STRATEGI PELAPORAN
KORPORAT
Materi Week-4 :
PSAK 15 INVESTASI ENTITAS ASOSIASI
PSAK 16 ASET TETAP
Fiantonius Sihotang, M.Ak, CPMA, CA, CPA
2
PSAK 15 TUJUAN & LINGKUP
Par. 01 :
Mengatur perlakuan akuntansi investasi pada entitas asosiasi dan
Tujuan
mengatur persyaratan penerapan metode ekuitas dan akuntansi
investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama.
Par. 02 :
Diterapkan oleh seluruh entitas yang merupakan investor dengan
Ruang
Lingkup pengendalian bersama atau pengaruh signifikan terhadap
investee
3
DEFINISI
Entitas asosiasi
Pengaruh signifikan
4
DEFINISI
Ventura Bersama
5
Pengaruh Signifikan
• Hak suara ≥20% dianggap memiliki pengaruh
signifikan, kecuali dapat dibuktikan
Indikasi
kuantitatif • sebaliknya
Hak suara <20% dianggap tidak memiliki
pengaruh signifikan, kecuali dapat
sebaliknya
dibuktikan
6
Pengaruh
Signifikan
Keberadaan dan dampak hak suara potensial (waran,
opsi beli saham, dan lainnya) dipertimbangkan
7
Metode Ekuitas
9
CONTOH 1
10
CONTOH 1
Investasi pada PT X
Perolehan awal 100,000
Bagian laba Dividen
($60,000 x .20) 12,000 ($20,000 x .20) 4,000
Saldo Akhir 108,000
11
CONTOH 1
Investasi pada PT X
Perolehan awal 109,000
Bagian laba Dividen
($60,000 x 1/4 x .20) 3,000 ($20,000 x .20) 4,000
Saldo Akhir 108,000
12
CONTOH 1
Tanggal 31 Desember 20X2, PT X mengakui
peningkatan nilai wajar atas Available for
Sale Securities dengan mencatat :
Investasi Tersedia untuk Dijual 10,000
Pendapatan komprehensif lain 10,000
20% x $10,000
13
PENERAPAN METODE EKUITAS
Entitas dengan mencatat
Entitas dengan investasi
pengendalian menggunakan
pengendalian
atau pengaruh bersama
bersama signifikan metode
atau pengaruh signifikan
atas investee
ekuitas
atas investee
Kecuali Investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama
dimiliki (langsung maupun tidak) oleh organisasi
modal ventura, reksadana, unit perwalian, entitas
serupa
siyang
Entitas memiliki investasi pada entitas asosiasi
sebagiannya dimiliki secara tidak langsung melalui
organisasi modal ventura, reksadana, unit
mengukur investasi pada entitas asosiasi
14
Penerapan Metode Ekuitas
Investasi dicatat sesuai PSAK 58: Aset
Investasi
pada entitas
Tidak Lancar yang Dimiliki untuk
asosiasi atau Dijual dan Operasi Dihentikan.
ventura
bersama
yang Jika tidak lagi memenuhi kriteria
memenuhi aset dimiliki untuk dijual:
kriteria Metode ekuitas harus diterapkan
dimilik sejak tanggal diklasifikasikan sebagai
i aset dimiliki untuk dijual
untuk (restrospektif)
dijual • Laporan keuangan sejak periode
klasifikasi harus disesuaikan
15
16
Perubahan Status Entitas Asosiasi
Ventura Bersama
Jika investasi pada Investasi pada ventura
entitas asosiasi bersama berubah
berubah menjadi menjadi entitas
ventura bersama atau asosiasi
17
Perubahan dalam Bagian Kepemilikan
Jika bagian
kepemilikan
kepemilikan Entitas mereklasifikasi ke laba rugi proporsi
pada entitas keuntungan/kerugian yang diakui sebelumnya
asosiasi atau dalam penghasilan komprehensif lain
ventura yang terkait dengan pengurangan bagian
bersama
kepemilikan;
berkurang,
tetapi tetap • Jika keuntungan dan kerugian disyaratkan untuk
menerapkan direklasifikasi ke laba rugi atas pelepasan aset
metode atau liabilitas terkait
ekuitas,
18
Transaksi Hulu dan Hilir
Laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi “hilir” dan “hulu” antara
suatu investor (termasuk entitas anak yang dikonsolidasikan) dan
suatu entitas asosiasi diakui dalam laporan keuangan investor
tersebut hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas
asosiasi.
19
20
Laporan Keuangan Investee
Laporan keuangan entitas asosiasi atau ventura bersama yang paling
terkini digunakan dalam penerapan metode ekuitas
21
22
Investee Merugi
Bagian entitas atas rugi investee > kepentingan pada
investee, entitas menghentikan pengakuan bagian atas
rugi lebih lanjut.
23
Rugi Penurunan Nilai
Investor menerapkan persyaratan dalam PSAK 55 untuk
menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan
kerugian penurunan nilai dengan memperhatikan investasi
neto investor dalam entitas asosiasi atau ventura bersama.
24
SESSI II
PSAK 16 ASET TETAP
Aset Tetap dalam PSAK
26
PENGERTIAN
• Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: (Par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.
Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
Tidak berlaku untuk
usually depreciated.
► Possess physical substance. Hak penambangan
Reservasi tambang
Tanaman produktif (bearer plants) termasuk ruang lingkup aset tetap
27
PENGAKUAN ASET TETAP
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset
jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di
masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal.
28
PENGAKUAN ASET TETAP
Suku cadang utama dan peralatan siap pakai termasuk
aset tetap jika
digunakan lebih dari satu periode
hanya digunakan untuk aset tertentu
komponen yang diganti tidak diakui lagi.
29
PENGAKUAN ASET TETAP - MATERIALITAS
30
PENGUKURAN AWAL
Biaya Perolehan
31
BIAYA PEROLEHAN AWAL
32
BIAYA SETELAH PEROLEHAN AWAL
3
33
KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN
a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;
b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan keinginan dan maksud manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul
– ketika aset tersebut diperoleh, atau
– karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk
tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.
34
BIAYA DIATRIBUSIKAN LANGSUNG
35
BUKAN KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN
36
ILUSTRASI BIAYA PEROLEHAN
CONTOH
37
ILUSTRASI BIAYA PEROLEHAN
• Nilai peralatan : 200.000 + 10.000 = 210.000 USD
• 210.000 x 11.000 = 2.310.000.000 pencatatan perusahaan
• Bea masuk 210.000 x 15% x 11.100 = 349.650.000
• Total CIF + bea masuk (kurs pajak) = 210.000 x 115% x 11.100 = 2.680.650.000
• PPN = 10% x 2.680.650.000 = 268.065.000
• PPnBM = 20% x 2.680.650.000 = 536.130.000
• PPh 22 = 2,5% x 2.680.650.000 = 67.016.250
• Nilai peralatan 2.310.000.000 + 349.650.000 + 536.130.000 = 3.195.780.000
38
ILUSTRASI BIAYA PEROLEHAN
Contoh Lain
Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka perolehan
mesin baru untuk produk barunya:
1. 20 milyar untuk pembelian mesin
2. 1.300 juta biaya tenaga kerja untuk memodifikasi dan instalasi
mesin sesuai layout pabrik. Diskusikan
3. 200 juta untuk penyiapan lokasi pabrik mana yang
4. 300 juta untuk pengiriman mesin merupakan
5. 1.000 juta PPN dan 1.500 juta bea masuk. biaya
6. Biaya promosi produk baru 700 juta perolehan??
7. Biaya pengetesan awal 250 juta
8. Biaya grand opening 350 juta
9. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan instalasi
150 juta
10. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 120
juta
39
PENGUKURAN AWAL
Contoh Lain
40
DISKUSI-PENGUKURAN AWAL
Entitas membeli peralatan dengan harga 2,4 milyar. Biaya instalasi dan
pemasangan 200 juta. Biaya komisi / perantara sebesar 600 juta, biaya
pengadaan dan perjalanan dinas terkait pengadaan peralatan tersebut
400 juta?
• Biaya lain-lain tersebut apakah dapat dikategorikan sebagai biaya
perolehan aset ?
41
DISKUSI-PENGUKURAN AWAL
Bagaimana pencatatan nilai aset dan biaya-biaya lain terkait dengan aset
tersebut?
Apakah perlu dipisahkan atau dicatat menjadi satu?
Praktik yang sering dilakukan, semua biaya tersebut dicatat menjadi satu
sebagai nilai aset.
Dokumen transaksi yang menjelaskan secara rinci komponen biaya
perolehan.
Tanggal pengeluaran biaya seringkali berbeda-beda, dapat terjadi sebelum
atau sesudah aset utama diperoleh.
– Untuk sebelum aset utama diperoleh jika dapat diidentifikasi berhubungan
langsung dengan aset dapat diakui sebagai beban tangguhan sebelum dicatat
sebagai aset.
– Untuk beban setelah aset utama diakui sebagai penambah nilai aset tetap
ditentukan titik pengakuan saat aset mulai digunakan.
42
DISKUSI-PENGUKURAN AWAL
43
BIAYA PEROLEHAN - BANGUNAN
44
BIAYA PEROLEHAN - TANAH
45
PEROLEHAN PERALATAN
46
ASET DIBANGUN SENDIRI
47
PENGUKURAN BIAYA PEROLEHAN
48
PENGUKURAN BIAYA PEROLEHAN
49
CONTOH KASUS A:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA GABUNGAN
A. Perolehan Aset Tetap secara Gabungan
• Apabila aset diperoleh secara gabungan, maka HARGA PEROLEHAN masing2 aset
tetap ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing2 aset yang bersangkutan.
• Contoh harga bangunan termasuk tanah seharga Rp.300.000.000
No Jenis Aset Harga Wajar Alokasi HP
1 Tanah 150.000.000 15/25 x 300.000.000 = 180.000.000
2 Bangunan 100.000.000 10/25 x 300.000.000 = 120.000.0 00
Jumlah 250.000.000 300.000.000
Tgl Akun Debit Kredit
Pencatatan pada saat pembelian tunai
Tanah 180.000.000
Bangunan 120.000.000
Kas dan Bank 300.000.000
50
CONTOH KASUS B:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA ANGSURAN
Terhadap aset tetap yang diperoleh secara angsuran, perlu diperhatikan mengenai kontrak
pembeliannya.
Contoh: Aset tetap yang dibeli berupa mobil HP 120.000.000 dibayar dalam 24 kali
angsuran, masing2 5.000.000/bulan dengan bunga 20% per tahun.
Angsuran Keterangan
1 Angsuran bulanan 5.000.000
Bunga= 1/12 x 20% x 120.000.000 2.000.000
Jumlah Pembayaran 7.000.000
51
CONTOH KASUS B:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA ANGSURAN
1. Pada saat Pembelian Aset Tetap
Tgl Keterangan Debit Kredit
Mobil/Kendaraan 120.000.000
Utang Angsuran 120.000.000
2. Pada Saat Pembayaran Angsuran Pertama
Tgl Keterangan Debit Kredit
Utang Angsuran 5.000.000
Beban Bunga 2.000.000
Kas dan Bank 7.000.000
3. Pada Saat Pembayaran Angsuran Kedua
Tgl Keterangan Debit Kredit
Utang Angsuran 5.000.000
Beban Bunga 1.916.700
Kas dan Bank 6.916.700
52
CONTOH KASUS B:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA ANGSURAN
53
CONTOH KASUS C:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA PERTUKARAN
Perolehan Aset Tetap secara Pertukaran
Menurut PSAK no 16 (2007) suatu aset dapat diperoleh dengan
pertukaran. Biaya ini diukur pada nilai wajar aset yang
dipertukarkan atau diperoleh, yang paling andal, sebanding dengan
nilai wajar aset yang dipertukarkan
• Contoh. PT Khanza merupakan perusahaan jasa pengangkutan.
Berdasarkan Pembukuan, HP Truk lama adalah Rp.60.000.000
telah disusutkan sebesar Rp.40.000.000 ditukar dengan truk baru
senilai Rp.80.000.000 dan kekurangnya dibayar tunai
• Dalam hal ini tidak terdapat laba atau rugi, karena truk lama
dihargai sama dengan harga sisa buku.
54
CONTOH KASUS C:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA PERTUKARAN
• Contoh. PT Khanza merupakan perusahaan jasa pengangkutan. Berdasarkan
Pembukuan, HP Truk lama adalah Rp.60.000.000 telah disusutkan sebesar
Rp.40.000.000 ditukar dengan truk baru senilai Rp.80.000.000 dan
kekurangnya dibayar tunai
• Dalam hal ini tidak terdapat laba atau rugi, karena truk lama dihargai sama
dengan harga sisa buku.
No Keterangan Jumlah
1 HP Truk Lama 60.000.000
Penyusutan 40.000.000
Harga Sisa buku 20.000.000
Nilai Truk Baru 80.000.000
Harga Tukar tambah Aset Lama 20.000.000
Tambahan Uang Tunai 60.000.000
55
CONTOH KASUS C:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA PERTUKARAN
Contoh: Jika Harga tukar tambah aset lama sebesar
24.000.000 maka perhitungannya:
No Keterangan Jumlah
2 HP Truk Lama 60.000.000
Penyusutan 40.000.000
Harga Sisa buku 20.000.000
Harga Tukar tambah Aset Lama 24.000.000
Laba Pertukaran 4.000.000
Harga truk baru 80.000.000
Harga tukar tambah aset lama 24.000.000
Tambahan uang tunai 56.000.000
56
CONTOH KASUS C:
PEROLEHAN ASET TETAP SECARA PERTUKARAN
Dalam hal penilai sebagaimana telah disampaikan diatas bahwa aset tetap
yang diperoleh dalam pertukaran untuk suatu aset tetap, biaya diukur dengan
nilai wajar aset yang dilepas
57
PENYUSUTAN & AMORTISASI
58
METODE PENYUSUTAN
59
CONTOH A
METODE GARIS LURUS
60
METODE GARIS LURUS – TARIF FISKAL
• Penentuan Kelompok dan tarif Penyusutan harta berwujud
didasarkan pada pasal 11 undang-undang No 36. tahun 2008
tentang pajak penghasilan.
Kelompok Harta Masa Manfaat Tarif Penyusutan Tarif Penyusutan
Berwujud Berdasarkan Garis berdasarkan
Lurus metode Saldo
menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 Tahun 25 % 50 %
Kelompok 2 8 Tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 Tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 Tahun 5%
Tidak Permanen 10 Tahun 10%
61
CONTOH 2
METODE GARIS LURUS
62
CONTOH BEBAN PENYUSUTAN MESIN
Garis lurus
NO
63
METODE SALDO MENURUN
• Contoh :
Sebuah mesin dan ditempatkan pada bulan Juni 2000 dengan harga
perolehan Rp 150 Juta. Masa manfaat dari mesin tersebut adalah 4 tahun.
Jika tarip penyusutan mesin ditetapkan 50% maka penghitungan
penyusutan adalah sebagai berikut:
64
CONTOH PENGHITUNGAN PENYUSUTAN
DENGAN METODE SALDO MENURUN
65
Pengeluaran setelah Perolehan Aset
66
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
67
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
68
FREKWENSI REVALUASI
69
REVALUASI ASET TETAP
70
PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL
Revaluation Model
• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus Entire class
direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,
kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada
To Equity
bagian surplus revaluasi.
directly
– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan
akibat revaluasi terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi,
penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Negative to
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo P/L
kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo
laba.
71
DAFTAR PUSTAKA
72
END OF PRESENTATION
73