Anda di halaman 1dari 16

Teknik Penerangan

Satuan

Satuan yang digunakan dalam Teknik


Instalasi
adalah : (cd), satuan intensitas cahaya
• Kandela
• Lumen (lm), satuan flux cahaya
• Lux (lx), satuan untuk intensitas
penerangan
• (iluminasi)
Steradian (sr), satuan untuk sudut ruang
Steradian

• Satuan sudut ruang digambarkan sebagai


sebagai sebuag bentuk bola dengan luas
permukaan 4πr2
• Di sekitar titik tengah bola dapat diletakkan

sudut ruang yang besarnya sama dengan 1
steradian. Jadi 1 steradian = 4π
Flux Cahaya ()
• Flux cahaya () adalah energi yang diradiasikan
keluar dari suatu sumber cahaya setiap detiknya
dalam bentuk gelombang cahaya.
• Jadi flux cahaya dapat dipancarkan oleh suatu
sumber cahaya ialah seluruh jumlah cahaya yang
dipancarkan dalam satu detik.
• 1 watt cahaya sama dengan 680 lumen.
• Flux cahaya spesifik adalah Jumlah lumen
perwatt (lm/W).
• Flux cahaya yang dipancarkan lampu-lampu
tidak semuanya mencapai bidang kerja
sebagian dari flux cahaya itu akan dipancarkan
ke dinding dan langit-langit.
• Karena itu untuk menentukan flux cahaya
yang diperlukan, harus diperhitungkan
efisiensi atau rendemennya η.

g
 
o
Dimana :
• o = flux cahaya yang dipancarkan oleh
semua sumber cahaya yang ada dalam
ruangan
• g = flux cahaya berguna yang mencapai
bidang kerja, langsung atau tak langsung
setelah dipantulkan oleh dinding dan langit-
langit.
Intensitas Cahaya (I)

Intensitas cahaya :

adalah jumlah energi radiasi yang dipancarkan


ke suatu titik tertentu.
sebagai cahaya
atau

• flux cahaya per satuan sudut ruang yang


dipancarkan ke suatu arah tertentu.

I cd

  .I Lumen

di mana : I = Intensitas cahaya (cd)


 = Flux cahaya (Lm)
 = Sudut ruang (Steradian)
Intensitas Penerangan (E)

• Intensitas penerangan atau iluminasi atau kuat


penerangan adalah flux cahaya yang jatuh pada
suatu bidang atau permukaan.
• Satuan Intensitas penerangan adalah lumen/m2
(Lux) atau 1 lux = 1 lumen/m2
• Jika suatu bidang yang luasnya A m2, diterangi
dengan  lumen, maka intensitas penerangan rata-
rata di bidang itu adalah :

ERata rata  Lux
A
Contoh :
1. Suatu lantai mempunyai ukuran 8 x 16 m, diterangi
dengan flux cahaya 48.000 lumen. Berapakah
intensitas penerangan rataratanya ?

Jawab :
Dik : A : 8 x 16 m = 128 m2
Φ : 48.000 lumen
Dit : E : ……… ?

Penyelesaian : ERata rata  Lux
A
48.000
ERata rata   375 Lux
128
2. Sebuah lampu pijar digantung 2 m diatas
meja. Intensitas cahayanya ke bawah sama
dengan 480 cd. Tentukanlah intensitas
penerangannya di permukaan meja, tegak
lurus di bawah lampu.
Jawab :
Dik : I = 480 cd, r =2m
Dit : E = …… ?
Penyelesaian : Ep  I (lux)
2
r
480
Ep  22 120(lux)
Hukum Cosinus
• Hukum Cosinus menyatakan bahwa besarnya
iluminasi E pada sebuah titik terhadap sumber
cahaya berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dan
berbanding lurus dengan Intensitas I dan cosinus
sudut yang mengapitnya.
• Rumus cosinus dinyatakan dengan rumus :
I . cos 
E 2
(lux)
r
h 1 cos 
cos   
r r h
I .cos 3 
E 2
(lux)
h
• Berdasarkan gambar di atas, titik A adalah posisi
yang tegak lurus terhadap sumber cahaya sedangkan
titik B adalah titik yang membentuk sudut α
terhadap sumber cahaya.

• Iluminasi pada titik A dimana α = 0 derajat.

I . cos
Ea   ,   0o
r2
I.
Ea  12  I  Ea . h 2
h
• Iluminasi pada titik B dengan sudut α derajat.

I . cos h
Eb   2 , cos 
r
 r
h
I.
I. Eb . r 3
Eb  r2  hr 3  I  h
r

Dengan menyamakan nilai I pada titik A dan B, maka


persamaan menjadi sbb :

3
Eb . r h3 Eb
Ea . h2   3 
h r Ea
3. Suatu sumber cahaya memancarkan 500 cd ke
arah layar yang ditempatkan 5 m dari sumber
cahaya. Berapa derajatkah layar tersebut
harus diputar supaya intensitas penerangan di
atasnya sama dengan 10 lux.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai