan biaya aset per komponen.
– Masing-masing komponen aset memiliki masa manfaat yang berbeda
contoh rangka pesawat dan asesoris dalam pesawat; bangunan dan lift;
tanah dan bangunan.
– Perolehan aset dilakukan secara terpisah sehingga dapat diidentifikasi
dengan mudah.

43
BIAYA PEROLEHAN - BANGUNAN

Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi :


 Material, tenaga kerja, overhead selama proses
konstruksi , biaya bunga  jika membangun sendiri
 Harga beli bangunan dan pengurusan hak
perolehan bangunan.
 Fee profesional
 Ijin pendirian bangunan

44
BIAYA PEROLEHAN - TANAH

Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan


tanah sesuai dengan tujuan penggunaan :
(1) Harga Beli
(2) Biaya pengurusan hak tanah (sertifikat,
pajak/BPHTB, biaya notaris, dll)
(3) Biaya untuk perataan tanah, penghancuran
bangunan yang tidak diperlukan.

45
PEROLEHAN PERALATAN

 Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan


kantor, peralatan pabrik, peralatan tambang, mesin
dan peralatan lain.
 Biaya perolehan meliputi
(1) Harga beli,
(2) Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan
(3) Biaya transportasi
(4) Biaya asuransi selama pengiriman barang
(5) Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk
melakukan instalasi
(6) Biaya untuk pengetesan peralatan

46
ASET DIBANGUN SENDIRI

• Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap


digunakan:
– Material dan tenaga kerja
– Overhead  biaya variabel dan porsi dari fixed
overhead yang terkait langsung dengan pembangunan
aset.
– Biaya bunga selama proses pembangunan

47
PENGUKURAN BIAYA PEROLEHAN

• Penerbitan saham — menggunakan dasar nilai


wajar dari saham sebagai indikator nilai wajar aset,
jika nilai saham dapat diandalkan.
– Mana yang lebih andal antara nilai wajar saham atau aset.
– Jika keduanya andal maka nilai wajar aset yang
diserahkan digunakan untuk mengukur aset yang diterima.
• Hibah pemerintah — tidak boleh diakui sampai
diperoleh keyakinan bahwa entitas memenuhi
persyaratan dan hibah akan diperoleh.

48
PENGUKURAN BIAYA PEROLEHAN

• Diskon — Diskon harus dikurangkan dari harga


perolehan aset  aset dicatat setelah diskon
• Pembayaran ditangguhkan— Aset yang dibeli dengan
pembayaran ditangguhkan dinilai setara nilai tunainya.
Perbedan nilai tunai dengan pembayaran diakui sebagai
beban bunga.
• Pertukaran aset — menggunakan nilai wajar kecuali
tidak ada substansi ekonomi atau tidak ada nilai wajar
yang andal.
• Pembelian dengan lumpsum — dialokasikan nilai total
biaya perolehan ke masing-masing aset dengan dasar
nilai wajar aset. (jika asetnya diklasikan atau memiliki
masa manfaat berbeda).

49
CONTOH KASUS A:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA GABUNGAN
A. Perolehan Aset Tetap secara Gabungan
• Apabila aset diperoleh secara gabungan, maka HARGA PEROLEHAN masing2 aset
tetap ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing2 aset yang bersangkutan.
• Contoh harga bangunan termasuk tanah seharga Rp.300.000.000
No Jenis Aset Harga Wajar Alokasi HP
1 Tanah 150.000.000 15/25 x 300.000.000 = 180.000.000
2 Bangunan 100.000.000 10/25 x 300.000.000 = 120.000.0 00
Jumlah 250.000.000 300.000.000
Tgl Akun Debit Kredit
Pencatatan pada saat pembelian tunai
Tanah 180.000.000
Bangunan 120.000.000
Kas dan Bank 300.000.000

50
CONTOH KASUS B:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA ANGSURAN
Terhadap aset tetap yang diperoleh secara angsuran, perlu diperhatikan mengenai kontrak
pembeliannya.

Contoh: Aset tetap yang dibeli berupa mobil HP 120.000.000 dibayar dalam 24 kali
angsuran, masing2 5.000.000/bulan dengan bunga 20% per tahun.

Angsuran Keterangan
1 Angsuran bulanan 5.000.000
Bunga= 1/12 x 20% x 120.000.000 2.000.000
Jumlah Pembayaran 7.000.000

2 Angsuran bulanan 5.000.000


Bunga = 1/12 x 20% x(120.000.000-5.000.000) 1.916.700
6.916.700

51
CONTOH KASUS B:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA ANGSURAN
1. Pada saat Pembelian Aset Tetap
Tgl Keterangan Debit Kredit
Mobil/Kendaraan 120.000.000
Utang Angsuran 120.000.000
2. Pada Saat Pembayaran Angsuran Pertama
Tgl Keterangan Debit Kredit
Utang Angsuran 5.000.000
Beban Bunga 2.000.000
Kas dan Bank 7.000.000
3. Pada Saat Pembayaran Angsuran Kedua
Tgl Keterangan Debit Kredit
Utang Angsuran 5.000.000
Beban Bunga 1.916.700
Kas dan Bank 6.916.700
52
CONTOH KASUS B:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA ANGSURAN

• Perhitungan Pembayaran angsuran dibuat


setiap bulan, pada hitungan tersebut, bunga
semakin lama semakin menurun karena
jumlah pinjaman juga menurun. Penetapan
bunga yang digunakan berdasarkan pada
tingkat bunga efektif

53
CONTOH KASUS C:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA PERTUKARAN
Perolehan Aset Tetap secara Pertukaran
Menurut PSAK no 16 (2007) suatu aset dapat diperoleh dengan
pertukaran. Biaya ini diukur pada nilai wajar aset yang
dipertukarkan atau diperoleh, yang paling andal, sebanding dengan
nilai wajar aset yang dipertukarkan
• Contoh. PT Khanza merupakan perusahaan jasa pengangkutan.
Berdasarkan Pembukuan, HP Truk lama adalah Rp.60.000.000
telah disusutkan sebesar Rp.40.000.000 ditukar dengan truk baru
senilai Rp.80.000.000 dan kekurangnya dibayar tunai
• Dalam hal ini tidak terdapat laba atau rugi, karena truk lama
dihargai sama dengan harga sisa buku.

54
CONTOH KASUS C:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA PERTUKARAN
• Contoh. PT Khanza merupakan perusahaan jasa pengangkutan. Berdasarkan
Pembukuan, HP Truk lama adalah Rp.60.000.000 telah disusutkan sebesar
Rp.40.000.000 ditukar dengan truk baru senilai Rp.80.000.000 dan
kekurangnya dibayar tunai
• Dalam hal ini tidak terdapat laba atau rugi, karena truk lama dihargai sama
dengan harga sisa buku.

No Keterangan Jumlah
1 HP Truk Lama 60.000.000
Penyusutan 40.000.000
Harga Sisa buku 20.000.000
Nilai Truk Baru 80.000.000
Harga Tukar tambah Aset Lama 20.000.000
Tambahan Uang Tunai 60.000.000

55
CONTOH KASUS C:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA PERTUKARAN
Contoh: Jika Harga tukar tambah aset lama sebesar
24.000.000 maka perhitungannya:

No Keterangan Jumlah
2 HP Truk Lama 60.000.000
Penyusutan 40.000.000
Harga Sisa buku 20.000.000
Harga Tukar tambah Aset Lama 24.000.000
Laba Pertukaran 4.000.000
Harga truk baru 80.000.000
Harga tukar tambah aset lama 24.000.000
Tambahan uang tunai 56.000.000

56
CONTOH KASUS C:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA PERTUKARAN

Ayat Jurnal atas Pertukaran


Tgl Keterangan Debit Kredit
Akumulasi Penyusutan 40.000.000
Truk (Baru) 80.000.000
Kas dan Bank 56.000.000
Truk lama 60.000.000
Laba Pertukaran 4.000.000

Dalam hal penilai sebagaimana telah disampaikan diatas bahwa aset tetap
yang diperoleh dalam pertukaran untuk suatu aset tetap, biaya diukur dengan
nilai wajar aset yang dilepas

57
PENYUSUTAN & AMORTISASI

Menurut akuntansi ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan


dalam penghitungan besarnya biaya penyusutan suatu aktiva,
yaitu:

1.   NILAI PEROLEHAN AKTIVA


seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut mulai dari biaya
pembelian hingga semua biaya yang timbul hingga aset tetap tersebut siap beroperasi
2.   NILAI RESIDU
3.   DASAR PENYUSUTAN
Pengalokasian harga perolehan dari suatu aktiva tetap karena adanya penurunan nilai
aktiva tetap tersebut
4.   UMUR EKONOMIS
Perkiraan usia barang atau batas waktu penggunaan barang

58
METODE PENYUSUTAN

• Metode penyusutan menurut • Menurut literatur akuntansi


ketentuan perundang-undangan Indonesia ada beberapa metode
perpajakan sebagaimana telah penyusutan, yaitu:
diatur dalam pasal 11 Undang-
Undang Pajak Penghasilan:  Metode Garis Lurus
 Metode Garis Lurus  Metode Jumlah Angka
 Metode Saldo Menurun Tahun
Penggunaan metode penyusutan  Metode Saldo Menurun
aset tetap berwujud disyaratkan  Metode Satuan Produksi
taat asas (konsisten)

59
CONTOH A
METODE GARIS LURUS

METODE GARIS LURUS


• Dalam ketentuan fiskal metode ini disebut penyusutan dalam
bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang
ditetapkan bagi harta tersebut.
• Contoh: Biaya gedung sebesar Rp 40 juta dan manfaatnya 20
tahun
• Penyusutan setiap tahun adalah Rp 2 juta.
(40 juta: 20 )

60
METODE GARIS LURUS – TARIF FISKAL
• Penentuan Kelompok dan tarif Penyusutan harta berwujud
didasarkan pada pasal 11 undang-undang No 36. tahun 2008
tentang pajak penghasilan.
Kelompok Harta Masa Manfaat Tarif Penyusutan Tarif Penyusutan
Berwujud Berdasarkan Garis berdasarkan
Lurus metode Saldo
menurun

I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 Tahun 25 % 50 %
Kelompok 2 8 Tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 Tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%

II. Bangunan
Permanen 20 Tahun 5%
Tidak Permanen 10 Tahun 10%

61
CONTOH 2
METODE GARIS LURUS

PT Maju Memiliki Aset Tetap Berwujud yang diperolehnya awal tahun


2014 sebagai berikut.
No Jenis Harta Bulan/Tahun Masa Harga Kelompok
Perolehan manfaat Perolehan

1 Mesin I Januari 2014 8 Tahun 200.000.000 II


2 Mesin II Januari 2014 8 Tahun 150.000.000 II
3 Truk Januari 2014 8 Tahun 70.000.000 II

Aset tetap tersebut disusutkan dengan menggunakan metode garis


lurus (Dasar Penyusutan = Harga Perolehan)
Hitung Penyusutan

62
CONTOH BEBAN PENYUSUTAN MESIN

Garis lurus
NO

1 Mesin I = 12,5% x 200.000.000 =25.000.000

2 Mesin II = 12,5% x 150.000.000 = 18.750.000

3 Truk = 12,5 % x 70.000.000 = 8.750.000

Jumlah Penyusutan tahun 2014 = 52.500.000

63
METODE SALDO MENURUN

• Penyusutan atas harta berwujud dilakukan dalam bagian-bagian yang


menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan
tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai
sisa buku disusutkan , dengan syarat dilakukan atas asas.
• Cara Penghitungan penyusutan tersebut dilakukan untuk tahun
selanjutnya sampai dengan masa manfaat aset tetap tersebut berakhir.
Apabila Wajib Pajak menggunakan metode saldo menurun, besarnya biaya
penyusutan semakin lama semakin menurun.

• Contoh :
Sebuah mesin dan ditempatkan pada bulan Juni 2000 dengan harga
perolehan Rp 150 Juta. Masa manfaat dari mesin tersebut adalah 4 tahun.
Jika tarip penyusutan mesin ditetapkan 50% maka penghitungan
penyusutan adalah sebagai berikut:

64
CONTOH PENGHITUNGAN PENYUSUTAN
DENGAN METODE SALDO MENURUN

Th Tarif Penyusutan Nilai Sisa/Buku


0 150.000.000 - -
1 50% 75.000.000 75.000.000
2 50% 37.500.000 37.500.000
3 50% 18.750.000 18.750.000
disusutkan sekaligus 18.750.000 0

65
Pengeluaran setelah Perolehan Aset

• Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap baru atau


menambah aset tetap baru belanja modal = capital expenditure.
• Pengeluaran akan dicatat menambah nilai aset jika sesuai dengan
definisi aset tetap yaitu memiliki manfaat ekonomi di masa depan
dan nilainya dapat diukur dengan andal

• Pengeluaran untuk memperbaiki atau memelihara aset


tetap yang tidak memberikan manfaat di masa
mendatang disebut belanja pendapatan = revenue
expenditure.
• Pengeluaran akan diklasifikasikan sebagai beban
pemerliharaan

66
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Entitas harus memilih antara:

 Sebagai kebijakan akuntansinya,


Cost Model dan
 Menerapkan kebijakan tersebut
terhadap seluruh aset tetap dalam
kelompok yang sama.
Revaluation Model  Tanah, tanah dan bangungan,
mesin, kapal, pesawat,
perabotan, peralatan kantor

67
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Cost Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat


sebesar :
 Biaya perolehan dikurangi
 Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat


Revaluation Model
sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi, dikurangi
– Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.

68
FREKWENSI REVALUASI

• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan


nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara
material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu
dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara
tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar
tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima
tahun sekali.

69
REVALUASI ASET TETAP

Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara


reguler Untuk memastikan jumlah
tercatat tidak berbeda secara
material dengan nilai wajar pada
tanggal neraca.

Akumulasi penyusutan pada tanggal


revaluasi diperlakukan dengan metode:
proporsional, atau eliminasi.

70
PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL
Revaluation Model
• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus Entire class
direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,
kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada
To Equity
bagian surplus revaluasi.
directly
– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan
akibat revaluasi terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi,
penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Negative to
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo P/L
kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo
laba.

71
DAFTAR PUSTAKA

1. Materi Presentasi Dr. Dwi Martani – Dosen FEB UI


https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2017/12/PSAK-16-
20122017.pptx

2. Farahmita, Aria (2018). http://akuntansi.feb.mercubuana.ac.id/wp-


content/uploads/2018/03/PSAK-7_Mercu-20.02.2018.pdf

3. Buku Accounting Intermediate Warren-Reeve Fees Edisi 21,


Terjemahan Penerbit Salemba Empat

72
END OF PRESENTATION

73

Anda mungkin juga menyukai