Anda di halaman 1dari 14

INISIASI 1

Pendidikan Matematika 1(PDGK4203)

TEORI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN


MATEMATIKIA DI SD
HAKIKAT ANAK DIDIK PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DI SD

• Anak Pada Pembelajaran Matematika di SD

• Pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian


yang selalu menarik untuk dikemukakan karena adanya
perbedaan khusus antara hakikat anak dan hakikat matematika.
Anak usia SD tahap berfikirnya belum formal, bahkan masih
berada pada tahapan pra konkret.Matematika adalah ilmu
dedukati, aksiomatik, formal, hierarkis, abstrak, bahasa simbol
yang padat arti dan semacamnya. Dari perbedaan kareteristik
tersebut, diperlukan kemampuan khusus dari seorang guru
untuk menjebatani dunia anak yang belum berpikir dedukatif
menjadi bersifat deduktif.
ANAK SEBAGAI INDIVIDU YANG
BERKEMBANG

• Penelitian oleh Jean Peaget bahwa anak


bertindak dan berfikir tidak sama seperti orang
dewasa. Bahkan setiap anak merupakan
individu yang relatif berbeda pula. Guru harus
memperhatikan dengan sungguh-sungguh
keadaan dasar anak didik tersebut.
KESIAPAN INTELEKTUAL ANAK

Jean Peaget dengan Teori Perkembangan Mental Anak/Teori Tingkat Perkembangan


Berpikir Anak membagi tahapan berpikir anak menjadi 4 tahapan, yaitu tahap sensori
motorik (dari lahir sampai usia 2 tahun), tahap operasional awal /pra operasi (usia 2
sampai 7 tahun), tahap operasi konkret (usia 7 sampai 11 atau 12 tahun), dan Operasi
Formal (usia 11 tahun keatas)

Anak usia SD pada umumnya berada pada tahap berfikir operasional konkret namun
kemungkinan masih berada pada tahap pra-operasi. Siswa yang berada pada tahap
operasi konkret memahami hukum kekekalan, tetapi ia belum bisa berpikir secara
deduktifsehingga pembuktian dalil-dalil matematika tidak dimengerti.Jadi,agar
pelajaran matematika di SD dapat dimengerti maka mengajarkan suatu bahasan harus
diberikan kepada siswa yang sudah siapmenerimanya.
Tahapan perkembangan intelektual atau berpikir
siswa SD sebagai berikut :

• Kekekalan bilangan (banyak) : Apabila ia mengerti bahwa


banyaknya benda akan tetap walaupun letaknya berbeda-beda.

• b. Kekekalan materi (Zat) : Anak telah memahami hukum kekekalan


materi apabila ia mengeti bahwa banyaknya zat pada ke-2 wadah
disebelah kanan adalah sama jika ditumpaka dari 2 wadah yang isinya
sama. (7-8 tahun).

• c. kekekalan panjang
Anak telah memahami hukum kekealan panjang apabila ia mengerti
bahwa dua utas tali tetap sama panjang walaupun diubah bentuknya.
Umumnya hukum kekekalan panjang dicapai pada usia 8-9 tahun.

• d.
Lanjutan
• Kekakalan luas : Anak telah memahami hukum kekealan luas apabila ia
mengeti bahwa luas dua buah permukaan adalah sama luasnya walaupun cara
menyimpannya berbeda. Umumnya dicapai pada usia 8-9 tahun.
• Kekekalan berat: Anak telah memahami hukum kekealan berat ia mengerti
bahwa berat itu tetap walaupun bentuknya, tempatnya, dan atau alat
penimbangnya berbeda. Umumnya dicapai pada usia 8-9 tahun.
• Kekekalan Isi
Kadang-kadang dicapai pada usia 11-14 tahun.
• Tingkat Pemahaman
Umumnya siswa SD berpikir secara transitif dari khusus ke khusus dan belum
mampu membuat kesimpulan.
TEORI-TEORI BELAJAR MATEMATIKA PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

1. Teori Belajar Bruner


Menurt Bruner ada 3 tahapan anak belajar matematika, yaitu:
a. Tahap enaktif / Tahan kegiatan : Anak belajar konsep dengan benda nyata
atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini anak masih
dalam gerak reflek dan mencoba-coba.
b.Tahap ikonik / tahap gambar banyangan : Pada tahap ini anak dapat
membanyangkan kembali dalam pikirannya tentang benda / peristiwa yang di
alaminya pada tahap enaktif.
c. Tahap simbolik: Pada tahap ini anak mampu memahami simbol-simbol dan
menjelaskan dengan bahasanya.
Teori Belajar Dienes

Menurut Dienes, ada 6 tahap anak belajar matematika,yaitu:


Tahap 1. Bermain bebas. Anak bermain bebas tampa diarahkan dengan
mengunakan benda matematika kokret.
Tahap 2. Permainan. Melalui permainan anak diajak untuk mulai mengenal
dan memikirkan struktur matematika.
Tahap 3. Penelaahan kesamaan sifat. Siswa di arahkan pada kegiatan
menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan.
Tahap 4. Representasi. Siswa belajar membuat pernyataan tentang sifat
kesamaan konsef matematika pada tahap 3.
Tahap 5. Simbolisasi. Siswa menciptakan simbol matematika untuk
menyatakan Konsep matematika yang pernyataannya sudah diketahui.
Tahap 6. Formalisasi. Mengorganisasikan konsep.
Teori Belajar Van Hiele

Menurut Van hiele ada tiga unsur utama dalam pengajaran geometri,yaitu
waktu, materi pengajaran dan metode pengajaran yang diterapkan.
Menurut Van Hiele ada 5 tahapan anak belajar geometri, yaitu :
Tahap 1. Pengenalan. Siswa mulai belajar mengenal suatu bangun
geometri Secara keseluruhan.
Tahap 2. Analisis. Siswa sudah mengenal sifat-sifat yang dimiliki bangun
Geometri yang dramati.
Tahap 3. Pengurutan. Siswa dapat mengurutkan bangun-bangun geometri
yang Satu dengan lainnya saling berhubungan.
Tahap 4. Deduksi. Siswa mampu menarik kesimpulan secara deduktif yaitu
Dari umum ke khusus.
Tahap 5. Akurasi.
Teori Belajar Brownell dan Van Egen

Menurut teori Makna dari Brownell dan Van Egen


menyatakan
Bahwa pada situasi pembelajaran yang bermakna selalu
terdapat 3 unsur,
Yaitu : ( a ) adanya suatu kejadian, benda dan tindakan ;
( b ) adanya simbol
Yang mewakili unsur-unsur ; ( c ) adanya individu yang
menafsirkan
Simbol tersebut.
HIERARKI PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DI SD

Hierarki perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan


pembelajaran matematika yang efektif di SD perlu
mempertimbangkan materi matematika, tujuan belajar
matematika, sumber belajar, strategi praassesment,
strategi belajar, mengajar, dan strategi postassesment.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DI SD

Jenis-jenis Konsep dalam Pembelajaran Matematika di SD.


Meliputi konsep dasar, konsep yang berkembang , dan konsep yang harus
di bina Keterampilannya.
a. konsep dasar : merupakan materi-materi atau bahan-bahan atau
sekumpulan bahasan.
b. konsep yang berkembang: Merupakan sifat atau penerapan dari
konsep-konsep dasar.
c. konsep yang harus dibina keterampilannya: Merupakan konsep-
konsep yang perlu mendapat perhatian dan pembinaan dari guru sehingga
siswa mempunyai keterampilan dalam menggunakan konsep-konsep dasar
maupun yang berkembang.
HAKIKAT MATEMATIKA

1. Karakteristik matematika

Matematika adalah ilmu deduktif karena metode pencarian kebeneran yang


dipakai oleh matematika adalah metode deduktif. Matematika adalah ilmu
tentang pola keteraturan, karena dalam matematika sering dicari
keseragaman untuk membuat generalisasi.matematika. Matematika adalah
ilmu tentang struktur yang terorganisasi, Matematika adalah ilmu yang
teratur sistematika dan eksak. Matematika adalah ide-ide , konsep-konsep
abstrak dan bersifat deduktif.
Lanjutan
• Proses Pembelajaran Matematika

Dalam proses pembelajaran matematika,strategi psikologis


( Strategi yang menggunakan teori belajar ) tentang
pengalaman lingkungan dan manipulasi benda konkret
hanyalah membantu untu memahami konsep Matematika yang
relatif abstrak sehingga sesuai dengan kemampuan berfikir
Anak tetapi tetap berpegang teguh pada sasaran matematika
yang sesuai dengan hakikat matematika.

Anda mungkin juga menyukai