Anak usia SD pada umumnya berada pada tahap berfikir operasional konkret namun
kemungkinan masih berada pada tahap pra-operasi. Siswa yang berada pada tahap
operasi konkret memahami hukum kekekalan, tetapi ia belum bisa berpikir secara
deduktifsehingga pembuktian dalil-dalil matematika tidak dimengerti.Jadi,agar
pelajaran matematika di SD dapat dimengerti maka mengajarkan suatu bahasan harus
diberikan kepada siswa yang sudah siapmenerimanya.
Tahapan perkembangan intelektual atau berpikir
siswa SD sebagai berikut :
• c. kekekalan panjang
Anak telah memahami hukum kekealan panjang apabila ia mengerti
bahwa dua utas tali tetap sama panjang walaupun diubah bentuknya.
Umumnya hukum kekekalan panjang dicapai pada usia 8-9 tahun.
• d.
Lanjutan
• Kekakalan luas : Anak telah memahami hukum kekealan luas apabila ia
mengeti bahwa luas dua buah permukaan adalah sama luasnya walaupun cara
menyimpannya berbeda. Umumnya dicapai pada usia 8-9 tahun.
• Kekekalan berat: Anak telah memahami hukum kekealan berat ia mengerti
bahwa berat itu tetap walaupun bentuknya, tempatnya, dan atau alat
penimbangnya berbeda. Umumnya dicapai pada usia 8-9 tahun.
• Kekekalan Isi
Kadang-kadang dicapai pada usia 11-14 tahun.
• Tingkat Pemahaman
Umumnya siswa SD berpikir secara transitif dari khusus ke khusus dan belum
mampu membuat kesimpulan.
TEORI-TEORI BELAJAR MATEMATIKA PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD
Menurut Van hiele ada tiga unsur utama dalam pengajaran geometri,yaitu
waktu, materi pengajaran dan metode pengajaran yang diterapkan.
Menurut Van Hiele ada 5 tahapan anak belajar geometri, yaitu :
Tahap 1. Pengenalan. Siswa mulai belajar mengenal suatu bangun
geometri Secara keseluruhan.
Tahap 2. Analisis. Siswa sudah mengenal sifat-sifat yang dimiliki bangun
Geometri yang dramati.
Tahap 3. Pengurutan. Siswa dapat mengurutkan bangun-bangun geometri
yang Satu dengan lainnya saling berhubungan.
Tahap 4. Deduksi. Siswa mampu menarik kesimpulan secara deduktif yaitu
Dari umum ke khusus.
Tahap 5. Akurasi.
Teori Belajar Brownell dan Van Egen
1. Karakteristik matematika