Anda di halaman 1dari 62

Richard E.

Baker
Theodore E. Christensen
David M. Cottrell
Kurnia Irwansyah Rais
Widhi Astono
Etty Retno Wulandari

PELAPORAN KEPEMILIKAN
ANTARPERUSAHAAN
er 2
Chaptエロックヘニワテイ

An Indonesian Perspective
ADVANCED FINANCIAL ACCOUNTING
2nd Edition, Volume 1
①Pendahuluan
②Akuntansi untuk Investasi pada Saham Biasa
③Metode Nilai Wajar
④Metode Ekuitas
⑤Perbandingan Metode Biaya dan Metode
Ekuitas
⑥Kepemilikan Selain Investasi pada Saham Biasa
⑦Pertimbangan Tambahan terkait Metode
Ekuitas

CHAPTER 2
1
PENDAHULUAN
Alasan akuisisi kepemilikan di entitas lain
(1)Mendapat kendali atas perusahaan lain
(2)Memasuki pasar atau area produk melalui perusahaan yg
sdh menguasai pasar atau area produk tsb
(3)Memastikan pasokan bahan baku atau input produksi lain
(4)Memastikan ouput produksi bagi pelanggan
(5)Mendapatkan keuntungan ekonomis dari ukuran
perusahaan yg lebih besar
(6)Diversifikasi
(7)Mendapatkan teknologi baru
(8)Mengurangi kompetisi
(9)Membatasi risiko
2 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI PADA
SAHAM BIASA

Tingkat
Metode yang digunakan pengaruh atau
utk mencatat investasi pengendalian
saham tergantung pada: yang dimiliki
investor atas
investee.
Dasar pelaporan keuangan berdasarkan tingkat kepemilikan saham biasa

Tingkat Kepemilikan

0% 20%* 50% 100%


Pengaruh tidak signifikan Pengaruh signifikan Pengendalian

Metode Biaya Metode Nilai Wajar Konsolidasi


(Metode Ekuitas atau Metode Biaya)

* Dapat bervariasi, tergantung kondisi yang ada


Konsolidasi (consolidation)
Melibatkan kombinasi untuk pelaporan keuangan aset,
kewajiban, pendapatan dan beban individual untuk dua
atau lebih perusahaan yang berelasi seakan-akan mereka
adalah satu perusahaan.
Konsolidasi umumnya sesuai jika sebuah perusahaan
(induk) memegang kendali atas perusahaan lain (anak)
Anak perusahaan yang tidak dikonsolidasikan dengan
induknya disebut dengan anak perusahaan tidak
dikonsolidasi dan ia disajikan sebagai investasi pada
laporan posisi keuangan induk perusahaan.
Metode Ekuitas (equity method)
Digunakan utk pelaporan eksternal jika investor mpy
pengaruh signifikan dlm kebijakan operasi dan keuangan
investee dan konsolidasi tidak sesuai.
Metode ini tdk dpt digunakan sbg pengganti konsolidasi
jika konsolidasi sesuai shg penggunaan utama metode ini
adl utk pelaporan investasi selain pada anak perusahaan.
Digunakan jika satu perusahaan mempunyai kepemilikan
antara 20-50% di saham biasa perusahaan lain.
Metode ekuitas:
o investor mengakui pendapatan dari investasi ketika investee
memperoleh laba.
o investasi dilaporkan sbg satu baris dlm laporan laba rugi investor
Metode Nilai Wajar (fair value method)
Digunakan untuk pelaporan investasi dalam sekuritas
ekuitas yg tdk diperdagangkan ketika konsolidasi dan
metode ekuitas tidak sesuai utk digunakan
Metode ini digunakan ketika investor memiliki kepemilikan
kurang dari 20%  investor dianggap mpy sedikit pengaruh
atau tidak sama sekali pada investee.
Menurut PSAK 58 “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk
Dijual dan Operasi yang Dihentikan”, jenis sekuritas ini di
asumsikan sbg investasi sekuritas ekuitas yang dimiliki untuk
dijual. Oleh krn itu, perusahaan yg memiliki jenis sekuritas
ini tujuannya adl utk memperoleh keuntungan dari
perubahan harga.
Perhitungan umum dan aturan pelaporan utk investasi ini
adl utk menilai sekuritas pd nilai wajar dan mencatat
keuntungan dan kerugian yg blm direalisasi dlm laba bersih
Metode Biaya (cost method)
Digunakan oleh perusahaan induk kapan pun perusahaan
tsb mempersiapkan laporan keuangan tersendiri sebagai
informasi tambahan untuk laporan konsolidasi.
PSAK 65 (revisi 2013) “Laporan Keuangan Konsolidasian”
tdk menyatakan scr eksplisit bahwa induk perusahaan
boleh menggunakan metode biaya atau ekuitas meskipun
akun investasi dan pendapatan investasi harus dieliminasi
dalam pembuatan laporan konsolidasian.
USA: ketika LK konsolidasian disiapkan atau tidak, induk
perusahaan secara umum menghitung investasi dalam
anak perusahaan menggunakan metode ekuitas.
3
METODE NILAI WAJAR

 Pengumuman Dividen Lebih Besar dari Laba Sejak


Tanggal Akuisisi
 Akuisisi pada Tanggal Interim
 Perubahan Jumlah Saham yang Dimiliki
 Jika perusahaan yang memiliki saham di perusahaan lain
tidak memiliki kendali atas investee, maka investasi tsb
tidak perlu dikonsolidasikan
 Investasi ekuitas ini diklasifikasikan sbg sekuritas trading
atau tersedia utk dijual (available-for-sale securities)
 PSAK 58 (revisi 2009)  investasi ekuitas ini harus diukur
kembali ke nilai wajarnya di setiap akhir periode dan
perubahan nilainya dicatat sbg keuntungan (kerugian)
tidak terealisasi pada laba bersih
 Laba dicatat oleh investor ketika investee mengumumkan
dividen
Metode nilai wajar
Pada tanggal 1 Januari 2008, PT Republik membeli 10% saham biasa milik PT Bina Suka
seharga Rp50.000.000. Pada tanggal tsb, aset bersih PT Bina Suka memiliki nilai buku
Rp400.000.000 dan nilai wajar Rp465.000.000. PT Republik menerbitkan LK di setiap
akhir kuartal. Pada tgl 1 Maret 2008, PT Republik menerima dividen kas sebesar
Rp1.500.000 dari PT Bina Suka dan ia menentukan nilai wajar dari investasinya di PT Bina
Suka sebesar Rp57.000.000. Selama kuartal pertama tahun 2008, PT Republik mencatat
jurnal berikut ini pada pembukuannya terkait dengan investasi di PT Bina Suka:

1 Januari 2008
Investasi di PT Bina Suka 50.000.000
Kas 50.000.000
Mencatat pembelian saham PT Bina Suka.

1 Maret 2008
Kas 1.500.000
Pendapatan Dividen 1.500.000
Mencatat pendapatan dividen dari PT Bina Suka.

31 Maret 2008
Investasi di PT Bina Suka 7.000.000
Keuntungan (kerugian ) tidak terealisasi—laba 7.000.000
Mencatat peningkatan nilai investasi di PT Bina Suka.
Pengumuman Dividen Lebih Besar dari Laba Sejak Akuisisi

 Menurut metode nilai wajar, perlakuan khusus diberlakukan pada


situasi di mana investee mengumumkan dividen lebih besar dari
laba yg diperolehnya sejak investor mengakuisisi saham investee.
 Dalam hal ini, dividen yang diterima pd awalnya dipandang sebagai:
o representasi laba investee sejak tanggal pembelian investasi
sampai tanggal pengumuman dividen
 Bagi investor, semua dividen yg diumumkan oleh investee, yg lebih
besar dari laba sejak akuisisi oleh investor itu dianggap sbg dividen
likuidasi (liquidating dividend)
 Dividen likuidasi dianggap sbg pengembalian investasi (return of
capital) shg akun investasi akan berkurang senilai jumlah tsb.
 Untuk tujuan perhitungan dividen likuidasi, saham di investee yang
diperoleh pada waktu yang berbeda diperlakukan secara terpisah.
Ilustrasi dividen likuidasi

Pada tanggal 2 Januari 20X1, PT Investor membeli 10% saham biasa PT


Investee. Berikut ini adalah data dari PT Investor dan PT Investee:
PT Investee PT Investor

Kumulatif Pengurangan
Tahu Penerimaan Pendapatan saldo
n
Laba bersih Dividen laba yg tdk kas dividen
dibagikan investasi
20X1 Rp100,000,000 Rp70,000,000 Rp30,000,000 Rp7,000,000 Rp7,000,000

20X2 100,000,000 120,000,000 10,000,000 12,000,000 12,000,000

20X3 100,000,000 120,000,000 -0- 12,000,000 11,000,000 Rp1,000,000

20X4 100,000,000 120,000,000 -0- 12,000,000 10,000,000 2,000,000

20X5 100,000,000 70,000,000 30,000,000 7,000,000 7,000,000

① Pada tahun 20X1, PT Investor mencatat bagian 10% atas dividen PT Investee sebagai
pendapatan KARENA laba bersih PT Investee > dividen.
② Pada tahun 20X2, dividen PT Investee > laba bersih tahun berjalan. Namun, krn ada dividen
kumulatif sejak tgl 2 Januari 20X1 (saat PT Investor mengakuisisi saham PT Investee) shg
dividen tidak melebihi laba. Oleh karena itu, PT Investor tetap mencatat bagian 10% atas
dividen sebagai pendapatan.
③ Pada tahun 20X3, total laba dan total dividen yang dideklarasikan PT Investee sejak tanggal 2
Januari 20X1 adalah sebesar Rp300,000,000 dan Rp310,000,000

…dilanjutkan
Ilustrasi dividen likuidasi

Pada tanggal 2 Januari 20X1, PT Investor membeli 10% saham biasa PT


Investee. Berikut ini adalah data dari PT Investor dan PT Investee:
PT Investee Dari sudat pandang PT
PT Investor

Kumulatif Investor, Rp10,000,000


Pengurangan
Tahu Penerimaan Pendapatan
n
Laba bersih Dividen laba yg tdk dari dividen
kas yg diterima
dividen
saldo
dibagikan pd th 20X3 mrpk imbal investasi
20X1 Rp100,000,000 Rp70,000,000 Rp30,000,000 hasil atasRp7,000,000
Rp7,000,000 modal (return of
20X2 100,000,000 120,000,000 10,000,000
capital) 12,000,000
12,000,000
dan sisanya
Rp110,000,000 mrpk
20X3 100,000,000 120,000,000 -0- 12,000,000
pembagian 11,000,000 Rp1,000,000
laba
20X4 100,000,000 120,000,000 -0- (distribution
12,000,000 of earnings).2,000,000
10,000,000

20X5 100,000,000 70,000,000 30,000,000


Utk setiap 7,000,000
7,000,000
bagian tsb, PT
Investor memiliki bagian
sebesar
① Pada tahun 20X1, PT Investor mencatat bagian 10% atas dividen 10% sebagai
PT Investee atas tiap
pendapatan KARENA laba bersih PT Investee > dividen. jumlah tsb.
② Pada tahun 20X2, dividen PT Investee > laba bersih tahun berjalan. Namun, krn ada dividen
kumulatif sejak tgl 2 Januari 20X1 (saat PT Investor mengakuisisi saham PT Investee) shg
dividen tidak melebihi laba. Oleh karena itu, PT Investor tetap mencatat bagian 10% atas
dividen sebagai pendapatan.
③ Pada tahun 20X3, total laba dan total dividen yang dideklarasikan PT Investee sejak tanggal 2
Januari 20X1 adalah sebesar Rp300,000,000 dan Rp310,000,000

…dilanjutkan
Jurnal yang dicatat pada tahun 20X3 atas penerimaan dividen dari investasi di PT
Investee adalah:

(3) Kas 12.000.000


Investasi di PT Investee 1.000.000
Pendapatan Dividen 11.000.000
Mencatat penerimaan dividen tahun 20X3 dari PT Investee.
Rp12,000,000 = Rp120.000.000 X 10%
Rp 1,000,000 = (Rp310.000.000 — Rp300.000.000) X 10%
Rp11,000,000 = (Rp120.000.000 — Rp10.000.000) X 10%

Setelah investor mencatat dividen likuidasi, perbandingan untuk periode berikutnya


antara laba dan dividen kumulatif dari investee harus didasarkan pada tgl dividen
likuidasi terakhir, BUKAN tgl saat investor mengakuisisi saham investee.

④ Pada contoh, PT Investor mencatat likuidasi dividen di tahun 20X3 dan 20X4. Di
tahun 20X4, PT Investor membandingkan laba dan dividen dari PT Investee
berdasarkan tanggal terakhir likuidasi dividen (20X4), BUKAN didasarkan pada
tgl perolehan investasi (tgl 2 Januari 20X1)
⑤ Semua dividen yang dibayarkan pada tahun 20X5 dipertimbangkan oleh PT
Investor menjadi pembagian laba (distribution of earnings)
Dividen likuidasi setelah perubahan dari metode ekuitas
 Jika sebelumnya investor telah mencatat investasinya menggunakan
metode ekuitas, dan karena penjualan porsi investasi sehingga
perubahan metode terjadi (menjadi metode nilai wajar), maka tanggal
perubahan tersebut menjadi dasar untuk menentukan dividen likuidasi

Sudut pandang investee atas dividen likuidasi


 Bagi investee dividen likuidasi menurut investor TIDAK dipandang
sebagai dividen likuidasi.
 Kondisi dividen likuidasi menurut investor dapat terjadi ketika saham
investee diperoleh sesaat sebelum dividen dideklarasikan
 Investee menganggap ada dividen likuidasi jika laba ditahan miliknya
tidak cukup atau investee memang secara khusus mengumumkan
adanya dividen likuidasi bagi seluruh pemegang saham
Akuisisi pada Tanggal Interim

 Akuisisi investasi selain pada awal atau akhir periode fiskal secara
umum tidak menyebabkan masalah ketika metode nilai wajar
digunakan untuk mencatat investasi.
 Potensi kesulitan yang timbul adalah terkait dengan penentuan
kapan sebagian pembayaran yang diterima investor akan menjadi
dividen likuidasi jika investee mendeklarasikan dividennya sesaat
setelah investor membeli saham investee.
 Pada kasus ini, investor harus mengestimasi jumlah pendapatan
investee sebesar porsi kepemilikannya selama periode tsb dan
mencatat dividen hanya sebesar porsi tsb.
Perubahan Jumlah Saham yang Dimiliki
Perubahan jumlah saham dapat terjadi karena adanya saham dividen, pemecahan
saham atau reverse stock. Namun kejadian tsb tidak mempengaruhi akun investasi
investor
Pembelian tambahan saham
 Pembelian saham baru dicatat sebesar nilai wajar. Saham yang dimiliki
sebelumnya harus direvaluasi berdasarkan nilai wajar saham tambahan dan
unrealized holding gains (losses) dicatat  akun pendapatan
 Porsi kepemilikan investor dihitung untuk menentukan apakah selanjutnya
dicatat dengan metode nilai wajar atau berubah menjadi metode ekuitas
 Jika tambahan saham menyebabkan investor memperoleh kendali, metode
akuitas harus diterapkan secara retroaktif
Penjualan saham
 Jika sebagian atau seluruh investasi dijual, pencatatan dilakukan sama seperti
penjualan aset tidak lancar lainnya.
 Laba rugi penjualan diakui atas perbedaan antara nilai tercatat investasi yang
dijual dg harga jualnya
4
METODE EKUITAS

 Penggunaan Metode Ekuitas


 Ekuitas Investor di Investee
 Pengakuan Pendapatan
 Pengakuan Dividen
 Nilai Tercatat Investasi
 Akuisisi pada Tanggal Interim
 Perbedaan antara Biaya Investasi dengan Nilai Buku yang
Mendasarinya
 Perubahan Jumlah Saham yang Dimiliki
Akuntansi metode ekuitas untuk mencatat investasi saham
antar perusahaan dimaksudkan untuk merefleksikan
perubahan ekuitas milik investor atau kepentingannya di
investee.
Saldo akun investasi pada umumnya tidak mencerminkan
baik nilai wajar maupun nilai pasarnya dan ia juga tidak
merepresentasikan secara pro rata atas nilai buku saham
investee
Investasi dicatat sebesar nilai awal perolehan dan
selanjutnya di setiap periode disesuaikan dengan porsi
investor atas laba atau rugi yang diperoleh investee dan
atas dividen yang dideklarasikan oleh investee
Penggunaan Metode Ekuitas

PSAK 15 (revisi 2013) “Investasi pada Entitas Asosiasi dan


Ventura Bersama” mengharuskan bahwa metode ekuitas digunakan
untuk
 pelaporan investasi di mana kepemilikan investor atas saham
berhak suara memberikan investor “kemampuan untuk
mempunyai pengaruh signifikan atas kebijakan operasi dan
keuangan” perusahaan.
Karena adanya kemungkinan kesulitan dlm menentukan tingkat
pengaruh dlm bbrp kasus, PSAK 15 menetapkan aturan 20 %
 Jika tidak ada bukti sebaliknya, investor yang memiliki 20%
atau lebih saham biasa milik investee maka investor tsb
diasumsikan memiliki pengaruh signifikan atas investee.
 Sebaliknya, investasi lebih kecil dari 20% atas saham biasa
investee hrs diasumsikan TIDAK mpy kemampuan utk
memiliki pengaruh signifikan kecuali kemampuan itu dpt
Ekuitas Investor atas Investee
 Dalam metode ekuitas, investor mencatat investasi sebesar
harga perolehan awal
 Jumlah ini akan disesuaikan secara berkala untuk perubahan
dlm ekuitas pemegang saham investee yang disebabkan karena
laba, rugi dan pengumuman dividen investee. Pengaruhnya
adalah sbb:
Dilaporkan oleh Investee Pengaruh pada Akun Investor

Laba bersih Mencatat pendapatan dari investasi

Meningkatkan akun investasi

Rugi bersih Mencatat kerugian dari investasi

Menurunkan akun investasi

Pengumuman dividen Mencatat aset (kas atau piutang)

Menurunkan akun investasi


Pengakuan Pendapatan
 Dalam metode ekuitas, laporan laba rugi investor memasukkan
bagian proporsional investor atas laba atau rugi investee setiap
periode.
 Nilai tercatat investasi disesuaikan dg jumlah yang sama untuk
mencerminkan perubahan dalam aset bersih investee yg dihasilkan
dari laba investee.
Contoh:
PT ABC memperoleh pengaruh signifikan atas PT XYZ dengan
membeli 20% saham biasa PT XYZ pada awal tahun. PT XYZ
melaporkan laba tahun berjalan sebesar Rp60.000.000. PT
ABC mencatat bagiannya atas laba sebesar Rp12.000.000 dg
ayat jurnal sebagai berikut:

(4) Investasi saham di PT XYZ 12.000.000


Pendapatan dari investasi 12.000.000
Mencatat pendapatan investasi di PT XYZ (Rp60.000.000 x 0.20).
Pengakuan Dividen
 Menurut metode ekuitas, dividen dari investasi TIDAK diakui sebagai
pendapatan KARENA bagian investor atas laba investee diakui pada saat
laba tsb diakui oleh investee.
 Sebaliknya, dividen tsb dipandang sbg pembagian laba yg sebelumnya
telah diakui dan yg telah dikapitalisasi dalam nilai tercatat investasi.
 Jika investee mengumumkan dividen, investor hrs menganggapnya sbg
pengurang ekuitasnya di investee, shg mengurangi nilai tercatat investasi.
 Akibatnya: semua dividen dari investee dianggap sebagai dividen likuidasi.

Contoh:
PT ABC memiliki 20% saham biasa PT XYZ. PT XYZ mengumumkan dan
membayar dividen sebesar Rp20.000.000. Jurnal berikut ini dicatat di
pembukuan PT ABC untuk mencatat bagiannya atas dividen tsb:
(5) Kas 4.000.000
Investasi saham di PT XYZ 4.000.000
Mencatat penerimaan dividen dari PT XYZ (Rp20.000.000 x 0.20).
Nilai Tercatat Investasi
 Menurut metode ekuitas, investasi harus disesuaikan dg
laba atau rugi dan dividen investee. Oleh karena itu, nilai
tercatat investasi biasanya tdk sama dg biaya perolehan
investasi awal.
 Setelah tgl akuisisi, nilai tercatat investasi akan = biaya
perolehan awal JIKA jumlah dividen yang dibayarkan oleh
investee sama persis dg jumlah labanya.
 Jika setelah tgl akuisisi, laba investee > dividen investee
pada periode tersebut, maka nilai tercatat investasi > biaya
perolehan awal.
 Sebaliknya, jika dividen investee > laba investee, nilai
tercatat investasi akan < biaya perolehan awalnya.
Example: Perubahan nilai tercatat menurut metode ekuitas

PT ABC mengakuisisi 20% saham PT XYZ senilai Rp100.000.000. PT XYZ memperoleh


pendapatan Rp60.000.000 dan mengumumkan dividen Rp20.000.000. Nilai tercatat
investasi adalah sebesar nilai awal perolehan. Nilai tersebut akan meningkat sebesar
porsi kepemilikan atas pendapatan yang diperoleh PT XYZ dan akan berkurang atas
dividen yang diumumkan oleh PT XYZ sesuai porsi kepemilikan.

Investasi saham di PT XYZ


Biaya perolehan awal 100.000.000
Akrual ekuitas Dividen
(Rp60,000,000 x 0.20) 12.000.000 (Rp20.000.000 x 0.20) 4.000.000

Saldo akhir Rp108.000.000

Peningkatan sebesar Rp8.000.000 pada akun investasi merepresentasikan bagian


kepemilikan PT ABC atas pendapatan yang tidak dibagi [(Rp60.000.000—
Rp20.000.000)*20%] milik PT XYZ untuk periode tsb.
Akuisisi pada Tanggal Interim

Akuisisi pada tanggal interim


Investor tidak dapat mengakui pendapatan yang
dihasilkan oleh investee sebelum tanggal akuisisi
Akuisisi di antara tanggal neraca
 Untuk mencatat akrual entitas, investor perlu
mengestimasi jumlah pendapatan yang diperoleh
investee sejak tanggal akuisisi sd akhir periode fiskal
Example:
PT ABC membeli 20% saham biasa PT XYZ pada tanggal 1 Oktober
sebesar Rp109.000.000. PT XYZ memperoleh pendapatan dalam
jumlah yang sama sebesar Rp60.000.000 di setiap tahunnya dan
membayar dividen sebesar Rp20.000.000 pada bulan Desember.
Peningkatan nilai tercatat investasi sebesar Rp3.000.000
merepresentasikan adanya pengakuan pendapatan pada tanggal
1 Oktober dan 31 Desember dan penurunan sebesar Rp4.000.000
merepresentasikan penerimaan dividen

Investasi saham di PT XYZ


Biaya perolehan awal 109.000.000
Akrual ekuitas Dividen
(Rp60.000.000 x ¼ x 0.20) 3.000.000 (Rp20.000.000 x 0.20) 4.000.000

Saldo akhir Rp108.000.000


Perbedaan antara Biaya Perolehan Investasi dan Nilai Buku
yang Mendasari

 Ketika sebuah perusahaan membeli saham perusahaan


lain, harga belinya biasanya didasarkan pada harga
pasar saham yang diakuisisi BUKAN didasarkan pada
nilai buku aset dan liabilitas investee.
 Akibatnya: sering timbul selisih antara biaya perolehan
investasi dg nilai buku dari bagian proporsional investor
atas aset bersih yang mendasari investee. Perbedaan
ini disebut dengan selisih atau differential
 Beberapa alasan yang menyebabkan harga perolehan investasi
dapat melebihi nilai buku aset bersih yang mendasari dan
menimbulkan selisih positif.
① Aset investee bernilai lebih dibandingkan dg nilai bukunya

② Ada goodwill yang tidak tercatat karena adanya kemampuan


menghasilkan laba lebih oleh investee
 Alasan apapun yang menyebabkannya, bagian dari SELISIH yang
terkait dg aset tertentu dari investee, termasuk goodwill, harus
diketahui.
 Jika metode ekuitas diterapkan, bagian dari SELISIH sehubungan
dg aset investee yg mempunyai masa manfaat terbatas, harus
diamortisasi selama masa manfaat ekonomis dari aset tsb.
 Kerugian akibat penurunan nilai atas investasi sendiri harus
diakui jika penurunan nilai tsb tidak bersifat sementara.
Amortisasi atau penghapusbukuan selisih

 Ketika metode ekuitas digunakan, tiap bagian dari selisih harus diperlakukan
sama seperti perlakuan investee atas aset dan liabilitas yang berhubungan
dengan selisih tsb.
 Oleh karena itu, tiap bagian dari selisih yg berhubungan dg aset yang
disusutkan atau yang diamortisasi dari investee hrs diamortisasi selama sisa
masa manfaat di mana biaya perolehan aset tsb dialokasikan oleh investee.
 Amortisasi selisih tsb dicatat di pembukuan investor untuk mencerminkan
penurunan manfaat masa depan yang diharapkan investor dari bagian biaya
perolehan investasi sehubungan dg aset-aset tsb.
 Investee mengakui pengurangan potensi jasa aset dg masa manfaat terbatas
sbg beban penyusutan atau amortisasi berdasarkan jumlah yang telah
diinvestasikan dlm aset tsb.
 Pengurangan ini juga harus diakui investor melalui bagiannya atas laba
bersih investee.
 Jika biaya perolehan kepemilikan investor dalam aset investee > biaya
perolehan investee (dicerminkan dari adanya SELISIH positif), maka biaya
tambahan tsb juga harus diamortisasi
 Pendekatan untuk mengamortisasi selisih yang paling konsisten
dengan ide mencerminkan semua aspek investasi dalam satu baris di
laporan posisi keuangan dan satu baris pada laporan laba rugi
adalah dengan mengurangi pendapatan yang diakui investor dari
investee dan saldo akun investasi.

Pendapatan dari Investee xxx


Investasi pada saham biasa Investee xxx

 SELISIH merepresentasikan jumlah yang dibayar oleh investor


melebihi nilai buku investasi dan jumlah tsb termasuk dalam jumlah
investasi.
 Jadi amortisasi atau pengurangan SELISIH akan menyebabkan
pengurangan akun investasi
 Pada saat yg bersamaan, laba bersih investor harus dikurangi dg
jumlah yang sama untuk mengakui bahwa sebagian dari jumlah yang
dibayarkan untuk investasi telah habis
Ilustrasi perlakuan SELISIH

Diasumsikan PT Antariksana membeli 40% saham biasa PT Barapanas pada tanggal 1


Januari 2008 sebesar Rp200.000.000. PT Barapanas memiliki aset bersih yang bernilai
buku Rp400.000.000 dan nilai wajarnya adalah Rp465.000.000. Bagian PT Antariksana
dari nilai buku aset bersih PT Barapanas pada tanggal akuisisi adalah sebesar
Rp160.000.000 (Rp400.000.000 x 40%). SELISIH sebesar Rp40.000.000 dihitung sbb:

Biaya perolehan investasi PT Antariksana Rp200.000.000

Bagian nilai buku saham PT Antariksana atas aset bersih PT Barapanas (160.000.000)

SELISIH Rp40.000.000

Angka Rp65.000.000 (kelebihan nilai wajar atas nilai buku aset bersih milik PT
Barapanas) mrpk penjumlahan dari Rp15.000.000 (peningkatan nilai tanah) dan
Rp50.000.000 (peningkatan nilai peralatan). Peningkatan nilai saham 40% PT
Antariksana atas peningkatan aset PT Barapanas adalah sbb:

Total Peningkatan Bagian saham PT


Antariksana (40%)
Tanah Rp15.000.000 Rp6.000.000

Peralatan 50.000.000 20.000.000

Rp65.000.000 Rp26.000.000
Ilustrasi alokasi SELISIH:

Biaya perolehan investasi


Rp200.000.000

Selisih lebih biaya perolehan


di atas nilai wajar aset bersih
teridentifikasi Rp14.000.000

Nilai wajar aset bersih


Total selisih
teridentifikasi (40%)
Rp40.000.000
Rp186.000.000
Selisih lebih nilai wajar di
atas nilai buku aset bersih
teridentifikasi Rp26.000.000

Nilai buku aset bersih


teridentifikasi (40%)
Rp160.000.000
 Meskipun SELISIH berhubungan dengan aset PT Barapanas, namun PT
Antariksana telah mengeluarkan tambahan biaya untuk memperoleh klaim
atas aset PT Barapanas dan biaya itu direfleksikan dalam akun investasinya
(PT Antariksana tidak mencatat SELISIH maupun biaya secara terpisah,
namun digabung dengan akun investasi)
 Oleh karena itu, amortisasi atau penghapusan SELISIH dilakukan dengan
mengurangi akun investasi dan pendapatan yang diperoleh dari investasi di
PT Barapanas

 Karena tanah memiliki umur ekonomis tidak terbatas, maka porsi SELISIH
yang terkait dengan tanah tidak diamortisasi.
 Sedang porsi SELISIH yang terkait dengan perlengkapan (Rp20.000.000)
diamortisasi selama masa umur ekonomisnya
 Jika sisa umur ekonomis perlengkapan adalah 5 tahun, maka amortisasi
SELISIH tahunan PT Antariksana adalah Rp4.000.000 (Rp20.000.000/5)
PT Barapanas mendeklarasikan dividen sebesar Rp20.000.000 selama tahun
2008 dan pada akhir tahun melaporkan laba bersih Rp80.000.000 pada tahun
tersebut. Dengan menggunakan metode ekuitas, PT Antariksana mencatat jurnal
berikut ini:

(6) Investasi pada saham PT Barapanas 200.000.000


Kas 200.000.000
Mencatat pembelian saham PT Barapanas
(7) Kas 8.000.000
Investasi pada saham PT Barapanas 8.000.000
Mencatat dividen dari saham PT Barapanas (Rp20.000.000 x .4)
(8) Investasi pada saham PT Barapanas 32.000.000
pendapatan dari Investee 32.000.000
Mencatat pendapatan metode ekuitas (Rp80.000.000 x .4)
(9) Pendapatan dari Investee 4.000.000
Investasi pada saham PT Barapanas 4.000.000
Amortisasi SELISIH pembelian terkait dg peralatan
 Dengan jurnal tsb, PT Antariksana mengakui pendapatan dari PT
Barapanas sebesar Rp28.000.000 dan menyesuaikan investasinya
di PT Barapanas ke saldo akhir sebesar Rp220.000.000

 Amortisasi di buku PT Antariksana atas porsi SELISIH yang terkait


dengan peralatan PT Barapanas adalah sama (Rp4.000.000)
untuk setiap periode selama 5 tahun pertama (2008-2012).
Amortisasi ini akan dihentikan setelah tahun 2012 karena porsi
SELISIH telah diamartisasi secara penuh

 Terkait SELISIH maupun amortisasi SELISIH, tidak ada akun


tersendiri yang dicatat di pembukuan investor. Hanya ada dua
akun yang terlibat yaitu “Pendapatan dari Investee” dan
“Investasi pada Saham PT Barapanas”. Ketika akun “Investasi
pada Saham PT Barapanas” diamortisasi, SELISIH antara nilai
tercatat investasi dengan nilai buku aset bersih yang
mendasarinya akan berkurang.
Penghapusan aset yang terkait dengan SELISIH

o Meskipun SELISIH dicatat di buku investor sebagai bagian


akun investasi, namun ia terkait dengan aset tertentu
milik investee.
o Jika investee menghapus aset yang ada kaitannya dengan
SELISIH tsb, maka porsi dari SELISIH harus dihapus dari
akun investasi yang ada di buku investor.
o Jika ini dilakukan, maka bagian investor atas keuntungan
atau kerugian penghapusan aset milik investee harus
disesuaikan untuk mencerminkan fakta bahwa investor
telah membayar lebih tinggi daripada investee untuk
bagian proporsional dari aset tersebut.
Example: Penghapusan aset yang terkait SELISIH

Jika PT Barapanas menjual tanah dimana sebesar Rp6.000.000 terkait dengan


perhitungan SELISIH PT Antariksana, maka PT Antariksana tidak dapat
mengakui seluruh keuntungan atau kerugian penjualan tanah sebesar 40%.
Diasumsikan bahwa PT Barapanas sebelumnya telah membeli tanah di tahun
2000 seharga Rp75.000.000 dan menjual tanah tsb tahun 2009 seharga
Rp125.000.000. PT Barapanas mengakui keuntungan penjualan Rp50.000.000
dan porsi PT Antariksana atas keuntungan tsb adalah 40% (Rp20.000.000).
Porsi keuntungan aktual yang diakui PT Antariksana harus disesuaikan dengan
pembayaran sebelumnya, dimana ia telah membeli investasi di PT Barapanas
dengan harga yang lebih tinggi dari nilai bukunya.

Bagian PT Antariksana atas keuntungan yang dilaporkan PT Barapanas Rp20.000.000

Porsi SELISIH PT Antariksana yang terkait dengan tanah (6.000.000)

Keuntungan yang diakui oleh PT Antariksana Rp14.000.000


Jika PT Barapanas melaporkan pendapatan bersih (termasuk
keuntungan penjualan tanah) sebesar Rp150.000.000 di tahun 2009,
maka PT Antariksana mencatat jurnal berikut ini (abaikan dividen dan
amortisasi SELISIH yang terkait dengan peralatan)

(10) Investasi pada saham PT Barapanas 60.000.000


Pendapatan dari investee 60.000.000
Mencatat pendapatan metode ekuitas (Rp150.000.000 x .4)

(11) Pendapatan dari investee 6.000.000


Investasi pada saham PT Barapanas 6.000.000
Menghapus SELISIH terkait dg tanah PT Barapanas yang dijual
Penurunan nilai investasi

 Jika nilai investasi mengalami penurunan, berdasarkan metode


ekuitas, maka ia harus dihapus
 Jika nilai pasar investasi turun secara material dibawah nilai
tercatat metode ekuitasnya, dan penurunan ini dipertimbangkan
tidak temporer, maka nilai tercatat investasi dicatat sebesar nilai
pasar dan suatu kerugian diakui.
 Nilai baru yang lebih rendah akan dijadikan dasar untuk mencatat
penerapan metode ekuitas lanjutan.
 Recovery selanjutnya atas nilai investasi mungkin dapat diakui
 Indikasi penurunan nilai mengacu pada PSAK 55 dan penentuan
penurunan nilai mengacu pada PSAK 48
Perubahan Jumlah Saham yang Dimiliki

Pembelian tambahan saham

Jika metode ekuitas digunakan untuk mencatat saham


yang ada, dan kemudian ada tambahan saham baru pada
akun investasi, maka nilai sebesar tambahan saham baru
tsb ditambahkan dalam akun investasi. Selanjutnya,
akuntansi metode ekuitas digunakan secara normal.

Investasi saham baru dan lama digabungkan untuk tujuan


pelaporan keuangan.
Example: Pembelian tambahan saham

Diasumsikan PT ABC membeli 20% saham PT XZY pada tanggal 2 Januari


2008 dan membeli lagi 10% pada tanggal 1 Juli 2008 dan semua saham itu
dibeli sebesar nilai bukunya. Jika PT XYZ memperoleh pendapatan dari
tanggal 2 Januari sd 30 Juni sebesar Rp25.000.000 dan dari tanggal 1 Juli
sd 31 Desember sebesar Rp35.000.000, maka total pendapatan yang
diakui oleh PT ABC dari investasinya di PT XYZ adalah Rp15.500.000

Pendapatan, 2 Januari s/d 30 Juni: Rp25.000.000 X .20 Rp5.000.000

Pendapatan, 1 Juli s/d 31 Desember: Rp35.000.000 X .30  (20% + 10%) 10.500.000

Pendapatan dari investasi, 20X1 Rp15.500.000

Jika PT XYZ mengumumkan dan membayar dividen sebesar Rp10.000.000 pada


tanggal 15 Januari dan 15 Juli, maka PT ABC mengurangi akun investasinya
sebesar Rp2.000.000 (Rp10.000.000 x .20) pada tanggal 15 Januari dan sebesar
Rp3.000.000 (Rp10.000.000 x .30)
Penjualan saham
Ketika investasi saham biasa dicatat dengan metode ekuitas
(dan mungkin investor memiliki kendali atas investee dan
mungkin telah menyusun laporan keuangan konsolidasian),
maka penjualan saham yang menyebabkan investor tidak lagi
memiliki kendali atas investee sehingga konsolidasi tidak
diperlukan lagi, maka pencatatan yang mencerminkan
perubahan secara retroaktif dari metode ekuitas ke metode
nilai wajar perlu dilakukan.
Perubahan ke metode nilai wajar harus diterapkan secara
retroaktif ke tanggal akuisisi saham di perusahaan investee
sejak investasi pertama kali dimiliki.
Example: Penjualan saham

PT Aroganomous membeli 50% saham PT Zorois pada tanggal 2 Januari 2007 dan
menjual 30% sahamnya pada tanggal 2 Januari 2010.
Diasumsikan PT Aroganomous merubah pencatatan investasi ke metode nilai
wajar pd tgl 2 Jan 2010 karena ia kehilangan pengaruh signifikannya atas PT
Zorois. Berikut ini adalah data pendapatan dan dividen PT Zorois, dan dengan
asumsi bahwa pembelian saham sebesar nilai buku, figur pendapatan investasi
awal yang dilaporkan oleh PT Aroganomous dan dinyatakan kembali adalah sbb:

Pendapatan investasi yang dilaporkan oleh PT


PT Zorois Aroganomous
Nilai awal menurut Restated menurut
Tahun Pendapatan bersih Dividen metode ekuitas (a) metode nilai wajar (b)
20X1 Rp15.000.000 Rp10.000.000 Rp5.000.000 Rp7.500.000

20X2 18.000.000 10.000.000 5.000.000 9.000.000

20X3 22.000.000 10.000.000 5.000.000 11.000.000

Rp55.000.000 Rp30.000.000 Rp15.000.000 Rp27.500.000

a
50% dari dividen PT Zorois tahun berjalan
b
50% dari laba bersih PT Zorois tahun berjalan
 Selanjutnya, pada laporan keuangan PT Aroganomous tahun 2010,
laporan komparatif untuk tahun 2007, 2008, dan 2009 harus
restated (disajikan kembali) untuk memasukkan kepemilikan PT
Aroganomous atas dividen PT Zorois sebesar 50% dan untuk
mengeluarkan bagian pendapatan PT Aroganomous yang diakui
menurut metode ekuitas.
 Selain itu, akun investasi dan laba ditahan PT Aroganomous disajikan
kembali seandainya jika metode nilai wajar telah diterapkan sejak
tanggal akuisisi awal
 Pernyajian kembali ini dicapai dengan jurnal sbb:

(12) Saldo laba 12.500.000


Investasi pada saham PT Zorois 12.500.000
Menyajikan kembali akun investasi dari metode wajar ke metode ekuitas:
Rp27.500.000—Rp15.000.000
PERBANDINGAN METODE NILAI
5 WAJAR DENGAN METODE
EKUITAS
 Metode nilai wajar untuk mencatat akun investasi antar perusahaan konsisten
dengan metode nilai wajar yang diterapkan untuk mencatat sebagian besar
aset. Ia sesuai dengan pandangan akuntansi tradisional dan legal yang
menyatakan bahwa realisasi pendapatan dari investee tidak akan ada sampai
pendapatan tsb ditransfer sebagai dividen. Namun demikian, realisasi
pendapatan berdasarkan dividen ini rawan dimanipulasi karena deklarasi
dividen dapat dipengaruhi oleh investor.
 Pengakuan pendapatan dari investee dengan metode ekuitas (kriteria signifikan
harus terpenuhi) yang tidak mempertimbangkan dividen yang dideklarasikan
oleh investee dianggap memberi perlindungan atas manipulasi yang mungkin
dilakukan oleh investor terhadap deklarasi dividen oleh investee.
 Kritik atas metode ekuitas: penilaian aset menyimpang dari nilai wajar, ia
menggunakan pendekatan nilai pasar, dan kompisisi nilai tercatat investasi
terdiri dari sejumlah komponen dan tidak sama dengan penilaian aset lainnya.
o Terdapat kritik atas penggunaan metode ekuitas untuk menggantikan
konsolidasi pada tipe anak perusahaan tertentu. Meskipun metode
ekuitas dipandang sebagai “one-line consolidation”, namun jumlah detail
yang dilaporkan menurut metode ekuitas adalah berbeda secara
signifikan dibandingkan dengan konsolidasi.
o Contoh: investor akan melaporkan pendapatan bersih yang sama jika
metode ekuitas digunakan untuk mencatat investasi di dua investee yang
memiliki komposisi laporan laba rugi berbeda

Investee 1 Investee 2

Penjualan Rp50.000.000 Rp500.000.000

Beban operasi (30.000.000) (620.000.000)

Laba (rugi) operasi Rp20.000.000 Rp(120.000.000)

Keuntungan penjualan tanah 140.000.000

Laba bersih Rp20.000.000 Rp20.000.000


o Jika metode ekuitas digunakan, investasi di perusahaan lain juga akan
dilaporkan sebagai nilai tunggal di laporan posisi keuangan investor
tanpa melihat struktur aset dan modal investee.
o Kritik atas metode ekuitas juga dilakukan karena metode ini
memfasilitasi adanya skema off-statement of financial position
financing, yaitu peminjaman melalui anak perusahaan yang tidak
dikonsolidasi dan melaporkan hal tsb sbg investasi di anak perusahaan
dengan menggunakan metode ekuitas.
o PSAK 4 diterapkan untuk mengatasi hal tsb dengan menyatakan bahwa
metode ekuitas digunakan untuk pelaporan investasi di anak
perusahaan, namun jika investor menyajikan laporan keuangan
terpisah, maka metode kos akan digunakan dan konsolidasi
mendeskripsikan secara virtual seluruh anak perusahaan yang mayoritas
kepentingannya dimiliki.
Item Metode Nilai Wajar Metode Ekuitas
Nilai tercatat investasi Nilai wajar Nilai wajar
pada tgl akuisisi
Nilai tercatat investasi Nilai wajar Biaya perolehan awal ditambah
pada umumnya setelah (dikurangi) bagian investor atas
akuisisi laba (rugi) investee dan dikurangi
bagian investor atas dividen
investee dan amortisasi atau
penghapus-bukuan SELISIH
Selisih Tidak diamortisasi atau Amortisasi atau penurunan nilai
dihapusbukukan jika terkait dg aset investee dg
masa manfaat terbatas atau aset
yang dilepaskan
Pengakuan pendapatan Bagian investor atas Bagian investor atas laba investee
oleh investor dividen investee yang sejak akuisisi, dibagikan atau tidak,
diumumkan sejak dikurangi dg amortisasi atau
tanggal akuisisi penghapusbukuan SELISIH
Dividen investee dari Pendapatan Pengurang investasi
laba sejak akuisisi oleh
investor
Dividen investee Pengurang investasi Pengurang investasi
melebihi laba sejak
akuisisi oleh investor
6 KEPENTINGAN SELAIN
INVESTASI SAHAM BIASA
o Akhir-akhir ini banyak perusahaan yang mengembangkan
kepentingan di perusahaan lain yang tidak direpresentasikan
melalui investasi dalam bentuk saham biasa.
o Kepentingan ini bisa merupakan investasi kepentingan dalam
skema partnerships, atau kepentingan yang tidak
merefleksikan kepemilikan sama sekali.
o Karena variasi dan kompleksitas tipe skema ini, aturan
akuntansi, jika ada, juga kompleks atau tidak ditentukan
secara spesifik
7 PERTIMBANGAN TAMBAHAN TERKAIT
METODE EKUITAS

 Penentuan Pengaruh Signifikan


 Laba Antara Perusahaan yang Belum Direalisasi
 Aturan Tambahan dari PSAK 15
 Bagian Investor atas Laba Komprehensif Lainnya
atau Other Comprehensive Income (OCI)
 Akuntansi untuk Investasi di Anak Perusahaan
Penentuan Pengaruh Signifikan

PSAK 15: kepemilikan sebesar 20% atau lebih atas saham investee
menjadi dasar bagi investor untuk menjalankan pengaruh
signifikannya atas kebijakan operasi dan keuangan di investee.
Namun beberapa faktor dapat menyebabkan investor kehilangan
(tidak dapat menjalankan) pengaruh signifikan tsb, seperti:
Keterwakilan dewan direksi
Partisipasi dalam membuat kebijakan
Transaksi material antar perusahaan
Pertukaran personal manajer
Ketergantungan tehnologi
Ukuran investasi terkait konsentrasi kepemilikan saham lain
Laba Antarperusahaan yang Belum Direalisasi

PSAK 15: metode ekuitas mengacu pada “one-line


consolidation” karena:
a) Pendapatan investor dan ekuitas pemegang saham adalah sama jika
investee dikonsolidasikan
b) Semua penyesuaian metode ekuitas dibuat melalui investasi dan
berhubungan dengan akun pendapatan, yang dilaporkan hanya dalam
satu baris tunggal dalam laporan posisi keuangan dan dalam satu
baris tunggal laporan laba rugi.
Dalam hal ini, penjualan antar perusahaan tidak menghasilkan
realisasi pendapatan sampai ia laba antar perusahaan dikonfirmasi
melalui bbrp cara, biasanya melalui transaksi dengan pihak ketiga
yang tidak memiliki hubungan istimewa.
Contoh: jika perusahaan induk menjual persediaan ke anak
perusahaannya untuk memperoleh keuntungan, maka
keuntungan tsb tidak bisa diakui dalam laporan keuangan
konsolidasian sampai persediaan tsb dijual oleh anak
perusahaan ke pihak luar.
Dari sudut pandang konsolidasi, keuntungan yang berasal
dari transaksi pihak yang memiliki hubungan istimewa belum
dapat direalisasi sampai ada penjualan ke pihak luar,
sehingga keuntungan yang belum direalisasi harus
dikeluarkan saat menyusun laporan keuangan konsolidasian.
Selain itu, pendapatan dari investee yang dicatat dengan
metode ekuitas oleh investor juga harus disesuaikan dengan
keuntungan antar perusahaan yang belum dikonfirmasi.
Penyesuaian keuntungan antar perusahaan yang belum direalisasi

Penjualan antar perusahaan pada umumnya dicatat pada


buku penjualan afiliasi sama seperti penjualan lain,
termasuk pengakuan keuntungannya. Pada metode
ekuitas, jika ada keuntungan yang belum direalisasi pada
akhir periode, ia harus dikurangkan dari pendapatan yang
akan dilaporkan

Menurut pendekatan “one-line consolidation,”


pendapatan yang diakui dari investasi dan nilai tercatat
investasi dikurangi untuk menghapus efek keuntungan
antar perusahaan yang belum direalisasi. Jika keuntungan
tsb direalisasi pada periode mendatang, jurnal pembalik
akan dibuat.
Example: Ilustrasi penyesuaian keuntungan yang belum terrealisasi

Diasumsikan PT Pantipatani memiliki 40% saham PT Lisanungisang. Pada tahun 20X1, PT


Pantipatani menjual persediaan senilai Rp7.000.000 ke PT Lisanungisang dengan harga
Rp10.000.000. PT Lisanungisang menjual kembali 1/3 persediaan ke konsumen selama
tahun 2008 dan mempertahankan 2/3 nya sebagai persediaan akhir. Jumlah keuntungan
yang ditunda adalah:
Total profit antar perusahaan Rp10.000.000 – Rp7.000.000 = Rp3.000.000

Porsi yang belum terealisasi Rp3.000.000 x 2/3 = Rp2.000.000

Diasumsikan PT Lisanungisang melaporkan pendapatan bersih sebesar Rp60.000.000 pada


tahun 2008 dan tidak mendeklarasikan dividen. Berikut adalah jurnal yang dicatat oleh PT
Pantipatani pada akhir periode 2008

31-12-2008
Investasi saham di PT Lisanungisang 24.000.000
(13)
Pendapatan dari PT Lisanungisang 24.000.000
Mencatat pendapatan metode ekuitas (Rp60.000.000 x .4)
Pendapatan dari PT Lisanungisang 2.000.000
(14) Investasi saham di PT Lisanungisang 2.000.000
Menghapus profit antar perusahaan yang belum terealisasi
Jika seluruh persediaan yang tersisa dijual di tahun 2009,
jurnal berikut akan dibuat di buku PT Pantipatani pada akhir
tahun 2009

31-12-2009

Investasi saham di PT Lisanungisang 2.000.000


(15)
Pendapatan dari PT Lisanungisang 2.000.000
Mengakui profit antar perusahaan yang telah terealisasi
Aturan Tambahan dari PSAK 15

Measurement period
Bagian Investor atas Laba Komprehensif Lainnya
Ketika investor menggunakan metode ekuitas untuk melaporkan
investasinya di perusahaan lain, pendapatan komprehensif investor harus
memasukkan setiap bagiannya secara proporsional atas jumlah yang di
disajikan dalam akun Laba Komprehensif Lainnya atau “Other
Comprehensive Income/OCI” oleh investee.

PT Andaradika membeli 40% saham PT Baranatama pada tanggal 1 Januari 2008.


selama tahun 2008, PT Baranatama melaporkan net income sebesar Rp80.000.000
dan pendapatan kompehensif Rp115.000.000 termasuk di dalamnya adalah
pendapatan komprehensif lain sebesar Rp35.000.000. OCI ini merefleksikan
unrealized gain sebesar Rp35.000.000 (bersih dari pajak) dan ini menyebabkan
peningkatan nilai wajar investasi yang diklasifikasikan dalam available-for-sale
menurut kriteria yang ditentukan PSAK 55

(16) Investasi saham di PT Baranatama 14.000.000


Keuntungan yang belum terealisasi atas investasi di investee (OCI) 14.000.000
Mengakui bagian keuntungan yang belum terealisasi untuk available-for-sale dari investee
(Rp35.000.000 x .40)
Akuntansi untuk Investasi pada Anak Perusahaan

Measurement period

Anda mungkin juga menyukai